Anda di halaman 1dari 33

ERB’S PALSY

&
KLUMKE’S PALSY

Futhri Rifa Zaimsyah, S.Tr.Ft., M.Physio


Gambaran Klinik
Cidera plexus brachialis sering terjadi pada anak-anak dan
disebabkan karena trauma lahir. Ada tiga tipe yang klasik, yaitu
tipe plexus atas (paralysis Erb Duchene), tipe plexus bawah
(paralysis Klimpke), dan tipe plexus tengah.
Tipe plexus atas. Disebabkan adanya kompresi atau robekan
pada radiks plexus cervical kelima dan keenam atau pada
truncus atas. Gejalanya berupa paralysis dan atrofi musculus
deltoideus, biceps, brachialis, dan brachioradialis disertai
dengan menghilangnya gerakan abduksi dan eksternal rotasi
shoulder serta melemahnya gerakan fleksi dan supinasi
forearm. Musculus supraspinatus infraspinatus, subscapularis,
serratus, dan rhomboideus kadang-kadang juga terkena.
Sensasi menghilang pada permukaan deltoideus dan radialis
forearm dan tangan.
Perbedaan
• Erb’s paralysis
- bila kerusakan mengenai plexus brachialis bagian atas yang
mengandung serabut-serabut yg berasal dari segmen VC 5-6
- kelumpuhan terutama mengenai lengan atas dan bahu
• Klumpke’s paralysis
- bila kerusakan mengenai plexus brachialis bag atas yg
mengandung serabut-serabut saraf yg berasal dari segmen
VC 6-7 sampai VTh 1
- kelumpuhan terutama mengenai lengan bawah dan tangan
(www.historiadelamedicina.org/duchenne.htm)
KLASIFIKASI
LOKASI KERUSAKAN

Tipe Lengan Atas Tipe Trunk-Radcular


Tipe Lengan Bawah Tipe Extremitas Atas
Kerusakan Kerusakan
Kerusakan Kerusakan
pada C5 – C6, Pada C7
Pada C8 – Th1 Pada C5 – Th1
kadang C7 (29%)
(23%) (0,6%)
(48%)

(www.erbspalsynetwork.com)
TYPE
KERUSAKAN SARAF

EXTRACTION RUPTURE
NEUROMA PRAXIS/STRETCH
Saraf tertarik Saraf tertarik
Saraf tertarik Saraf hny tertarik
/ tercabut / tercabut
Saraf tdk dpt tdk tercabut
Seluruh saraf Seluruh saraf tetap
menhntarkan impls Saraf dpt smbuh
keluar dari di dlm selubung
(m.spin - Lgn&Tgn) dgn sendiri
selubung
Proses penymbuhan
berupa adanya
serabut”

(www.neurocirugia.com)
ERB’S PALSY
Etiologi
Erb’s palsy atau yang biasa juga disebut dengan lesi plexus
brahialis terjadi karena adanya kerusakan syaraf yang mengontrol
gerakan lengan dikarenakan adanya injury pada proses kelahiran
pada bayi . Injury ini biasanya terjadi karena Adanya kerusakan
syaraf antara spine dengan lengan atau tangan
Erb’s palsy biasanya terjadi karena adanya tarikan yang
berlebih pada leher bayi ketika proses kelahiran. Tarikan yang
berlebih tersebut dapat menyebabkan terlepasnya syaraf dari
tulang cervical yang menyebabkan kontrol lengan dan tangan
terganggu. Biasanya bengkak terjadi di sekeliling akar syaraf dan
dapat menyebabkan paralisys karena pengaruh adanya tekanan.
Patofisiologi
Adanya traksi pada proses persalinan
kemungkinan bisa menyebabkan injury atau
traumatic plexus brachialis pada nervi C5 dan
C6. Akibat dari injury menyebabkan lesi pada
nervi C5 dan C6 reseptor sensoris berupa
anastesia pada otot rhombaoideus, deltoid,
supraspinatus, infraspinatus, teres minor,
biceps, brachialis dan supinator dan pada
reseptor motoris terjadi paralysis, atrofi,
penurunan kekuatan otot dari abduktor,
eksternal rotasi dari shoulder, fleksi elbow dan
supinasi lengan bawah. Sehingga jika
berlangsung lama akan menyebabkan
deformitas pada lengan atas. (Wale, J.O, 1961)
Tanda dan Gejala

• Paralisis dan atrofi  m. rhomboideus, m.


Deltoid, m. Supraspinatus, m. Infraspinatus,
m. Teres minor, m. biceps, m. Supinator
• Posisi lengan
– Hangs forarm ekstensi
– Extreme pronasi, internal rotasi, palmar fleksi.
• Kontraktur
• Anestesia
(Wale, J.O, 1961)
Prognosis
75% sampai 90% bayi dengan kondisi Erb’s palsy dapat
sembuh sempurna setelah beberapa bulan. Penanganan
oleh ahli bedah, fisioterapi dan okupasi terapi sangat
penting diberikan pada anak jika pada usia 4 bulan
menunjukkan adanya kelainan pada fungsi anggota gerak
tetapi pemberian terapi secara dini dapat memperbaiki
prognosis. Adanya komplikasi kerusakan pada fungsi
syaraf baik permanen, sebagian, maupun kehilangan
fungsi secara total, hal ini dapat menyebabkan kelemahan
pada lengan atau paralysis.
Problematik FT
Impairment
-  Paralisis otot (hypotonus)
-  Gangguan sensasi (hypoestesia/anestesia)
-  Atrofi
- Kontraktur
- ↓ LGS
Functional limitation
-  Tidak bisa menekuk siku dan mengangkat bahu
- kemampuan fungsional terganggu
Disability
-  Pasien belum bisa bermain dan beraktivitas seperti anak normal
Tujuan FT

• Tujuan Jangka Pendek


- Meningkatkan kekuatan otot dan LGS
- Mencegah kontraktur & deformitas
- Merangsang inervasi dan regenerasi saraf

• Tujuan jangka panjang


Mengembalikan kapasitas fisik dan
kemampuan fungsional pasien.
Rencana tindakan FT
• MASSAGE BAYI
• INFRA RED
• EXERCISE (aktif dan pasif)
• POSITIONING
Klumpke’s palsy
Definisi

Klumpke`s Palsy adalah paralysis pada otot


– otot flexor wrist dan jari – jari juga otot
– otot kecil yang ada di tangan pada bayi
yang disebabkan oleh kerusakan sistem
saraf tepi shoulder dari C7 dan Th1 atau
berada pada plexus brachialis bagian
inferior akibat dari strecth dan distrecth
selama proses melahirkan .
Etiologi
Strech atau distrech
Lamanya proses persalinan
Pelvic ibu yang terlalu sempit
Proses persalinan dengan forcept
Giant baby
Prematur
patofisiologi Strecth/Distrecth

Injury / Traumatic
Plexus Brachialis
C7 dan Th1

Lesi Motoris Lesi Sensoris


( kekuatan otot) (Paralisis,Arofi,Anesthesi)

otot flexor carpi ulnaris,


flexor policis brevis,
Flexor wrist dan jari – jari III-V Abduktor digiti V, abduktor policis,
Abduktor jari V opponens digiti V,
flexor digiti V,
flexor digitorum profunda III-IV,
interoseus dorsalis,
lumbrikalis,

Deformitas
Tanda dan gejala

• Gangguan sensorik
(Hypoestesia/anestesia)
• Gangguan motorik (Hypotonus)
• Gangguan fungsional
• Pembatasan gerak
• Paralisis dan atrofi
Problematik FT

Gangguan sensasi
Paralisis pada daerah yang di syarafi
Atrofi otot – otot lengan/otot – otot
kecil pada tangan dan otot flexor
pergelangan tangan sehingga terjadi claw
hand
Potensi kontraktur
Penurunan kekuatan otot
Penurunan LGS
Rencana tindakan FT
1. INFRA RED
2. MASSAGE
- Friction
- Slapping
- Tapping
3. EXERCISE (Aktif dan pasif)
4. WRIST HAND ORTOSE
PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI PADA ERB’S
DAN KLUMKE’S PALSY
PEMERIKSAAN
Subyektif
Obyektif
Inspeksi (statis dan dinamis)
Tes tonus otot
Pemeriksaan gerak
Tes orientasi/quick test
LGS
Antropometri
Sensoris
Vital Sign
Penunjang
VDS / VAS
EMG
RO
• Tes orientasi / Quick Test
Misal dengan memberikan mainan bunyi-bunyian atau
yang berwarna diats tangan kanan, bayi tidak dapat
meraihnya dengan tangan kanan, malah sebaliknya tangan
kiri yang akit untuk meraih untuk mainan tersebut.
• Pemeriksaan reflek
Reflex Moro (lahir sampai usia 5-6 bln)
Tonick neck refleks (lahir- 2,3 bln)
• Tes Tonus otot :
- Teknik palpasi : Palpasi pada lengan kanan hasilnya
hipotinus, dibandingkan dengan yang kiri
- Teknik gerakan pasif : Fisioterapis menggerakkan lengan
cepat, hasilnya tidak ada tahanan gerak (Hipotonus)
Pelaksanaan FT
1. Infra red
Memberikan efek fisiologis pada pembuluh
darah perifer berupa vasodilatasi yang akan
meningkatkan metabolisme regional yang
terjadi di sel neuroglia yang merupakan
jaringan penunjang saraf dan fungsinya
sebagai penghubung pembuluh darah menuju
neuron.
2. Massage
Dengan pemberian teknik massage berupa
friction dan tapping gentle (mencerai
ceraikan perlengketan jaringan), slapping
(menstimulus saraf sensoris) akan
menimbulkan reflek efek. Adanya
mekanisme penekanan mekanis pada vena
dan pembuluh limfe superfisial dan terjadi
reflek dilatasi karena stimulus pada kulit
ketika terjadi manual contact sehingga
menekan ujung saraf sensoris.
Dosis :Tiap Hari pada seluruh badan
3. Exercise
Pemberian exercise yang berupa gerak pasif,
gerak aktif dan sedikit diberikan strecthing
akan menimbulkan pumping action sehingga
memperkecil efek kontraktur pada jaringan
lunak (otot, tendon, ligamen), memberikan
sirkulasi dan vascularisasi yang dinamis, dan
memelihara fisiologis otot. Sehingga adanya
dissability dapat dicegah melalui exercise
Setelah stecthing dilakukan immobilisasi lebih
baik.
Dosis :Tiap Hari pada Seluruh badan
* EXERCISE *
4. Positioning
Tujuan : Edukasi untuk orang tua pasien agar
dapat dilakukan di setiap saat. Fisioterapis
mengajarkan ke orang tua cara menggendong
dan pada saat membaringkan anaknya .
Ex : Pada saat membaringkan anaknya agar
lengan diposisikan ke supinasi dan eksternal
rotasi shoulder memberikan bantal atau
boneka di bawah ketiak dan di samping lengan
pada saat istirahat atau tidur.  
4. Wrist hand ortose

• Untuk positioning dan mencegah


deformitas.
• Orthosis ini dapat membantu
penderita paska trauma untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
seperti makan dan minum dari
gelas atau botol, menyisir rambut,
menggosok gigi, menulis
menggambar, membuka dan
menutup pintu, membawa barang-
barang.

Anda mungkin juga menyukai