Anda di halaman 1dari 41

HUKUM PERLINDUNGAN

DAN
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
LITERATUR
• Buku :
• Hukum Perlindungan Anak ; Abintoro
Prakoso (Laksbang Pressindo Yogyakarta)
• Peraturan Perundangan :
• UU RI No 11 Tahun 2012 Tentang SPPA
• UU RI N0 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan UU No 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
Hak Anak
dan
Perlindungan Anak
Menurut Konvensi Hak-Hak Anak
Dan UU No.23 Th.2002 jo UU 35 tahun
2014
LANDASAN FILOSOFIS
 Anak adalah amanat Tuhan yang harus
dijaga dan diperlakukan dengan sebaik-
baiknya.
 Anak adalah generasi penerus keluarga,
bangsa dan peradaban.
 Anak adalah pemilik dan penentu masa
depan bangsa
LANDASAN SOSIOLOGIS
• Jumlah anak di Indonesia adalah sepertiga penduduk
Indonesia atau sekitar 85 juta anak.
• Masih banyak pola pikir dan perilaku yang menjadikan
anak sebagai obyek dan properti orang dewasa (orang
tua, guru, pemerintah, dll.) yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip perlindungan anak
• Norma perlindungan anak dan hak anak belum banyak
dipahami dan belum dipraktekkan.
Landasan Hukum
 UUD Negara RI pasal 28 B ayat 2 :
”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”
 UU No 23 Tahun 2002 Jo UU No 35 tahun 2014
tentang Perindungan Anak
Perlindungan Anak
Sejak dalam kandungan
s/d usia 18 tahun
Pokok Bahasan:
• SIAPA WAJIB MELINDUNGI ANAK ?
• Bagaimana Cara Melindungi Anak?
• A S A S PERLINDUNGAN ANAK
• TUJUAN PERLINDUNGAN ANAK
• MELINDUNGI ANAK DARI: Kelaparan
dan Penyakit; serta Penelantaran.
• MELINDUNGI ANAK DARI: Perlakuan
Salah dan Kejahatan;
ANAK-ANAK ITU HASIL KARYA CIPTAAN
ALLAH YANG PALING INDAH
Lindungilah Anak dari Kejahatan
PENGERTIAN ANAK
PENGERTIAN ANAK

KONVENSI HAK ANAKdan DEKLARASI PBB

UU NO 1 TAHUN 1974 TTG PERKAWINAN

UU NO 4 TAHUN 1979 TTG KESEJAHTERAAN ANAK

KUH PERDATA

UU NO 13 TAHUN 2003 TTG KETENAGAKERJAAN

UU NO 23 TAHUN 2002 TTG PERLINDUNGAN ANAK

UU NO 3 TAHUN 1997 TTG PENGADILAN


ANAK, UU NO 11 THN 2012 SPP ANAK
KONVENSI HAK ANAK

ANAK ADALAH SETIAP MANUSIA DI BAWAH


USIA 18 TAHUN, KECUALI APABILA MENURUT
HUKUM YANG BERLAKU BAGI ANAK TERSEBUT
DITENTUKAN BAHWA DEWASA DI CAPAI LEBIH
AWAL
UU 1/1974 TTG PERKAWINAN
PASAL 7 BUTIR (1)
PERKAWINAN HANYA DIIZINKAN JIKA PIHAK
PRIA SUDAH MENCAPAI UMUR 19
(SEMBILAN BELAS) TAHUN DAN PIHAK
WANITA SUDAH MENCAPAI UMUR 16 (ENAM
BELAS) TAHUN
(telah direvisi dengan Putusan MK , DPR dan
Pemerintah sepakati usia pernikahan 19 tahun
baik laki2 maupun perempuan)
KUH PERDATA PASAL 330
YANG BELUM DEWASA ADALAH MEREKA
YANG BELUM MENCAPAI UMUR GENAP
DUA PULUH SATU TAHUN DAN TIDAK
KAWIN SEBELUMNYA
UU RI NO 23 TAHUN 2002 Jo UU RI NO 35 TAHUN 2014

TTG PERLINDUNGAN ANAK

PASAL 1 BUTIR (1)


ANAK ADALAH SESEORANG YANG BELUM
BERUSIA 18 (DELAPAN BELAS) TAHUN,
TERMASUK ANAK YANG MASIH DALAM
KANDUNGAN
UU NO 3 THN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK Jo UU No 11
TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

PASAL 1 AYAT 1

ANAK ADALAH YG DLM PERKARA ANAK NAKAL


MENCAPAI 12 THN TETAPI BELUM 18 THN DAN BELUM
PERNAH KAWIN.
UU NO 4 TAHUN 1979 TTG
KESEJAHTERAAN ANAK
PASAL 1 BUTIR (2)
ANAK ADALAH SESEORANG YANG BELUM MENCAPAI
UMUR 21 (DUA PULUH SATU) TAHUN DAN BELUM
PERNAH KAWIN
Tujuan Pelindungan Anak;

Untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak


agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, demi terwujudnya anak
Indonesia yang berkwalitas, berkeadilan,
berakhlak mulai dan sejahtera
(Pasal 3 UU PA)
Sesuai dengan KHA
1. Negara-negara peserta akan menghormati dan
menjamin hak2 yang diterapkan dalam KHA terhadap
setiap anak dalam wilayah hukum mereka tanpa
diskriminasi jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan
politik atau pandangan lain, asal usul bangsa, suku
bangsa atau sosial, harta kekayaan, cacat, kelahiran atau
atau status lain dan anak atau dari orang tua atau walinya
yang sah menurut hukum

2. Negara2 peserta akan mengambil langkah yang layak


untuk menjamin bahwa anak dilindungi terhadap semua
bentuk diskriminasi atau hukuman yang didasarkan pada
status, kegiatan, pendapat yang dikukuhkan atau
kepercayaan orang tua anak, walinya yang sah atau
anggota keluarganya
Pengertian Perlindungan
Anak

Perlindungan :

MEMBERIKAN RASA AMAN


MEMBERIKAN KEBUTUHANNYA
MEMBERIKAN HAK-HAKNYA
MEMBERIKAN NAUNGAN HUKUM
MEMBERITAHUKAN KEWAJIBANNYA
MEMBERIKAN RASA PERCAYA DIRI
MEMBERIKAN KEBERANIAN
MELINDUNGI DIRI SENDIRI
TIDAK MENTELANTARKAN
TIDAK MENYALAHGUNAKAN
TIDAK MENJADIKAN KORBAN
PENGERTIAN PERLINDUNGAN ANAK

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi (UU PA 23/2002 Pasal 1
ayat 2).
PENGERTIAN HUKUM PERLINDUNGAN ANAK
1. Arif Gosita;
a. Hukum Perlindungan Anak adalah hukum (tertulis maupun tidak
tertulis ) yang menjamin anak benar-benar dapat melaksanakan hak
dan kewajibanya.
b.HPA adalah; hukum yang menjadi dasar dan pedoman melindungi,
mengatur dan menjamin anak dapat melaksanakan hak dan
kewajibanya secara seimbang dan manusiawi positif.
2. Bismar Siregar; menyebutkan aspek HPA adalah lebih
dipusatkan kepada hak-hak anak yang diatur hukum dan bukan
kewajibanya, mengingat secara hukum (yuridis) anak belum dibebani
kewajiban
3. Mr H. de Bie ; merumuskan kinderrecht (aspek hukum anak);
sebagai keseluruhan aturan hukum mengenai perlindungan,
bimbingan, dan peradilan anak atau remaja, seperti yang diatur dalam
BW, KUH Perdata, KUHP, KUHAP , serta peraturan pelaksananya
4. Barda Nawawi ; HPA dapat diartikan sebagai upaya perlindungan
terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak serta berbagai
kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak.
ASAS
PERLINDUNGAN ANAK
(Pasal 2, UU No.23, Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak)

Penyelenggaraan Perlindungan anak


ber-asas-kan Pancasila
dan ber-landas-kan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta prinsip-
prinsip dasar KHA.
dalam mengakui, menghargai dan melindungi serta
meng implementasi-kan hak-hak Anak
KHA mengemukakan 4 Macam Prinsip,
yang harus dipedomani yakni:

1. Prinsip Non Diskriminasi, (Non Discrimination)


2. Prinsip Yang Terbaik Bagi Anak, (best
interest of the child),

3. Prinsip Kelangsungan Hidup dan


Perkembangan Anak (survival and development),
4. Prinsip Penghargaan Terhadap
Pendapat Anak (respect for the views of the child),
Hak Anak
4 Prinsip Dasar KHA
• Prinsip Non Diskriminasi, (non discrimination),
artinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam KHA harus diberlakukan
kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun. Prinsip ini merupakan pencerminan
dari prinsip universalitas HAM. (Pasal 2 KHA).

• Prinsip Yang Terbaik Bagi Anak, (best interest of the


child), artinya bahwa di dalam semua tindakan yang menyangkut anak,
maka apa yang terbaik bagi anak haruslah menjadi pertimbangan yang
utama. (Pasal 3 KHA)

• Prinsip Kelangsungan Hidup dan Perkembangan


Anak (survival and development), artinya harus diakui bahwa hak
hidup anak melekat pada diri setiap anak; dan hak anak atas
kelangsungan hidup dan perkembangannya juga harus dijamin. (Pasal 6
KHA)

• Prinsip Penghargaan Terhadap Pendapat Anak


(respect for the views of the child), maksudnya bahwa pendapat
anak, terutama jika menyangkut hal-hal yang mempengaruhi
kehidupannya, perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan
keputusan. (Pasal 12 KHA)
Prinsip yang terkandung dalam KHA:

Prinsip non diskriminasi


Semua hak yang diakui dan terkandung dalam KHA harus diberlakukan
kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun.

Yang terbaik bagi anak


Artinya bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak, maka apa
yang terbaik bagi anak haruslah menjadi pertimbangan yang utama.

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak


Artinya bahwa hak hidup yang melekat pada diri setiap anak harus diakui
dan bahwa hak anak atas kelangsungan hidup dan perkembangannya
harus dijamin.

Penghargaan terhadap pendapat anak


Maksudnya bahwa pendapat anak, terutama jika menyangkut hal – hal
yang mempengaruhi kehidupannya, perlu diperhatikan dalam setiap
pengambilan keputusan.
Riwayat “Adopsi” Hak Anak
• Tahun 1923, Eglantyne Jebb, pendiri “Save the Children” membuat
rancangan Deklarasi Hak Anak (“Declaration of the Rights of the
Child’
• Tahun 1924, Deklarasi Hak Anak itu di adopsi untuk pertama kalinya
secara internasional oleh Liga Bangsa Bangsa; dikenal sebagai
“Deklarasi Jenewa”.
• Tahun 1948 setelah berakhirnya Perang Dunia ke II, Majelis Umum
PBB mengadopsi Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia.
(Catatan: “Hak Anak bagian dari HAM”)
• Tahun 1959, Majelis Umum PBB mengeluarkan Pernyataan
mengenai Hak Anak, merupakan adopsi international ke dua.
• Tahun 1979, Tahun Anak International. Suatu kelompok kerja
dibentuk untuk membuat rumusan Konvensi Hak Anak.
• Tahun 1989, Konvensi Hak Anak diadopsi oleh Majelis Umum PBB
(20 November 1989).
• Tahun 1990; tanggal 2 September 1990; Konvensi Hak Anak mulai
berlaku sebagai hukum international.
Adopsi dan Ratifikasi
oleh
Negara Republik Indonesia
– KHA disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tgl.
20 November 1989;
– di-ratifikasi oleh Indonesia, dengan Kep.Pres. RI
No.36/1990,
tgl. 25 Agustus 1990;
– dan sesuai ketentuan dalam KHA, tigapuluh hari
kemudian KHA berlaku di Indonesia, yakni:
berlaku-nya mulai tgl. 5 Oktober 1990.
“Negara RI”, bukan hanya “Pemerintah Negara RI”, “DPR”,
“DPRD”, dsb; melainkan juga mencakup “Keluarga”,
“Masyarakat , “LSM”, dsb.

KOMUNITAS BASIS MASYARAKAT:


Dasa Wisma PKK - RT – RW,
Lembaga-2 Swadaya Masyarakat (LSM) dan
Kelompok-2 Swadaya Masyarakat (KSM)

Anak
KELUARGA

Keluarga pada “Posisi Sentral” dalam:


Meng-implementasi-kan “Hak-Hak Anak”
Konseuensi -Tindak Lanjut setelah “
“ NEGARA RI ”
meng-ADOPSI dan me-RATIFIKASI KHA
• Perlindungan Anak menjadi
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Negara Republik Indonesia
• Pemerintah, masyarakat, keluarga, dan
orang tua berkewajiban dan
bertanggungjawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak ! (Pasal
20 UU PA).
Tindak lanjut setelah Negara RI
me-Ratifikasi KHA
• Konsekuensi dari ratifikasi KHA adalah ”kita” (Masyarakat,
Bangsa dan Negara Indonesia) wajib mengakui dan memenuhi
Hak-hak Anak yang dirumuskan dalam KHA.
• Dalam wacana HAM, ”Anak” (manusia) sebagai pemegang
hak; sedang ”Negara” adalah pihak yang berkewajiban
memenuhi hak anak.
• Negara-negara peserta ratifikasi, akan mengambil semua
langkah legislatif, administratif dan lain sebagainya, untuk
mengimplementasikan KHA;
• Implementasi di Indonesia, dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 Tanggal 22 Oktober 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
• Dibentuk ”Komisi Perlindungan Anak Indonesia” (KPAI),
yang ”independent”. (Pasal 74 UuPA)
TUJUAN
PERLINDUNGAN ANAK
(Pasal 3, UU No.23, Tahun 2002, Tentang Perrlindungan Anak)

Perlindungan anak ber-tujuan untuk menjamin


terpenuhinya hak-hak anak, agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal, sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia
yang berkualitas, berakhlak mulia,
dan sejahtera.
Hak – HIDUP
Hak - TUMBUH KEMBANG
Hak - PERLINDUNGAN
Hak – PARTISIPASI
(Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang No.23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak)
Perlindungan Anak !
dari bahaya-bahaya yang mengancam
di dalam dan di luar rumah:

Kelaparan, Penyakit,
Penelantaran!
Anak butuh pembelaan,
terhadap berbagai
Perlakuan Salah dan Kejahatan
yang melanggar ataupun
mengabaikan Hak-Hak Anak;
Melindungi Anak
Ketika Anak Kelaparan!
• Berilah Anak Makanan yang ber-gizi !
Ketika Anak Haus?
• Berilah Anak Minuman yang sehat !
Ketika Anak Sedih, menangis, resah, gelisah?
• Hiburlah, ajak-lah bicara “hati-ke-hati” !
Ketika Anak Sakit, diancam Penyakit ?
• Obatilah, peliharalah kesehatan-nya?
Jika tidak mampu melindungi Anak?
• Diskusikan dengan teman, Carikan Bantuan
Maka Mari Ber-Organisasi, Ber-Komunikasi!
• Belajar, kerjasama, tolong-menolong !
Demi
Perkembangan
Jasmani,  Rohani
 Mental,  Moral,
 Kejiwaan;
Anak membutuhkan
makanan yang Bergizi

Hak – HIDUP
&
Hak - TUMBUH
KEMBANG
Hak - TUMBUH KEMBANG
Anak
“ber hak mendapat pendidikan”
membutuhkan peluang dan kesempatan,
dari lingkungan hidupnya yang ‘kondusif’;
untuk belajar dan berlatih,
agar mejadi pintar,
ber-pengetahuan, ber-ketrampilan;
serta ber-kepribadian yang baik.
Anak Ber-Kembang
jasmani-nya dan rohani-nya,
Intelektual, mental, dan spiritual.
Bertumbuh dalam Iman,
ber- Moral, dan ber–Akhlak mulia!
Maka, marilah kita:
Peduli Terhadap Anak
dan Lingkungan Hidupnya!
Hak Perlindungan:
Mencakup hak anak untuk
dilindungi dari
segala bentuk diskriminasi,
perlakuan salah dan penelantaran;
dan perlindungan bagi anak yang
tidak mempunyai orang tua dan
anak dalam pengungsian.
4 Macam Perlakuan Salah
Terhadap Anak
1. Emotional Abuse: Orang dewasa / Ortu mengacuhkan anak,
ketika anak sungguh memerlukan perhatian.
Misalnya:  Anak menangis dibiarkan,
 anak bertanya tidak dijawab.

2. Verbal Abuse: Orang tua memperlakukan anaknya dengan


kata-kasar, memaki-maki.
Misalnya:  Bodoh, Tolol, Goblog!
 ”Penghuni Kebun Binatang”, Dsb.

3. Physical Abuse:Orang tua memperlakukan anak dengan


kasar, kekerasan fisik.
Misalnya:  Memukul, mencubit.

4. Sexual Abuse:Orang tua memperlakukan dengan kasar,


kekerasan fisik: melakukan pelecehan seksual pada anak.
Hak Partisipasi:

Mencakup hak anak


untuk menyatakan
pandangan-nya akan
segala hal yang
berdampak pada
dirinya.
Hak Partisipasi: Mencakup hak anak untuk menyatakan pandangan-nya
akan segala hal yang berdampak pada dirinya.
Berikan Kesempatan Dan
Peluang Kepada Anak,

untuk melakukan
HELLY !
kegiatan sesuai minat
GUK! dan bakatnya
GUK! (Antara lain dalam bidang
GUK! olahraga, kesenian, dll.)
Hak Kebebasan
GUK!

berekspresi
(pasal 13 KHA 
pasal 6 UU 23/2002)

Anda mungkin juga menyukai