Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

KATARAK

A N G G O TA :
1. H A S S A N A K B A R PA M B U D I ( 1 9 11 0 1 0 0 11 )
2. N U R U L H I D D AYA H ( 1 9 11 0 1 0 0 6 3 )
3. N D A R I D W I S E T YA N I N G S I H ( 1 9 11 0 1 0 0 0 7 )
4. S E L P I O K TAV I A N I ( 1 9 11 0 1 0 0 3 3 )
5. R U D I S E T I AWA N ( 1 9 11 0 1 0 0 1 4 )
6. A L I F N O U VA N Y U D H I A RT O ( 1 9 11 0 1 0 0 1 6 )
7. A D I N U G R O H O ( 1 9 11 0 1 0 0 1 5 )
A. Pengertian

• Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana


lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau
denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti
tertutup air terjun atau berkabut merupakan penuruan
progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman
pengelihatan berkurang (Corwin,2000).
• Katarak adalah kekeruhan lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi
protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-
duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan
berjalan progresif (Mansjoer,2000).
B. Etiologi

Ada beberapa macam faktor resiko terjadiya katarak


(Corwin,2000) antara lain :
• Usia lanjut dan proses penuaan
• Congential atau bisa diturunkan
• Faktor lingkungan, seperti merokok dan bahan
beracun lainnya
• Diabetes melitus
• Obat-obatan tertentu
C. Patofisiologi

• Lensa yang normal dalah struktur posterior iris yang


jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis.
Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami
perubahan warna menjadi cokelat kekuningan.
Popasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna, nampak seperti
kristal salju pada jendela.
• Pembentukan katarak ditandai oleh berkurangnya ambilan
oksigen dan bertambahnya kandungan air yang kemudian
diikuti dengan dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium
bertambah, sedangkan kandungan kalium, asam askorbat, dan
protein berkurang.
• Perubahan fisik dan kimia pada lensa menyebabkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple ( zunula)
yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar
lensa, misalnya dapat mengakibatkan penglihatan mengalami
distorsi. Perubahan kimia pada protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan
dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.
D. Manifiesti Klinis

1. Gejala subyektif antara lain :


• Penurunan ketajaman pengelihatan dan silau serta
gangguan fungsional yang diakibatkan oleh
kehilangan pengelihatan .
• Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah
melihat di malam hari.
2. Gejala obyektif antara lain :
• Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop.
• Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu
atau putih. Pengelihatan seakan-akan melihat asap
dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
• Pada akhirnya apabila katarak sudah matang pupil
akan tampak benar-benar putih, sehingga refleks
cahaya pada mata menjadi negatif.
E. Pemeriksaan Diagnostik

Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test


ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)

Lapang penglihatan
Pengukuran tonografi
Test provokatif
Pemeriksaan oftalmoskopi
Darah lengkap, laju sedimentasi (LED)
Test toleransi glaukosa/ FBS
F. Penatalaksanaan Medis

1. Pembedahan
Ada 2 macam teknik pembedahan :
Ekstraksi katarak intrakapsuler
Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
2. Fakoemulsifikasi
3. Kaca mata apakia
4. Lensa kontak
ASKEP KATARAK

Diagnosa Keperawatan
Preoperasi
1. Gangguan perubahan persepsi sensori: (penglihatan)
berhubungan denganperubahan penerimaan sensori.
2. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kejadian operasi.
Postoperasi
1. Nyeri berhubungan dengan luka postoperasi.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan,
sekunder akibat interupsi bedah pada permukaan mata.
3. Defisit pengetahuan perawatan dirumah berhubungan dengan
terbatasnya informasi.
NO. Diagnosa NIC NOC
1. Gangguan persepsi sensori : Pengelihatan Fungsi sensor Peningkatan
b.d gangguan penerimaan sensori. pengelihatan indikator : komunikasi :
Ditandai dengan : 1. Ketajaman Defisit pengelihatan
1. Menurunnya ketajaman pengelihatan pengelihatan pusat Intervensi :
2. Perubahan respon biasanya terhadap (kiri) 1. Catat reaksi pasien
rangsang 2. Ketajaman terhadap rusaknya
pengelihatan pusat pengelihatan
(kanan) (misal, depresi,
3. Ketajaman menarik diri, dan
pengelihtan sekitar menolak
(kiri) kenyataan .
4. Ketajaman 2. Menerima reaksi
pengelihatan pasien terhadap
sekitar (kanan) rusaknya
5. Lapang pandangan pengelihatan.
pusat (kiri) 3. Andalkan
pengelihatan pasien
yang tersisa
sebagaimana
mestinya.
4. Sediakan kaca
pembesar atau kaca
prisma sewajarnya
untuk membaca.
5. Sediakan bahan
bacaan braille,
sebagaimana
perlunya.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai