20.15 20.65
100 m
21.15 21.15
100 m
21.65
22.15
T
20.15 20.65 21.15 21.65 22.15
TIDAK STABIL
Laju adiabatik kering (Γ) TIDAK STABIL
z MUTLAK : ELR > DALR
Laju penurunan suhu lingkungan (γ)
20.1
22.4
100 m
21.1 21.1
100 m
22.1 19.1
T
19.9 20.1 21.1 22.1 22.4
NETRAL
Laju adiabatik kering (Γ) ELR = DALR
Laju penurunan suhu lingkungan (γ)
20.1 20.1
100 m
21.15 21.1
100 m
22.1
22.1
T
20.1 21.1 22.1
PROSES PENGANGKATAN
MASSA UDARA
PROSES PENGINTIAN AWAN
(NUCLEATION)
Massa udara terangkat, butir-butir aerosol higroskopis menyerap uap air dari
sekitarnya dan saat mencapai kejenuhan terjadi kondensasi.
proses kondensasi yang terjadi pada lingkungan yang murni tanpa inti
kondensasi maka disebut pengintian homogen (homogeneous atau
spontaneous nucleisation) ,
jika terjadi pada inti kondensasi disebut pengintian heterogen.
Pengintian homogen dicapai pada keadaan lewat jenuh sangat tinggi,
sedangkan pengintian heterogen dicapai pada keadaan lewat jenuh rendah
dan berperan penting di atmosfer (Rogers, 1979).
Adanya partikel aerosol sebagai zat terlarut menyebabkan tekanan uap di atas
permukaan tetes cairan akan menurun. Jika tetes berbentuk bola dengan jari-
jari r, maka perbandingan tekanan uap jenuh antara tetes cairan dan larutan
dapat dicari dengan persamaan pendekatan (Rogers, 1979) :
es (r ) a b
S 1 3
e s (~) r r
Stratiform ;
dangkal dan menyebar (disebut juga awan berlapis ( layerclouds))
kecepatan gerak vertikal 1-10 cm per detik.
Dihasilkan oleh pengangkatan udara konvergensi horizontal atau akibat perputaran atau
turbulensi ireguler yang meluas sehingga gerak vertikalnya kecil dan awan tersebar lebih
seragam untuk wilayah yang luas.
Cumuliform ;
awan dengan dimensi vertikal dan horizontal hampir seragam sekitar 1-10 km.
Gerak vertikal dengan kecepatan 1-10 m per detik terus menerus untuk periode pendek
sekitar 30 menit
Dihasilkan oleh gerak konvektif karena ketidakstabilan hidrostatik; secara potensial udara
yang lebih ringan terangkat dalam pusat sel konvektif dan udara lebih berat turun.
Selama itu paket udara mengalami gerakan ke atas dan ke bawah, beberapa di antaranya
dipindahkan ke atas sekitar 5 km atau bahkan untuk thunderstorm lebih dari 10 km.
Pada kondisi atmosfer stabil, pertumbuhan awan terganggu, bahkan awan menjadi tidak
potensial untuk turunnya presipitasi.
Tidak ada
presipitasi
cirrus
cirrocumulus
cirrostratus
Altocumulus nimbostratus
Hujan Intensitas hujan/salju lebih tinggi
Altostratus
Hujan / salju
Stratocumulus :
drizzle
Cumulus :
Hujan/salju
Stratus:
drizzle
Cumulonimbus :
hujan deras, badai, petir
Kabut
Kabut adalah awan yang ada di permukaan. Kabut terbentuk ketika udara di
permukaan didinginkan dan menyebabkan kondisi jenuh (RH 100%).
Kabut radiasi atau kabut permukaan (Radiation fog atau ground fog)
dihasilkan oleh pendinginan atmosfer dekat permukaan akibat emisi radiasi
gelombang panjang. Biasanya cukup dangkal dan berkembang hingga sore
hari. Sesaat sebelum matahari terbit kabut radiasi menghilang karena
pemanasan permukaan oleh radiasi matahari.
Kabut lereng; yang terbentuk ketika udara mengalir melalui topografi yang
lebih tinggi. Pada kasus ini udara didinginkan secara adiabatik dan sering
ditemukan di sisi lereng arah tujuan angin (windward) dari suatu pegunungan.
Kabut adveksi; terbentuk ketika udara mengalir di atas suatu permukaan
yang berbeda suhunya. Adveksi udara hangat dapat menghasilkan kabut jika
melalui suatu permukaan yang dingin.
Kabut evaporasi; adalah jenis khusus dari kabut adveksi. Terbentuk ketika
udara dingin meluas ke atas suatu permukaan yang lebih hangat baik itu
tubuh air atau daratan. Kabut terbentuk ketika air dari permukaan menguap
masuk ke udara dingin dan menjadi jenuh. Kabut jenis ini disebut juga steam
fog atau sea smoke.
Kabut frontal (frontal frog) adalah jenis kabut yang timbul akibat adanya
front, khususnya front panas. Hujan yang turun dan masuk ke dalam front
panas akan mengalami evaporasi sehingga akan menambah kandungan uap
air di atmosfer. Kabut terbentuk ketika jumlah air di atmosfer di atas front
mencapai titik jenuh (RH 100%)
Kabut evaporasi
Kabut di pegunungan
Kabut radiasi
Kabut adveksi
Kabut di lereng
Kabut di lembah Kabut es
PRESIPITASI
Presipitasi terjadi ketika populasi awan tidak stabil dan
beberapa butir tumbuh lebih besar dari butir yang lain
(Rogers, 1979).
Jari-jari relatif butir hujan r = 103 μm dengan kecepatan
akhir (terminal velocity) sekitar 650 cm per detik.
PROSES MIKROFISIK
1. Proses awan dingin atau proses kristal es
(proses Bergeron – Findeisen)
awan dengan suhu sebagian atau seluruhnya < 0oC (campuran
tetes air dan kristal es.
tekanan uap di atas es kurang dari tekanan uap di atas butir
air, sehingga air menguap dan butiran es bertambah besar oleh
difusi.
Pertumbuhan kristal es mengorbankan tetes air lewat dingin
(supercooled water), karena adanya gradien tekanan uap.
Ketika tumbuh lebih besar dan jatuh, kristal es menyapu butir
lain.
Ketika melalui isoterm 0oC kristal es melebur menjadi tetes
hujan.
Jika jatuh sebelum terjadi peleburan, maka akan turun sebagai
salju atau butir es (hail).
Proses ini melibatkan 3 fase padat, cair dan gas, sehingga
seringkali disebut proses tiga fase.
PROSES MIKROFISIK
2. Proses awan hangat
(proses Bowen-Ludlam)
Proses ini terjadi pada awan yang bersuhu >
0OC, melibatkan dua fase gas dan cair.
Adanya gaya gravitasi menyebabkan butir yang
lebih besar jatuh dan menumbuk (collide) butir
lain sepanjang lintasannya, sebagian
bergabung (coalesce) sehingga butiran
menjadi lebih besar dan jatuh sebagai butir
hujan.
Gravitational Force, W
Bouyancy Force,
Drag Force,
JENIS PRESIPITASI
Presipitasi dalam bentuk cair adalah hujan (rain) dan drizzle, yang
dibedakan hanya dari ukuran butir airnya saja. Drizzle berukuran
diameter < 0.5 mm.
presipitasi dalam bentuk padat yaitu :
salju (snow), sleet, glaze (freezing rain), dan hail.
Hail
presipitasi dalam bentuk butir-butir es yang tidak beraturan,
dengan diameter sekitar 1 cm dengan variasi dari 5 hingga
75 mm. Hail dihasilkan hanya oleh awan cumulonimbus
yang ketika terangkat sangat kuat dan mengandung air
superdingin yang berlimpah.
Sleet
Freezing rain
Glaze (freezeng rain) Snow pellets atau graupel