&
KLUMKE’S PALSY
(www.erbspalsynetwork.com)
TYPE
KERUSAKAN SARAF
EXTRACTION RUPTURE
NEUROMA PRAXIS/STRETCH
Saraf tertarik Saraf tertarik
Saraf tertarik Saraf hny tertarik
/ tercabut / tercabut
Saraf tdk dpt tdk tercabut
Seluruh saraf Seluruh saraf tetap
menhntarkan impls Saraf dpt smbuh
keluar dari di dlm selubung
(m.spin - Lgn&Tgn) dgn sendiri
selubung
Proses penymbuhan
berupa adanya
serabut”
(www.neurocirugia.com)
ERB’S PALSY
Etiologi
Erb’s palsy atau yang biasa juga disebut dengan lesi plexus
brahialis terjadi karena adanya kerusakan syaraf yang mengontrol
gerakan lengan dikarenakan adanya injury pada proses kelahiran
pada bayi . Injury ini biasanya terjadi karena Adanya kerusakan
syaraf antara spine dengan lengan atau tangan
Erb’s palsy biasanya terjadi karena adanya tarikan yang
berlebih pada leher bayi ketika proses kelahiran. Tarikan yang
berlebih tersebut dapat menyebabkan terlepasnya syaraf dari
tulang cervical yang menyebabkan kontrol lengan dan tangan
terganggu. Biasanya bengkak terjadi di sekeliling akar syaraf dan
dapat menyebabkan paralisys karena pengaruh adanya tekanan.
Patofisiologi
Adanya traksi pada proses persalinan
kemungkinan bisa menyebabkan injury atau
traumatic plexus brachialis pada nervi C5 dan
C6. Akibat dari injury menyebabkan lesi pada
nervi C5 dan C6 reseptor sensoris berupa
anastesia pada otot rhombaoideus, deltoid,
supraspinatus, infraspinatus, teres minor,
biceps, brachialis dan supinator dan pada
reseptor motoris terjadi paralysis, atrofi,
penurunan kekuatan otot dari abduktor,
eksternal rotasi dari shoulder, fleksi elbow dan
supinasi lengan bawah. Sehingga jika
berlangsung lama akan menyebabkan
deformitas pada lengan atas. (Wale, J.O, 1961)
Tanda dan Gejala
Injury / Traumatic
Plexus Brachialis
C7 dan Th1
Deformitas
Tanda dan gejala
• Gangguan sensorik
(Hypoestesia/anestesia)
• Gangguan motorik (Hypotonus)
• Gangguan fungsional
• Pembatasan gerak
• Paralisis dan atrofi
Problematik FT
Gangguan sensasi
Paralisis pada daerah yang di syarafi
Atrofi otot – otot lengan/otot – otot
kecil pada tangan dan otot flexor
pergelangan tangan sehingga terjadi claw
hand
Potensi kontraktur
Penurunan kekuatan otot
Penurunan LGS
Rencana tindakan FT
1. INFRA RED
2. MASSAGE
- Friction
- Slapping
- Tapping
3. EXERCISE (Aktif dan pasif)
4. WRIST HAND ORTOSE
PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI PADA ERB’S
DAN KLUMKE’S PALSY
PEMERIKSAAN
Subyektif
Obyektif
Inspeksi (statis dan dinamis)
Tes tonus otot
Pemeriksaan gerak
Tes orientasi/quick test
LGS
Antropometri
Sensoris
Vital Sign
Penunjang
VDS / VAS
EMG
RO
• Tes orientasi / Quick Test
Misal dengan memberikan mainan bunyi-bunyian atau
yang berwarna diats tangan kanan, bayi tidak dapat
meraihnya dengan tangan kanan, malah sebaliknya tangan
kiri yang akit untuk meraih untuk mainan tersebut.
• Pemeriksaan reflek
Reflex Moro (lahir sampai usia 5-6 bln)
Tonick neck refleks (lahir- 2,3 bln)
• Tes Tonus otot :
- Teknik palpasi : Palpasi pada lengan kanan hasilnya
hipotinus, dibandingkan dengan yang kiri
- Teknik gerakan pasif : Fisioterapis menggerakkan lengan
cepat, hasilnya tidak ada tahanan gerak (Hipotonus)
Pelaksanaan FT
1. Infra red
Memberikan efek fisiologis pada pembuluh
darah perifer berupa vasodilatasi yang akan
meningkatkan metabolisme regional yang
terjadi di sel neuroglia yang merupakan
jaringan penunjang saraf dan fungsinya
sebagai penghubung pembuluh darah menuju
neuron.
2. Massage
Dengan pemberian teknik massage berupa
friction dan tapping gentle (mencerai
ceraikan perlengketan jaringan), slapping
(menstimulus saraf sensoris) akan
menimbulkan reflek efek. Adanya
mekanisme penekanan mekanis pada vena
dan pembuluh limfe superfisial dan terjadi
reflek dilatasi karena stimulus pada kulit
ketika terjadi manual contact sehingga
menekan ujung saraf sensoris.
Dosis :Tiap Hari pada seluruh badan
3. Exercise
Pemberian exercise yang berupa gerak pasif,
gerak aktif dan sedikit diberikan strecthing
akan menimbulkan pumping action sehingga
memperkecil efek kontraktur pada jaringan
lunak (otot, tendon, ligamen), memberikan
sirkulasi dan vascularisasi yang dinamis, dan
memelihara fisiologis otot. Sehingga adanya
dissability dapat dicegah melalui exercise
Setelah stecthing dilakukan immobilisasi lebih
baik.
Dosis :Tiap Hari pada Seluruh badan
* EXERCISE *
4. Positioning
Tujuan : Edukasi untuk orang tua pasien agar
dapat dilakukan di setiap saat. Fisioterapis
mengajarkan ke orang tua cara menggendong
dan pada saat membaringkan anaknya .
Ex : Pada saat membaringkan anaknya agar
lengan diposisikan ke supinasi dan eksternal
rotasi shoulder memberikan bantal atau
boneka di bawah ketiak dan di samping lengan
pada saat istirahat atau tidur.
4. Wrist hand ortose