Ekonomi Lingkungan
Ekonomi Lingkungan
• A. LINGKUP
PENGERTIAN DAN
SASARAN KAJI esdal.
** Makna Utama
** Ciri Utama
** Sasaran Utama
** Solusi Utama
Arus Belanja dan Pendapatan
dalam Ekonomi Terbuka
Arus Belanja dan Pendapatan dalam Perekonomian
Tertutup Menurut Paradigma Ekonomi
Sumberdaya Alami
Dinamika Keseimbangan
Lingkungan
Lingkungan
Alam
Binaan
Dinamika Keserasian
SDA
Ektrsksi
SDB
P P
o o
l l
u Pelepasan Barang & Jasa
u
s s
i Pembayaran Barang & Jasa
i
Sda L. Alami
L. Binaan
Sdb
Sang
Surya
Bumi
Sumberdaya Sumberdaya
(energi) (energi)
Tak-terbarukan Terbarukan
Catatan:
* Dari sumberdaya alami jenis A(1), A(2), A(3) manusia memperoleh manfaat kebendaan, sebaliknya dari sumberdaya
alami jenis A(4) manusia menikmati kenyamanan (kesegaran, keindahan, kesejukan, dan kedamaian) baik secara l
langsung menikmatinya maupun tidak langsung memanfaatkannya lewat daya asimilasi (assimilative-capacity atau
daya serap-urai) sumberdaya segari atas limbah cair, limbah padat, gas buang, dan panas sisa dari kegiatan
manusia.
* Sumberdaya jenis A(1) tergolong sumberdaya tak-terbarukan (non-renewable resources), sedangkan jenis A(2)
termasuk kelompok sumberdaya terbarukan (renewable resources).
* Perhatikan perbedaan klasifikasi sumberdaya di atas terhadap klasifikasi sumberdaya yang dikenal dalam disiplin
ilmu lainnya (Gambar 3).
* Demikian istilah sumberdaya akan sering digunakan dalam uraian selanjutnya dengan makna sumberdaya alami
Upaya penyelesaian konflik lingkungan
Upaya penyelesaian
Konflik lingkungan
Rumahtangga
Upah,
Tabungan Pajak
rente, deviden
Investasi Pemerintah
Udara
Lingkungan
Hidup Air Keterangan:
Arus materi & energi
Tanah Arus uang
Arus pengaruh
Matriks ISEPSA Interaksi Sosial-Ekologis
Pemanfaatan Sumberdaya Alami
(F. Sjarkowi, 1996)
KM KM- KMo KM+
PA
PA- S1 S2 S3
“sialan” “sia-sia” “siasat”
PAo S4 S5 S6
“skeptis” “statis” “strategis”
PA+ S7 S8 S9
“sukarela” “sukaria” “suka idaman”
Keterangan:
KM = Kemakmuran masyarakat
PA = Pelestarian alam
y
c KTG
a UR
a x
UZ
a
Kurva Kemanfaatan Marjinal Sosial Keterangan Gambar 3.2.:
KMS dari suatu sumberdaya
dan Kurva Biaya Marjinal alami (semisal ekosistem di
Sosial Dikaitkan suatu propinsi) tinggi
nilainya ketika sumberdaya
Rp. dengan Potensi Kerusuhan Sosial. masih berlimpah. Suasana
itu dibarengi BMS yang
negatif, artinya kalau ada
BMS upaya suatu pihak untuk
memanfaatkan sebagian
SDA itu justru akan
KMS menguntungkan masyarakat
(misalnya karena
mengurangi gangguan babi,
harimau, dll).
Akan tetapi ketika SDA telah
0 semakin banyak
dimanfaatkan oleh pelaku
pendatang (pengusaha atau
perorangan) BMS pun akan
BMS < 0 melewati titik kritis dan
mulai meresahkan. Pada
saat itulah tuntutan warga
setempat terjadi, misalnya
untuk mendapat ganti rugi
BMS BMS BMS lebih besar dari pada
diwaspadai kritis keos kesepakatan semula
dulunya. Jika pemanfaatan
SDA terus kurang terkendali
maka situasi keos bisa
terjadi beupa kerusuhan
social sebagaimana telah
terjadi di beberapa tempat.
Konsepsi Biaya dan Kadar Pencemaran.
Kurva Biaya
Sosial (KBS)
Biaya
Kurva Kerugian
Akibat Polusi (KKAP)
Kurva Biaya
Penanggulangan
Polusi (KBPP)
EMISI
Sistem (Gas
Pengol EFFLUEN
buang) T (Air
Dengan Tapis Ulang ahan
Limbah)
Limba
(Recuporatioen)
h
menunjang usaha produksi
baru sampingan
IPAL
SOLID WASTE
(Sampah Padat) (Instalasi
MEDIA
Pengolahan
LINGKUNGAN Air Limbah)
Data Hipotetik Biaya Pengendalian dan Akibat
Pencemaran Badan Air Sungai.
Biaya Kendali Biaya Derita Biaya Kerugian
Pencemaran Konsumen Sosial
(x Rp 1.000.000) (x Rp 1.000.000) (x Rp1.000.000)
100 0 100
85 10 95
75 15 90
60 20 80
50 25 75
45 35 80
35 50 85
25 65 90
10 85 95
0 100 100
Skema 1. Kisi-kisi Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
dan Berkelanjutan (PBL-B).
Isyarat Makro:
Ciri Keberlanjutan SDP (tata-ruang)
Ekologis Utk suatu daerah CDP (tata-komunitas)
Ekonomi secara BDP (tata-bisnis)
Budaya progmatis dpt TDP (tata-budaya)
Sospol dipakai 5- LDP (tata-hukum)
Hankamnas Patokan
Ekuitabilitas
Optimum-Pareto (mutlak sama-maju &
Tpk&Progm- sama-senang)
Pemb. Aman-Pareto (relatif sama-maju tapi
semua-senang)
Strategi Perncn:
Top-down vs Bottom-up (karena eko-moneter vs eko-kontroler))
Regional vs Sektoral (karena potensial faktor vs potensi eksekutor)
Holistik terpadu vs Proy-parsial (karena ekosistem vs ekonomik)
Strategis vs Problematik (karena visioner vs revolusioner)
F. Sjarkowi, 2005 Nasional vs Daerah (karena NKRI vs Otonomi)
• 1.1. Ciri Sumberdaya Tak-BerHPK
• 1.2. Ciri Sumberdaya alami rawan eksternalitas
Isu ini timbul ketika ada pengusaha hanya mengambil manfaat
suatu sumberdaya alami (misalnya sumberdaya perairan sungai)
tanpa mempertimbangkan pengaruhnya berupa perubahan mutu
dan fungsi air sehingga masyarakat dirugikan akibat adanya
kegiatan usaha itu. Persoalan eksternalitas ini sebenarnya terkait
dengan sumberdaya yang tak ber-HPK tadi. Contoh sumberdaya
alami rawan eksternalitas adalah unsur sumberdaya alami
sampingan yang melekat pada sumberdaya alam-hayati utama.
• 1.3. Ciri Sunberdaya Alami Tak-Gampang Pulih
Badak bercula satu yang terdapat di Ujung Kulon (Banten) atau yang bercula dua di
Kerinci dan dalam hal flora dimisalkan hutan kayu onglen di sumatera adalah contoh
menarik untuk dikemukakan. Sudah tentu nilai-penuh sumberdaya alami Badak atau
ekosistem hutan onglen itu tidaklah dapat disetarakan dengan tingkat harga transaksi
yang mungkin terjadi di pasar
(1.4. Ciri Sumberdaya Berpasar Tak-Bersaing Sempurna
Struktur Pasar Bersaing Sempurna dan Struktur Pasar Monopoli
HAK PEMILIKAN KUKUH
• Hak Pemilikan Kukuh (HPK) atas suatu benda,
secara teoritis memiliki 4 unsur, yakni sebagai
berikut;
• a) Jelas diskripsi obyeknya.
• b) Bebas pemiliknya memindah-tangankan
obyek itu.
• c) Lugas peran pemilik obyek itu, tak-terganggu
orang lain.
• d) Tegas peranan hukum dalam menegakkan
hak pemiliknya.
4 Isyarat Hak Pemilikan yang Kukuh secara konsepsional
(Alan Randall, 1987)
(1) Jelas diskripsi objeknya; Terurai jelas macam dan batasan objeknya, termasuk
mengenai ketentuan dan uraian sangsi bagi yang merobah diskripsi itu.
(2) Bebas peran pemiliknya; Terkucilkan pemanfaatannya bagi si pemilik sendiri,
sehingga tidak mengganggu maupun terganggu oleh yang bukan pemegang hak.
Apapun konsekuensi biaya dan manfaat yang muncul atas pemilikan itu sepenuhnya
terpulang kepada si pemilik dan pihak lain boleh mendapat bagian untuk
memanfaatkan bilamana konsekuensi biaya itu telah berpindah kepadanya sebagian
dari pemilik semula. (Ini sifat terbagikan (divisible) suatu SDA.
(3) Lugas pemindah-tanganan hak oleh pemiliknya; Pindah-tangan hak atas objek
atau benda itu dapat saja dilakukan pemiliknya, sehingga melalui jual beli benda itu
cenderung berada di tangan pemilik yang memberikan nilai tertinggi atasnya, dan (ini
sifat terpisahkan, dijelaskan di bawah).
(4) Tegas peran hukum kepemilikannya; Terkukuhkan pemilikan atas objek itu oleh
tegaknya hukum.
Keempat syarat ini harus secara simultan (sekaligus) terpenuhi jika terhadap suatu
benda akan berlaku HPK secara efektif. Adanya HPK atas suatu sumberdaya akan
memudahkan upaya pelestarian mutu dan fungsi lingkungan hidup dimana berbagai
sumberdaya terdapat di dalamnya.
Pengelompokan Sumberdaya Alami
Menurut Kemanfaatan Ekonominya
Sifat
B (terbagikan) TB (tak-terbagikan)
Kemanfaatannya
Keterangan:
Pada PP-51/94 dan PP-27/99, kedudukan AMDAL murni sebagai pra-syarat kelayakan suatu Proyek; bersifat Studi
Kelayakan Ekologis menyertai Studi Kelayakan Teknis dan Studi Kelayakan Finansial. Baca juga diskusi tentang
ANDAL dalam Parwa 5.A3
BEBERAPA KESIMPULAN
• 1. Pembangunan adalah upaya unsur
Lingkungan Sosial untuk memanfaatkan unsur
Lingkungan Alami guna mendapatkan unsur
Lingkungan Binaan sehingga dicapai tingkat
kesejahteraan yang lebih baik secara
berkelanjutan.
• 2. Pengelolaan lingkungan hidup sudah
seyogianya didasari pertimbangan holistik yang
terukur secara kwantitatip menurut kaedah
valuasi-alokasi-manajemen Ekonomi
Lingkungan.
PERHATIKAN GAMBAR SELUASAN EKOSISTEM !
Tanpa proses valuasi, dgn prakira profesional anda mana yg terbesar X? Y? Z?
X Y Z
Nilai Bersih Saat Ini Nilai Kini Bersih Nilai Kini Bersih
dlm perspektif
investor (NPV) = (Nko-Bpo)+Σ{NKt-BPt)(1+r) -t (NPV) = Σ{NNBt)(1+r) –t atau
T
( NK t BPt ) T
( NNBt )
NPV NK 0 BP0 NPV NNB0
(PV) = Σ{Hi x Vi) t 1 (1 r ) t t 1 (1 r ) t
Skema 2.2. Ilustrasi Tematik Perolehan dan Kerugian Kosversi Hutan untuk
Pertanaman Pangan/Padi. Potensi M1,2,3,4,& M5 Dapat Hilang Disebabkan Oleh
Insiden Kebakaran Hutan
Manfaat
Manfaat Fisik
Fisik && Rp
Rp per-Ha/thn
per-Ha/thn
yang
yang didapat bisa diukur; misal
didapat bisa diukur; misal
berupa jumlah produksi beras
berupa jumlah produksi beras
B=
B=f f(Lhn,
(Lhn,ppk,
ppk,tek
tekdan
danMgt)
Mgt)
Manfaat
Manfaatbersih
bersihyangyanghilang
hilangkarenakarenakonversi
konversi
atau karena kebakaran
atau karena kebakaran hutan; hutan;
MMt ==(M1
(M1++M2 M2++… …++M5) M5)
t
MMt+1 ==f f(M , M , M )
(Mt t, Mt-1t-1, Mt-3t-3)
t+1
dan
dandata
dataata
ataterekam
terekamsejalan sejalanwaktuwaktu
Aneka Pasal Nilai Penuh Manfaat Suatu
Ekosistem Hutan
Bisa
dilakukan
Secara
F.S Teknis
Biogeofisik
Pembangunan Sosekbud
(Kawasan) Usaha & Ipteksi
P NPV > 0
O
Penanaman Modal IRR>r
S Perencanaan (Proyek Investasi)
F.S Finansial
Usaha
D B/C>1
C Prikehidupan
(Satuan) Usaha ENPV > 0
F.S
EIRR>r
Ekologis
AMDAL EBCR>1
SEMPURNA ?
Logika Hitung Nilai Kini atas Arus Uang Tunai Bersih
Tahun Perkiraan (Rp) Nilai kini
THANK YOU
EPR’03