Anda di halaman 1dari 10

“MUNCULNYA DAN BERKEMBANGNYA

DINASTI CINA SERTA PERANG


CANDU,PEMBERONTAKAN TAIPING,DAN
PEMBERONTAKAN BOXER “

NAMA KELOMPOK
1. NUR HIDAYATI
2. M. TAUFIK KUROHMAN
3. MARIAM FEBRIANTY
4. ENI JULIYANI
5. RATUMAS NURUL HIKMAH
A.Muncul dan Berkembangnya
Dinasti Cina
Pemilih Kaisar paling Perkasa di era sejarah kedinastian China? Dalam
hal ini para sejarawan tidak ada kesepakatan bulat untuk menetapkan
kriterianya, antara lain karena: era dinasti yang sangat panjang (sejak
abad 15 SM hingga tahun 1911 M); jumlah kaisarnya sangat banyak;
kondisi dan tantangan sosial-ekonomi-politik-keamanan yang dihadapi
tiap raja/kaisar pada jamannya berbeda.
Dengan sulitnya menetapkan kriteria yang sama dan adil untuk kondisi
yang sangat berbeda satu sama lain, maka penulis cenderung membahas
tentang keperkasaan dan kecemerlangan  beberapa dinasti yang
pemerintahannya meninggalkan jejak sejarah peradaban China, baik dia
berasal dari suku bangsa Han maupun suku 'Barbar" (non-Han), mulai
dari Dinasti Qin (246-221 SM) sampai dengan Dinasti Qing (1644-1912
M).
• Dinasti QIN (221 - 206 SM). 
Walaupun Dinasti Qin berumur pendek, praktis hanya diperintah oleh
satu kaisar, yaitu Qin Shi Huangdi, namun ia merupakan kaisar
pertama yang menyatukan seluruh China dalam satu kekuasaan, yang
dilanjutkan secara berkesinambungan 2000 tahun kemudian oleh
dinasti-dinasti berikutnya sampai digantikannya sistem pemerintahan
monarki dengan pemerintahan Republik pada tahun 1912.
• Dinasti HAN (206 SM - 220 M).
Memerintah selama lebih dari empat abad, Dinasti Han memperluas
wilayah China yang telah disatukan oleh pendahulunya, Dinasti Qin.
Mereka juga menyempurnakan tatanan birokrasi, komando militer
serta memperkenalkan sistem perpajakan.
Dalam menjamin sumber pemasukan kas negara, Dinasi Han
melakukan monopoli bijih besi dan garam yang terus dipertahankan
secara berkelanjutan hingga tahun 2014. Guna memotong jalur
serangan suku bangsa nomad Xiongnu dari Utara, penguasa Han
mengirim pasukannya ke wilayah Xinjiang dan Asia Tengah.
• Dinasti TANG (618 - 907 M).
Dinasti Tang merupakan dinasti terkuat dan terbesar dimana China
mencapai jaman keemasannya. Dinasti ini memasukkan wilayah
Manchuria, Vietnam, Xinjiang dan Tibet ke dalam kekuasaannya,
serta medominasi seluruh daerah Asia Tengah sampai perbatasan
kekaisaran Persia. Pengaruh kekuasaannya menjangkau Korea,
Jepang, Kabul dan Kashmir, yang harus membayar upeti tiap tahun
meskipun tidak diduduki secara fisik.
• Dinasti YUAN/Mongol (1279 - 1368 M). 
Sebelum menguasai kekuasaan di China, Dinasti Mongol dibawah
pimpinan Genghis Khan telah menaklukkan semua negara pecahan
Dinasti sebelumnya serta menguasai Asia Tengah.
Kublai Khan yang merupakan generasi ke-3 Dinasti Mongol pada
tahun 1260 M memproklamirkan pendirian Dinasti Yuan bergelar
Kaisar Shizu dengan struktur pemerintahan China, namun
mengganti pejabat-pejabat kekaisaran di Pusat maupun daerah
dengan orang asing (Mongol), serta memindahkan ibukotanya ke
Dadu (Beijing sekarang).
• Dinasti MING (1368 - 1468 M). 
Keberhasilan pendiri Dinasti Ming mengusir penguasa
Mongol merupakan kebanggaan bagi bangsa China. Dinasti Ming
juga berhasil menduduki kota-kota di Mongolia, Shangdu dan
Karakorum. Dalam rangka menangkal ancaman bangsa Mongol,
Dinasti Ming merenovasi dan memperkuat Tembok Besar.
• Dinasti QING (1644 - 1911 M). 
Penguasa Dinasti Qing berasal dari suku bangsa Manchu
(Manchuria), yang berkoalisi dengan bangsa-bangsa non-Han
serta berkat bantuan sejumlah jenderal pembangkang dari
Dinasti Ming berhasil masuk dan menundukkan sisa-sisa
kekuatan penguasa sebelumnya yang sudah lemah dan
terpecah-belah. Bangsa Manchu mendirikan Dinasti Qing
dengan mengadopsi sepenuhnya tata-cara dan sistem
pemerintahan model penguasa bangsa China sebelumnya.
B. Perang Candu
Perang Candu terjadi di China dan dibagi menjadi dua tahap. Perang
candu pertama terjadi antara tahun 1840 hingga 1842 sedangkan
perang candu kedua terjadi pada tahun 1856-1860. Namun sebelum
perang candu pecah pun, dalam dinasti Manchu ini sudah terjadi
kericuhan (Agung, 2012, hlm. 62).
Sebenarnya, bangsa Tionghoa telah mengenal candu pada sekitar
abad ke-15, namun kerajaan melarang penghisapan candu pada tahun
1729, karena seperti yang kita tahu bahwa candu mempunyai efek
yang buruk jika dipakai secara berlebihan dan tidak sesuai dengan
dosis yang dianjurkan. Perdagangan candu dengan China sebelumnya
dipelopori oleh bangsa India dibawah kemaharajaan Mughol
semenjak pemerintahan Akbar, 1556-1605 di mana perdagangan
ilegal melalui China selatan ini mendatangkan jeuntungan yang luar
biasa dan Inggris yang kemudian menancapkan kukunya di India
mlihatnya sebagai peluang emas untuk memperbesar cadangan
devisanya.
C. Pemberontakan Taiping
Di Tiongkok Selatan, orang-orang Sinitik atau Han
melancarkan apa yang disebut sejarah sebagai Pemberontakan
Taiping (1853-1864), pemberontakan ini dipimpin oleh Hong
Xiuchuan yang dengan cepat diikuti oleh sesama orang Hakka
maupun yang bukan Hakka dan sebagian besarnya tersebar di
Tiongkok Selatan.
Basis operasi gerakan ini merupakan perserikatan rahasia
yang mengaku sebagai Kristen dan menamakan dirinya
Perserikatan Pemuja Allah. Akhir tahun 1850 Hong menyatakan
niat untuk menggulingkan pemerintah Manchu atau Qing secara
terang-terangan, satu kelompok terdiri dari orang pemerintahan
dan kedua merupakan sejumlah besar pendeta Buddha dan Tao.
D. Pemberontakan Boxer
Sentimen anti-asing tak cuma muncul di Indonesia. Di Cina,
sekitar satu abad silam, retorika serupa juga pernah mengisi
lanskap sosial-politik masyarakat setempat. Bahkan, lahir
konsekuensi yang jauh lebih buruk: ratusan orang tewas.
Peristiwa inilah yang kemudian disebut “PemberontakanBoxer”
(“Boxer Uprising”).Pemberontakan Boxer pada dasarnya
merupakan gerakan yang mendukung pemberontakan petani
pada 1900-an yang berupaya mengusir semua orang asing dari
Cina.
E. Kapitalisme dan Agama
Impian mulia Sarah Alice Young untuk menyebarkan nilai-
nilai agama ternyata berujung tragis. Pada akhir 1899, Sarah,
seorang misionaris asal AS, ditikam sampai mati di tepi Sungai
Kuning. Ia menjadi satu di antara 180 korban tewas yang
dibantai oleh pemberontak Boxer, demikian tulis John Gittings
dalam “Lost Souls” yang diterbitkan The Guardian (2000).
Bagi Sarah dan rekan-rekannya sesama misionaris, tinggal di
Cina pada masa itu adalah pilihan hidup yang berisiko tinggi.
Misionaris dipandang oleh banyak orang Cina sebagai agen
kekuatan asing yang berusaha merusak tatanan budaya Cina.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai