Anda di halaman 1dari 16

MATEMATIKA UANG

A. Cash Flow
1. Pengertian

Setiap kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan manusia dewasa ini akan
selalu mengakibatkan timbulnya sejumlah biaya untuk penyelenggaraan
kegiatan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya
langsung berasal dari kebutuhan pembayaran-pembayaran atas material,
peralatan, dan fasilitas lainyya serta upah yang dibayarkan pada petugas yang
melaksanakannya. Biaya tidak langsung yaitu pengeluaran-pengeluaran lainnya
di luar komponen di atas atau kerugian serta dampak nefatif yang mungkin di
terima akibat adanya kegiatan/aktivitas dimaksud.
2. Metode Penyusunan Cash Flow

Penyusunan cash flow pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua metode
yaitu metode tabel dan metode grafis

Contoh:
Perusahaan merencanakan pembelian suatu mesin produksi senilai 100 juta
rupiah, yang kan diikuti biaya operasional rata-rata 10 juta/periode. Akibat
pemakaian mesin tersebut menjanjikan keuntungan rata-rata 22 juta rupiah
/periode, disamping itu pada periode ke 6 akan dilakukan perawatan berat
(overhoul) dengan biaya 15 juta dan setelah umur pakai habis mesin dapat
dijual 25 juta, gambarkan cash flow tersebut dalam bentuk tabel dan grafik
Tabel 1a. Cash Flow Lengkap

Cash Flow
Periode
Cash-Out (-) Cash-In (+)

0 Rp. 100.000.000 -
1 Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000
2 Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000
3 Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000
…… …… ……
6 Rp. 10.000.000 + Rp. 15.000.000 …….
…… …… ……
…… Rp. 10.000.000 RP. 22.000.000
n Rp. 10.000.000 Rp. 22.000.000 + Rp. 25.000.000
Tabel 1b. Net Cash Flow

Periode Net Cash Flow

0 - Rp. 100.000.000
1 + Rp. 12.000.000
2 + Rp. 12.000.000
3 + Rp. 12.000.000
…… ……
6 - Rp. 3.000.000
…… ……
…… + Rp. 12.000.000
n + Rp. 37.000.000
Grafik Cash Flow Lengkap
S = 25
AB = 12

0 1 2 3 4 5 6 …. n

AC = 1
i OH = 5
I = 100

Grafik NetCash Flow S = 25


AB = 12 A6 = 3

0 1 2 3 4 5 6 …. n

I = 100
B. Konsep Nilai Uang terhadap Waktu
Jika kita mempunyai uang Rp. 100.000,00 sepuluh tahun yang lalu tentu masih
bisa kita ingat bahwa uang senilai itu jika dibelanjakan sudah bisa membeli
sejumlah belanjaan keluarga. Namun, bila uang Rp. 100.00,00 saat ini di
belanjakan pada barang yang sama mungkin hanya bisa dapat setengahnya.
Walaupun sebenarnya uang Rp. 100.000,00 waktu itu masih tetap RP.
100.000,00 seperti saat ini, tetapi nilai tukarnya berubah. Oleh karena itu perlu
diketahui adanya dua konsep matematis yang berbeda saat kita berbicara
tentang uang, yaitu konsep jumlah uang dan konsep nilai uang.
Konsep jumlah uang tidak berbeda dengan konsep besaran-besaran matematis
biasa, dimana bila dua atau lebih himpunan bilangan yang ditambahkan
maupun dikurangi hasil penjumlahannya akan sama kapanpun saat dilakukan.
Contoh jika bilangan 14, 17, 93, 24 dijumlahkan hasilnya akan menjadi 148
yaitu hasil dari 14 + 17 + 93 + 24 = 148. Berbeda dengan nilai uang, jika dua
atau lebih himpunan uang yang berbeda waktunya dijumlahkan akan
menghasilkan jumlah nilai yang berbeda. Contohnya jikan uang tahun 1990
Rp.100.000,00, tahun 1995 Rp.240.000,00, dan tahun 2000 Rp.250.000,00,
jika dijumlahkan hasilnya adalah Rp.690.000,00, namun nilainya tidak sama
dengan Rp.690.000,00, karena uang yang dijumlahkan itu diterima pada waktu
yang berbeda. Hal tersebut disebabkan adanya konsep nilai uang terhadap
waktu, yang disebut dengan “Time value of money” yang artinya nilai uang
berubah bersamaan dengan perubahan waktu.
v

Vt1
Vt2

0 t1 t2 t

Gambar 1. Perubahan Nilai Uang

Vt1 - Vt2
= Constan
Vt2
= Suku Bunga (Rate of Interest) = i

Sehingga nilai uang Rp.10.000.000,00 (t=0) ≠ Rp.10.000.000,00 (t=1)

Maka Rp.10.000.000,00 (t=0) = Rp.10.000.000,00 (t=1) + i x Rp.10.000.000,00


Dimana : Rp.10.000.000,00 (t=0) disebut Ekuivalen dengan Rp.10.000.000,00
(t=1) + i x Rp.10.000.000,00. Oleh karena itu, metode ekuivalen adalah metode
mencari kesamaan atau kesetaraan nilai uang untuk waktu yang berbeda, dan
metode ini di perlukan dalam rangka menjumlahkan nilai uang yang diterima
atau dikeluarkan pada waktu yang berbeda. Dalam perhitungan ekuivalen
dibutuhkan data tentang suku bunga (rate of interest)

Contoh: Jika kita meminjam uang sejumlah P=Rp.5.000.000,00, dengan suku


bunga i = 15% per tahun, dan pinjaman harus dilunasi selama n = 3 tahun.
Tahun Pinjaman (P) Bunga (i) Pinjaman Akhir Tahun (F)

1 5.000.000 0,15 5.750.000

2 5.000.000 0,15 6.612.000

3 5.000.000 0,15 7.603.800

Jumlah pinjaman tahun ke I = 5000.000 + 0,15 (5.000.000) = 5.750.000


Jumlah pinjaman tahun ke II = 5.750.000 + 0,15 (5.750.000) = 6.612.000
Jumlah pinjaman tahun ke III = 6.612.000 + 0,15 (6.612.000) = 7.603.800
C. Bunga
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian
uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada dasarnya merupakan
kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjaman sehingga
besar bunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang tersebut. Oleh
karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat penuruna
nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap
uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjamin nilai kekayaan yang
bersangkutan relatif tetap dan stabil.

Besarnya bunga adalah selisih antara jumlah utang dibayar dengan utang
semula

Interest = present amount owed – original investment


(bunga) (jumlah utang sekarang) (jumlah pinjaman semula)
Contoh:
Perusahaan PT. XYZ pada tanggal 1 januari 2015 meminjam uang di Bank
Rp.100.000.000,- dan pada tanggal 1 januari 2018 utangnya dibank tercatat
sebesar Rp.118.000.0000,-. Berapa bunga yang harus dibayar perusahaan?

Jawab :
Interest (bunga) = Rp.118.000.000 – Rp. 100.000.000
= Rp.18.000.000,00

1. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio antara bunga yang
dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal periode
dikalikan 100%, atau:
Contoh :

Dari contoh diatas, jika dihitung tingkat suku bunganya adalah


sebagai berikut :

Rate of interest = 6 % per tahun


2. Bunga Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest), yaitu sistem hubungan bunga hanya
didasarkan atas besarnya pinjaman semula, dan bunga periode sebelumnya
yang belum dibayar tidak termasuk faktor pengali bunga. Dengan demikian,
metode perhitungan bunganya dapat dilakukan dengan formula sederhana.

Contoh :
Bapak Nasrul meminjam uang dari temannya 4 tahun yang lalu sebesar Rp.
200.000,00 dengan kewajiban membayar bungan 5% per tahun dengan
metode bunga sederhana, makak perhitungan bunganya adalah sebagai
berikut:
Tahun Pinjaman Awal Bunga (i=5%) Pinjaman akhir periode
1 200.000 5% x 200.000 = 10.000 200.000 + 10.000 = 210.000
2 200.000 5% x 200.000 = 10.000 210.000 + 10.000 = 220.000
3 200.000 5% x 200.000 = 10.000 220.000 + 10.000 = 230.000
4 200.000 5% x 200.000 = 10.000 230.000 + 10.000 = 240.000
Total = 40.000

Secara formula sistem bunga sederhana dapat dihitung sebagai berikut:

Bunga = i x P x n

Dimana i = suku bunga.


P = Pinjaman semula.
n = jumlah periode peminjaman
3. Bunga Majemuk
Sistem bunga majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan bunga
dimana bungan tidak hanya dihitung terhadap besarnya pinjaman awal, tetapi
perhitungan didasarkan atas besarnya utang periode yang bersangkutan,
dengan kata lain bunga yang berbunga.

Jika contoh yang diatas dimana bapak nasrul meminjam uang dengan
temannya 4 tahun yang lalu sebesar Rp. 200.000,00 dengan kewajiban
membayar 5% per tahun dengan metode bungan majemuk, maka perhitungan
bungannya adalah sebagai berikut :
Tahun Pinjaman Awal Bunga (i=5%) Pinjaman akhir periode
1 200.000 5% x 200.000 = 10.000 200.000 + 10.000 = 210.000
2 210.000 5% x 210.000 = 10.500 210.000 + 10.500 = 220.500
3 220.000 5% x 220.000 = 11.025 220.500 + 11.025 = 231.525
4 231.525 5% x 231.525 = 11.576 231.525 + 11.576 = 243.101
Total = 43.101

Dengan demikian terlihat bahwa jumlah bunga yang harus dibayarkan dengan
sistem bunga majemuk akan lebih besar dari sistem bunga sederhana untuk
pinjaman yang sama.

Dalam praktik ekonomi dewasa ini, sistem bunga sederhana sudah jarang
diterapkan, hampir pada semua lembaga keuangan/bank nasional maupun
internasional menerapkan sistem pembungaan majemuk (compound interest).
Dengan demikian untuk pembahasan selanjutnya sistem bunga yang dipakai
adalah sistem bunga majemuk (compound interest). , kecuali ada penjelasan
langsung

Anda mungkin juga menyukai