Anda di halaman 1dari 32

AUDIT PLAN, AUDIT

PROGRAM, AUDIT
PROCEDURES, AUDIT
TEKNIK, RISIKO AUDIT,
DAN MATERIALITAS
Kelompok 5

Dina Duvan

Nabilla Orine
AUDIT PLAN (PERENCANAAN
PEMERIKSAAN)
A. AUDIT PERENCANAAN

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas satuan usaha,
pengalaman mengenai satuan usaha, dan pengetahuan tentang bisnis satuan usaha. Dalam perencanaan audit,
auditor harus mempertimbangkan, antara lain:
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan.
4. Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
8. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas
Prosedur yang dipertimbangkan
auditor
1. Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan,dan laporan audit tahun lalu.
2. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit
3. Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis
4. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
5. Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris,atau komite audit.
6. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar auditing Mengoordinasikan
bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data.
7. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor intern.
8. Membuat jadwal pekerjaan audit (time schedule).
9. Menentukan dan mengoordinasikan kebutuhan staf audit.
10. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi t
Pengetahuan tentang bisnis klien
A. Mengindentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
B. Menilai kondisi yang di dalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, di-review
C. dan dikumpulkan dalam organisasi.
D. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi, penyisihan piutang ragu-ragu,
persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.
E. Menilai kewajaran representasi manajemen.
F. Mempertimbangkan kesesulalan standarakuntansi yang diterapkan pengungkapannya.
Menurut Hayes (2014 : 2015)

Rules of thumb yang biasanya digunakan dalam praktik adalah:


1) 5-10% dari net income sebelum pajak
2) 5-10% dari current assets
3) 5-10% dari current liabilities
4) 0,5-2% dari total asset
5) 0,5-2% dari total revenue
6) 1-5% dari total equity
Menurut ISA 300 – planning an audit of financial statements dalam
Hayes (2014 : 38.2)

Tujuan auditor adalah untuk merencanakan auditnya agar bisa dilakukan secara efektif Selain itu auditor
juga harus menyiapkan strategi yang menyeluruh.
Tujuan planning adalah untuk menentukan jumlah dan tipe bukti audit dan penelaahan yang diperlukan
untuk memberikan auditor keyakinan bahwa tidak terdapat salah saji material dalam laporan keuangan.
Beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam rangka menyusun audit plan:
1. Dapatkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk internal kontrolnya.
2. Tetapkan risiko salah saji material dari laporan keuangan.
3. Tentukan materiality.
4. Buat planning memoranunn dan audht program yang berisi respons auditor terhadap
5. risiko yang diidentifikasi.
ISA yang berkaitan dengan risiko audit

1. ISA 315 Identifikası dan renetapan Kisiko salah saji material melalui pemahaman terhadap entitas
dan hngkungannya.
2. ISA 330 Respons auditor atas risiko yang ditetapkan.
3. ISA 500 Bukti audit.
Planning memorandum berisikan
1. Informasi latar belakang perusahaan
2. Tujuan audit
3. Penentuan risiko penugasan
4. Auditor lainnya atau tenaga ahli (expert)
5. Materiality
6. Inherent risk (risiko bawaan)
7. Kesimpulan tentang Control Environment (lingkungan pengendalkan
8. Tingkat kepercayaan auditor terhadap Conputer Inormation System klien
9. Kualitas sistem akuntansi dan internal control klien
10. Pendekatan audit
11. Time schedule dari pekerjaan audit
12. Audit budget
Audit plan
Hal-hal mengenai klien.
A. Bidang Usaha Klien, Alamat, Nomor Telepon, Faksimile dan lain-lain.
B. Status Hukum Perusahaan (berdasarkan Akta Pendirian)
C. Accounting Policy (Kebijakan Akuntansı)
D. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatit dan perbandingan Penjualan,Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang.
E. Client Contact yaitu mengenai nama dari orang-orang yang akan sering dihubungi auditor
F. Accounting, Auditing & Tax Problem
Hal-hal yang mempengaruhi klien.
Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi/surat kabar, antara lain: News, Ekonomi Keuangan Indonesia.
Rencana kerja auditor
• Stafing
• Waktu Pemeriksaan
• Jenis Jasa yang Diberikan
• Bantuan-Bantuan yang Dapat Diberikan Kien.
• Time Schedule
Contoh rencana pemeriksaan ex 8-1
Contoh schedule ex 8-2
Audit program
Definisi serta tujuan audit program

Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang
harus dilaksanakan.
Audit program yang baik harus mencantumkan:
o Tujuan pemeriksaan
o Prosedur audit yang akan dijalankan
o Kesimpulan pemeriksaan
Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distandarisasi dan digunakan di setiap kliennya,
sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai dengan kondisi perusahaan (tailor mode).
Contoh audit planning ex 8-3
Contoh audit program ex 8-4
Audit procedures dan
audit teknik
Definisi audit prosedur dan audit teknik

Audit procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat
bekerja secara efisien dan efektif.
Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit vidence) yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.Untuk itu diperlukan dua
teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh audit evidence seperti: konhrmasi, observasi, inspeksi,
tanya jawab (inquiry) dan lain-lain.
 
Risiko audit dan
materealistis
Menurut SA 320.1 & 320.2

kerangka pelaporan secara umum menjelaskan bahwa:


1. Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan penyajian tersebut, secara
individual atau agregat, diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan
laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut;
2. Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai Kondisi yang melingkupinya
dan dipengaruhi oleh ukuran atau sitat kesalahan penyajian, atau kombinasi keduanya; dan pertimbangan
tentang hal-hal yang material bagi pengguna laporan keuangan berdasarkan pada pertimbangan kebutuhan
informasi keuangan yang umum yang diperlukan oleh pengguna laporan keuangan sebagai suatu grup.
Menurut SA 320.1 & 320.2
Pengguna laporan keuangan.

A. Memiliki suatu pengetahuan memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi serta akuntansi dan
kemauan untuk mempelajari informasi yang ada dalam laporan keuangan dengan cermat;
B. Memahami bahwa laporan keuangan disusun, disajikan dan diaudit berdasarkan tingkat materialitas
tertentu;
C. Mengakui adanya ketidakpastian bawaan dalam pengukuran suatu jumlah yang ditentukan
berdasarkan penggunaan estimasi, pertimbangan dan pertimbangan atas peristiwa masa depan; dan
D. Membuat keputusan ekonomi yang masuk akal berdasarkan informasi dalam laporan keuangan.
Menurut SA 320.1 & 320.2

Basis dari pertimbangan – pertimbangan yang ada :


1. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur penilaian risiko;
2. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material; dan
3. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan. 
Menurut SA 320.6 & 320.7
Dalam melakukan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan auditor adalah untuk mendapatkan
reasonable assurance bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material,
baik yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan, oleh karena itu memungkinkan auditor untuk
menyatakan pendapat apakah laporan keuangan, dalam semua hal yang material, telah disusun sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan untuk melaporkan laporan keuangan tersebut serta
mengomunikasikan temuan-temuan auditor sebagaimana disyaratkan oleh SA. Auditor memperoleh reasonable
assurance dengan memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit ke tingkat
rendah yang dapat diterima. Risiko audit adalah risiko bahwa auditor menyatakan opini yang tidak tepat ketika
terdapat kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. Risiko audit merupakan fungsi gabungan risiko
kesalahan penyajian material dan risiko deteksi.
Pertimbangan selama audit

1. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material;


2. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit selanjutnya; dan
3. Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan
keuangan dan dalam merumuskan opini dalam laporan auditor.
Faktor yang mempengaruhi proses identifikasi

1. Unsur-unsur laporan keuangan (sebagai contoh, aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban);
2. Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pengguna laporan keuangan suatu
entitas tertentu (sebagai contoh, untuk tujuan pengevaluasian kinerja keuangan, pengguna laporan
keuangan cenderung akan fokus pada laba, pendapatan maupun aset bersih);
3. Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industri serta lingkungan ekonomi yang di
dalamnya entitas tersebut beroperasi;
4. Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (sebagai contoh, jika pendanaan sebuah entitas hanya dari
utang dan bukan dari ekuitas, maka pengguna laporan keuangan akan lebih menekankan pada aset dan
klaim atas aset tersebut dari pada pendapatan entitas); dan
5. Fluktuasi relatif tolak ukur tersebut.
Risiko
RISIKO BAWAAN
Adalah keretanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu sala saji material dengan
asumsi bahwa tidak terdapat penegendalian yang terkait. Contohnya perhitungan rumit lebih mungkin disajikan
salh jika dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana

RISIKO PENGENDALIAN
Adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi sebelum suatu asersi tidak dapat
dicehag atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern.

RISIKO DETEKSI
adalah risko vahwa auditor tidak dapat mendeteksii salah saji material yang terdapat dalam asersi risiko
ini timbul karena ketidakpastiaan yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa
Penentuan risiko secara kuantitatif
Komponen risiko audit ini dapat ditentukan secara kuantitatif, seperti dalam bentuk persentase atau secara
nonkuantitatif yang berkisar, misalnya, dari minimum sampai dengan maksimum.
AR = IR x CRX DR
atau
DR = AR
IR x CR
Di mana:
AR = overall audit risk
IR = inherent risk
CR = control risk
DR = detection risk
Hubungan komponen audit risk
Tabel berikut ini menunjukan bagai mana tingkat risiko deteksi yang dapat diterima berdasarkan
penilaian dari risiko bawaan dan risiko pengendalian.

  Tinggi Sedang Rendah

Penilaian Audiitor terhadap Tinggi Paling Rendah Lebih Rendah Sedang


Risiko Bawaan

Sedang Lebih Rendah Sedang Lebih Tinggi

Rendah Sedang Lebih Tinggi Paling Tinggi


TERIMAKASIH

01 03

02

Anda mungkin juga menyukai