Anda di halaman 1dari 27

PENERAPAN STANDAR (REGULASI TEKNIS)

Dosen: Dra. Widhihatmini, MA


PENERAPAN STANDAR
MANDATORY/ COMPULSORY/ WAJIB

- Regulator : pemerintah

- Sifat : mengikat, hrs dipenuhi seluruh pihak


- Bila tidak memenuhi persyaratan standar : tindakan tidak legal

- Pemberlakuan standar hrs dipertimbangkan regulator krn bisa mendistorsi


pasar :
1. berdampak negatif bagi perkembangan iklim usaha & persaingan sehat
2. menghambat perkembangan dunia usaha
3. menimbulkan pelanggaran thd perjanjian regional & internasional
ANALISIS MANFAAT & RISIKO
PEMBERLAKUAN STANDAR SECARA WAJIB
Tujuan pemberlakuan standar & masalah yg ingin diatasi

Sumber daya penerapan regulasi


Antisipasi dampak pemberlakuan standar bagi UMKM/ kelancaran
perdagangan
Ketidakcukupan peraturan yg ada & kecukupan standar untuk mengatasi masalah

Potensi hambatan perdagangan internasional

Tenggang waktu pemberlakuan regulasi teknis scr efektif

Reaksi pasar yg diharapkan terjadi dalam pencapaian tujuan


PENYUSUNAN DRAFT REGULASI TEKNIS DILAKUKAN
SETELAH ADA KEPASTIAN
Kesiapan pelaku usaha memenuhi persyaratan standar

Kesiapan lembaga penilaian kesesuaian mengawasi pra pasar thd pelaku


usaha untuk mematuhi regulasi teknis yg akan ditetapkan

Ada skema pengawasan untuk mencegah pelaku usaha yg tidak memenuhi


regulasi teknis & menimbulkan persaingan tidak sehat

Terpenuhinya perlindungan konsumen

Memperhatikan pemenuhan thd perjanjian internasional & regional


(perjanjian WTO, APEC, ASEAN)
CAKUPAN REGULASI TEKNIS (RT)
Tujuan ditetapkannya RT

Peraturan/UU terkait yg melandasi penetapan RT

Informasi rinci barang/jasa yg diregulasi & nomor HS (harmonized system)

SNI (sebag./ keseluruhan parameternya) dijadikan acuan persyaratan RT

Prosedur penilaian kesesuaian untuk pengawasan pra pasar & pasar

Ketentuan tentang sanksi

Aturan pelaksanaan RT
RANCANGAN REGULASI TEKNIS

- Dinotifikasikan ke WTO

- Notifikasi paling singkat 60 hari sebelum RT ditetapkan (memberi


kesempatan pihak dlm & luar negeri memberi masukan & tanggapan)
- Khusus negara berkembang, jangka waktu pemberian tanggapan bisa
90 hari

- Dalam keadaan mendesak, rancangan RT diberlakukan terlebih dahul


u & dinotitifikasi ke sekretariat WTO & disertakan alasan pemberlakua
n & bukti ilmiah (scientific evidence) - mengantisipasi pertanyaan dari
negara anggota WTO
PENETAPAN REGULASI TEKNIS

- Memperhatikan masukan & tanggapan dr pihak yg


berkepentingan (dalam & luar negeri)

- Setelah penetapan RT, diseminasi RT


PEMBERLAKUAN REGULASI TEKNIS

- Paling singkat 6 bulan setelah ditetapkan

- Pelaku usaha melakukan langkah-langkah penyesuaian b


arang/jasa/kegiatan produksi

- Melakukan penarikan barang/jasa yg telah beredar di


pasar yg tidak sesuai dgn persyaratan RT
PENGAWASAN PRA-PASAR

= mekanisme menyatakan bhw suatu barang/jasa memenuhi


ketentuan RT sebelum diedarkan di pasar/ dioperasikan

- Penilaian kesesuaian karakteristik barang/jasa thd ketentuan RT

- Kesesuaian dinyatakan dgn sertifikat kesesuaian/pembubuhan tanda


kesesuaian

- Lemb. penilaian kesesuaian memantau barang/jasa yg bersertifikat

- Bila tidak memenuhi standar – lemb. penilaian kesesuaian melakukan


tindakan koreksi (pembekuan / pencabutan sertifikat)
PEMBUBUHAN TANDA/PEMBEKUAN SERTIFIKAT
PENGAWASAN PASAR

= mekanisme mengawasi & mengoreksi barang/jasa yg diedarkan di


pasar / dioperasikan untuk mengetahui kesesuaiannya dgn RT

- Pengawasan pasar ditindaklanjuti dgn perbaikan, penarikan dari


peredaran/pemusnahan thd barang/ jasa yg tidak sesuai RT

- Pihak terkait diberi sanksi sesuai peraturan /UU

- Tanggung jawab : pemerintah


PENGAWASAN MASYARAKAT

= suatu mekanisme pengawasan yg dilakukan oleh msy/ lembaga


perlindungan konsumen swadaya msy thd. barang/ jasa yg beredar di
pasar sesuai dgn peraturan perundang-undangan.

Hasil pengawasan diinformasikan ke msy / pelaku usaha /pmt


PENGAWASAN MASYARAKAT

Evaluasi & kaji ulang RT mempertimbangkan :


1. Perubahan keadaan yg mengakibatkan tujuan pemberlakuan standar

wajib tidak sesuai lagi.


2. Tujuan pemberlakuan standar secara wajib telah tercapai shg
regulasi tsb tidak diperlukan lagi atau dapat digantikan dgn cara yg
lebih tidak mengikat.
3. Terjadi dampak yg tidak diantisipasi & menimbulkan hambatan bagi
perkembangan dunia usaha & perdagangan.
4. Revisi atau abolisi standar
SANKSI PELANGGARAN
Sanksi pidana (hukuman penjara / denda dgn masa kurungan & jumlah
berbeda tgt. jenis pelanggaran

Sanksi lain :
1. penarikan barang
2. pemusnahan barang
3. pencabutan izin usaha
4. pembekuan sertiikat
5. pencabutan sertiikat
6. pencabutan akreditasi
FRAMEWORK PENERAPAN STANDAR
MENJADI REGULASI TEKNIS
Program
nasional
RT
Penyiapan Perumu-
kebijakan san RT

Notifikasi
Evaluasi & (konfirmasi
kaji ulang global) &
penetapan RT

Pengawasan Imple-
pra pasar, mentasi
pasar & msy RT
PENERAPAN STANDAR PRODUK
3 tahapan :
1. komitmen manajemen organisasi/perusahaan,
2. pengendalian proses produksi untuk mencapai peryaratan standar
3. pengecekan (monitoring) produk yg diproduksi sesuai dgn persyaratan standar.

Komitmen pimpinan (manajemen) organisasi sangat penting untuk menumbuhkan


kemauan kuat (komitmen) personel kunci.
Pertimbangan pelaksanaan analisis manfaat penerapan standar:
4. kemudahan keberterimaan produk di pasar
5. kemudahan/ keberhasilan penguasaan pangsa pasar
6. kemudahan bahan baku & bahan lainnya
7. kemudahan teknologi yg digunakan
8. faktor ekonomi/profit yg diharapkan.
PENERAPAN STANDAR PRODUK

Perusahaan bebas memilih standar sesuai identifikasi & analisis manfaat .


Perusahaan dapat memilih SNI / standar negara lain/ standar internasional.

Manajemen (bagian produksi) mengkaji kesesuaian proses produksi dgn /


tanpa perbaikan sarana atau proses untuk mencoba kemampuannya dalam
memenuhi persyaratan standar.

Bila fasilitas produksi dpt melakukan proses tsb, manajemen berkomitmen


menerapkan standar.
PENERAPAN STANDAR PRODUK
Perusahaan bertanggung jawab :
1. mencapai kualitas produk sesuai standar
2. membuat budaya mutu sesuai standar
3. menyediakan SDM (kualitas & kuantitas)
4. menyediakan prasarana & sarana proses produksi,
5. membuat komunikasi lancar antar personel,
6. mereviu pelaksanaan proses produksi & hasil produksi
7. menetapkan saran tindak lanjut bila dalam reviu ada

ketidaksesuaian.
PENERAPAN STANDAR PRODUK
Proses produksi untuk mendapatkan hasil produksi sesuai standar:
- identifikasi bag. tahap yg berpengaruh pada kesesuaian mutu hasil produk
.
- Pada bag. penting (critical point) dikendalikan agar kondisi proses
memenuhi & konsistensinya terjaga.

Pengendalian dilakukan thd faktor input proses (bahan baku, bahan


penolong, bahan pembantu, sumber energi, SDM, sumber air)

Pengendalian proses secara konsisten shg hasil produk dapat memenuhi


persyaratan standar
PENERAPAN STANDAR PRODUK

Pengecekan mutu produk akhir: mengevaluasi mutu produk dibandingkan


persyaratan standar melalui inspeksi / pengujian produk di lab.

Bila mutu produk memenuhi persyaratan standar mk proses produksi


berhasil & penerapan standar terlaksana.
Keberhasilan penerapan srandar dipublikasikan

Untuk meningkatkan kepercayaan msy konsumen & manaj. hasil produk


dinilai kesesuaiannya dgn persyaratan standar oleh pihak ketiga
(pihak independen yg tidak terlibat dalam proses produksi)
PENERAPAN STANDAR JASA

Contoh : standar jasa bidang Pariwisata.


Usaha pariwisata diatur UU No. 14 Th. 2009 (al. jasa perjalanan wisata)

2 Klp. jasa perjalanan wisata :


a. Biro Perjalanan Wisata: usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan
/ jasa pelayanan & penyelenggaraan pariwisata, tms. penyelenggaraan
perjalanan ibadah.
b. Agen perjalanan wisata: usaha jasa pemesanan sarana (al.pemesanan
tiket & akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan)
PENERAPAN STANDAR PROSES
Contoh : SNI 6729:2010 : Sistem pangan organik

SNI menetapkan sistem pangan organik untuk :


1. Tanaman segar & produk tanaman, ternak & produk peternakan dgn prinsip produksi &
aturan inspeksi yg spesiik.
2. Produk olahan tanaman & ternak untuk tujuan konsumsi manusia yang dihasilkan dari
butir (1),

Suatu produk dianggap memenuhi persyaratan produksi pangan organik, bila dlm pelabelan
atau pernyataan pengakuannya, termasuk iklan / dokumen komersil menyatakan bhw produk
atau komposisi bahannya disebutkan dengan istilah organik, biodinamik, biologi, ekologi, atau
kata-kata yang bermakna sejenis, yang memberikan informasi kepada konsumen bahwa
produk atau komposisi bahannya sesuai dgn persyaratan produksi pangan organik.

SNI 6729:2010 juga menetapkan ketentuan tentang produksi, penyiapan, pemasaran,


pelabelan produk, namun tidak berlaku untuk bahan / produk yang dihasilkan dari organisme
hasil rekayasa genetika/modiikasi genetika.
PENERAPAN STANDAR PERSONAL
Contoh: SNI 13-6552-2001, Kompetensi Kerja Tng. Teknik Khusus Migas Bidang Pemboran .

Pengetahuan:
- Mempunyai pengetahuan dasar tentang geologi, reservoir & produksi minyak & gas bumi.
- Mengetahui peralatan pemboran & perawatannya.
- Mempunyai pengetahuan tentang evaluasi pahat, hidrolika pemboran, optimasi pemboran, &
perencanaanya.
- Mampu merencanakan program casing & penyemenan.
- Mampu membuat perencanaan instalasi pemboran termasuk peralatan sirkulasi.
- Mempunyai pengetahuan tentang evaluasi Well logging & Uji kandungan lapisan.
- Mempunyai pengetahuan tentang hambatan dalam pemboran, terutama sebab, tanda-tanda,
pencegahan & tindakan untuk mengatasinya.
- Mempunyai pengetahuan tentang automatisasi & instrumentasi dalam pemboran.
- Mempunyai pengetahuan tentang keselamatan kerja dalam pemboran & P3K.
- Mempunyai pengetahuan tentang pemeliharaan dan inspeksi rig & peralatannya.
- Mempunyai pengetahuan tentang UU pertambangan / peraturan tambang Migas.
- Mempunyai pengetahuan tentang penanganan limbah & lindungan lingkungan.
PENERAPAN STANDAR PERSONAL

Cont.:SNI 13-6552-2001,Kompetensi Kerja Tng Teknik Khusus Migas Bid. Pemboran

Keterampilan
- Mampu membuat perencanaan pemboran sesuai program.
- Mampu membuat evaluasi kinerja pemboran.
- Mampu mengawasi pelaksanaan keselamatan kerja.
- Mampu membuat perencanaan pemeliharaan & inspeksi rig & peralalatannya.
- Mampu membuat koordinasi dgn semua pihak terkait dgn operasi pemboran.
- Mampu membuat laporan pemboran.
- Mampu memimpin anak buah.
- Mampu mengemudi kendaraan bermotor.
- Memiliki keterampilan dasar mengoperasikan komputer.
PENERAPAN STANDAR PERSONAL
Contoh : SNI 13-6552-2001, Kompetensi Kerja Tng. Teknik Khusus Migas Bidang Pemboran.
Praktek:
menguasai pengoperasian seluruh peralatan pemboran pada rig darat.
Di samping kompetensi tsb, untuk menj. Ahli Pengendali Bor II harus memenuhi persyaratan:
- Mempunyai ijazah minimal setingkat SLTA.
- Sehat jasmani & rohani, tidak buta warna.
- Mempunyai sertiikat tenaga teknik khusus pemboran tingkat Ahli pengendali bor II.
- Bagi pemegang ijazah SLTA, pengalaman kerja di pemboran minimal 7 tahun, termasuk 3 t
ahun sebagai Juru bor II.
- Bagi D-III teknik, pengalaman kerja di pemboran minimal 4 tahun termasuk 2 tahun sbg J
uru bor II.
- Bagi Sarjana Teknik, pengalaman kerja minimal 2 tahun di pemboran, minimal 1 tahun sbg
Juru bor II.
- Bagi pemegang ijazah D-III Teknik dgn pelatihan standar tingkat Juru Bor, pengalaman k
erja minimal 3 tahun, termasuk minimal 2 tahun sbg Juru bor II.
- Bagi pemegang ijazah S-1 Teknik dgn pelatihan standar tingkat Juru bor, pengalaman
kerja minimal 1 tahun sbg Juru bor II.
Referensi

Badan Standardisasi Nasional. 2014. Pengantar Standardisasi. Jakarta: BSN

PP RI No. 34 Tahun 2018 Tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian


Kesesuaian Nasional

UU RI No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai