Anda di halaman 1dari 37

sektisida harusa diberi label dalam bahasa Indonesia, untuk

enerangkan isi, khasiat, efek samping dari Insektisida tersebut.

tisida Sering dipakai untuk bunuh diri, karena :


udah diperoleh dimana-mana.
arganya terjangkau oleh masyarakat, dan dapat dibel;I dengan be
engandung zat yang sangat toksis yang dapat membunuh denga
udah secara umum diketahui mengenai pengaruh Insektisida yan
apat menyebabkan kematian apabila diminum(akibat pemberitaan
imedia massa secara jelas).
ILMU SEROLOGI FORENSIK.

satu Ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu dalam


g Forensik adalah ILMU SEROLOGI FORENSIK.
ni berhubungan dengan Darah . Istilah Serologi digunakan untuk
rangkan mengenai percobaan-percobaan laboratorium meng –
an reaksi-reaksi spesifik antigen-antibodi yang terdapat dalam
eorang ahli Serologi Forensik melakukan deteksi dan identifikasi
gai karakteristik darah, dan berusaha untuk menghubungkan
k darah yang ditemukan di TKP dengan individu tertentu.

hun 1901 Karl Landsteiner untuk pertama kalinya menemukan


tipe-tipe atau grup-grup darah tertentu pada manusia.
mukan suatu sistim klasifikasi darah yang disebut Sistim A-B-O,
ngga kini masih merupakan sistim klasifikasi darah terpenting.
ng ahli-ahli Serologi lainnya telah menemukan lebih dari 100
arah dengan karakteristik yang berbeda.
yang menarik dari penemuan faktor-faktor darah ini bagi
rensik adalah: bahwa tidak ada dua individu, kecuali kembar yang
(yang berasal dari satu sel telur), dapat diharapkan
nyai kombinasi faktor-faktor darah yang sama. Dengan kata
tor darah dikontrol secara genetik dan mempunyai potensi
sar dalam mengidentifikasi pribadi seseorang (=personal identifica

embuat observasi ini sangat relevan dalam bidang Forensik, adala


ali ditemukannya “bercak darah” di TKP pada kejahatan
erupa pembunuhan, penyerangan dan pemerkosaan.
rjadi suatu kasus kejahatan/kecelakaan, maka si penyidik harus
kan pemeriksaan di TKP, yang merupakan Crime scene atau
nt scene. Si penyidik dibantu oleh ahli Forensik (Dokter Forensik,A
gi Forensik, Ahli kimia Forensik) melakukan
iksaan terhadap korban, serta keadaan disekitar TKP.
pemeriksan oleh penyidik adalah untuk :
emperkirakan saat kematian.
memperkirakan cara kematian .
menemukan barang bukti yang berhubungan dengan kejahatan.

satu jenis barang bukti penting yang dapat digunakan untuk


antu penyidik memecahkan suatu perkara adalah bercak darah
itemukan di TKP.
tan yang dialami oleh penyidik dalam pemeriksaan darah adalah
biasanya barang bukti berupa darah sudah dalam keadaan
. Dengan mengeringnya darah, maka bebrapa faktor darah
khas akan rusak. Dan bila bercak darah sudah lama, maka
kan faktor darah akan makin banyak, sehingga sulit untuk
riksanya.
a darah masih segar dan berwarna merah, maka dapat segera
sa di laboratorium untuk menentukan adanya sel-sel darah
.dan juga dapat ditentukan asal darah tersebut (dari manusia
ewan).
akterisasi Forensik dari Bercak Darah.
lam memeriksa bercak kering yang diduga darah, maka si penyidik
menentukan :
pakah bercak tersebut memang darah?
ari spesies apa asal darah tersebut?
ila darah tersebut berasal dari manusia, hingga sejauh mana
darah tersebut dapat dikaitkan dengan individu tertentu.

meriksaan bercak kering yang diduga darah,dilakukan dalam


berapa tahap,yaitu :
est Warna Pendahuluan (=Persumptive Chemical Test).
Test ini berdasarkan pengamatan bahwa semua darah (sel darah
merah)mengandung enzim peroksidase.Dengan adanya enzim ini,
darah akan memberikan warna hijau bila direaksikan dengan laruta
benzidine, dan memberikan warna merah muda bila direaksikan de
fenolftalein.
Jadi bila hasil test ini positif, maka kemungkinan bercak yang di
temukan di TKP adalah Darah (tetapi air liur, keringat,urine juga
positif).Bila hasil negatip maka bercak bukan darah.
st Luminol.
ngan menyemprotkan pereaksi luminol pada daerah yang ada
rcaknya, maka akan terjadi emisi cahaya (=luminasi) apabila
rcak adalah Darah.
di pembuktian disini hanya dipastikan bahwa bercak adalah
rah, akan tetapi belum dapat diketahui darah tersebut berasal
ri manusia atau hewan.

st adanya protein manusia (=Precipitin Test).


st ini dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa hewan (umum
a kelinci) bila disuntikkan dengan protein darah manusia, maka
linci akan membentuk zat antibodi yang akan bereaksi dengan
rah manusia tadi. Zat antibodi yang terbentuk diisolasi, dan
la zat antibodi tersebut dicampur dengan protein darah manusia
an terjadi penggumpalan (=presipitasi).
mikian juga bila proses ini dilakukan terhadap darah hewan lainny
di dapat dibuat zat-zat antibodi terhadap berbagai jenis hewan.
st Precipitin ini sangat sensitif, dan hanya memerlukan sejumlah
cil darah saja untuk pemeriksaan.
rcak darah manusia yang telah kering selama 10 – 15 tahun, masih
ngkin memberikan hasil yang positif dengan test ini. Malahan
trakt jaringan dari mummies yang berusia 4000-5000 tahun
mberikan reaksi yang positif.

telah ditentukan bahw bercak darah berasal dari manusia, maka


kukan penelitian oleh penyidik untuk menghubungkan bercak
rah tersbut dengan individu tertentu.
lama ini untuk keperluan penyidikan lebih lanjut, bercak darah
g telah dipastikan berasal dari manusia biasanya ditentukan
longan atau Tipe darahnya menurut Sistim Rhesus (=Rh), MN
n yang paling mutakhir dengan sistim DNA.
hnik-tehnik ini cukup sensitif untuk penggolongan darah dalam
lah yang sedikit sekali, dan juga bercak yang berumur 11 tahun
sih dapat ditentukan golongannya dengan sistim ini.
meriksaan Golongan/Tipe darah juga dapat digunakan dalam
sus-kasus Disputed Paternity (=diperdebatkannya kedudukan
bagai bapak) yang biasanya akan diajukan tuntutan pada sidang
rdata.
olongan darah pada manusia diturunkan dari bapak dan ibunya
pada anaknya dengan mengikuti Hukum Heredity dari Mendel.
di tidak ada antigen Golongan darah yang akan muncul didalam
rah seorang anak,kecuali golongan tersebut sekurang-kurang
a terdapat pada salah satu orang tuanya.
abila dalam kasus Disputed Paternity dapat dibuktikan adanya
bungan antara orang tua dan anaknya dengan menggunakan
stim-sistim antigen darah A-B-O, Rh , MN dan DNA, maka kasus
sus tersebut dapat diselesaikan.

LA-POLA BERCAK DARAH .


nyidik tidak boleh melupakan fakta bahwa lokasi, distribusi/
nyebaran bercak-bercak dari di TKP dapat berguna untuk merekon
n menginterpretasi kejadian yang mungkin
jadi, yang menyebabkan adanya bercak darah tersebut.
alisa secara menyeluruh mengenai arti dari posisi dan bentuk
atu pola bercak darah di TKP sangat kompleks dan memerlukan
orang penyidik yang ahli dan berpengalaman.
eberapa pengamatan dan kesimpulan yang dilakukan oleh
erbert L. Mac.Donell mempunyai implikasi yang penting bagi
enyidik yang hendak memeriksa arah, jarak jatuh dan sudut
pact dari bercak darah di TKP.
esimpulan yang ia dapatkan :
. Apabila setetes darah mengenai suatu permukaan yang keras
dan licin, maka darah akan pecah sewaktu bertumbukan dengan
permukaan dan membentuk tetesan-tetesan kecil. Makin keras
keras dan makin kurang licin permukaan benda, maka makin
sedikit tetesan-tetesan pecahan darah yang terbentuk.

. Arah berjalan/mengalirnya tetesan-tetesan darah searah dgn


arah berjalannya tetesan awal.Ujung yang runcing dari bercak
tetesan menunjukkan arah belakang dari asal atau sumber
darah tersebut. Dan menghadap arah berjalannya darah.

. Dapat ditentukannya sudut bertumbukan darah pada per –


mukaan datar dengan mengukur derajat distorsi sirkuler
dari bercak. Setetes darah yang membentur permukaan dari
sudut sebelah kanan akan memberikan bercak yang bentuknya
hampir bulat. Dengan berkurangnya sudut benturan, maka
bercak akan makin memanjang.

.Asal pecahan bercak darah (=blood splatter) dapat ditentukan


dengan menggambar garis-garis lurus sepanjang sumbu
beberapa tetesan bercak darah yang ditemukan di TKP.
Intersection (=titik temu) garis-garis tersebut menunjukkan titik
dimana darah pecah (asal mula darah).

ENYIMPANAN DAN PENGAMANAN BARANG BUKTI BERCAK D


ebelum barang bukti berupa bercak darah dikumpulkan, sebaik
ya bercak-bercak darah tersebut difoto dari jarak dekat, dan
okasi bercak relatif terhadap seluruh TKP dicatat dan digambar.
osisi dan bentuk dari bercak darah akan sangat berarti untuk
ekonstruksi gerakan-gerakan individu yang terlibat.
etelah tahap ini selesai barulah penyidik mengumpulkan barang
ukti berupa bahan biologis(misal darah) dan cairan badan.
ada pengumpulan bahan-bahan ini sebaiknya penyidik meng -
nakan sarung tangan latex,agar barang bukti maupun dirinya
ak terkontaminasi kuman.
rah mempunyai nilai yang tinggi sebagai barang bukti, karena
semua barang-barang yang diduga disentuh oleh atau korban
isalnya pakaian,sapu tangan, serbet dan lain-lain) sebaiknya
eriksa terhadap adanya darah.
rah yang masih segar dimasukkan kedalam tabung kaca, sedang
n darah yang sudah mengering dikerik dengan pisau dan di –
sukkan kedalam kantung kertas yang bersih.
ngan menggunakan kemasan wadah plastik yang kedap udara,
i sebaiknya dengan kantung kertas dengan ventilasi yang baik.

.A. (= DEOXYRIBO NUCLEIC ACID).


lah suatu Ilmu pengetahuan baru dibidang Forensik.
nusia mempunyai triliunan sel, dan setiap sel pada tubuh
nusia mengandung 23 pasang benang-benang khromosom
g didalamnya mengandung molekul-molekul D.N.A.
.A. adalah suatu materi genetik (=sifat keturunan) yang ter
at didalam setiap sel dari mahluk hidup, dan merupakan
embawa sifat keturunan yang mempunyai keunikan bagi setiap
dividu (kecuali kembar identik).
olekul-molekul D.N.A. ini dirancang untuk melaksanakan fungsi
ngsi tubuh tertentu, dan mengontrol sifat-sifat genetik dari
anusia. Mulai dari warna rambut, kulit, mata, hingga kerentanan
rhadap penyakit.
ada tahun 1985 ditemukan bahwa bagian struktur D.N.A. dari
en-gen tertentu mempunyai keunikan atau karakteristik ter –
endiri pada masing-masing orang.Seperti sidik jari seseorang.
engan demikian dikatakan bahwa D.N.A. adalah sidik jari genetik
ita.
roses untuk mengisolasi dan membaca struktur D.N.A. ini disebut
.N.A. finger printing ,dan tehnik baru ini disebut D.N.A. typing.
enemuan ini menarik perhatian dunia Forensik, karena sudah
ejak lama ahli Forensik ingin dapat menghubungkan barang bukti
erupa bahan biologis (misal darah , semen, rambut dan jaringan)
ang ditemukan di TKP dengan individu tertentu secara tepat.
idalam kasus-kasus kriminal, D.N.A. dapat ditarik dari sampel
arah, semen, air liur, kulit atau rambut yang ditemukan di TKP.
emudian dibandingkan dengan D.N.A. yang diambil dari se –
eorang tersangka untuk memastikan apakah cocok atau tidak.
.N.A. typing telah menjadi pemeriksaan rutin dibeberapa
boratorium di Amerika Serikat, dan D.N.A. juga telah diterima
ebagai barang bukti yang dapat dipercaya.
Sebelumnya, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai
enjata api.
enjata api dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Senjata api yang berlaras panjang (senapan, rifle, gun).
Senjata api berlaras pendek (revolver, pistol).

aras (=barrel) dari senjata api dibuat dari batangan baja yang
ilubangi tengahnya dengan menggunakan alat bor. Tanda-
anda mikroskopis bekas pengeboran yang tertinggal secara tak
eratur(=random) pada permukaan sebelah dalam dari laras ,
ersifat tidak normal dan memberikan suatu keunikan pada
asing-masing laras senjata api.
aras dapat dibedakan menjadi: a. Laras licin.
b. Laras beralur.
aras senjata dibuat beralur berbentuk spiral dengan proses yang
isebut “rifling”, dengan menggunakan suatu alat pemotong
=Broach cutter).
SENJATA API (=FIRE ARMS)

rekuensi yang tinggi dari kasus-kasus kejahatan dengan meng-


unakan senjata api pada dekade terakhir ini menyebabkan
idang Ilmu yang berhubungan dengan identifikasi senjata api
eluas hingga tidak saja meliputi identifikasi peluru, tapi juga
eliputi :
Pengetahuan mengenai pengoperasian semua tipe senjata.
Restorasi nomor-nomor seri senjata api yang telah dihapus atau
dicoret.
Deteksi dan karakterisasi residu (=sisa) bahan mesiu pada
pakaian, sekitar luka atau pada tangan seseorang.
Memperkirakan jarak antara lubang laras senjata dengan
sasaran.
emua ini tercakup dalam ILMU BALISTIK.

isini kita akan lebih menekankan pada identifikasi dan mem-


andingkan peluru yang akan digunakan sebagai barang bukti
alam suatu perkara dipengadilan.
Alur-alur berbentuk spiral yang terbentuk pada proses ini mem-
unyai arah dan derajat berputar tertentu. Alur-alur tersebut di-
amakan “grooves”. Dan permukaan sebelah dalam dari laras
ang tertinggal setelah mengalami proses “rifling”, dan terletak

diantara alur-alur (=grooves), disebut daratan-daratan atau


lands”.

iameter laras senjata diukur antara dua buah lands yang ber-
adapan, dan dikenal sebagai “Kaliber “ dari senjata.
inyatakan dalam per seratus inchi atau milimeter.
isalnya: kaliber .22 , .33 , dan 9 mm.
iameter dari laras shotgun dinyatakan dengan sebutan “Gauge”.

tiap produsen senjata api akan memilih salah satu proses yang
cok untuk memenuhi standard-standard produksi.Dengan
emikian ciri-ciri khas dari kelas senjata akan tetap konsisten

gi setiap pabrik senjata api.


asing-masing akan mempunyai jumlah Lands dan Grooves yang
ma, dan dengan lebar dan arah berputar yang kira-kira sama .
isalnya:
Revolver Smith & Wesson kaliber 32:
mempunyai 5 lands dan 5 grooves yang berputar kearah kanan.
Revolver Colt kaliber 32 :
mempunyai 6 lands dan 6 grooves yang berputar kearah kiri.

alaupun karakteristik-karakteristik kelas senjata mempunyai


ti yang penting bagi seorang penyidik untuk menentukan tipe
au nama paten dari senjata yasng digunakan, akan tetapi tidak
pat menunjukkan individu dari satu laras senjata api tertentu.

ila peluru yang ditembakkan bergerak melalui laras, maka ia akan


enempel pada alur (=grooves); dan alur-alur ini akan menuntun
n membuat peluru bergerak memutar (=spin) dengan cepat.
eluru yang bergerak dengan berputar akan mengenai sasaran
ngan arah yang lurus dan tepat.
ila kita memotong suatu laras senjata api menurut arah panjang
ya, maka bila kita periksa dengan teliti akan tampak garis-garis
ang sangat halus pada permukaan dalam dari laras.
aris-garis yang sangat halus ini disebut “striation markings” ,
an ada yang memanjang hingga melalui lands dan grooves .

triation markings ini tercetak kedalam logam dari laras akibat


etidak sempurnaan bentuk permukaan alat pemotong (=broach
utter) yang digunakan pada waktu proses rifling. Distribusi secara
embarangan (=random) dan ketidak teraturan dari tanda-tanda
i tidak mungkin ditiru secara sama pada dua laras. Jadi tidak ada
ua buah laras senjata api, walaupun diproduksi secara berurutan
ipabrik, dapat mempunyai striation markings yang identik.

triation markings ini merupakan karakteristik individual dari


uatu laras senjata . Dan dapat dianggap sebagai “sidik jari”
ari senjata.
alau shotgun (senjata untuk berburu) mempunyai laras licin.
membedakan dua macam peluru :
Bullets .

Pellets (=gotri)

t dapat dibagi dalam bagian-bagian pentingnya, yaitu :


anak peluru (dari timah hitam)
mesiu (nitrosellulose)
kelongsong

an garis tengah (=diameter) dari anak peluru dinamakan


iber” dan dinyatakan dalam seperseratus inchi (.22, .38)
milimeter ( 9 mm, 12,7 mm).

i TKP ditemukan anak peluru, maka mula-mula kita dapat


ntukan jenis atau merek, dan kaliber dari senjata api yang
akan, dengan menentukan :
kuran garis tengahnya (=diameter) anak peluru.
asangan lands dan grooves, yaitu :
- jumlahnya (antara 4 dan 7).
- arahnya (kekiri atau kekanan).
- sudut yang dibuat oleh lands dan grooves dengan garis
horisontal.

ila sebuah peluru ditembakkan melalui laras yang beralur, maka


permukaan peluru akan tercetak tanda-tanda (=markings) yang
dengan yang terdapat pada permukaan dalam dari laras.
a tidak ada cara yang praktis untuk membandingkan secara
ung markings pada peluru yang ditembakkan, dengan markings
permukaan dalam laras , maka perlu didapatkan peluru pem –
ng yang diuji-tembakkan dengan menggunakan senjata yang
gai. Jadi tanda-tanda (=markings) dapat direproduksi didalam
test penembakan peluru untuk mendapat peluru pembanding
jelas.
an demikian, apabila sebuah peluru yang ditemukan TKP di –
ngkan dengan peluru lain yang diuji-tembakkan dengan meng-
nakan senjata yang dicurigai digunakan dalam suatu kejahatan, da
rnyata mempunyai markings yang identik (garis-garis halus
ng melewati lands dan grooves akan sama), maka dapat dipasti-
n bahwa senjata tersebut memang benar digunakan dalam tindak
jahatan tersebut.
t yang digunakan untuk membandingkan kedua peluru tersebut
amakan “Comparison Microscope”.
di perluru dapat digunakan sebagai barang bukti, dan dapat memb
lam pemutusan suatu perkara dipengadilan.
rbeda dengan rifle, maka shotgun mempunyai laras yang licin
k beralur) , sehingga projektil-projektil (=pellets) yang melalui
as shotgun tidak akan mempunyai markings yang khas pada
rmukaannya.Jadi tidak dapat digunakan untuk melacak kembali pel
pada senjatanya.

lain anak peluru, maka kelongsong peluru juga dapat digunakan


bagai barang bukti, dengan membandingkannya dengan kelongso
sil uji-tembak dengan menggunakan senjata yang
curigai.Ketika peluru melewati laras senjata, maka pada bagian bel
longsong aakan tercetak markings akibat kontak dengan
kanisme pengisi dan pemicu senjata.Tanda ini dpt direproduksi.
LUKA TEMBAKAN SENJATA API.

erjadi suatu tembakan, maka dari laras senjata api akan keluar:
Anak Peluru.
Mesiu yang tidak terbakar.
Mesiu yang setengah terbakar
Api yang menimbulkan suatu daerah terbakar.

. ANAK PELURU.
Anak peluru dapat mencapai jarak yang jauh. Dan bila mengenai
kulit seseorang maka anak peluru menyebabkan terjadinya :
a. Lubang luka.
Pada kulit jangat lubang luka berukuran lebih kecil daripada
kaliber anak peluru, karena kulit jangat bersifat elastis.
b. Kelim lecet (=kelim memar, kontusi).
Pada kulit ari lubang luka sesuai dengan kaliber anak peluru,
karena kulit ari tidak elastis. Kulit akan hilang, sedangkan
kulit jangat masih ada.Dan tampak luka lecet berbentuk
cincin(dengan lubang luka didalam) dan disebut Kelim lecet.
2. MESIU YANG TIDAK TERBAKAR.
Pada waktu dilakukan penembakan, bahan mesiu didorong
keluar kearah sasaran oleh gas-gas yang mengembang, yang
terbentuk akibat pembakaran mesiu (nitrosellulose) didalam
peluru. Karena pembakaran berlangsung dalam waktu yang
singkat saja, maka masih ada sisa mesiu yang tidak terbakar.
Butir-butir mesiu panas ini akan mengenai kulit dan mem –
bentuk luka-luka kecil seolah dirajar (=tattoo).
Daerah yang terkena butir-butir mesiu ini dinamakan Kelim
cacat (=Kelim tattoo).
Kelim ini terjadi apabila jarak tembak maksimal 1 meter.

3. MESIU YANG SETENGAH TERBAKAR (=jelaga,arang).


Mesiu yang setengah terbakar akan menjadi jelaga dan
menempel pada kulit. Dan dareah pada kulit yang menjadi
hitam disebut Kelim jelaga.
Kelim ini akan terdapat bila jarak tembak maksimal 45 cm.
4. API.
Pada suatu tembakan dikeluarkan api dari laras yang dapat
membakar kulit. Hal ini tampak jelas pada daerah yang di-
tumbuhi rambut.
Semburan api ini terdapat pada jarak tembak maksimal
7,5 cm.

busi butir-butir mesiu dan sisa pembakaran disekitar lubang


u dapat menunjukkan jarak senjata ditembakkan. Jarak yang
dimana senjata ditembakkan dapat ditentukan dengan mem –
ingkan pola residu mesiu yang terdapat pada pakaian atau kulit
n, dengan pola yang dihasilkan bila senjata yang dicurigai di –
mbakkan pada jarak yang berbeda-beda dengan menggunakan
esiu yang sama.
ta yang ditembakkan dari jarak lebih dari 1 meter dari sasaran,
nya tidak akan menampakkan residu mesiu pada permukaan
ran.Yang hanya terlihat untuk menunjukkan adanya lubang peluru
h cincin hitam yang disebut Bullet wipe disekeliling lubang masuk
u.
ka Tembak terdiri dari 2 macam, yaitu :
I. Luka tembak-masuk.
II. Luka tembak-keluar.
Luka tembak-masuk, dapat dibagi menjadi :
1. Yang mengenai kulit dengan arah tegak lurus,
a. Dengan jarak dekat sekali (=close shot).
Disini terlihat adanya: - lubang luka
- kelim lecet.
- kelim cacat (=kelim tattoo).
- kelim jelaga.
- daerah terbakar.
b. Dengan jarak dekat (=near shot).
Disini terlihat adanya : - lubang luka.
- kelim lecet.
- kelim cacat (=kelim tattoo).
- kelim jelaga.
c. Dengan jarak jauh.
Disini hanya tampak : - lubang luka
- kelim lecet.
2. Yang mengenai kulit dengan arah miring =tangensial).
Disini tampak kelim lecet yang berbentuk seperti sayap
karena anak peluru menggesek kulit dahulu sebelum masuk
kedalamnya.

3. Yang memantul (=Richocet luar).


Anak peluru mengenai sasaran lain terlebih dahulu, lalu me-
mantul dan baru mengenai tubuh korban. Anak peluru sudah
berubah bentuk (peyot), dan masuk ketubuh dengan posisi
melintang atau miring.

4. Yang menempel (=Contact shot).


Biasanya jenis tembakan ini adalah akibat bunuh diri,
sehingga lokasinya tertentu( di pelipis,dahi, leher , dalam
mulut,dada kiri).
Pada kulit anak tampak: - lubang luka bakar bentuk cincin.
- kelim lecet.
Luka tembak-keluar,dapat dibedakan beberapa bentuk :
1. Bila anak peluru tidak membentur tulang,maka lukanya
menyerupai bintang, tanpa kelim lecet.
2. Bila tenaga peluru sudah hampir habis, maka luka berupa
suatu celah.Dan anak pelurunya biasanya ditemukan dekat
korban.
3. Bila anak peluru membetur tulang, maka peluru akan berubah
bentuknya, dan lubang luka akan sesuai dengan bentuk
peluru.

bakan suatu senjata api akan mendorong residu mesiu kearah


n, dan juga tangan si penembak biasanya akan terciprat residu
, yang berupa hasil pembakaran nitrosellulose tidak sempurna.
penyidikan biasanya dibuat ”Paraffin Gloves” dari tangan si –
bak.Bila kemudian gloves ini direaksikan dengan larutan
min, akan memberikan warna biru, bila memang ada serbuk
pada tangan orang tersebut.
iksaan dengan Paraffin gloves dilakukan terhadap:
gan seorang tersangka.
gan korban yang diduga bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai