Anda di halaman 1dari 67

PELAYANAN

INFORMASI OBAT
Kegiatan unggulan farmasis klinik/komunitas
Pendahuluan
 Pernahkah Anda bertemu dengan
seseorang yang mempunyai masalah
dengan obat ?
 Pernahkah Anda memiliki masalah
dengan obat ?
 Kepada siapa Anda bertanya jika ada
masalah tentang obat ?

2
Pemikiran Lama
 Farmasis tidak tahu alasan pasien dapat obat
 Pasien tidak mengerti mengenai obatnya
 Bila dokter ingin informasi mengenai obat:
- ke kolega
- tidak terpikir utk menanyakan ke farmasis
- farmasis tidak mempertimbangkan diri sbg
kandidat utk peran ini

3
Pemikiran Baru
 Pelaksanaan Patient Care dengan cara “team
approach”
 Dokter masih sebagai leader, dibantu oleh:
- perawat
- farmasis
 Terapi obat masih jadi wewenang dokter
( dokter keberatan melepas wewenang ini, atau
mengakui bantuan diperlukan)

4
 Farmasis mulai menyadari mereka dapat
melakukan lebih dari “ menghitung dan
menuang” (count and pour)
 Farmasis mulai menjalin kontak dengan
profesi kesehatan lainnya
 Farmasis melihat peran baru 
memberikan informasi terkait dengan obat

5
 Bagaimana di Indonesia ?
- Kegiatan farmasi klinik dan PIO masih
sangat sedikit (di UK dan AS sudah 30 th
yang lalu)
- Farmasis hanya terlibat dalam “pengadaan
obat”
- Infrastruktur untuk PIO belum ada
- Farmasis: tidak ada waktu utk ke ward dan
aktivitas farmasi klinis

6
Karena itu, perlu
dikembangkan PIO

Mengapa PIO ?
PIO merupakan Strategi untuk
Menerapkan Penggunaan Obat Rasional

DI negara Berkembang:
Informasi:
 Kurang atau mis-informasi
 Bias/ tidak seimbang, commercial interest,
contoh: info detailer
Profesi kesehatan
 Rentan terhadap promosi obat
 Kebanyakan dokter mendapat info dari detailer
8
Drug use process
Penentuan terapi obat
Pemilihan obat
Penentuan dosis
Labeling dan dispensing
Pemberian obat
Pendidikan ke pasien
Monitoring efektifitas obat
Follow up dan evaluasi

Makin banyak informasi pilihan proses di atas


9 makin baik  peran PIO makin diperlukan
Apakah PIO ?
Dr. Samuel Johnson:
“Knowledge is of two kinds. We know
the subject ourself, or we know where we
can find information upon it”
• Di Negara berkembang:
PIO tergantung kebutuhan
Keterbatasan resources
Perjalanan waktu aktifitas
bertambah
10
Karakteristik PIO
 Independen: tak ada kontrol dari sponsor
 Objective: info tidak bias, akurat dan komplit
 Seimbang: berwawasan luas
 Ilmiah: data dapat dipercaya, dapat untuk membuat
keputusan medis, melalui studi, bukti akurat
 Orientasi pada pasien
 Proaktif
 Consumer oriented
 Gratis- tidak menghasilkan revenue
 “socially oriented service for the benefit of the society at
large”
11
Pharmacy provider:
Dalam melayani permintaan informasi obat, ada 3
tiga tingkat pharmacy provider
  The retriever: mendapatkan literatur dari
pustaka, fotokopi dan memberikannya
berdasarkan permintaan
  The informant: me-retrieve informasi secara
selektif, evaluasi, interpretasi literatur dan
memberikan jawaban
  The consultant: selain sebagai informer, juga
meminta data lengkap pasien, diskusi masalah
dan jawaban alternatif, memberikan kesimpulan,
nasehat dan rekomendasi.
12
Keterbatasan seorang farmasis dalam melakukan

pelayananAlasan
informasi obat (DICP 1987:21;57-63)
Persentase

Tidak cukup waktu 73.9%

Dana tidak cukup 48.6%

Pustaka tidak adekuat 46.4%

Perkerjaan terlalu banyak 39.9%

Kurang dukungan dari administrasi 32.6%

Tidak cukup pelatihan 15.9%


13
Tipe pertanyaan seperti apa
yang ditanyakan?
Kebanyakan:
- Dosis - Interaksi obat
- Efek samping obat - Indikasi
- Obat alternatif - Kompatibilitas
- Pemberian obat - Farmakokinetik
- Identifikasi obat - Teratogenisitas

14
Pertanyaan lain:

- Kontraindikasi - Menyusui
- Harga - Mutagenisitas
- Informasi buat pasien - Kimia
- Farmakologi - Stabilitas
- Keracunan/overdosis - Penyimpanan

15
Siapa yang bertanya?

Dokter

Perawat

Pasien

Farmasis

Mahasiswa S1/S2
Dll.

16
 Pertanyaan yg ruwet – membutuhkan
pencarian yg rinci  perlu waktu
 Ttp pertanyaan yg berhubungan dengan
pasien, manfaatnya hilang/berkurang bila
dijawab terlalu lama
 Negosiasi

17
Pendekatan Sistematis dalam Menjawab
Permintaan Informasi Obat
Ada 7 langkah:
I. Dapatkan data penanya
II. Dapatkan informasi latar belakang
III. Tentukan dan golongkan pertanyaan sebenarnya
IV. Tentukan strategi dan lakukan pencarian
V. Lakukan evaluasi, analisa dan sintesa
VI. Formulasi dan berikan jawaban
VII. Tindak lanjut dan dokumentasi

18
Step 1: Dapatkan Data penanya

 Dapatkan pertanyaan awal


 Dapatkan informasi tentang penanya
“profesi” (mis.dokter, farmasis,perawat
dll) untuk menentukan canggihnya
jawaban
Contoh:
Pertanyaan mengenai cara kerja obat
baru Rosiglitazon
19
Step 1: Dapatkan data penanya…… lanjutan

Bila yg bertanya
- dokter:

“ Rosiglitazon adl obat oral hipoglikemik


non-sulfonilurea yg bekerja meningkatkan
sensitivitas terhadap insulin untuk DM tipe
2, terutama untuk pasien yang obese”
- pasien:
“ Rosiglitazon bekerja dengan memperbaiki
cara tubuh anda memproses gula sehingga
akan menurunkan kadar gula darah Anda”

20
Step 1: Dapatkan data penanya……..
lanjutan
 Tentukan metoda penyampaian
jawaban.
 Informasi dari penanya seperti :
alamat, nomor telepon, fax, HP, dsb.

21
Step 2: Dapatkan Informasi Latar
Belakang
 Dapatkan informasi latar belakang
- membantu memperjelas pertanyaan
- langkah yg paling penting
- pertanyaan tidak diungkapkan dg tepat
atau penanya tidak tahu bgmn
menanyakannya
 Tentukan apakah pertanyaan spesifik utk
pasien atau akademik
22
Contoh :
Perhatikan dialog berikut:
D: Berapakah dosis dari gentamisin?
F: Buat seorang pasien?
D: Betul
F: Berapa umur pasien?
D: 50 tahun, laki-laki
F: Bgmn fungsi ginjalnya?
D: Baik, tak ada masalah
F: Untuk menentukan dosis saya perlu tahu
apakah fungsi ginjalnya stabil, serum Cr dan
BUN
23
D: Fungsi ginjal stabil sejak masuk RS 5
hari yl. Serum Cr = 1.2, BUN 1.5
F: Kira2 CrCl ± 68 ml/min. Apakah pasien obese
atau underweight?
D: Tidak
F: Sudah dapat gentamicin sebelumnya atau baru
pertama kali?
D: Belum. Saya ingin mulai sesegera mungkin
F: Dosis akan saya hitung dan dokter akan saya
telepon kembali

24
Perhatikan dialog berikut:

MD: Berapakah dosis dari gentamisin?


RPh: Buat seorang pasien?
MD: Betul. Bp Endang di Ruang XI
RPh: Infeksi-nya apa dok?
MD: Saya rasa pneumonia. Pasien datang
dengan onset gejala yang cepat
RPh: CAP atau hospital acquired?
MD: Pasien datang dari rumahnya. Kita pikir kumannya
streptokokus. Di sputumnya banyak kokus
positive pasangan dan rantai
25
RPh: Kalau anda curigai CAP, sebaiknya
dokter berikan penicillin. Seberapa
parahkah infeksinya?
MD: moderate severe dan berlanjut.
Pengobatan harus segera dimulai
RPh: Kalau begitu mulai dengan parenteral
Amoksisilin. Apakah pasien alergi
dengan amoksisilin ?
MD: Tidak. Sejauh ini tidak ada alergi.

26
Step 3: Tentukan dan kategorikan
pertanyaan sebenarnya

 Dengan informasi latar belakang


pertanyaan sebenarnya dapat
ditentukan
 Pertanyaan sebenarnya diperjelas

 Tentukan kapan jawaban diperlukan

 Penggolongan pertanyaan

27
Penggolongan berguna untuk :
 memulai proses pemikiran dan
mengorganisir pencarian
 Memulai proses pemilihan sumber
informasi
 Misal: utk efek samping gunakan
“adverse effect-related resources”
 Prioritas

28
Titles Special Topics*
1. AMA Drug Evaluation D E F
2. AHFS A B C D E F
3. Applied Therapeutics E
4. USP DI A B C D E F
5. Drug Dex A B C D E F
6. Drug Interaction C
7. Facts and Comparisons A B C D E F
8. Handbook of Injectable Drugs C
9. Handbook of Clinical Drug Data B C D
10. Harrison’s Principles Int Med E
11. Martindale’s A B D E

*A: Identification, availability and manufacturer; B: drug dosing; C: drug


interaction/incompatibilities; D: adverse drug reactions; E: therapeutic
use; F: pharmacology and pharmacokinetics;

29
Step 4: Tentukan strategi
dan Lakukan Pencarian

 Sumber informasi – prioritas


 Pencarian sistematis

30
Specific
Request general If information is not available
reference
(tertiary
source)
Secondary
literature source
If adequate
information is If information
obtained, is not Primary literature
terminate adequate, go
search to..

31
Contoh:

Bila penggolongan pertanyaan adalah interaksi obat


- Gunakan textbook spesifik utk interaksi obat spt.
Hansten and Horn’s Drug Interaction Analysis
and Management atau Drug Interaction Facts and
Analysis.
- Bila tidak ada gunakan referensi lain yg berisi
informasi yg diinginkan spt. Drug Facts and
Comparison, AHFS
32
Step 5: EVALUASI, ANALISA ,
dan SINTESA

 Evaluasi informasi secara menyeluruh dan


objektif
 Konfirmasi informasi dengan literatur lain
 Penting: pencarian yg komprehensif utk
meyakinkan rekomendasi berdasarkan bukti
terbaru yg tersedia
 Bila literatur tidak memberikan jawaban
langsung, gunakan “professional judgment”
setelah informasi dianalisa secara kritis
33
Step 6: Formulasi dan Berikan
Jawaban

 Cantumkan
- pertanyaan dan informasi latar belakang
- informasi dan rekomendasi
- Sekilas mengenai strategi pencarian dan
literatur bila pencarian komprehensif

34
Step 7: Tindak Lanjut dan Dokumentasi

Metoda tindak lanjut: - via telpon


- tertulis
Tujuan: - informasi tambahan /perubahan
- feedback
Contoh: Pertanyaan tentang Risperdal untuk mengatasi
hiperaktivitas pada pasien autis
Informasi awal: Risperdal termasuk golongan
antipsikotik atipikal yang bekerja mengantagonis
reseptor serotonin, dapat digunakan untuk mengatasi
hiperaktivitas pada pasien autis
Informasi baru : diberikan beberapa waktu kemudian
35
Strategi Mendengar
 Orang yang meminta informasi haruslah
yang berbicara lebih banyak, PIO farmasis
. mendengarkan dengan baik
 Konsentrasi pada informasi yang diberikan
 Tandai ketidak pastian dan minta penjelasan
 Untuk memperjelas, ulangi penjelasan
penanya menggunakan kalimat farmasis

36
SUMBER
INFORMASI BUAT
PIO
 Pencarian yang baik memerlukan:
- Keakraban dengan sumber
informasi yang ada
- Sumber yang ada terorganisir

3 kategori sumber pustaka


Referensi tersier
Referensi sekunder
Referensi primer

38
Text
And
References

Secondary

Primary

39
 Referensi tersier (textbook)
  Informasi yang terdokumentasi
dalam format yang ringkas dan
padat diambil dari publikasi
dengan berlatar belakang
literatur primer

40

Contoh:
 textbook,

 buku referensi umum,

 review articles,

 monograph dan computerized data


base seperti Micromedex

41
 Referensi sekunder berfungsi
sebagai petunjuk ke literatur
primer dan jarang digunakan
untuk mengambil keputusan klinis

Contoh:
IOWA microfiche, Current Content,
IPA, dll.

42
 Literatur primer:

 hasil karya yang dipublikasi atau


tidak dipublikasi
 pengetahuan baru
 meningkatkan pengetahuan yang
sudah ada
 sebagai basis bagi literatur
sekunder dan tersier

43
Kapan mencari literatur primer:

 Bila penanya menginginkan referensi


literatur primer
 Bila jawaban tidak ada di textbook
dan referensi umum
 Bila informasi pada text dan referensi
ketinggalan zaman

44
EVALUASI LITERATUR
Referensi tersier
Keuntungan:
i. Akses mudah untuk kebanyakan sumber
informasi obat
ii. Latar belakang informasi yang luas
tentang obat yang ditanyakan sering
tersedia
iii. Beberapa text juga memberikan diskusi
mendalam tentang area tertentu
informasi obat
45
Keterbatasan referensi tersier

i. Informasi yang tersedia tidak mencakupi


perkembangan terakhir disaat dan
setelah publikasi tersebut beredar ke
publik.
ii.Informasi yang terdapat dalam referensi
tersier mewakili interpretasi dan pendapat
dari pengarang

46
Petunjuk utk mengevaluasi referensi
tersier
i. Siapakah pengarangnya dan bagaimana
kredibilitasnya?
ii. Tahun dan bulan berapa referensi tersebut
diterbitkan? Waktu yang hilang 2-3 tahun
untuk buku dan 1-2 tahun untuk review articles.

iii. Edisi keberapa? Apakah yang terkini?

47
iv.  Apakah ada daftar pustaka dan apakah dari
literatur primer terkini?
v. Apakah pernyataan, fakta, data dsb yang penting
diberi catatan dibawah dan/atau diberi referensi?
vi. Informasi apa yang tersedia dari referensi ini?
vii. Apakah “peer reviewed” (review article)?

48
Literatur sekunder
 Digunakan untuk memeriksa secara cepat
literatur primer dan tidak digunakan untuk
menjawab pertanyaan
 Keterbatasan:

i.Referensi sekunder dengan sistem


index hanya mencakupi jumlah jurnal
yang terbatas
ii. Semua referensi sekunder cendrung
mempunyai “time lag”

49
Literatur primer
 Referensi primer berisikan informasi terkini
tentang obat dan idealnya harus digunakan
untuk menjawab pertanyaan yang mendalam
mengenai obat. Farmasis harus skeptikal
(mempertanyakan) bila membaca referensi
primer. Kebanyakan referensi ini klinikal
trial.

50
Referensi Primer:
 American Journal of Hospital Pharmacy
 Australian Journal of Hospital Pharmacy
 Annals of Internal medicine
 Annals of Pharmacotherapy
 British Medical Journal
 Journal of Pharmaceutical Sciences
 JAMA
 New England Journal of Medicine
 Lancet

51
INTERNET SEBAGAI SUMBER
INFORMASI
Search engine:
- masukkan kata kunci dan search database untuk
mencari informasi yang diinginkan
- Contoh:

Google: www.google.com
Excite: www.excite.com
Hotbot: www.hotbot.com
Infoseek: www.infoseek.com

52
Evidence-based medicines

Salah satu jalan pintas:


 http://www.update-
software.com/cochrane/

53
Apa yang dicari “online”
Hati-hati dalam menentukan validitas dan
reabilitas informasi yang ditemukan online
Petunjuk singkat:
 Tentukan Identitas pengarang dan reputasi
organisasi yg memberi sponsor
 Kapan website terakhir di”update”
 Referensi dicantumkan
 Bila ada sponsor, apakah informasi berkaitan
dengan produk sponsor
54
Saran:
 Bedakan yang akurat dengan yang tidak
akurat
 Tentukan kredibilitas dari sumber
 View website dengan tiga kata terakhir
pada web address: edu, gov, org
(dikeluarkan oleh institusi pendidikan,
agensi pemerintah US, organisasi swasta)
 Dot-com web: kemungkinan bias
55
Am J Hosp Pharmacy http://www.ashp.org

British Medical Journal http://www.bmj.com


JAMA http://jama.ama-assn.org
Lancet http://www.thelancet.com
Austr J Hosp http://www.shpa.org.au
Pharmacy
Medical J Australia http://www.mja.com.au
New Engl. J Medicine http://www.nejm.org
56
Independent Journal:
- memberikan review mengenai obat
baru dan terapi
- Contoh:

The Medical Letter


Drug & Therapeutic Bulletin
Drug & Therapy Perspectives
Australian Prescriber

57
Medline:
- computer form of index medicus
- bukan literatur, hanya memberikan index ke literatur
Contoh:
Pubmed dikeluarkan oleh National Library of
Medicine
Address:
www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi
//igm.nlm.nih.gov

58
Health info online: www.healthfinder.org
www.nih.gov/health
Medscape Clinical Medicine Online:
www.medscape.com
Internet Dug Index: www.rxlist.com
www.cyber411.com/main.htm
Center for Disease Control: www.cdc.gov

59
Contoh: Informasi kesehatan
untuk pasien
Imas, seorang ibu datang ke apotik anda dg resep utk
hydroxychloroquine. Imas baru di diagnosa dg SLE. Kata
Imas, walaupun dokter menjelaskan tentang
pengobatannya, dr menjelaskan sedikit sekali tentang
penyakitnya. Ibu Imas mengharapkan anda dapat memberi
informasi.
Situs yg dapat digunakan:
 Medlineplus: Health Information

www.medlineplus.gov
Klik “Consumer Health” pada menu bar, lalu pilih “L” – klik
lupus
60
Contoh: Informasi kesehatan untuk pasien

 Handout on Health:SLE dikeluarkan oleh US National


Inst of Arth and Musculosketal and Skin Diseases.
www.nih.gov/niams/healthinfo/slehandout/
- tg penyakitnya, etiologi, gejala,
diagnosis, pengobatan

61
Contoh: Informasi kesehatan untuk
pasien

 THE merck Manual of Diagnosis and Therapy


www.merck.com/pubs/mmanual/section5/
chapter 50/
- ttg patologi,gejala, lab, diagnosis,
prognosis, dan pengobatan

62
Contoh kasus

 Pertanyaan awal:
Dapatkah ranitidine menyebabkan thrombocytopenia?

 Informasi latar belakang:


Dr. meng evaluasi pasien dg penyakit Cushing’s. Pasien
sudah dirawat 8 hari. 4 hari terakhir platelet turun cepat.
 Data pasien: LA 38 th obese dg DM tipe 2

Sejarah medis: GERD selama 6 th


DM tipe 2 selama 1 th

63
Obat-obat yg diminum saat ini:
- Ranitidine 150mg po bid (intermiten 6 thn)
- Metformin 500mg po tid ( 8 bulan)
- Heparin 100U/ml
- Tidak ada OTC atau obat alternatif

Alergi: Penisilin (rash)


Lab: normal kecuali platelet

64
Tanggal Platelet
4/20 230K/mm3
4/24 212
4/25 159
4/26 114
4/27 97
4/28 81

65
Analisis..
Faktor Penyakit:
LA thrombocytopenia onsetnya baru, platelet turun cepat
dalam bbrp hari. Tidak ada kondisi medis terlihat yg
menyebabkan thrombocytopenia ini.

Faktor Obat:
Sejauh ini metformin tidak menyebabkan
thrombocytopenia. Ranitidine walaupun jarang,
menyebabkan reversibel thrombocytopenia timbul pd 30
hari pertama terapi, patogenesisnys tidak jelas.
66
Lanjutan….

Kebanyakan toksisitas hematologik yg dilaporkan dg H2-


reseptor antagonist terjadi pd pasien dg serious
concomitant disease atau yg juga mendapat terapi dg efek
samping hematologik. 5% pasien yg diobati dg heparin
dilaporkan mengalami thrombocytopenia, tidak tergantung
dosis. Telah dilaporkan terjadi pd pasien yg dapat heparin
 500 U/hari. Kondisi ini timbul 5 - 9 hari setelah dapat
heparin dan reversibel setelah obat dihentikan.

67

Anda mungkin juga menyukai