Anda di halaman 1dari 20

BAB 16

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN :


PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO
UTANG USAHA
NAMA KELOMPOK :
180503114 BONATUA PATRISIUS SAMOSIR
180503121 PETER TIOMAR
180503129 EURICO ALMENDO SIMBOLON
180503146 M RIFQY ATHALLAH
180503153 SITI HAPSAH HASIBUAN
DESKRIPSI UTANG USAHA

Utang usaha termasuk sebagai utang lancar yang mana meliputi semua kewajiban
yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari
tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara
mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara
menimbulkan autang lancar yang lain.
DESKRIPSI UTANG USAHA

Utang lancar digolongkan menjadi 6 kelompok :


(1) Utang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan
penolong, suku cadang dan bahan habis pakai pabrik.
(2) Utang jaminan masuk dari pelanggan
(3) Utang yang timbul dari berlakunya waktu (accrued payable)
(4) Utang yang timbul kepada pihak ketiga karena perusahaan ditunjuk sebagai
pemungut pajak atau iuran lain
DESKRIPSI UTANG USAHA
(5) Accrual yang timbul dari perusahaan meskipun :
- Jumlah utang tersebut harus ditaksir seperti utang bonus
- Krediturnya tidak diketahui seperti utang biaya reparasi untuk produk
perusahaan yang dijual dengan garansi
- Utang yang jumlahnya harus diukur dari transaksi sekarang misalnya utang
sewa pendapatan yang diterima di muka, utang yang jumlahnya dihitung dari
besarnya deplesi sumber alam
(6) Utang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek seperti
utang bank, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, utang pajak
penghasilan, dan utang dividen.
Perbedaan Karakteristik Utang
Lancar dengan Karakteristik
Aktiva Lancar

Perbedaan karakteristik utang lancar dengan aktiva lancar :


Dalam menyajikan aktiva lancar, klien berkecenderungan umum untuk menyajikan aktiva
tersebut lebih tinggi dari jumlah yang senyatanya. Kecenderungan ini seringkali
didorong oleh motif untuk memeberikan gambaran modal kerja yang lebih baik sehingga
kelihatannya perusahaan memiliki likuiditas yang baik.
Dalam menyajikan aktiva lancar, klien menghadapi masalah penilaian unsur-unsur aktiva
lancar per tanggal neraca. Kas harus disajikan pada nilai kursnya pada tanggal neraca,
jika kas tersebut berupa valuta asing, piutang usaha harus disajikan pada nilai bersih
yang dapat ditagih pada tanggal neraca, sediaan harus dihitung kuantitas, ditentukan
kualitas dan kondisinya untuk dapat disajikan pada nilai bersih yang dapat direalisasikan
pada tanggal neraca.
Perbedaan Pengujian Substantif
terhadap Utang Lancar dengan
Pengujian Substantif terhadap Aktiva
Lancar

Perbedaan pengujian substantif terhadap utang lancar dengan


pengujian substantif terhadap aktiva lancar adalah sebagai berikut:

Pengujian substantif terhadap utang lancar ditujukan untuk menemukan adanya penyajian
utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya, sedangkan pengujian
substantif terhadap aktiva lancarditujukan untuk menemukan adanya penyajian aktiva
lancar yang lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya.
Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor mengahadapi masalah penentuan
kewajaran nilai aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang dicantumkan
dalam neraca. Penentuan nilai aktiva lancar ini menyangkut penaksiran apa yang terjadi
di masa yang akan datang.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum
Dalam Penyajian Utang Lancar di
Neraca

Perlu diketahui lebih dulu prinsip akuntansi berterima umum di


Indonesia dalam penyajian utang lancar di neraca sebagai berikut:
(1)Setiap jenis utang lancar harus disajikan terpisah jika jumlahnya material.
(2)Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham dan karyawan harus dipisahkan dari utang
pihak ketiga yang independent.
(3)Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus diungkapkan dalam laporan
keuangan.
(4)Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah nero.
(5)Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
Tujuan Pengujian Substantif
terhadap Utang Usaha

(1)Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang
usaha.

Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo utang usaha yang dicantumkan
dalam neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan
akuntansi yang mendukung informasi utang usaha yang disajikan dalam neraca. Untuk itu
auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo utang usaha yang dicantumkam dalam neraca
dengan akun utang usaha dalam buku besar dan selanjutnya ke register bukti kas keluar dan
register cek.
Tujuan Pengujian Substantif
terhadap Utang Usaha

(2)Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian utang usaha yang dicantumkan di neraca.

Pengujian ditujukan untuk menemukan kemungkinan adanya unrecorded liabilities. Untuk


membuktikan asersi keeradaan aktiva dan keterjadian transaksi yang bersangkutan dengan utang
lancar, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini :

*Pengujian analitik
*Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang usaha
*Pemeriksaaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang usaha
*Konfirmasi piutang usaha
*Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang diterima oleh klien dari
krediturnya.
Tujuan Pengujian Substantif
terhadap Utang Usaha

(3)Membuktikan asersi kelengkapan utang usaha yang dicantumkan di neraca.


Pada prinsip akuntansi berterima umum, utang usaha harus disajikan di neraca pada fakta pada
tanggal neraca dan sebesar jumlah yang menajdi kewajiban klien kepada kreditur pada tanggal
neraca.
Untuk membuktikan bahwa utang usaha yang dicantumkan di neraca mencakup semua kewajiban
klien kepada kreditur pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan
utang usaha dalam tahun yang di audi, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
*Pengujian analitik
*Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang usaha
*Pemeriksaaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang usaha
*Konfirmasi piutang usaha
*Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang diterima oleh klien dari
krediturnya.
Tujuan Pengujian Substantif
terhadap Utang Usaha

(4)Membuktikan asersi kewajiban klien atas utang usaha yang dicantumkan di neraca.
Utang usaha yang ada pada tanggal neraca merupakan kewajiban klien kepada kreditur pada tanggal
tersebut. Untuk membuktikan kewajiban klien yang tercermin dalam utang usaha yang
dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
*Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang usaha
*Konfirmasi piutang usaha
*Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang diterima oleh klien dari
krediturnya.
Tujuan Pengujian Substantif
terhadap Utang Usaha

(5)Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca


Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi
berterima umum. Pengujian substantif terhadap utang usaha diarahkan untuk mencapai salah
satu tujuan untuk membuktikan apakah unsur utang usaha telah disajikan dan diungkapkan oleh
klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
 
Pengujian untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca sebagai
berikut :
*Konfirmasi utang usaha
*Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang diterima oleh klien dari
krediturnya
*Pembandingan penyajian piutang usaha di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum yang
diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Program Pengujian Substantif
Terhadap Utang Usaha

Program pengujian substantif terhadap utang usaha berisi prosedur audit yang dirancang untuk
mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan di atas. Tahap – tahap prosedur audit dimulai
dari pemeriksaan yang bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan yang bersifat rinci.
Berbagai prosedur audit dilaksanaan dalam lima tahap berikut ini :
(1)Prosedur audit awal
(2)Prosedur analitik
(3)Pengujian terhadap transaksi rinci
(4)Pengujian terhadap saldo akun rinci
(5)Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan
Program Pengujian Substantif
Terhadap Utang Usaha

Prosedur audit awal


Auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi utang
usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
(1)Urut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang usaha yang bersangkutan
dalam buku besar
(2)Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar
(3)Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun lalu
(4)Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
aktiva tetap dan akuntansi depresiasinya
(5)Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang bersangkutan
(6)Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun kontrol utang usaha di buku
besar
Program Pengujian Substantif
Terhadap Utang Usaha

Prosedur analitik
Ratio Formula

Tingkat Perputaran Utang Usaha Pembelian = Rerata Utang Usaha

Ratio utang usaha dengan utang lancar Saldo utang usaha + utang lancar
Program Pengujian Substantif
Terhadap Utang Usaha

Pengujian terhadap Transaksi Rinci


Keandalan saldo utang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi yang dikredit dan
didebitkan ke dalam akun utang usaha berikut ini :
*Transaksi pembelian kredit
*Transaksi retur pembelian
*Transaksi pembayaran kas untuk pelunasan utang usaha
Program Pengujian Substantif
Terhadap Utang Usaha

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci


Tujuan pengujian saldo akun Utang Usaha rinci adalah untuk memverifikasi:
a. Keberadaan atau keterjadian
b. Kelengkapan
c. Kewajiban
d. Penyajian dan pengungkapan
Program Pengujian Substantif
Terhadap Utang Usaha

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan


*Periksa Klasifikasi Utang Usaha di Neraca
*Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan dengan Utang Nonusaha
*Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan dengan Utang Usaha
*Mintalah Informasi dari Klien untuk Menemukan Komitmen yang Belum *Diungkapkan dan
Utang Bersyarat dan Periksa Penjelasan yang *Bersangkutan dengan Utang Tersebut.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai