Anda di halaman 1dari 28

“Asuhan Keperawatan pada Tn.

M
dengan Burguer Disease
di Unit Rawat Inap Dewasa GP2 Lantai 3
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita”

Disusun oleh:

Ns. Masrum
Ns. Dwi Wahyuningsih
Ns. Widya Murti
Ns. Pupus Purwanto
Ns. Rumanta Novalina
Ns. Tiara Gustiwiyana
Ns. Ifyar Adhita Yahya
Ns. Elva Sujana
PENDAHULUAN
RSJPDH
INDONESI
DUNIA A K
Insidensi di Jumlah pasien ACS
Amerika Prevalensi jantung keseluruhan
dilaporkan sebesar koroner menurut • Tahun 2015 sejumlah
12,6/100.000 diagnosis atau gejala 2302 pasien
populasi. tertinggi di Nusa • Tahun 2016 sejumlah
Tersebar di dunia, Tenggara 1751 pasien
prevalensinya lebih • Tahun 2017 mencapai
banyak dijumpai Timur (4,4%), diikuti
1884 pasien (Rekam
di daerah Timur Sulawesi Tengah Medis RSJPDHK,
Tengah dan Timur (3,8%), Sulawesi 2018).
Jauh. Selatan (2,9%), dan
Lebih banyak Sulawesi
menyerang pasien Barat (2,6%)
muda dan lebih
banyak terjadi (Riskesdas, 2013).
pada laki-laki,
• Mampu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien STEMI
TUJUAN dengan proses keperawatan di
UMUM Unit Rawat Inap Dewasa Gedung
Perawatan 2 Lantai 3

• Menjelaskan tentang teori


Acute Coronary Syndrome
TUJUAN (ACS)
• Menjelaskan tentang Asuhan
KHUSUS
Keperawatan pada pasien
dengan ACS STEMI
• Dapat
Manfaat
menambah bagi
pengetahuan dan Perawat
menjadikan • Dapat
• Dapat menambah
pengalaman menambah
ketika referensi
referensi dalam dalam
melakukan melakukan
asuhan melakukan
asuhan asuhan
keperawatan
Manfaat keperawatan
pada pasien ACS. keperawatan
bagi Penulis pada pasien pada pasien
ACS ACSManfaat
Bagi
Rumah
bagi Sakit
Rumah
Sakit
TINJAUAN PUSTAKA
• ACS adalah nyeri PENGERTI
dada iskemik
jantung yang AN
Grubb & diakibatkan oleh
Newby, 2006) penurunan
perfusi miokard • Acute Coronary
akibat trombus
intrakoroner. Syndrome (ACS)
merupakan penyakit
(Black & pada jantung yang
Hawks, 2014) terjadi akibat
penurunan suplai
darah
ke otot jantung.
• ACS adalah
American
suatu
Heart
Association situasi dimana
(AHA) 2015 suplai darah ke
otot jantung
tiba-tiba
terhambat.
Penipisan
fibrosa
ACS plak
ateroma

Menyumbat Plak
pembuluh ateroma
darah robek
ETIOLOGI

Proses
Trombus
agregasi
lepas
trombosit
TERBENTU
K
TROMBUS (PERKI, 2018)
PATOFISIOLO
GI
FAKTOR RESIKO
Jenis
YANG TIDAK
Kelamin DAPAT DIUBAH

Riwayat
keluarga

Etnik
dan Ras

(PERKI, 2018)
Merokok Kolestrol

FAKTOR RESIKO
Diabetes
YANG DAPAT Hipertensi
Mellitus
DIUBAH

Gaya Hidup
(Stress, pola
Obesitas
makan dan
olahraga)
(PERKI, 2018)
Klasifikasi ACS

UAP
Nyeri dada
NSTEMI
EKG ST Depresi Nyeri Dada
STEMI
CKMB Normal EKG ST Depresi Nyeri Dada
Hs-Trop T Normal CKMB High EKG ST
Hs-Trop T High Elevasi/LBBB
Trop I Normal
Trop I High CKMB High
Hs-Trop T High
Trop I High

(PERKI, 2018)
Lokasi Infark
TIMI skor pada STEMI
TIMI skor pada UAP dan NSTEMI
Kelas Killip
PENATALAKSAA
N ACS
Terapi
medis

Intervensi
Reperfusi
Koroner

Terapi
Fibrinolitik
dan
Trombolitik
TERAPI
MEDIS
Tatalaksana Lanjut
- Anti Angina : B-Bloker, Nitrat,
Ca Antagonis
- Anti Platelet: Aspirin, CPG
- Anti Koagulan: Heparin
- Ace Inhibitor
- Statin

Tatalaksana Awal
M= Morfin
O= Oksigen
N= Nitrat
A= Aspirin
PCI (Percutaneous Coronary Intervention)

Primary Elektif
PCI PCI
Rescue
PCI
Early
PCI
TERAPI
FIBRINOLITI
K
• r- TPA • Streptokinase
(Bolus 15 mg selama (1,5 juta unit dilarutkan
2-3 menit, dilanjutkan dalam 100 cc Nacl
0,75 mg/kgBB dalam 0,9% diberikan dalam
30-60 menit)
30 menit, kemudian
0,50 mg/kgBB dalam
60 menit)
Non
Selektif
Selektif
CONTRAST INDUCED NEPHROPATHY

(McCullough, 2008)
• Adanya peningkatan serum creatinine ≥ 0,5 mg/dl atau
peningkatan 25% dari nilai awal creatinine yang dilihat 48
jam setelah prosedur radiological, tanpa penyebab yang
lainnya.

Acute Kidney Injury Network


• Peningkatan kretinin serum ≥ 0,3 mg/dL disertai dengan
adanya oliguria.
Stratifikasi Resiko
Contras Induced Nephropathy (CIN)

Low Risk Moderate High Risk


Risk
eGFR eGFR eGFR
<30 ml/menit >30-59 >60 ml/menit
ml/menit
Penatalaksanaan CIN
Creatinin ≥ 1.7 sampai 2.0
Creatinin ≥ 1.7 sampai 2.0
mg/dl DENGAN tanda-
mg/dl TANPA tanda-tanda
tanda gagal jantung dan EF
gagal jantung dan EF ≥ 40 %
40 %

• Diberikan infus NaCL • Diberikan infus NaCL


0.9 % 1 cc/kgBB/jam 0.9 % 0,5 cc/kgBB/jam
dalam 12jam sebelum
dalam 12jam sebelum atau sesudah prosedur.
atau sesudah prosedur.
TINJAUAN KASUS
BAB 3.pdf
PEMBAHASAN
BAB 4.pdf

Anda mungkin juga menyukai