Anda di halaman 1dari 8

Teknologi informasi dan komunika

si

Nama : Syafitri Anggraini


Kelas : ilpol 2002A
Nim :2030702109
Mengapa Indonesia memb
utuhkan satelit untuk
sistem komunikasinya
Mengapa Indonesia membutuhkan satelit untuk sistem
komunikasinya?
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan total luas
mencapai 5.175.600 km2.
Dengan luas tersebut dan kondisi geografis yang beragam, tidak
ada yang bisa mengcover keseluruhan Indonesia dari Sabang
hingga Merauke. Itulah sebabnya, dibutuhkan sebuah teknologi
yang bisa mengcover keseluruhan negara ini, dan satelit
merupakan teknologi yang bisa melakukannya.
Satelit merupakan sebuah benda yang mengorbit atau bergerak
mengitari benda lainnya.
Sa te l it Ga ru da - 1

Satelit Garuda I didirikan oleh Asia Cellular Sat


ellite (ACeS). Perusahaan ini merupakan gabun
gan dari beberapa perusahaan yaitu Pasifik Sat
elit Nusantara (PSN), Lockheed Martin Global
Telecommunications (LMGT), Philippines Long
Distance Telephone Company (PLDT) dan Jasm
ine International Overseas Company Ltd. Sateli
t ini dikembangkan oleh Lockheed Martin Com
mercial Space System (LMCSS) dengan mengg
unakan platform A2100AXX dan beroperasi pa
da frekuensi L-band via 140 spotbeam. Selain i
tu, satelin ini mampu menjangkau seluruh Asi
a dengan menawarkan layanan telepon berger
ak berbasis satelit. Satelit ini diluncurkan pada
tanggal 12 Februari 2000 dengan wahana lunc
ur Proton K Blok-DM3. Satelit Garuda I ini tern
yata disebut-sebut sebagai salah satu satelit te
lekomunikasi paling kuat yang pernah diluncur
kan.
SATELIT INASA
T-1

Melalui kerjasama PT. Dirgantara Indonesia


dan Lembaga penerbangan dan Antariksa Na
sional (LAPAN), Indonesia juga berhasil me
mbuat beberapa satelit, salah satunya adala
h INASAT-1. Satelit ini merupakan singkatan
dari Indonesia Nano Satelit-1. Satelit nano in
i memiliki berat kurang lebih 10 hingga 15kg
dan memakai frekuensi VHF/UHF. Satelit ini
diluncurkan pada tahun 2006. Hebatnya, sat
elit ini merupakan satelit pertama asli buata
n anak Indonesia.
Satelit Telkom-2

Satelit ini dimiliki oleh PT Telkom ya


ng dibuat oleh Orbital Sciences deng
an menggunakan platform Star-2. Sa
telit ini merupakan satelit yang men
ggantikan satelit Palapa B4 yang dile
ngkapi dengan 24 transponder C-ba
nd dan memiliki masa aktif hingga 1
5 tahun. Satelit Telkom-2 diluncurka
n pada tanggal 16 November 2005 d
i Kourou, Guyana Perancis menggun
akan roket Ariane V. Faktanya Satelit
telkom-2 ini ternyata sampai sekara
ng masih beroperasi.
Satelit Telkom-1
Sesuai dengan namanya satelit ini adalah milik PT. Telk
om Indonesia yang dikembangkan oleh Lockheed Mar
tin Commercial Space System (LMCSS). Satelit Telkom I
ini dibuat untuk menggantikan Palapa B2R dengan me
nggunakan platform A2100A. Satelit ini dilengkapi den
gan 24 transponder C-band dan 12 transponder extend
ed C-band yang menunjang aplikasi telekomunikasi, te
rmasuk di dalamnya lalu lintas digital kecepatan tinggi
untuk VSAT. Satelit ini juga mampu menjangkau seluru
h Indonesia, sebagian Asia Tenggara dan Australia Utar
a. Satelit Telkom I diluncurkan pada tanggal 12 Agustus
1999 dengan menggunakan roket Ariane IV. Pada awal
nya satelit ini digadang-gadang akan bertahan hingga t
ahun 2020. Namun kenyataannya pada tahun 2017 sila
m Satelit Telkom I mengalami anomali dan kegagalan si
stem yang mengakibatkan siaran televisi, aktivitas perb
ankan dan VSAT menjadi terganggu
Satelit Cakrawal
a 1/Indostar 1

Satelit Cakrawarta I/ Indostar I merupakan satelit y


ang diluncurkan Indonesia setelah Satelit Palapa. S
atelit ini dikembangkan oleh Orbital Science Corpo
ration dengan masa pakai mencapai 14 tahun. Per
usahaan pemilik Satelit Cakrawarta I/ Indostar I ad
alah PT. Media Citra Indostar (PT. MCI) yang merup
akan anak perusahaan dari MNC Group. Satelit ini
dipakai untuk penyiaran DTH (Direct To Home) Ind
ovision dan merupakan satelit penyiaran DTH pert
ama di Asia. Satelit ini diluncurkan pada tanggal 12
November 1997 di Kourou, Guyana Prancis mengg
unakan roket Ariane. Frekuensi S-band dipilih pada
Satelit Cakrawarta I/ Indostar ini mengingat frekue
nsi ini tahan terhadap cuaca di Indonesia yang beri
klim tropis. Namun sayangnya, pada tahun 1998 te
rjadi anomali pada regulator daya listrik Satelit Cak
rawarta I/ Indostar I sehingga mengakibatkan 2 tra
nsponder satelit lumpuh saat memasuki gerhana.
Terima kasih ya

Anda mungkin juga menyukai