biografi Al Zahrawi diketahui, Ia meninggalkan sebuah ‘harta karun’ yang tak ternilai harganya bagi ilmu
kedokteran yakni berupa kitab Al-Tasrif li man ajaz an-il-talil—sebuah ensiklopedia kedokteran. Kitab
yang dijadikan materi sekolah kedokteran di Eropa itu terdiri dari 30 volume.Dalam kitab yang
diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rinci dan lugas mengupas tentang ilmu bedah,
orthopedic, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum.Ia juga mengupas tentang
kosmetika.
Al-Zahrawi pun ternyata begitu berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika seperti
deodorant, hand lotion, pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil pengembangan
dari karya Al-Zahrawi.Popularitas Al-Zahrawi sebagai dokter bedah yang andal menyebar hingga ke
seantero Eropa. Tak heran, bila kemudian pasien dan anak muda yang ingin belajar ilmu kedokteran dari
Abulcasis berdatangan dari berbagai penjuru Eropa.Menurut Will Durant, pada masa itu Cordoba
menjadi tempat favorit bagi orang-orang Eropa yang ingin menjalani operasi bedah. Di puncak
kejayaannya, Cordoba memiliki tak kurang dari 50 rumah sakit yang memberikan pelayanan
prima.Sebagai seorang guru ilmu kedokteran, Al-Zahrawi begitu mencintai murid-muridnya.
Dalam menjalankan praktik kedokterannya, Al-Zahrawi menanamkan pentingnya observasi tertutup dalam
kasus-kasus individual.
Hal itu dilakukan untuk tercapainya diagnosis yang akurat serta kemungkinan pelayanan yang terbaik. Ia
pun selalu mengingatkan agar para dokter berpegang pada norma dan kode etik kedokteran, yakni tak
menggunakan profesi dokter hanya untuk meraup keuntungan materi.Menurutnya, profesi dokter bedah tak
bisa dilakukan sembarang orang. Pada masa itu, dia kerap mengingatkan agar masyarakat tak melakukan
operasi bedah kepada dokter atau dukun yang mengaku-ngaku memiliki keahlian operasi bedah.Hanya
dokter yang memiliki keahlian dan bersertifikat saja yang boleh melakukan operasi bedah. Mungkin karena
itulah di era modern ini muncul istilah dokter spesialis bedah (surgeon)
selama karirnya Al Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah. Salah satu alat bedah yang ditemukan
dan digunakan Al Zahrawi adalah catgut. Alat yang digunakan untuk menjahit bagian dalam itu hingga kini
masih digunakan ilmu bedah modern. Selain itu, juga menemukan forceps untuk mengangkat janin yang
meninggal. Alat itu digambarkan dalam kitab Al-tasrif