Anda di halaman 1dari 13

INFERTILITAS PADA WANITA

OLEH:
Kelompok 25
Definisi

Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah 1 tahun atau lebih dengan
catatan pasangan tertentu melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa adanya
pemakaian kontrasepsi.

infertilitas adalah istilah yang dipergunakan bagi seseorang yang mutlak tidak mungkin
mendapat keturunan misalnya wanita yang aplasia genetalis atau pria testes. Infertilitas
menyatakan kesuburan yang berukrang. Suatu pasangan disebut infertile kalau sang istri
tidak hamil dalam waktu satu tahun setalah kawin tanpa mempraktekkan kontrasepsi
Klasifikasi

Infertilitas primer

Jika istri belum berhasil hamil walaupun


berseggama teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut Infertilitas sekunder

Jika istri pernah hamil, tetapi tidak berhasil


hamil lagi walaupun berseggama teratur
dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan berturut-turut
Faktor Penyebab

1. Non-Organik

a. Usia
usia, terutama usia istri, sangat c. Pola hidup
menentukan besarnya kesempatan  Merokok
pasangan suami istri untuk mendapat Dari beberapa penelitian yang ada, dijumpai
keturunan. fakta bahwa merokok dapat menurunkan
fertilitas perempuan.

b. Frekuensi Saggama  Berat Badan


Angka kejadian kehamilan mencapai puncaknya Perempuan dengan indeks massa tubuh yang
ketika pasangan suami istri melakukan hubungan lebih dari 29, yang termasuk dalam kelompok
suami istri dengan frekuensi 2-3 kali dalam obesitas, terbukti mengalami keterlambatan
seminggu. hamil
2. Organik

a. Masalah Vagina b. Masalah Serviks


Masalah vagina merupakan hal yang penting Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang
di dalam tata laksana infertilitas. Terjadinya secara normal terjadi selama periode
proses reproduksi manusia sangat terkait praovulatori dan ovulatori yang membuat
dengan kondisi vagina yang sehat dan lingkungan serviks kondusif bagi daya hidup
berfungsi normal. sperma

c. Masalah Uterus
Faktor uterus yang memiliki kaitan d. Masalah ovarium
erat dengan kejadian infertilitas ovarium memiliki fungsi sebagai
d. Masalah Tuba
adalah serviks, kavum uteri, dan hasil oosit dan penghasil hormone.
Tuba Fallopii memiliki peran yang besar
korpus uteri. Masalah utama yang terkait dengan
didalam proses fertilisasi, karena tuba
fertilitas adalah terkait dengan fungsi
berperan di dalam proses transport sperma,
ovulasi.
kapasitas sperma proses fertilitas dan
transport embrio.
Penatalaksanaan

1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak


dan waktu yang tepat untuk coital
2. Pemberian terapi obat
3. GIFT (gemete intrafallopian transfer)
4. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak
secara luas
5. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate
6. Pengangkatan tumor atau fibroid
7. Eliminasi vaginitis atau servitis dengan antibiotika atau kemoterapi.
Landasan Asuhan Keperawatan
b. Riwayat kesehatan
1. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Dahulu:
 Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
 Riwayat infeksi genitorurinaria
a. Identitas klien:
 Hipertiroidisme dan hipotiroid
Nama, umur, jenis kelamin,  Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
suku/bangsa, agama,  Tumor hipofisis atau prolaktinoma
pekerjaan, pendidikan,  Riwayat penyakit menular seksual
alamat.  Riwayat kista

2. Riwayat Kesehatan Sekarang:


 Endometriosis dan endometrits
 Vaginismus (kejang pada otot vagina)
 Gangguan ovulasi
 Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
 Autoimun
Lanjutan……

3. Riwayat Kesehatan Keluarga:


Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi
genetic b. Pemeriksaan Fisik

4. Riwayat Obstetri:  Pemeriksaan vagina


 Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun  Pemeriksaan leher Rahim
tanpa alat kontrasepsi  Deteksi Ovulasi
 Mengalami aborsi berulang  Analisa hormone
 Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama
 Uji pasca senggama
satu tahun tanpa alat kontrasepsi
 Biopsy endometrium terjadwal
 Histerosalpinografi
 Laparoskopi
2. Diagnosa

1. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan anatomi seksual

2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah berhubungan dengan


ketidak mampuan untuk hamil

3. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang


buruk
 
Dx 1. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan anatomi seksual
3. Intervensi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Defisit pengetahuan yang Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
berhubungan dengan diharap klien mampu melaksanakan prosedur infertilitas secara tepat.
anatomi seksual   2. Berikan informasi yang akurat sesuai
Kriteria Hasil:
dengan kebutuhan
1. Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang kondisi 3. Diskusikan peruahan gaya hidup
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan 4. Pengetahuan: peningkatan kesuburan
prosedur yang dijelaskan secara benar 5. Pengetahuan:manajemen berat badan
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 6. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
kembali apa yang dijelaskan perawat
 
Dx 2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah berhubungan dengan infertilitas

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Gangguan konsep diri; Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 1. Mendiskusikan perasaan dan
harga diri renda jam diharap klien mengalami perubahan masalah secara terbuka (Koseling)
berhubungan dengan harga diri, resolusi bersalah, kesadaran diri 2. Meningkatkan citra tubuh
 
infertilitas 3. Meningkatkan harga diri
 
Kriteria Hasil:
1. Pemulihan terhadap kekerasan seksual 4. Meningkatkan sistem dukungan
2. Bisa mengontrol diri terhadap depresi 5. Mengurangi kesecemasan
3. Bisa mengendalikan stress 6. Pengaturan tujuan saling
4. Motivasi terhadap dirinya menguntungkan
  7. Menghadirkan dirinya
 
8. Meningkatkan peran
 
Dx 3. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Berduka dan antisipasi Setalah dilakukan asuhan keperawatn 1. Mendengar aktif


berhubungan dengan 1x24 jam diharapkan klien mampu 2. Mendiskusikan perasaan dan masalah
prognosis yang buruk melakukan mekanisme koping yang secara terbuka (Koseling)
baik 3. Membantu menontrol marah
 
  4. Meningkatkan sistem dukungan
Kriteria Hasil: 5. Manajemen teknologi reproduksi
1. Bisa mengontrol diri terhadap 6. Insiprasi harapan
depresi 7. Dukungan keluarga
2. Penampilan peran
3. Bisa menerima sisi yang terkena
dampak
Daftar Pustaka

Anwar, Mochamad. 2011. IlmuKandungan. Jakarta: PT BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.

Bulechek, Gloria M. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Elsevier: Mocomedia

Kamitsuru, Shigemi. 2015. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


Moorhead, Sue. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Elsevier: Mocomedia

Reeder. 2011. KeperawatanMaternitas. Jakarta: EGC.

Styorini, Aniek. 2014. KesehatanReproduksidanPelayananKeluargaBerencana. Bogor: In Media.


 

Anda mungkin juga menyukai