Anda di halaman 1dari 28

Perbanyakan

Agens Hayati

Oleh : Ir. Ketut Warini


Pendahuluan
 Penggunaan pestisida kimia sintetis selain
berdampak positif, menimbulkan pula dampak
negatif.
 Kenyataannya dilapang setiap berbudidaya

tanaman penggunaan pestisida menjadi yang


utama, terutama untuk tanaman yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi (bawang merah, cabai,
kubis, melon, semangka, anggur dll)
 Produk-produk Komoditas pertanian banyak

mengandung residu, aman konsumsi??????


Kembali ke alam
 Dalam upaya mengantisipasi hal-hal tersebut
maka diupayakan konsep PHT (Pengendalian
Hama Terpadu)

 PHT yaitu memadukan tehnik-tehnik


pengendalian yang bersifat kompatibel, serta
menggunakan pestisida kimia sintetis sebagai
cara yang paling terakhir, dan digunakan secara
bijaksana (mengikuti prinsip 6 tepat).
Tehnik Pengendalian Alternatif
(Ramah Lingkungan)
 Sanitasi lingkungan
 Pengolahan Tanah
 Pergiliran varietas maupun pergiliran tanaman
 Pemupukan yang berimbang sesuai anjuran

setempat
 Cara pengendalian fisik dan mekanis

(penggunaan mulsa, tanaman perangkap,


perangkap likat kuning serta peromon sex)
 Pengendalian secara biologi (menggunakan

musuh alami)
Kelebihan Pengendalian dengan
agensia Hayati
1. Sudah tersedia di alam, keberadaannya tidak jauh-jauh dari
OPT.

2. Bersifat
selektif, sehingga tidak mengganggu organisme
bukan sasaran.

3. Dapat menemukan dengan sendirinya OPT sasaran.

4. Tidak
menimbulkan resistensi, resurgensi ataupun ledakan
hama sekunder.

5. Tidak menimbulkan efek residu.

6. Amanterhadap lingkungan, produsen maupun konsumen


dan sebagainya.
Kekurangan Pengendalian
dengan Agens Hayati
1.Hasilnya relatif tidak cepat
(karena membutuhkan proses)
2.Aplikasinya tidak tahan
terhadap sinar matahari.
3.Memerlukan kondisi yang
mendukung (kelembaban yang
cukup)
Pseudomonas flourescens

1. Diketahui
sebagai agens antagonis, dengan
ciri menghasilkan pigmen warna kuning
sampai kehijauan

2. Bakteri
ini hidup pada perakaran tanaman
ataupun pada tajuk tanaman.

3. Mempunyai kemampuan memanfaatkan


eksudat akar tanaman, mampu mengkoloni
daerah perakaran, mampu mengeluarkan
toksik, sehingga dapat melindungi tanaman.
4. Mekanisme penghambatan Pseudomonas
flourescens adalah antibiosis, kompetisi unsur
hara dan tempat, siderofor /kompetisi unsur fe.

5. Senyawa-senyawa aktif yang dihasilkan adalah


dapat melindungi akar, mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan dapat menginduksi
pertahanan tanaman

6. Dapat mengendalikan penyakit layu bakteri


pada tanaman cabai, tomat, terung, kentang,
bawang merah, melon, semangka, pisang dan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri lainnya

6. Dapat diperbanyak secara mudah dan murah


PROSEDUR APLIKASI PSEUDOMONAS
FLOURESCENS
 Perendaman benih selama 30 – 60 menit,
konsentrasi 10 cc / liter air.
 Pada tanah persemaian diaplikasi sampai

lembab.
 Di pertanaman : untuk mencegah penyakit

layu dikocor pada perakaran tanaman saat


tanam sebanyak 200 cc per tanaman
semusim, dan sebanyak 10 liter per tanaman
tahunan
 Dapat pula disemprotkan pada permukaan

tanaman.
Paenibacillus Polimyxa
 1. Bersifat sebagai antagonis
 2. Mempunyai ciri-ciri koloninya berwarna

putih keruh dan agak cembung


 3. Tempat hidup pada tajuk tanaman (batang,

daun dan buah).


 Dapat menghasilkan antibiotika yang bersifat

racun bagi penyakit


 Dapat mengendalikan penyakit trotol dan

mati ujung pada bawang merah, karat daun


pada krisan, antraknosa pada cabai, busuk
daun pada kentang dan lain-lain.
Prosedur Aplikasi Paenibacillus
polimyxa
 Perlakuan benih tanaman hortikultura selama
30 menit.
 Pada persemaian diaplikasi secara merata
pada permukaan tanaman konsentrasi 10 cc
per liter air.
 Pada pertanaman aplikasi konsentrasi 10 cc
per liter air pada umur 1,3,5,7,9 dan 11
minggu setelah tanam
1. Pembuatan media EKG ( ekstrak
kentang gula)
 Kupas kentang sebanyak 300 gr,
kemudian cuci sampai bersih dan
potong-potong ukuran 1cm x 1cm.

 Rebus selama 15 menit sampai


kentang empuk, tambahkan 20 gr
gula pasir dan 0, 1 gr glicerol.

 Saring media EKG, masukkan


panas-panas ke dalam permentor
yang sudah steril.
Perbanyakan massal (Paenibacillus polimyxa dan Pseudomonas flourescens)

 Siapkan bahan-bahan (isolat paenibacillus


polimyxa atau Pseudomonas flourescens),
media EKG dan permentor( glass woll, KMnO4,
selang plastik dan aerator).

 Media EKG yang sudah dingin diinokulasikan


secara aseptik (dalam incase) isolat
paenibacillus sp atau pseudomonas
flourescens, dengan perbandingan 1 tabung :
2 liter media EKG.
 Hubungkan aerator, botol KMnO4, glass woll,
permentor, botol pembuangan udara,
kemudian hubungkan ke sumber arus listrik.

 Inkubasikan bakteri dalam permentor selama


10 hari, sampai kepadatan populasi mencapai
minimal 106 coloni forming unit (cfu)

 Bakteri siap untuk dipanen, dan dapat


diaplikasi sesuai dengan petunjuk.
Pembuatan media padat (beras)
 Cuci beras sampai bersih, kukus sampai
membentuk aronan.
 Masukkan dalam kantong plastik sebanyak

200 gram, kemudian lipat.


 Kukus kembali / Sterilkan selama 1 jam
 Dinginkan, baru siap untuk diinokulasi

cendawan (agens hayati)


Pembuatan starter agens hayati
(golongan cendawan)
 Media beras yang sudah dingin dimasukkan
ke dalam incase yang sudah steril.
 Inokulasikan cendawan beauveria sp /

metarhizium sp / trichoderma sp.


 1 tabung isolat digunakan untuk 5 bungkus

media beras (1 kg media beras).


 Kemasan dibentuk menyerupai segitiga

supaya ada ruang tersedia dalam plastik


 Inkubasikan selama 3 sampai 7 hari /media

penuh ditumbuhi cendawan


Kegunaan cendawan Beauveria sp
dan Metarhizium sp
 Kedua cendawan ini dapat digunakan untuk
mengendalikan jenis-jenis hama seperti :
wereng coklat, wereng hijau, walang sangit,
jenis kepik, aphis, trips dan ulat.
 Bila cendawan Beauveria menginfeksi hama

akan terlihat hama menjadi kering dan


terbungkus oleh cendawan berwarna putih
 Bila cendawan Metarhizium menginfeksi

hama akan terlihat hama menjadi kering dan


terbungkus oleh cendawan berwarna abu-
abu.
Aplikasi cendawan Beauveria sp /
metarhizium sp
 Larutkan cendawan beauveria sp atau
metarhizium sp dalam air dengan konsentrasi
5 gram / 1 liter air.
 Saring larutan tersebut dan masukka dalam

tangki
 Aplikasikan pada pertanaman bila sudah

diketahui mulai ada populasi hama.


 Aplikasi dilakukan pada pagi atau sore hari.
Perbanyakan Masal cendawan
Trichoderma sp
 Sediakan media perbanyakan masal (pupuk
kandang / serbuk gergaji / sekam) yang
sudah steril sebanyak 10 sampai 15 kg
 Ambil starter cendawan Trichoderma

sebanyak 5 bungkus (1 kg)


 Aduk rata ke dua bahan tersebut, tambahkan

air sampai kelembabannya cukup.


 Masukkan kedalam kantong plastik dengan

berat 1 kg.
 Inkubasikan sampai 7 hari, dan siap untuk

diaplikasi dilapang.
Kegunaan cendawan Trichoderma sp
 Cendawan ini dapat digunakan untuk
mengendalikan penyakit layu fusarium pada
tanaman tomat, kentang, melon, stroberi,
semangka, bawang merah, jeruk dan pisang
 Dapat digunakan untuk mengendalikan

penyakit busuk akar pada berbagai tanaman


 Dapat digunakan untuk mengendalikan

penyakit akar gada pada tanaman kubis-


kubisan dan sawi hijau.
Aplikasi cendawan trichoderma sp
 Aplikasi cendawan trichoderma sp dapat
dilakukan dari persemaian, yaitu dengan
mencampur tanah persemaian sebelum
melakukan penanaman benih.
 Aplikasi saat pertanaman, dengan cara

membenam pada daerah perakaran tanaman


 Pada tanaman semusim dibutuhkan 10 gram

per tanaman dan pada tanaman tahunan 250


gram per tanaman.
 Supaya cendawan tetap hidup tanaman

diberikan pupuk organik dan kelembaban


yang cukup

Anda mungkin juga menyukai