2. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
3. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda
Gejala Sistemik: atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah
dapat disingkirkan.
4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal
tumbuh (failure to thrive).
5. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
6. Diare persisten/menetap (≥2 minggu) yang tidak sembuh dengan
pengobatan diare.
1. Tuberkulosis kelenjar
Pembesaran KGB multipel (>1KGB), diameter ≥ 1cm,
konsistensi kenyal, tidak nyeri, dan kadang saling melekat
atau konfluens.
2. Tuberkulosis SSP
Gejala Spesifik Bila mengenai susunan saraf pusat (SSP) dapat terjadi gejala
Organ: iritabel, leher kaku, muntah-muntah dan penurunan kesadaran.
3. Tuberkulosis sistem skeletal:
• Tulang belakang(spondilitis) : Penonjolan tulang belakang
(gibbus).
• Tulang panggul(koksitis) : Pincang, gangguan berjalan, atau tanda
peradangan di daerah panggul.
• Tulang lutut (gonitis) : Pincang dan/atau bengkak pada lutut tanpa
sebab yang jelas
• Tulang kaki dan tangan (spina ventosa/daktilitis).
Gejala Spesifik
Organ:
4. Skrofuloderma:
Ditandai adanya ulkus disertai dengan jembatan kulit
antar tepi ulkus (skin bridge).
5. Tuberkulosis mata:
• Konjungtivitis fliktenularis (conjunctivitis phlyctenularis).
• Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi).
Gejala Spesifik
Organ:
PENGOBATAN PROFILAKSIS
PRINSIP
PENGOBATAN TB ANAK
Menyembuhkan pasien TB Mencegah terjadinya dan transmisi
resistensi obat
Mencegah kematian akibat TB atau efek
jangka panjangnya Menurunkan transmisi TB
foto thorax
• Perbaikan radiologis akan terlihat dalam
jangka waktu yang lama
• TB milier setelah pengobatan 1 bulan
• efusi pleura setelah pengobatan 2-4 minggu
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Derektorat Jendral Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Petujuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak, Jakarta,
2016
2. World Health Organization . Global Tuberculosis Report. Geneva: World Health
Organization; 2019. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO. [Diakses pada 15 April 2020]
from:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/329368/9789241565714-eng.pdf?ua=1
3. Yustikarini, Sidhartani, Faktor Risiko Sakit Tuberkulosis pada Anak yang Terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang, 2016
TERIMAKASIH