Anda di halaman 1dari 65

KIMIA ANALITIK

KUALITATIF

• Drs. I Made Siaka, M.Sc(Hons).

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


JURUSAN KIMIA FMIPA UNUD
KIMIA ANALITIK

Analitik Kualitatif Analitik Kuantitatif


(Apa?): Jenis / (Berapa?) : jumlah/
Komponen Perb.relatif
Kimia Analitik Kualitatif adalah:
• Cabang Kimia Analitik yang mempelajari
pemisahan suatu zat menjadi komponen-
komponennya serta identifikasi komponen
tersebut

Analisis Kualitatif dapat dilakukan terhadap:


• Zat organik
• Zat anorganik
Metode untuk pemisahan & identifikasi

• Metode kimia (non instrumental)


Bahan (analit) + Pereaksi kimia (reagen)

Senyawa baru

Identifikasi / dipisahkan dg
+ pereaksi spesifik dan / selektif
Syarat reaksi untuk reaksi kualitatif:

1. Spesifik; khas untuk bahan tertentu


2. Sensitif; mampu menunjukkan analit yg
hanya sedikit
3. Selektif; reaksi terjadi pada sekelompok
analit tertentu yg berbeda-beda
Sekala analisis :
1. Makro : 0,5 – 1 g (± 20 mL)
2. Semi-mikro : 0,05 - 0,1 g (± 1 mL)
3. Mikro: beberapa µg (0,1 mL)
4. Ultramikro: ~ 1 µg
5. Submikrogram: ~ 0,01 µg

• Keuntungan analisis semi-mikro :


* Murah
* Cepat
* Pemisahan lebih cepat dan tegas
* H2S yg diperlukan lebih sedikit
Tes untuk analisis kualitatif :
1. Reaksi kering → untuk zat padat
2. Reaksi basah → untuk zat cair / larutan

I. Cara Kering
3. Pemanasan
Bahan padat → dipanaskan →
sublimasi, meleleh, terurai, perubahan
warna, terbentuk gas dg sifat yg khas
2. Uji pipa tiup
Nyala oksidasi nyala khas dari zat
Bahan
pengoksidasi

3. Uji nyala Nyala bunsen


Senyawa logam
warna nyala
khas
4. Uji mutiara boraks

dibakar sampai membara


Kawat Pt

celupkan mutiara boraks

Celupkan ke serbuk zat


Na2B4O7.10H2O

(boraks)
Selanjutnya mutiara boraks dibasahi dan
dicelupkan ke serbuk zat uji

Zat uji

Bunsen

Amati warna nyala jika dipanaskan dg nyala


reduksi, kemudian panaskan dengan nyala
oksidasi dan amati warnanya
5. Uji mutiara fosfat
sama dengan uji di atas, hanya memakai
Na(NH4)HPO4.4H2O sebagai mutiara

6. Uji mutiara natrium karbonat


* Na2CO3 pd cincin kawat Pt dipanaskan
dg Bunsen hingga terbentuk mutiara
* Mutiara yg terbentuk dibasahi,
dicelupkan dlm senyawa Mn, lalu
panaskan pd nyala oksidasi akan
terbentuk mutiara hijau Na-manganat
Struktur Nyala Api
Bunsen
Zona oksidasi atas
Zona oksidasi bawah
Zona reduksi atas

Nyala paling panas


zona suhu rendah Zona reduksi bawah
II. Reaksi basah (paling banyak
dilakukan)
• Zat berada dalam bentuk larutan
• Reaksi ditandai dengan :
1. terbentuk endapan
2. terbentuk gas
3. terjadi perubahan warna
• Pemahaman → perlu pegetahuan
penunjang dlm pemisahan & identifikasi
kation / anion senyawa anorganik
Teori-teori yang Menunjang Pemisahan dan
Identifikasi Kation-Anion

 Reaksi Elektrolit dan Kesetimbangan Ion

 Hasil Kali Kelarutan

 Hasil Kali Ion-ion Air dan Buffer

 Hidrolisis Garam
Reaksi Elektrolit dan
Kesetimbangan Ion
• Reaksi Disosiasi
• proses reversibel dengan derajat disosiasi
yang berbeda yang bervariasi sesuai
dengan tingkat pengenceran
• Disosiasi = Ionisasi
• Terjadi pada larutan elektrolit

– Derajat disosiasi (α) : kekuatan ion = % ionisasi

[ion] pada kesetimbangan


% ionisasi = ─────────────────────
[semula]
• Larutan elektrolit: larutan yang mengandung zat-zat yang

dapat menghantar arus listrik (asam, basa, dan garam)

Elektrolit
Kuat Lemah
(disosiasi sempurna) (disosiasi sebagian)

HCl H+ + Cl- CH3COOH CH3COO- + H+


NaOH Na+ + OH- NH4OH NH4+ + OH-
NaCl Na+ + Cl-
α = 1 → (C mol/L) α <1 → C (1- α)
α mempunyai harga 0 – 1 (0 – 100%)
• Disosiasi beberapa garam :
NaCl Na+ + Cl- (2 ion)
MgSO4 Mg2+ + SO42- (2 ion)
CaCl2 Ca2+ + 2Cl- (3 ion)
Na2SO4 2Na+ + SO42-(3 ion)

• Jumlah ion / partikel yang dihasilkan


dalam diosiasi dapat dibuktikan dengan
sifat koligatif larutan seperti: ∆Tb & ∆Td
• Disosiasi Asam-asam poliprotik

Contoh: H2S H+ + HS-


HS- H+ + S2-
Larutan jenuh H2S = 0,1 M, hitung [HS-] dan [S2-]

[H+][HS-]
Ka1 = = 8,73 x 10-7
[H2S]
[H+][S2-]
Ka2 = = 3,63 x 10
-12

[HS-]

Ka1 >>> Ka2, maka [S2-] sangat kecil. Selanjutnya:

Bila [H+] = [HS-], maka [H2S] = 0,1 M


• [HS-]= Ka1[H2S] = 8,73 x 10-7 x 0,1 =2,95 x 10-4 M

[HS-]
• [S2-] = Ka2 = Ka2 = 3,63 x 10-12M
[H2S]
[H+][HS-] [H+][S2-]
•Selanjutnya, Ka1 x Ka2 = x
[H2S] [HS-]

[H+]2 [S2-]
8,73 x 10-7 x 3,63 x 10-12 = [H2S]
3,17 x 10-18
[S2-] =
[H+]2
Persamaan terakhir: [S2-] berbading terbalik dg kuadrat [H+]
Berarti: dg mengatur ion H+ (dg asam/basa), maka [S2-] dpt diatur. Prinsip
ini digunakan dlm pemisahan kation gol II & III
•Reaksi Asosiasi
• rekasi kebalikan dari reaksi disosiasi
• reaksi penggabungan ion-ion atau
ion molekul menjadi suatu senyawa
• dapat disebut sebagai reaksi ion

Contoh:
Cl- + Ag+ → AgCl
Bukannya: KCl + AgNO3 → AgCl + KNO3
atau
NaCl + CH3COOAg → AgCl + CH3COONa
• Reaksi ion dapat dikatakan sempurna
apabila terbentuk:
• endapan,
• gas, atau
• elektrolit lemah seperti:
• asam lemah,
• basa lemah, dan
• air
• contoh :
– Ba2+ + SO42- → BaSO4 (endapan garam sukar larut)
– 2H+ + S2- → H2S (gas kurang larut, elektrolit lemah)
– H+ + OH- → H2O (air, elektrolit lemah)
– Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2 (basa lemah, kurang larut)
• KESETIMBANGAN ION
• Kecepatan proses pembentukan
produk (→) dan pembentukan reaktan
(←) sama
• Sehingga [R] maupun [P] tidak berubah
dengan waktu Setimbang

[R]
mol/L Produk

Reaktan

Waktu
V1
AH H+ + A- V1 = V2
V2
Tetapan Kesetimbangan Ionisasi
Asam-Basa
– CH3COOH H+ + CH3COO-

•tetapan kesetimbangannya (Ka) sebagai berikut:

[CH3COO-][H+]
Ka = ─────────── = 1,75 x 10-5, 25oC
[CH3COOH]

Ka asam [H+]
• Cara yang sama untuk basa
• NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

[NH4+][OH-]
Kb = ───────── = 1,79 x 10-5
[NH4OH]
• Kb =tetapan kesetimbangan ionisasi
basa.
• Secara umum, BOH, mengalami ionisasi sebagai
berikut:

BOH B+ + OH-

[B+][OH-]
Kb = ───────
[BOH]
• Eksponen Kb disebut pKb, dihitung sbb:
• pKb = -log Kb = log 1/Kb
• pKb akan berguna bila berhubungan dengan eksponen ion
hydrogen atau pH
• Hubungan Ka dg α
HA H+ + A-

• Bila [HA]awal = C mol/L; [H+] = [A-] = α C mol/L;


[HA]akhir = (1 – α) mol/L
α2 C α2
Ka = ──── = ──── Juga untuk basa :
1–α V(1 – α)

α2 C α2
Kb = ──── = ────
1 – α V(1 – α)
• Persamaan ini disebut hukum pengenceran Ostwald
Aktivitas dan Koefisien Aktivitas

• Konsentrasi lebih tepat menggunakan istilah


aktivitas (a), dan ini berlaku untuk larutan
encer maupun pekat
aA = fA x [A] dimana: fA = koefisien aktivitas

• Fungsi dalam kesetimbangan:


pA + qB rC + sD
a Cr x a D s (fC[C])r x (fD[D])s fCr x fDs [C]r [D]s
K = ───── = ────────── = ───── x ─────
aAp x aBq (fA[A])p x (fB[B])q fAp x fBq [A]p [B]q
• Kekuatan Ion (I )
I = ½ΣCi Zi2
Ci = Konsentrasi komponen ke I
Zi2 = muatannya
•Contoh: HNO3 0,1 M dan Ba(NO3)2 0,2 M
– CH = 0,1 M
+
- ZH = 1 +

– CBa = 0,2 M
2+
- ZBa = 2 2+

– CNO = 0,3 M
3
-
- ZNO = 1 3
-

I = ½{CH (ZH )2 + CBa (ZBa )2 + CNO (ZNO )2}


+ + 2+ 2+
3
-
3
-

•I = ½ (0,1 x 1 + 0,2 x 4 + 0,3 x 1) = 0,6


• Hubungan aktivitas (a) dengan I

2π ρo
Log fi = - 0,43 e3 N2 x Zi2 √I
1000 R3 ε3 T3

• Keterangan:
e : muatan elektron; N : tetapan Avogadro
R : tetapan kecepatan gas; ρo : densitas pelarut
ε : tetapan pengisolasi pelarut; T : temperatur mutlak
• Dengan memasukkan tetapan dan besaran fisika
untuk larutan encer pada T = 298 K, persamaan
menjadi:
Log fi = -0,509 Zi2 √I

Untuk koefisien rata-rata dari suatu garam


Log fi = -0,509 Z+Z- √I
Z+ & Z- muatan kation & anion
Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Larutan ion Kristalisasi segera terjadi setelah ditambah sebutir


lewat jenuh kristal Na-asetat

• Endapan terbentuk bila larutan lewat jenuh dg zat tertentu


• Analisis anorganik kualitatif melibatkan
pembentukan berbagai endapan
• Endapan = fasa padat dlm suatu larutan
• Endapan :
• Kristal Dpt dipindahkan dg cara :
• koloid penyaringan, centrifuge

• Endapan & larutan terjadi kesetimbangan:

AB AB A+ + B-

• Kelarutan (S) =
– konsentrasi molar larutan jenuh
• Kelarutan bergantung pada:
• Temperatur (sangat penting)
• Tekanan (sedikit penting)
• Konsentrasi zat lain dlm larutan tsb (ion sejenis & ion asing)
• Komposisi pelarut
• Pengaruh T terhadap S (>>T → S>>, kecuali bbp
kasus, spt CaSO4, merupakan kebalikannya) dipakai
dasar pemisahan, spt: pemisahan Pb dari Hg(I) dan
Ag dg penambahan Cl- dan endapan yg terbentuk
dipisahkan berdasarkan perbedaan temperatur
• Komposisi pelarut juga sangat penting (dlm
ekstraksi pelarut)
Penentuan harga Ksp
•Misal endapan AgCl berada dlm kestb.
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)

[Ag+][Cl-]
K=
[AgCl]
K x [AgCl] = Ksp
Ksp = [Ag+][Cl-]

Rumus umum Ksp untuk larutan jenuh elektrolit:


Aa Bb aAm+ + bBn-
Ksp = [Am+]a [Bn-]b

• Kegunaan mempelajari Hasil kali kelarutan:


• Meramalkan apakah suatu ion dpt mengendap
• Memilih ion tertentu dlm campuran untuk diendapkan
(proses pemisahan)
• Mengetahui hubungan kelarutan terhadap pengaruh
ion sejenis maupun ion asing (juga untuk tujuan
pemisahan)
• Untuk menjelaskan pengaruh ion tsb, maka
hubungan Ksp harus diungkapkan sebagai
aktivitas.
• Misalnya : AaBb aAm+ + bBn-
Ksp = (aA )a x (aB )b m+ n-

= faA fbB x [Am+]a [Bn-]b


m+ n-

f = koefisien aktivitas; a = aktivitas

• fAm+ fBn- bergantung pd konsentrasi seluruh


ion (ion sejenis dan ion asing) dlm larutan.
>>> total [ion]  >>> kekuatan ion, akibatnya
<<<< f-nya
• Krn Ksp harus tetap, maka konsentrasi [Am+]
& [Bn-] harus meningkat untuk mengimbangi
penurunan f-nya, sehingga S >>>
• Pemakaian Perumusan Hasil Kali
Kelarutan
• Ksp ternyata suatu nilai akhir dari perkalian
semua ion produk saat kstb telah tercapai dari
garam sukar larut.

• Bila perkalian ion berbeda dg harga Ksp,


sistem akan mengatur diri sedemikian rupa
shg perkalian ion = Ksp tsb.
• Hal ini akan ada 2 kemungkinan:
• Hasil kali ion > Ksp  membentuk endapan
• Hasil kali ion < Ksp  melarutnya endapan
Pengendapan Sulfida
• Jika H2S dialirkan dlm suatu larutan yg
mengandung ion-ion logam, maka ion-ion tsb
mengendap sbg logam sulfida.
• Endapan dpt terbentuk bila hasil kali ion S2-
dg Mx+ > Ksp masing-masing logam sulfida.
• [ion logam] berkisar 1 – 10-3 M, sedangkan
[S2-] bervariasi dan dpt dg mudah dipilih dg
mengatur pH larutan
• H2S adalah asam lemah dg 2 tahap
disosiasi:
[H+][HS-]
H2S H++HS- Ka1= = 9,1 x 10-8
[H2S]
[H+][S2-]
H2S H++HS- Ka2= = 1,2 x 10-15
[HS-]
[H+]2 [S2-]
Ka1x Ka2 = = 1,09 x 10-22 ≈ 10-22
[H2S]

• Pada T = 25oC, P = 1 atm, larutan jenuh H2S ≈ 0,1 M


• Krn asam lemah, maka disosiasi H2S dpt diabaikan dan
nilai [H2S] = 0,1 M yg kemudian masuk pd pers. di atas
[H+]2 [S2-]
= 10-22
0.1

10-23
[S2-] = ………………. (1)
[H ]
+ 2

• Persamaan tersebut menunjukkan hubungan antara


ion hidrogen dan ion sulfida
• Dg kata lain: konsentrasi ion sulfida berbanding
terbalik dg kuadrat ion hidrogen
• Bila [H+] = 1 M, maka [S2-] tidak lebih dari 10-23 M  hanya sebagian besar
yg sukar larut mengendap
• Bila [H+] = 10-7 M, maka [S2-] meningkat sampai 10-9 M  memungkinkan
pengendapan logam-logam sulfida dg Ksp-nya lebih tinggi
• Persamaan (1) dpt ditulis dg istilah eksponen
ion sulfida (pS), analog dg pH
pS = - log [S-2], sehingga:
pS = 23 – 2pH
• Persamaan tsb lebih tepat berlaku pada pH 0
– 8; karena pH > 8, disosiasi H2S tidak dapat
lagi diabaikan.

Pengendapan Logam Hidroksida


Prinsip Ksp juga dpt diterapkan pd pengendapan
logam hidroksida
 Pengendapan akan terjadi bila [Mx+] x [OH-] > Ksp
 pH sangat berperan dlm pembentukan
endapan logam hidroksida.
Dg prinsip Ksp, dpt dihitung pH minimum untuk
mengendapkan suatu logam hidroksida
 Ion-ion Fe3+, Ni2+, & Zn2+dpt dipisahkan sbg
hidroksida hanya dengan mengatur pH pada
saat memilih ion yg akan diendapkan
 Contoh:
 pada pH 4, maka Fe(OH)3 terendapkan
 pada penambahan OH berlebih dg pH 12-13 , maka Ni(OH)2
mengendap, sedangkan Zn(OH)2 terlarut kembali. Dengan
menyaring setiap endapan yg diperoleh, maka ke 3 ion tsb dpt
dipisahkan.
Kelarutan Garam-garam Sukar Larut dari Asam
Lemah dan Asam Mineral Kuat

Penambahan asam kuat pada garam sukar


larut (garam berasal dari asam lemah) dapat
meningkatkan kelarutan
Sebagai contoh kelarutan CaC2O4 dlm HCl.
Reaksi terjadi sbb:
CaC2O4 Ca2+ + C2O42- …..(1)
C2O42- + H+ H(COO)2- ………..(2)
H(COO)2- + H+ (COOH)2 .......(3)
• Persamaan (1) adalah sbg
• Ksp = [Ca2+][C2O42-] = 2,6 x 10-9
• Sedangkan (2) & (3) sbg kstb asam:
[H+][C2O42-]
Ka2 = = 5,4 x 10-5
[H2C2O4]
[H+][HC2O4-]
Ka1 = = 2,4 x 10-2
[H2C2O4]

Jika ion H+ >>>  ion C2O42-<<<  CaC2O4


melarut kembali
Pengendapan Bertingkat
Prinsip Ksp juga dipakai pada pemilihan
indikator dalam titrasi pengendapan garam
sukar larut
Misalnya titrasi Cl dg Ag secara Mohr yg
menggunakan indikator Cr2O42-
Terbentuk 2 garam sukar larut: AgCl & Ag2Cr2O4
dg harga Ksp berbeda jauh

Ksp (AgCl) = [Ag+] [Cl-] = 1,5 x 10-10


Ksp (Ag2Cr2O4) = [Ag+]2[Cr2O42-] = 2,4 x 10-12
• Untuk memperoleh pengendapan yg
bertingkat maka perbedaan konsentrasi ion
Cl dan ion kromat dihitung sbb:

[Cl-] (1,5 x 10-10)2 1


= =
[Cr2O42-] (2,4 x 10-12) 1,1 x 108

 Contoh
Larutan NaCl 0,1 M yang mengandung kalium kromat 0,002 M
dititrasi dengan perak nitrat, maka konsentrasi ion Cl pada saat
perak kromat mulai mengendap dihitung sbb:

1 2x10-3
[Cl] = [Cr2O42-] = = 4,6 x 10-6 M
1,1 x 108 1,1 x 108
HASIL KALI ION-ION
AIR
• Air murni terionisasi sangat sedikit (daya hantar
sangat kecil)
H2O H+ + OH-
[H+][OH-]
K=
[H2O]

• Secara eksperimen harga K air = 1,82 x 10-16 pada 25oC.


• Hal ini menunjukkan α dapat diabaikan, shg air praktis tidak
berdisosiasi.
[H2O] = 1000/18 = 55,6 mol/L
• Karena [H2O] tetap maka:

K [H2O] = [H+][OH-]
Kw = [H+][OH-] = 1,82 x 10-16 x 55,6
= 1,01 x 10-14 pada 25oC
• Kw = Hasil Kali Ion-ion air
• Kw = 10-14 pada suhu kamar

• Harga Kw ini sbg dasar perhitungan


konsentrai ion H+ atau OH- dalam
larutan asam maupun basa dalam air
• Dalam larutan netral :
[H+] = [OH-] = Kw = 10-7
• Bila [H+] > [OH-] dlm larutan, [H+] < 10-7
• Bila [H+] < [OH-] dlm larutan, [H+] > 10-7

Keasaman atau kebasaan dpt diungkapkan


dg batasan kuantitatif yaitu: [H+]

[H+] berkisar 0 – 14 dlm larutan berair


(berkaitan dg analisis kimia)
Eksponen Ion Hidrogen (pH)
• pH adalah negatif logaritme konsentrasi ion
hidrogen
pH = - log [H+] = log 1/ [H+]
atau [H+] = 10pH
Contoh: [HA] = 1 M (asam kuat)
[H+] = 1 M  pH = - log 1 = 0
[BOH] = 1 M (basa kuat)
[OH-] = 1 M  pOH = - log 1 = 0
pH + pOH = 14  pH = 14 – 0 = 14
LARUTAN BUFER
Larutan Buffer adalah:
• Suatu larutan yang dapat
menahan perubahan pH bila
sejumlah kecil asam atau basa
ditambahkan ke dalam larutan
tersebut.
• Suatu larutan yang terdiri dari
asam atau basa lemah dengan
garamnya.
• Larutan Buffer:
 Larutan buffer asam (pH < 7)
• Mengandung asam lemah (HA) dan basa
konjugasinya (A-)

• Contoh:
1. CH3COOH dan CH3COONa
atau
CH3COOH dan CH3COO-
2. H2CO3 + NaHCO3 (komponen buffernya: H2CO3
dan HCO3-)
3. NaH2PO4 + Na2HPO4 (komponen buffernya:
H2PO4- dan HPO42-)

 Larutan buffer basa (pH > 7)


*Mengandung basa lemah (BOH) dan asam
konjugasinya (B+).
Contoh:
larutan NH3 + NH4+ (komponen buffer: NH3 dan
NH4+)
• pH larutan ditentukan oleh konsentrasi ion H+
dan OH-.
• Penambahan asam atau basa dapat
mempengaruhi pH larutan.
• Pada kenyataannya, tidak dapat mempengaruhi
secara penuh.
• Ternyata, secara prinsip kerja larutan buffer
dapat memperkecil jumlah ion H+ atau ion OH-
yang ditambahkan.
Penambahan asam (H+ )/basa (OH-)
Yang terjadi pada buffer asam:
CH3COO- + H+ CH3COOH

CH3COOH + OH- CH3COO- + H2O

Yang terjadi pada buffer basa:

NH3 + H+ NH4+

NH4+ + OH- NH3 + H2O


1.Larutan Buffer Asam
 [CH 3COOH] [CH 3COO ][H  ]
[ H ]  Ka 
[CH 3COO ] Ka 
[CH 3COOH]
a
[ H  ]  Ka  vg (V  Volume larutan)
v a
pH  - log (K a  )
g
 a a
[ H ]  Ka   - log K a  log
g
g

a
pH  pKa  log a = total asam ;
g g = total garam
2. Larutan Buffer Basa

 
NH3(aq)  H2O(l )  NH 4 ( aq)  OH ( aq)

 
NH4Cl(aq)  NH 4 ( aq)  Cl ( aq)

b b

[OH ]  Kb  dan pOH  pKb - log
g g
1.Tentukan pH larutan buffer yang terbuat
dari campuran 50 ml CH3COOH 0.1 M
dengan 50 ml NaCH3COO 0.1 M. Ka
CH3COOH = 1.8 x 10-5

• Jawab:
Mol CH3COOH = 50 mL x 0.1 mmol/mL
= 5 mmol
Mol NaCH3COO = 50 mL x 0.1 mmol/mL
= 5 mmol
Mol [CH3COOH] = mol [CH3COO-]

5 mmol
pH = pKa - log
5 mmol

= -log 1.8 x 10-5


= 4.75
2. Larutan 100 mL ( NH4 )2SO4 0.1 M
ditambahkan ke dalam 100 mL larutan
NH3 0.1 M. Tentukan pH larutan
tersebut
Mol NH3 = 100mL x 0.1 mmol/mL
= 10 mmol
mol( NH4 )2SO4 = 100 mL x 0.1 mmol/mL
= 10 mmol
Mol ion NH4+ = 2 x 10 mmol
= 20 mmol
[OH-] = Kb x b/g
= 1.8 x 10-5 x 10/20
= 9 x 10-6

pOH = -log 9 x 10-6


= 6 – log 9

Shg: pH = 14 – (6 – log 9)
= 8 + log 9
= 8.95
• Hidrolisis Garam
• Peruraian garam oleh air yg menyebabkan
ion H+ / OH- tetap berada dlm larutan
secara berlebih, shg larutannya bersifat
asam atau basa

• Ada 4 katagori garam sesuai sifatnya:


– Garam dari asam & basa kuat, NaCl
– Garam dari asam lemah-basa kuat,
CH3COONa
– Garam dari asam kuat-basa lemah, NH4Cl
– Garam dari asam & basa lemah, NH4CN
• Garam dari asam & basa kuat, larutannya
bersifat netral, karena [H+] = [OH-]

• Garam dari asam lemah-basa kuat,


menghasilkan larutan yang bersifat basa.
CH3COONa → CH3COO- + Na+
H2O H+ + OH- memberi sifat basa

CH3COO- + H+ CH3COOH
pH > 7
• Secara umum : A- + H2O HA + OH-
[HA] [OH]

• Kh = [A]
; Kh = tetapan hidrolisis
• Garam dari asam kuat-basa lemah
• Cara yang sama dg garam di atas:
MA → M+ + A-
H2O OH- + H+ memberi sifat asam
M+ + OH- MOH atau
M+ + H2O MOH + H+
pH < 7
[MOH] [H+]
Kh = ; Kh = tetapan hidrolisis
[M ]
+
• Garam dari asam lemah-basa lemah

MA → M+ + A-
M+ + H2O MOH + H+
A- + H2O HA + OH-
H+ + OH- H2O
• pH larutan bergantung pada Ka atau Kb
• Shg ada 3 kemungkinan harga pH:
• Jika Ka > Kb, [H+] > [OH-] → pH < 7 (bersifat asam)
• Jika Ka < Kb, [H+] < [OH-] → pH > 7 (bersifat basa)
• Jika Ka = Kb, [H+] = [OH-] → pH = 7 (bersifat netral)
• Tetapan (Kh) dan derajat hidrolisis (x)
[H+] [OH-] = Kw; untuk asam lemah:
[H+] [A-] Kw [HA] [OH-]
Ka = , = Kh =
[HA] Ka [A-]
• Jika x (derajat hidrolisis) sebagai fraksi mol dan C
adalah konsentrasi spesies, maka:
[OH-] = x C ; [HA] = x C ; [A-] = C - x C = C (1- x )

C x2 Kh Kh2 Kh
Kh = ; x=- + +
1-x 2C 4C2 C

Jika x kecil (2-5%), maka persamaan: x = Kh/C


• Menghitung [H+] larutan dari C mol/L
[A-] = C; maka
Kh =[OH-]2 / C selanjutnya:

Kw K a Ka
[H+] = = 10-7
C C
• Maka pH = 7 + ½ pKa + ½ log C

• Cara sama untuk garam asam kuat-basa lemah; Kh = Kw/Kb


Kw C Ka
• [H+] = =K
10
b
-7
Kb

pH = 7 - ½ pKa - ½ log C
• Garam dari asam lemah-basa lemah

M++ A- + 2H2O MOH + HA + H+ + OH-


[MOH] [HA] [H+] [OH-] Kw

Kh = [M+] [A-] = K a Kb

Selanjutnya dihitung ion H+ dg rumus :


Ka

[H+] = Kw Kb

Anda mungkin juga menyukai