Kebangkrutan
Kebangkrutan
KEBANGKRUTAN
BUMS DAN BUMN
Pert.25-26
1
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas
atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt >
asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban
melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an,
puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak
ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang
sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar
sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai
saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga
kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan)
dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam
mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen,
operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat
tajam dan lainnya. 2
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan
mengalami kesulitan keuangan :
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara
operasional dan tidak kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi,
pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang
berlebihan, pungli, dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara
lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya.
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar
perusahaan sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
i. Faktor-faktor lainnya. 3
Metode Memprediksi
Kebangkrutan
1. Analisis Rasio Keuangan
2. Z Score – Metode Altman
3. Shut Down Point – Shut Down Cost
4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
4
Analisis kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya
tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio
FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang
dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian
prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-
rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu
persamaan. Contohnya model regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
12
Analisis Kebangkrutan
A. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80.
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
c. C apabila TS<=”20
C. Aspek Administrasi.
A. Aspek Keuangan.
Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur
RASIO
1. ROE skor 2. ROI skor 3. KAS Skor
15<ROE 20 18<ROI 15 X>35 5
11<ROE<=15 18 15<ROI>=18 13,5 25<=x<35 4
9<ROE<=13 16 13<ROI>=15 12 15<=x<25 3
7,9<ROE<=9 14 12<ROI>=13 10,5 10<=x<15 2
6,6<ROE<=7, 12 10,5<ROI<= 9 5<=x<10 1
9 12
5,3<ROE<=6, 10 9<ROI 7, 0<=x<5 0
<=10,5
4 <ROE<=5,3 8,5 7<ROE<=9 6
2,5<ROE<=4 5,5 3<ROI<=7 5
1<ROE<=2,5 4 1<ROI<=3 3
0<ROE<=1 2 0<ROI<=1 2 14
Kaderisasi
3. Research&Devmt. 10 B 8 Kepedulian
manajemen
Total 35 25
Data mengenai aspek operasional ini umumnya 18diberikan oleh
Persero BUMN.
C. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0
19
3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan
Pemegang saham atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan
setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0
4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)
merupakan hal yang harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya
dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3,
dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor
=3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6.
Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun
laporannya ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan
tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya, karena para
Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi-
divisinya.
20
Contoh:
BUMN , Persero “KFM”, TBK, Non Infrastruktur,thn 2004.
Pendapatan Pendapatan
dan Biaya Biaya Total
BEP Penyusutan
Biaya Tetap
Penyusutan
BEP Cash - SDP
Pengeluaran
kas tetap
0 28
Q
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan.