SEKSUAL
GONORRHEA
Penyebab:
Famili : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Species :
Neisseria gonorrhoeae
Neisseria meningitidis
Gonorrhea
• Usia paling sering: 15-35 tahun
• Menyebar melalui kontak seksual
• Patogenesis
– Bakteri menempelpada epitel urogenita
menggunakan philli memicu respon peradangan
akut sekret.
– Pria:uretritisprostatitis epididimitis
– Wanita: vagnitis cervicitis radang panggul
(PID= Pelvic Inflamatory Disease)
Gejala klinis
* Peritonitis
A. Mikroskopis :
Diplokokus; biji kopi Gram Negatif
B. Kultur :
Fastidious organisme
(Nutrisi kompleks)
C. Uji kimiawi
D. Uji serologi
MEDIA :
• Coklat agar bila spesimen diambil dari
daerah yang dalam keadaan normal : STERIL
(darah, CSF, Synovial)
• MTM (Modified Thayer Martin)
• TM (Thayer Martin)
Medium TM : ditambah Antibiotik
• Lilin
• Kapas basah
D. Uji Serologi : deteksi Antibodi
• Fluorescence – Ab – Tehnik
• CIE (Counter Immuno Electrophoresis)
• Koaglutinasi
• Latex aglutinasi
PENGOBATAN :
• VHS 2 tipe :
– VHS tipe I : HS labialis ( orofasial )
– VHS type II : HS genitalis
epidemiologi
• Terdapat di seluruh dunia
• Transmisi melalui kontak langsung
• Dapat ditransmisikan ke bayi : sebelum
kelahiran, pada proses persalinan, setelah
kelahiran
Patogenesis
• Virus masuk kedalam tubuh melalui bibir,
mulut, kulit, konjungtiva, genital, lubang
hidung bermultiplikasi ke kelenjar limfe
regional dan pembuluh darah membran
mukosa dan kulit bereplikasi Lesi primer
( vesikel yang berkelompok) virus menuju
ke gamglion radiks dorsalis mengikuti nervus
perifer virus dorman (periode latent)
reaktivasi lesi rekurens
Gejala klinis
• Gatal, rasa terbakar, kemerahan dalam
beberapa menit – jam vesikel
• Vesikel serosa seropurulen pecah dalam
beberapa hari krusta sembuh dallam 1
minggu tanpa jaringan parut
• Pemebesaran kelenjar limfe (+)
• Predileksi : bibir dan genital
Variasi
• Herpes labialis
• Herpes genitalis
• Herpetic whitlow
• Dermatitis herpetiformis
• HS Okular
• HS ensefalitis
Diagnosis
• Anamnesis riwayat penyakit
• Gejala klinis
• Tzanck test
• Kultur
• Test serologis : Ab spesifik HSV I dan HSV II
Diagnosis Banding
• Impetigo bulosa
• Stomatitis aphtosa
• Oral thrus
Penatalaksanaan
• Simtomatik analgetik
• Antiviral :
– Asiklovir 5 x 200 mg ( 7 hari )
– Valasiklovir 2 x 500 mg ( 7 hari )
– Famsiklovir 3 x 250 mg ( 7 hari )
– Gejala yang berat : asiklovir intravena
Anjuran
• Bila lesi (+) absen melakukan hubungan
seksual / menggunakan kondom
• Edukasi kebersihan dan kesehatan
• Pemeriksaan pasangan seksual
SIFILIS
SIFILIS
SINONIM
Lues
Raja Singa
PENDAHULUAN
Sifilis : peny akb. Hubungan seksual (PHS) yg dpt
menimbulkan komplikasi luas
Sejak Penisilin (+) insidens sifilis ↓
Peny ini dpt kelainan sistemik & kongenital
(bawaan) menarik perhatian para dokter
SIFILIS
DIFINISI
Sifilis : PHS, menahun, remisi eksaserbasi yg
semua organ tubuh termasuk kardiovaskular,
otak & SSP
Sifilis disbbkan oleh Treponema pallidum
Ciri penyakit
Penyakit sgt kronis
Menyerang semua organ tubuh
Kuman penybb dpt menembus plasenta &
kelainan kongenital
SIFILIS
EPIDEMIOLOGI
Eropa - Abad ke 15 wabah sifilis
Sth 1860, perbaikan sosioekonomi
morbiditas penyakit me↓
Selama PD II, insidens penyakit me↑,
mencapai puncak pd a1946.
Ditemukan penisilin insidens penyaki me↓
SIFILIS
ETIOLOGI
Treponema pallidum ditemukan oleh
SCHAUDINN dan HOFFMAN (1905)
Kuman ini termasuk :
Ordo : Spirochaetalis
Famili : Spirochaetaceae
Genus : Treponema
SIFILIS
Jenis-jenis dan sifat Treponema :
Patogen
– T. pallidum
– T. pertenue
– T. carateum
Non Patogen
– T. buccalis
– T. macrodentium
– T. microdentium
– T. genitalis balanitidis
SIFILIS
Ciri-ciir Treponema pallidum
Berbentuk spiral
Berukuran panjang : 6 – 15 m, tebal 0,25 m
Terdiri dari 8 – 24 kumparan
Dapat bergerak maju mundur, berotasi, undulasi dari sisi yang
satu ke sisi yang lain
Berkembang biak dengan cara membelah secara melintang
Stadium aktif berlangsung setiap 30 jam
Tidak dapat bertahan di udara kering, suhu panas,
desinfektans, sabun
Tidak dapat dibiak di media buatan, namun dapat diinokulasi
pada hewan percobaan
SIFILIS
KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut WHO berdasarkan faktor
epidemiologi
Sifilis dini
Sifilis lanjut
SIFILIS
Sifilis dini
– Perjalanan penyakit < 2 tahun
– Bersifat menular
– Masih ditemukan kuman Treponema pallidum di lesi kulit
Sifilis lanjut
– Perjalanan penyakit > 2 tahun
– Bersifat tidak menular
– Tidak ditemukan kuman di lesi kulit, kecuali ibu hamil
yang menderita stadium lanjut, Treponema pallidum
dapat melalui plasenta masuk ke tubuh janin.
SIFILIS
Secara klinis, Sifilis terbagi
Sifilis kongenita (bawaan)
Sifilis akuisita (didapat)
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK)
Infeksi janin, didpt dr ibu hamil yg menderita
sifilis
Infeksi sth bln ke 4 kehamilan – plasenta sdh
terbentuk lengkap
Penularan paling srg (+) pd bln ke 6 – sel
Langerhans sdh atrofi sempurna
Ibu hamil sifilis dini (std 1 / 2) srg melahirkan
bayi mati
Ibu hamil sifilis lanjut melahirkan bayi SK /
bayi sehat tanpa terinfeksi
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK)
SK DINI
G/ (+) beb mgg (3 mgg) sth lahir
Mkn dini timbul G/ P/ mkn buruk
SIMTOMATOLOGI
Keln klt : vesikel, bula telapak tangan & telapak kaki
Vesikel pecah erosi + krusta – Pemfigus sifilitika
Cairan dlm vesikel/bula banyak T. pallidum
Bl keln (+) sth > 1 – 2 bln G/ = sifilis std II didapat
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - SK DINI
Sifilis Kongenita
Sunffle nose, crusting, nasal discharge
Sifilis Kongenita
Periostitis
Sifilis Kongenita
Early Congenital Syphilis
Sifilis Kongenita
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - SK DINI
Penengakkan diagnosis
Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap - bahan
pemeriksaan : cairan vesikel atau bula, lesi
kondilomata, sekret hidung.
Pemeriksaan serologi - bahan pemeriksaan : darah
atau cairan serebrospinalis
Pemeriksaan foto roentgen - tulang-tulang panjang
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - SK LANJUT
SK LANJUT
Keln (+) sth usia > 2 tahun usia 7 – 9 tahun
Kelainan klinik – Trias Hutchinson :
Mata - keratitis interstisialis buta
Ketulian nervus VIII
Gigi Hutchinson – gigi insisivus I atas kanan & kiri –
gigi tetap – btk spt obeng / gergaji
Keln tulang tibia, frontal, palatum durum perforasi,
sendi, kardiovaskular & SSP – paresis
Penegakkan D/ - pem klinis & serologi
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - STIGMATA
STIGMATA
Keln = G/ sisa & deformitas akb Std dini & lanjut
KELAINAN KLINIK
Garis-garis radiar – sudut mulut,
Gigi Hutchinson,
Gigi molar pertama berbentk spt murbei
Penonjolan tulang frontal – Frontal Bossing
DIAGNOSIS
Kelainan klinis & serologi
Hutchinson’s teeth
Sifilis Kongenita
Snuffle nose, Rhagades, Ulcerated Syphilid
on the fore head
Sifilis Kongenita
Hepato-splenomegali
StadiumI S t a d i u m II S
t a d i u m III
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
Infeksi (+) – kontak langsung dg lesi kulit /
selaput lendir yg mengdg T. pallidum
Penularan dpt melalui darah – transfusi
Penularan – transfusi / plasenta sifilis
bawaan disebut Sifilis d’emblee
Kuman masuk kulit melalui port d’entrée :
mikor / makrolesi
Kuman masuk selaput lendir melalui /
tanpa lesi
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
10 – 90 hari (umumnya 3 – 4 mgg) sth infeksi -
tempat masuk kuman kuman berkembang biak
& tbh pasien bereaksi btk infiltrat (terdiri dr sel
limfosit & plasma) papel – lesi primer
Lesi primer bertahan 1 – 5 mgg, dpt sembuh
spontan (tanpa pengobatan)
Tes serologi u sifilis (Serologic Test for Syphillis =
STS) std ini masih negatif & baru (+) sth 1 -4 mgg
kemudian
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
6 mgg (antara 2 – 6 mgg) sth lesi primer (+)
kelainan kulit & selaput lendir – generalisata
Kdg2 kelainan klt hny sedikit & dpr sembuh dlm
wkt 2 – 6 mgg. Masa tanpa kelainan : sifilis laten –
adanya penyakit dibuktikan dg hasil STS
¼ kasus mengalami 1 x kekambuhan
Diperkirakan : ⅓ ps tanpa th/ sifilis lanjut, ⅔
tdk / mengalami kelainan
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
SIMPTOMATOLOGI
STADIUM DINI (MENULAR)
STADIUM I (S I)
Antara 10 – 90 hari (2 – 4 mgg) sth kuman msk
lesi – kulit tempat msk kuman
Umumnya lesi hanya 1 – AFEK PRIMER : papel yg
kemudian papel erosi / ulkus : ULKUS
DURUM
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
Ciri khas ULKUS DURUM
• Biasanya soliter
• Berbentuk bulat atau lonjong
• Berukuran beberapa mm sampai 1 atau 2 cm
• Tepi ulkus teratur, berbatas tegas dengan tanda-tanda
radang negatif
• Dinding ulkus tegak
• Permukaan dasar ulkus bersih, berwarna merah
• Isi ulkus berupa cairan serus
• Pada perabaan terdapat indurasi (durum) dan tidak
nyeri tekan (indolen)
Small chancre of the prepurce
Ulkus durum
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
Umumnya lokasi afek primer – genital, jg dpt ekstra
genital
Dpt sembuh sendiri tanpa pengobatan dlm 3 – 10 mgg
1 mgg sth afek primer (+) penjalaran infeksi ke
kelenjar gth bening (KGB) regional : regio inguinal
medial – KGB membesar, soliter, padat kenyal,
indolen, tidak supuratif, periadenitis (-) & dpr digerak
scr bebas dr jaringan sekitarnya KOMPLEKS
PRIMER
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
DIAGNOSIS
Mikroskop lapangan gelap atau
Pewarnaan Burri
Bahan pemeriksaan diambil dr :
Dasar ulkus
Pungsi kelenjar getah bening
Hasil pemeriksaan tergtg : pengobatan lokal / sistemik
Secara akademik : Bl hasil (-), pemeriksaan diulang 3 hari
berturut-turut
STS pd S I
Seronegatif bl kompleks primer (-)
Seropositif bl kompleks primer (+)
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
STADIUM II
Umumnya Std II (+) sth 6 – 8 mgg
S II srg disebut : the Greatest Imitator of all the skin
diseases. Penting – tanpa G/ rasa gatal
Kelainan – sistemik, didahului G/ prodromal :
- Nyeri otot, sendi, suhu subfebril, sukar menelan
(angina sifilitika), malaise, anoreksi & sefalgia
- Kelainan kulit, selaput lendir, kelenjar & organ
tubuh lain
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
Kelainan kulit
Makula eritem, bulat lonjong (roseola sifilitika) t u dada, perut,
punggung, lengan, tangan ke seluruh tubuh
Transien dan berakhir hipopigmentasi (leukoderma sifilitika)
Papel - batas kulit rambut kepala (korona veneris)
Papula arsiner, sirsiner dan polisiklik
Papula diskret - telapak tangan dan telapak kaki
Papula korimbiformis
Kondiloma lata - kulit lipatan-lipatan yang lembab & hangat
Papula + folikulitis yang dapat alopesia sifilitika
Papuloskuamosa - mirip psoriasis (psoriasis sifilitika),
papulokrustosa - mirip frambusia (sifilis frambusiformis)
Pustula, - bersifat destruktif pd KU buruk (rupia sifilitika = lues
maligna)
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
Kelainan selaput lendir
Mucous patch - banyak mengandung T pallidum,
Bentuk bulat, kemerahan ulkus
Kelainan mukosa bibir, pipi, laring, tonsil dan
genital.
Kelainan kelenjar
Pembesaran kelenjar seluruh tubuh
(limfadenopati generalisata) - sifat = S I
Kelenjar - kelenjar getah bening superfisialis t
u suboksipital, sulkus bisipitalis & inguinal. Pada
aspirasi kelenjar akan ditemukan T. pallidum.
Sifilis Std II, makulopustula
Kondiloma akuminata
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
Kelainan tubuh lain
Kuku : onikia, rapuh dan kabur
Mata : uveitis anterior, korioretinitis
Tulang : periostitis
Hepar : hepatomegali, hepatitis
Ginjal, meningen
b. FTA Abs Ig M
• Tes ini u deteksi Ig M
• Bersifat sgt reaktif pd sifilis dini & paling
penting u sifilis kongenita.
• Pada pengobatan yang berhasil, titer Ig M
cepat menurun, sedangkan Ig G lambat.
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
3. Tes Hemanglutinasi :
Treponema Pallidum Haemagglutination Assay (TPHA).
• Bersifat cukup spesifik & sensitif, reaktif cukup dini
• Merupakan tes yg dianjurkan teknik dan pembacaan
hasil mudah.
• False positif dapat terjadi pada
Kehamilan Connective tissue diseases
Lepra Infeksi momonukleosis
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
Sulit diramalkan
Bacterial Vaginosis
Bakterial vaginosis
• Merupakan infeksi vagina tersering
• Penyabab: Gardnerlla vaginalis dan bakteri
anaerobik lainnya
• Manifestasi klinik:
• Sekret vagina putih seperti susu dan sangat berbau
kadang disertai gatal dan terbakar pada vagina.
• Dapat menyebabkan infeksi radang panggul
infertilitas, cervicitis, endometritis
• Termasuk penyakit menular seksual
Gardnerella vaginalis disetujui sebagai salah
satu penyebab S.T.D. karena :
Clue Cell
Patogenesis
• Flora normal vagina: lactobacilli (>105/ml of
vaginal material) serta organisme lain dalam
jumlah kecil: Gardnerella vaginalis , Candida
species, dan Staphylococcus
• Terganggunya keseimbangan flora normal
vagina (Lactobacillus) menyebabkan
pertumbuhan kuman penyebab infeksi tersebut
tumbuh berlebihan.
Terapi dan pencegahan
• Antibiotik: Metronidazol dan Clindamicyn
• Pencegahan:
– Tidak menggunakan vaginal douche/ deodoran
– Tidak berganti ganti pasangan
Trichomoniasis
• Penyebab: T. vaginalis (suatu protozoa)
• Manifestasi klinik: Sekret vagina kuning
kehijauan, berbusa dan sangat berbau
• Dapat dengan mudah menyebar ke urethra
disuria, urgency, frekuensi miksi meningkat.
• Dapat asimtomatik
• Pada laki-laki >> asimtomatik
• Diagnosis: karakteristik seekret vagina dan
pemeriksaan mikroskopik
Terapi
• Metronodazol
• Mengobati pasangan seksual untuk mencegah
reinfeksi.
Karakteristik sekret vagina
Kriteria Sekret vagina Bakterial Trichomonias Candidiasis
diagnosis normal vaginosis Is vagina
pH vagina 3,8-4,2 >4,5 >4,5 <4,5
Konsistensi Putih, flokulen Putih seperti Kuning Putih, seperti
sekret susu kehijauan, keju
berbusa
Amin odof - Fishy (amis) Fishy, sangat -
(whiff test) berbau
Mikroskopik Lactobacillus, Clue cell, Trichomonads, Budding yeast,
sel epitel tidak sel darah puth hifa,
didapatkan > 10/lpb pseudihifa
leukosit
Apakah HIV sama dengan
AIDS?
HIV
• “Human Immunodeficiency Syndrome”
• Retrovirus
• HIV menginvasi sel T helper untuk bereplikasi
• Tidak dapat diobati
AIDS
• Acquired Immunodeficiency Syndrome
• HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS
• Penyakit ini membatasi tubuh dalam melawan
infeksi
• Penderita AIDS memiliki sistem imun yang
lemah
• Tidak dapat diobati
4 Stadium HIV
Stage 1 - Primary
• Pendek, flu-like illness – terjadi 1-6 minggu
setelah terinfeksi
• Gejala (-)
• Dapat menular
Stage 2 - Asymptomatic
• Rata-rata 10 tahun
• Stadium ini bebas gejala
• Mungkin ada kelenjar yang membengkak
• Level HIV di darah level yang sangat rendah
• Antibodi HIV terdeteksi di dalam darah
Stage 3 - Symptomatic
• Gejala ringan
• Sistem imun terganggu
• Infeksi oportunistik dan keganasan
Stage 4 - HIV AIDS
• Penyakit menjadi
berat dan menjurus
pada diagnosis
AIDS
Infeksi Oportunistik yang
berhubungan dengan AIDS
• Bakterial
– Tuberculosis (TB)
– Strep pneumonia
• Virus
– Kaposi Sarcoma
– Herpes
– Influenza (flu)
Infeksi Oportunistik yang
berhubungan dengan AIDS
• Parasit
– Pneumocystis carinii
• Jamur
– Candida
– Cryptococcus
Model Transmisi HIV/AIDS
Melalui Cairan Tubuh
• Produk darah
• Semen
• Cairan vagina
• ASI
Melalui penggunaan obat IV
• Berbgai jarum suntik
– Tidak steril
• Meningkatkan penularan HIV
Melalui Seks
• Intercourse
• Oral
• Anal
• Digital Sex
Ibu ke Bayi
• Sebelum
melahirkan
• Selama
melahirkan
• Setelah
melahirkan
Pemeriksaan Tes HIV
Pemeriksaan tanpa diketahui
• No name
• Nomor identifikasi yang unik
• Hasil pemeriksaan hanya untuk pasien
23659874515
Anonymous
Pemeriksaan Rahasia
• Nama pasien disimpan sepanjang menunggu
hasil tes
• Hasil pemeriksaan hanya untuk pasien
Administrasi
• Darah
• Urine
• Oral
Test Deteksi Darah
• Orasure
– Satu-satunya yang
disetujui FDA
– Seakurat tes darah
– Cairan darah dari jaringan
oral
– Bukan merupakan tes
saliva
Konseling
Pre-test Counseling
• Penularan
• Pencegahan
• Faktor resiko
• Kesadaran dan rahasia
• Pelaporan hasil yang positif
Post-test Counseling
• Klarifikasi hasil tes
• Dibutuhkan untuk tes tambahan
• Promosi pola hidup sehat
Pilihan Terapi
Antiretroviral Drugs
• Abstinence
• Hubungan monogami
• Protected Sex
• Jarum steril
Abstinence
• Family : Brucellaceae
• Genus : Haemophilus
• Species : Haemophilus ducreyi
Gejala Klinik :
• Inkubasi 4 -10 hari
• Pada genitalia eksterna – timbul pustula
nekrosis ulcus (= Ulcus Molle)
• Tidak ada indurasi
• Tepi tidak rata
• Undermind
• Merah dengan dasarnya putih kekuningan
• Sangat nyeri
• Mudah berdarah
• Dapat terjadi Bubo
Ulcul mole / chanchroid
Resistensi :
• Tidak tahan terhadap pemanasan
• Tidak tahan terhadap antiseptik
• Peka terhadap Streptomycin, Chlortetracyclin,
Sulfonamid
Diagnosa :
I. Gejala Klinis
II. Pewarnaan Gram
III. Biakan pada enriched medium (Chocolate
agar medium)
Terapi :
• Streptomycin
• Chlortetracyclin
• Sulfonamid
LYMPHOGRANULOMA
VENEREUM
(LGV)
= Lymphogranuloma inguinale
= Tropical Bubo
ETIOLOGI :
Chlamydia trachomatis serotype L1-L2-L3
• Obligate intracellular
• Hanya dapat tumbuh pada tissue culture atau
yolk sac embrio ayam
• Pewarnaan :
– Giemsa : merah ungu
– Macchiavello : merah
– Gram : Gram negatif merah
GEJALA KLINIS :
• Inkubasi : 1 – 4 minggu
• Lesi primer : berupa papula vesicula pada
genitalia eksterna
• Vesicula tersebut pecah ulcus
• Tidak sakit
• Sembuh sendiri
• Setelah 1minggu – 2 bulan setelah lesi primer
pembesaran kelenjar lymphe regional
• ♂ : Kelenjar lymphe inguinal
• ♀ : kelenjar perirectal
Suppurative
Bubo