Anda di halaman 1dari 23

Oleh: TIM PICU

AREA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

SEHAT MASALAH GANGGUAN


PSIKOSOSIAL JIWA
ANAK INDIVIDU INDIVIDU INDIVIDU
KELUARGA KELUARGA KELUARGA
KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK

DEWASA INDIVIDU INDIVIDU INDIVIDU


KELUARGA KELUARGA KELUARGA
KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK

LANJUT INDIVIDU INDIVIDU INDIVIDU


USIA KELUARGA KELUARGA KELUARGA
KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK
RENTANG ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA
Sehat Sakit

Anak Lanjut Usia

Masyarakat Rumah Sakit

Rumah Tempat lain


low
Levels of Care & Intervention
high

MPKP
1
PICU
Mental hospital
Frequency Costs
of need Psychiatric service at PICU
2
general
hospital/clinics
Community mental health
AC CMHN
3
services
(outpatient/outreach) IC CMHN
4 Mental health care BC CMHN
through primary health care
services
5 Informal and formal community care/support
outside the health sector DSSJ

6
Self and family care

high low
Quantity of services needed
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
TATANAN PELAYANAN KESEHATAN
JIWA DI INDONESIA MASA DEPAN
Adanya policy yang berpihak pada kesehatan jiwa
Tatanan pelayanan dengan pendekatan komunitas
Tenaga kesehatan dan masyarakat bersama-sama
melaksanakan upaya kesehatan jiwa
Hak asasi, undang-undang dan peraturan yang
berpihak pada kesehatan jiwa
PENGEMBANGAN PICU
PICU: Psychiatric Intensive Care Unit adalah pelayanan
yang ditujukan untuk pasien gangguan jiwa yang dalam
kondisi krisis psikiatri.
Merupakan gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri
dan pelayanan intensif.
Dapat diselenggarakan di rumah sakit jiwa atau unit
psikiatri rumah sakit umum
Menerima rujukan dari masyarakat, puskesmas, ruangan
lain.
Mengirim pasien yang telah melewati masa krisisnya ke
masyarakat (dirawat CMHN) atau ke ruangan lain (rsj)
KEDARURATAN
Ancaman segera terhadap kehidupan, kesehatan,
harta benda atau lingkungan
Kehilangan kehidupan, gangguan kesehatan,
kerusakan harta benda dan lingkungan
Cenderung peningkatan bahaya yang tinggi dan
segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda
atau lingkungan
TINDAKAN INTENSIF
Tindakan intensif adalah tindakan yang diberikan
secara terus menerus pada pasien dengan kondisi
darurat.
Tindakan intensif diberikan sesuai dengan level
kedaruratan yang dialami pasien.
Secara umum ada tiga fase tindakan intensif bagi
pasien yaitu: fase intensif I, II, dan III.
KEDARURATAN PSIKIATRI
• Kedaruratan psikiatri adalah gangguan pikiran,
perasaan, perilaku dan atau sosial yang
membahayakan diri sendiri atau orang lain yang
membutuhkan tindakan intensif yang segera.
Sehingga prinsip dari kedaruratan psikiatri adalah
kondisi darurat dan tindakan intensif yang segera.
• Berdasarkan prinsip tindakan intensif segera, maka
penanganan kedaruratan dibagi dalam fase intensif I
(24 jam pertama), fase intensif II (24-72 jam pertama),
dan fase intensif III (72 jam-10 hari).
KRITERIA GAF PASIEN INTENSIF
30 - 21 Behavior is considerably influenced by delusions
or hallucinations OR serious impairment in
communication or judgment OR inability to function
in almost all areas.
20 - 11 Some danger of hurting self or others OR
occasionally fails to maintain minimal person
hygiene OR gross impairment in communication.
10 - 01 Persistent danger of severely hurting self or
others OR persistent inability to maintain minimal
personal hygiene OR serious suicidal act with clear
expectation of death.
RESPONS UMUM FUNGSI
ADAPTASI (RUFA)
No Diagnosa Keperawatan Skor RUFA 1-10 Skor RUFA 11-20 Skor RUFA 21-30
(Intensif I) (Intensif II) (Intensif III)

1 Gangguan persepsi sensori: 1. Setiap saat mengalami 1. Sering mengalami 1. Halusinasi sesekali
halusinasi halusinasi halusinasi muncul
2. Halusinasi tidak 2. Seringkali tidak bisa 2. Perilaku masih bisa
terkendali mengendalikan dikendalikan
3. Perilaku dikendalikan halusinasi 3. Isi halusinasi tidak
oleh isi halusinasi 3. Halusinasi mengancam mengancam
4. Halusinasi berisi tetapi masih bisa 4. Perilaku kadang kacau
ancaman terhadap diri dikendalikan
atau orang lain 4. Perilaku sering kacau
5. Risiko tinggi bunuh diri
atau membunuh orang
lain

2 Perilaku kekerasan 1. Perilaku kacau 1. Perilaku kadang kacau 1. Perilaku kadang kacau
2. Sedang melakukan 2. Sedang melakukan 2. Ada riwayat melakukan
tindak kekerasan fisik kekerasan verbal tindakan kekerasan
dan verbal 3. Risiko sedang 3. Sesekali melakukan
3. Berisiko tinggi mencederai diri dan tindakan kekerasan
mencederai orang lain orang lain verbal, tidak fisik
dan diri sendiri

3 Gangguan proses pikir: waham 1. Perilaku kacau 1. Perilaku sering kacau 1. Perilaku cukup
2. Waham terjadi setiap 2. Waham sering terjadi terorganisir
saat 3. Komunikasi kadang 2. Waham jarang terjadi
3. Komunikasi sangat kacau 3. Komunikasi kacau jika
kacau terjadi waham
RESPONS UMUM FUNGSI
ADAPTASI (RUFA)
4 Risiko bunuh diri Aktif mencoba bunuh diri 1. Aktif memikirkan Mungkin sudah memiliki
engan cara: rencana bunuh diri, ide untuk mengakhiri
a. gantung diri namun tidak disertai hidupnya, namun tidak
b. minum racun dengan percobaan disertai dengan
c. memotong urat nadi bunuh diri ancaman dan
d. menjatuhkan diri dari Mengatakan ingin bunuh percobaan bunuh diri
tempat yang tinggi diri namun tanpa Mengungkapkan perasaan
1. Mengalami tanda- rencana yang spesifik seperti rasa bersalah /
tanda depresi Menarik diri dari sedih / marah / putus
2. Mempunyai rencana pergaulan sosial asa / tidak berdaya
bunuh diri yang Mengungkapkan hal-hal
spesifik negatif tentang diri
3. Menyiapkan alat sendiri yang
untuk bunuh diri menggambarkan harga
(pistol, pisau, silet, dll) diri rendah
4. Mengatakan: “Tolong
jaga anak-anak karena
saya akan pergi jauh!”
atau “Segala sesuatu
akan lebih baik tanpa
saya”.
RESPONS UMUM FUNGSI
ADAPTASI (RUFA)
6 Gejala putus zat Lihat Nilai CINA CIWA Lihat Nilai CINA CIWA Lihat Nilai CINA CIWA

7 Over dosis zat adiktif Lihat Nilai CINA CIWA Lihat Nilai CINA CIWA Lihat Nilai CINA CIWA

8 Defisit perawatan diri 1. Sama sekali tidak mau Mampu melakukan 1. Mau berinisiatif
dan mampu melakukan kebersihan diri tetapi melakukan perawatan
perawatan diri tidak mau diri hanya dengan
2. Perilaku kacau Perilaku masih bisa bimbingan
3. Tidak mampu mengikuti diarahkan 2. Perilaku masih bisa
perintah Praktek kebersihan diri diarahkan
hanya jika diingatkan 3. Kadang-kadang tidak
melakukan kebersihan
diri dengan rutin
9 Isolasi sosial 1. Kontak sosial sangat 1. Kontak sosial sangat 1. Kontak verbal masih
kurang terbatas, hanya dengan sangat terbatas
2. Katatonia orang yang sangat dekat 2. Sudah mau berinteraksi
3. Sama sekali atau kurang 2. Komunikasi verbal walaupun sangat terbatas
sekali dalam kontak sangat terbatas 3. Aktifitas fisik sudah
verbal 3. Aktivitas fisik hanya makin sering dilakukan
terbatas untuk kebutuhan
dasar fisik
Triage
Rapid assessment/screening assessment
Identitas pasien
Kondisi pasien yaitu tanda vital dan keluhan utama
dengan skor RUFA (perawat) dan skor GAF (dokter)
PENGKAJIAN PASIEN INTENSIF
 Riwayat perawatan yang lalu
 Psikiater/perawat jiwa yang baru-baru ini menangani pasien (bila
memungkinkan)
 Diagnosa gangguan jiwa di waktu yang lalu dengan tanda dan gejala yang
dialami pasien saat ini
 Stresor sosial, lingkungan, dan kultural yang menimbulkan masalah
pasien saat ini
 Kemampuan dan keinginan pasien untuk bekerjasama dalam proses
tritmen
 Riwayat pengobatan dan respons terhadap terapi, mencakup jenis obat
yang didapat, dosis, respons terhadap obat, efek samping dan kepatuhan
minum obat, serta daftar obat terakhir yg diresepkan dan nama dokter
yang meresepkan.
 Pemeriksaan kognitif untuk mendeteksi kerusakan kognitif atau neuro
psikiatrik
 Tes kehamilan untuk semua pasien perempuan usia subur
Intensif I
Prinsip tindakan
Life saving
Mencegah cedera pada pasien, orang lain dan
lingkungan
Indikasi :
Pasien dengan skor 1-10 skala RUFA
Intervensi: Intensif I
Intervensi untuk fase ini adalah:
 Observasi ketat
 Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar (makan, minum, perawatan
diri)
 Manajemen pengamanan pasien yang efektif (jika dibutuhkan).
 Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi
musik.
 Psikofarmakoterapi intensif: titrasi psikofarmaka (dosis maksimal
kemudian diturunkan secara bertahap s.d. Optimal)
Evaluasi
 Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi
pasien memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang intensif II.
Intensif II
Prinsip tindakan
Observasi lanjutan dari fase krisis (Intensif I)
Mempertahankan pencegahan cedera pada pasien,
orang lain dan lingkungan
Indikasi :
Pasien dengan skor 11-20 skala RUFA
Intervensi dan Evaluasi Intensif II
Intervensi untuk fase ini adalah:
 Observasi frekuensi dan intensitas yang lebih rendah dari
fase intensif I
 Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah
terapi musik dan terapi olah raga.
 Psikofarmaka dengan dosis optimal, mungkin masih perlu
parenteral
Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah
kondisi pasien memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang
intensif III.
Bila kondisi pasien diatas skor 20 skala RUFA maka pasien
dapat dipindahkan ke intensif III. Bila dibawah skor 11 skala
RUFA maka pasien dikembalikan ke fase intensif I
Intensif III
Prinsip tindakan
Observasi lanjutan dari fase akut (Intensif II)
Memfasilitasi perawatan mandiri pasien
Indikasi :
Pasien dengan skor 21-30 skala RUFA
Intenvensi dan Evaluasi Intensif III
Intervensi untuk fase ini adalah:
 Observasi dilakukan secara minimal
 Pasien lebih banyak melakukan aktivitas secara mandiri
 Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi
musik, terapi olah raga dan life skill therapy.
 Psikofarmaka: dosis optimal, per oral.
Evaluasi
 Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi
pasien memungkinkan untuk dipulangkan.
 Bila kondisi pasien diatas skor 30 skala RUFA maka pasien dapat
dipulangkan dengan mengontak perawat CMHN terlebih dahulu. Bila
dibawah skor 20 skala RUFA pasien dikembalikan ke fase intensif II,
dan dibawah skor 11 skala RUFA pasien dikembalikan ke fase intensif I.
Alur Penanganan Pasien di UPIP
Intensif II
(RUFA 11-20)

Intensif I Intensif III


(RUFA 1-10) (RUFA 21-30)

Pulang
(RUFA > 30)

Intensif I
(RUFA 1-10)

YA
(RUFA 1-30) UPIP Intensif II Intensif III
(RUFA 11-20) (RUFA 21-30)

TRIASE:
UGD/Poliklinik Pengkajian Pulang
Psikiatri RUFA/Rapid (RUFA >30)
assessment

Intensif I
(RUFA 1-10)
TIDAK Pulang Intensif III
(RUFA 21-30)
Intensif II
(RUFA 11-20)

Pulang
(RUFA >30)

Anda mungkin juga menyukai