Disampaikan oleh:
Ir. Kimron Manik, M.Sc
Direktur Keberlanjutan Konstruksi
1 PENDAHULUAN
OUTLINE
2 KESELAMATAN KONSTRUKSI
3 KEGAGALAN BANGUNAN
1
PENDAHULUAN
1 PENDAHULUAN
Gambaran Beberapa Kecelakaan Konstruksi
Kebakaran Pipa
BBM pada Proyek
Pembangunan
Kereta Cepat
Runtuhnya Kelongsoran Jalan Pada Jatuhnya Besi Siku pada Jakarta-Bandung
Jembatan Gantung Proyek Pembangunan Proyek Pembangunan
Underpass Kentungan Tol Ruas Cimanggis- 4
Banjarsari II
Cibitung
PEMBERHENTIAN SEMENTARA PEKERJAAN
KONSTRUKSI
(Instruksi Menteri PUPR No. IK.01.01-Mn/248
Tanggal 21 Februari 2018)
Untuk menjamin keamanan dan keselamatan konstruksi
1 PENDAHULUAN
Kejadian Kegagalan Bangunan
Ambruknya Jembatan Lengkung Utan Ambruknya Gedung Ruko di Slipi, Jakarta Banjir Underpass Kemayoran, Jakarta
Kemayoran Barat Pusat
1 PENDAHULUAN
Substansi Keselamatan Konstruksi dan Kegagalan Bangunan
dalam PP No. 14 Tahun 2021
Integrasi K3, Mutu, dan Lingkungan yang
tertuang dalam dokumen RKK,
SMKK sebagai RMPK/Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP.
Pasal perwujudan
pemenuhan standar
Penambahan kualifikasi Tenaga Ahli dan
Petugas Keselamatan Konstruksi
84I-84AK K4 diterapkan dengan
mengintegrasikan K3, Penambahan komponen biaya
manajemen lalu lintas dan biaya
mutu, dan lingkungan pengujian lingkungan pada komponen
biaya penerapan SMKK
“
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
“
Pasal 1 84I
Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk
mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi merupakan pemenuhan
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan (K4) terhadap Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan dengan menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan
“ “
kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan. Kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan
10
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
Keandalan bangunan berdasarkan Standar untuk yang mengatur Standar untuk menjamin dan
Standar yang digunakan untuk
standar perancangan yang keselamatan keteknikan Konstruksi, melindungi kesehatan Tenaga Kerja
menjamin keberlanjutan dalam
ditetapkan sesuai dengan keselamatan dan kesehatan kerja, Konstruksi dan masyarakat yang
aspek ekonomi, aspek tata
ketentuan peraturan perundang- keselamatan lingkungan, dan terdampak oleh pelaksanaan
lingkungan setempat dan
undangan yang wajib diterapkan keselamatan publik yang ditetapkan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
pengelolaan lingkungan hidup, dan
selama tahap penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan peraturan ketentuan peraturan perundang-
aspek sosial.
Pekerjaan Konstruksi. perundang-undangan. undangan.
merupakan keselamatan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga keselamatan lingkungan yang
pemenuhan standar perencanaan, kerja, termasuk tenaga kerja keselamatan masyarakat dan/atau terdampak oleh Pekerjaan Konstruksi
perancangan, prosedur dan mutu penyedia jasa, subpenyedia jasa, pihak yang berada di lingkungan sebagai upaya menjaga kelestarian
hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi, pemasok, dan pihak lain yang dan sekitar tempat kerja yang lingkungan hidup dan kenyamanan
mutu bahan, dan kelaikan diizinkan memasuki tempat kerja terdampak Pekerjaan Konstruksi. lingkungan terbangun sesuai peraturan
peralatan. konstruksi. perundang-undangan.
11
STANDAR K4 DALAM SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencema ra n Lingkunga n dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penya kit a kiba t Kerja Masya rakat
12
5 (LIMA) ELEMEN SMKK
PP NO. 14 TAHUN 2021
PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019
Pasal 84M–84Q
Pasal 7–12 01 • Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
• Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal; Kepemimpinan dan Partisipasi
• Organisasi pengelola SMKK; dan • Organisasi pengelola SMKK;
Pekerja dalam Keselamatan • Komitmen keselamatan konstruksi; dan
• Komitmen keselamatan konstruksi • Supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan
Konstruksi
• Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, • Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian
dan peluang; 02 risiko, dan peluang;
• Rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan Perencanaan Keselamatan • Rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang
program; dan tertuang dalam sasaran dan program; dan
• Pemenuhan standar dan peraturan perundangan
Konstruksi • Pemenuhan standar dan peraturan perundangan keselamatan
keselamatan konstruksi konstruksi
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya); 03 • Sumber daya berupa teknologi, peralatan, material, dan biaya;
• Kompetensi; Dukungan Keselamatan • Kompetensi tenaga kerja;
• Kepedulian; • Komunikasi; dan Konstruksi • Kepedulian organisasi; • Manajemen komunikasi; dan
• Informasi terdokumentasi. • Informasi terdokumentasi.
PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
Pasal 84L Pasal 84L
PEMILIHAN PELAKSANAAN
Pasal 84S Pasal 84T
Rancangan Konseptual, Dok. RMPK & RKK
Rancangan RKPPL RMLLP Perubahan
DOKUMEN Konseptual SMKK KAK, HPS, Risk Analysis, Penawaran RKK Program Pelaksana- di dalam PP
Biaya SMKK Teknis Mutu an No. 14/2021
Risiko sedang
& besar
Permen PUPR No. 21/2019 PP No. 14/2021
14
PEMUTAKHIRAN DOKUMEN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PENAMBAHAN DALAM
PP NO. 14 TAHUN 2021
Pasal 84U
15
TAHAPAN SERAH TERIMA (PENYELESAIAN)
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
UNIT
di bawah pimpinan tertinggi Penyedia Jasa.
KESELAMAT
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi kerja yang dibuktikan
dengan sertifikat kompetensi kerja di bidang K3
AN Konstruksi.
• berkoordinasi dengan pimpinan tertinggi
Keterangan:
1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan Konstruksi kecil,
Pimpinan tertinggi Pekerjaan Konstruksi dapat merangkap sebagai
pimpinan UKK.
2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan Konstruksi sedang
dan besar, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus membentuk UKK
yang terpisah dari struktur organisasi Pekerjaan Konstruksi
17
UNIT KESELAMATAN
KONSTRUKSI Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019 PP NO. 14 TAHUN 2021
• Ahli K3 Konstruksi Utama/Ahli Keselamatan
• Ahli Utama K3 Konstruksi; atau RISIKO KESELAMATAN Konstruksi Utama; atau
• Ahli Madya K3 Konstruksi dengan • Ahli K3 Konstruksi Madya/Ahli Keselamatan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun KONSTRUKSI BESAR Konstruksi Madya dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun
• Ahli K3 Konstruksi Madya/Ahli Keselamatan
• Ahli Madya K3 Konstruksi; atau RISIKO KESELAMATAN Konstruksi Madya; atau
• Ahli Muda K3 Konstruksi dengan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun KONSTRUKSI SEDANG Konstruksi Muda dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun
• Ahli Muda K3 Konstruksi; atau RISIKO KESELAMATAN • Ahli K3 Konstruksi Muda/Ahli Keselamatan
Konstruksi Muda; atau
• Petugas Keselamatan Konstruksi KONSTRUKSI KECIL • Petugas Keselamatan Konstruksi
Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi PERSYARATAN PETUGAS Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi
harus mengikuti bimbingan teknis SMKK untuk harus memiliki SKK Petugas Keselamatan
mendapatkan sertifikat kompetensi Petugas KESELAMATAN Konstruksi yang diterbitkan oleh LSP sesuai
Keselamatan Konstruksi KONSTRUKSI dengan ketentuan perundang-undangan
18
KRITERIA RISIKO KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019 Pasal 84AE (1–5)
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
RISIKO • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KESELAMATAN • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
KONSTRUKSI • menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
BESAR • menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
RISIKO
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
KESELAMATAN Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
SEDANG dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
RISIKO • bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
Jasa
KESELAMATAN • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
KECIL • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
19
KETENTUAN LAIN
RISIKO KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko
Pasal 84AE (6–10) Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi mempekerjakan lebih dari 100 (seratus) pekerja
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko harus mempunyai personel Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi, penentuan paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi/Ahli
Risiko Keselamatan Konstruksi ditentukan
dengan memilih Risiko Keselamatan
Konstruksi yang lebih tinggi
1 3 Keselamatan Konstruksi Utama dan/atau Ahli
Madya K3 /Ahli Keselamatan Konstruksi
MadyaKonstruksi dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun; dan
b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi / Ahli
Keselamatan Konstruksi Mudadengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Pada Pekerjaan Konstruksi yang
menggunakan metode padat karya atau
menggunakan banyak tenaga kerja namun
2 4
sedikit penggunaan peralatan mesin, Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan
kebutuhan Personel Keselamatan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan
Konstruksi ditentukan oleh penilaian Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan
Risiko Keselamatan Konstruksi Konstruksi, tidak untuk menentukan kompleksitas
atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
20
BIAYA PENERAPAN SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
1 2 3 4
Dalam bentuk Penyusunan Norma Penilaian terhadap Meningkatkan
fasilitasi, konsultasi Standar Prosedur pelaksanaan penerapan SMKK
serta pendidikan dan Kriteria sesuai dengan pembinaan dan dalam mewujudkan
pelatihan kewenangannya pengawasan Keselamatan Konstruksi
penerapan SMKK
23
PENGAWASAN PENERAPAN SMKK
Pasal 84AI
Gubernur sebagai wakil Gubernur melakukan
Menteri melakukan Bupati/walikota melakukan
Pemerintah Pusat di pengawasan penerapan SMKK pengawasan penerapan SMKK
pengawasan tertib penerapan daerah melakukan pada Pekerjaan Konstruksi dan pada Pekerjaan Konstruksi dan
SMKK pada Pekerjaan pengawasan penerapan Konsultansi Konstruksi
Konsultansi Konstruksi
Konstruksi dan Konsultansi kebijakan SMKK yang terhadap pembiayaan yang
terhadap pembiayaan yang
Konstruksi yang berasal dari dilakukan oleh gubernur berasal dari anggaran berasal dari anggaran
anggaran pendapatan dan dan bupati/walikota di pendapatan dan belanja pendapatan dan belanja
belanja negara dan/atau yang daerah kabupaten/kota
wilayah kewenangannya daerah provinsi dan/atau yang dan/atau yang memiliki
memiliki Risiko Keselamatan memiliki Risiko Keselamatan Risiko Keselamatan Konstruksi
Konstruksi besar Konstruksi sedang kecil
Pengguna Jasa menyam- Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
paikan laporan penyeleng- pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri SMKK kepada gubernur sebagai wakil
garaan pengawasan SMKK nyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggara- pemerintah pusat yang menjadi satu
kepada Menteri melalui unit penerapan kebijakan kan urusan pemerintahan dalam kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
organisasi yang membidangi SMKK kepada Menteri negeri yang menjadi satu kesatuan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah
Jasa Konstruksi yang tidak terpisahkan dengan kabupaten/kota
laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah provinsi
Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
24 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
D I R E K T O R AT JENDERAL BINA Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
3
KEGAGALAN
BANGUNAN
KEGAGALAN BANGUNAN DAN PENILAI AHLI
PASAL 85A
PASAL 85 Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (1) meliputi:
1. Keruntuhan bangunan
Kegagalan Bangunan ditetapkan oleh Penilai Ahli.
Keruntuhan bangunan merupakan kondisi sebagian besar atau keseluruhan komponen bangunan
Ayat 1 yang rusak dan tidak dapat dioperasikan.
Penilai Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: 2. Tidak berfungsinya bangunan
a. orang perorangan; Tidak berfungsinya bangunan merupakan:
b. kelompok; atau a. tidak sesuai dengan yang direncanakan; dan/atau
c. lembaga yang diberikan kewenangan untuk melakukan penilaian dalam hal b. tidak dipenuhinya aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan.
terjadi Kegagalan Bangunan.
Ayat 2
PASAL 85B
Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Kriteria dan tolok ukur Kegagalan Bangunan merupakan kondisi atau ukuran yang menjadi dasar
Bangunan akibat dari tidak terpenuhinya Standar Keamanan, Keselamatan, penilaian dan penetapan Kegagalan Bangunan.
Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84G ayat (6). Kegagalan Bangunan ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria yang mencakup:
a. aspek struktural; dan
Ayat 3
b. aspek fungsional
Penentuan Klasifikasi bangunan dalam penetapan Kegagalan Bangunan sesuai Tolok ukur Kegagalan Bangunan digunakan untuk menentukan tingkat keruntuhan dan/atau tidak
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. berfungsinya suatu bangunan.
Ayat 4 Kriteria dan tolok ukur Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
ketentuan standar Konstruksi.
Pelatihan Penilai
1 Ahli
Dapat dilakukan oleh 1 (satu)
atau lebih Penilai Ahli
KEWENANGAN
c. menghentikan kegiatan investigasi dan
penelitiannya, serta segera melaporkan segala
memperoleh keterangan
sesuatu kepada pemberi tugas mengenai yang diperlukan;
ancaman dan gangguan keamanan, b. meminta data yang
HAK
warga negara Indonesia dan berdomisili di dalam wilayah (1) Setiap orang yang telah memenuhi kriteria dan
Indonesia kompetensi sebagai Penilai Ahli sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 85J wajib mengikuti pelatihan Penilai Ahli
dan dinyatakan lulus uji terkait kompetensi Penilai Ahli.
Memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi pada (2) Penilai Ahli yang dinyatakan lulus uji akan diberikan
jenjang jabatan ahli di bidang yang sesuai dengan sertifikat Penilai Ahli dan dicatat oleh LPJK melalui
Klasifikasi produk bangunan yang mengalami kegagalan Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi.
dengan subkualifikasi paling kurang ahli madya dan/atau (3) Daftar hasil pencatatan Penilai Ahli harus dilaporkan
insinyur profesional madya berkala kepada Menteri.
(4) Masa berlaku sertifikat Penilai Ahli adalah 5 (lima)
tahun.
Mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana, (5) Sertifikat Penilai Ahli seorang Penilai Ahli dapat dicabut
pelaksana, dan/atau pengawas pada Jasa Konstruksi sesuai atau seorang Penilai Ahli dapat diberhentikan, apabila:
a. Meninggal dunia;
dengan Klasifikasi dari bangunan yang mengalami
b. Mengundurkan diri dan mengajukan surat
Kegagalan Bangunan paling sedikit 10 tahun
pengunduran diri yang ditandatangani disertai
materai cukup;
Mampu bekerja secara profesional, jujur, objektif, dan c. Melanggar kode etik dan kode perilaku;
independen d. Melakukan tindak pidana yang telah mendapat
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Mampu menerapkan kode etik dan kode perilaku Penilai
Ahli