Anda di halaman 1dari 12

RENCANA TATA RUANG

WILAYAH NASIONAL
(RTRWN)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


2020
PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH
NASIONAL
RTRWN
PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH
NASIONAL
 Arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang
dijadikan acuan untuk perencanaan jangka Panjang
 Jangka waktu 20 tahun
 Ditinjau sekali dalam 5 tahun
 Jika terdapat hal yang berkaitan dengan bencana alam skala besar (ditandai
dengan dibuatnya suatu perundang-undangan/peraturan baru oleh
pemerintah) maka RTRWN bisa ditinjau lebih dari sekali dalam 5 tahun
 Peninjauan lebih dari sekali dalam 5 tahun juga bisa dilakukan jika terdapat
perubahan batas teritorial wilayah nasional (ditandai dengan adanya UU
tentang wilayah nasional yang baru)
 Merupakan bagian dari Rencana Umum Tata Ruang
YANG DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN
RTRWN
 Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
 Perkembangan permasalahan regional dan global, serta hasil pengkajian
implikasi penataan ruang nasional
 Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi
 Keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah
 Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
 Rencana pembangunan jangka panjang nasional
 Rencana tata ruang kawasan strategis nasional
 Rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota
YANG HARUS TERMUAT DALAM
PEMBUATAN RTRWN
 Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional
 Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan nasional
yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem
jaringan prasarana utama
 Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional dan
Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional
 Penetapan kawasan strategis nasional
 Arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka menengah
lima tahunan
 Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi
arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi
RTRWN SEBAGAI PEDOMAN
 Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional
 Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan
nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya
dan sistem jaringan prasarana utama
 Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional
dan Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional
 Penetapan kawasan strategis nasional
 Arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan
 Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi
arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif
dan disinsentif, serta arahan sanksi
TINDAK LANJUT RTRWN
 Presiden menentapkan Peraturan Presiden
 Peraturan Presiden mengatur tentang Kawasan potensial, Kawasan
perbatasan, Kawasan khusus, dll
 Disusun Rencana Rinci Tata Ruang oleh Menteri terkait menjadi sebuah
Peraturan Menteri (bisa Menteri ATR, Menteri PUPR ataupun Menteri yang
berkepentingan dalam penataan ruang)
 Rencana Rinci Tata Ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan
pemetaan berskala
RENCANA RINCI TATA RUANG
RTRWN
RENCANA RINCI TATA RUANG
 Sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang (RTRWN)
 Disusun jika:
 Rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
 Rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta
dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan
 Terdiri atas
 Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional
 Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi
 Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan
strategiskabupaten/kota
 Diusulkan oleh Gubernur  Disetujui oleh Menteri  Diatur oleh Presiden
(dengan Perpres)
PENGENDALIAN RENCANA RINCI TATA
RUANG
 Dilakukan agar memudahkan dalam pengendalian pemanfaatan ruang
 Dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian, insentif
dan disinsentif, serta pengenaan sanksi
 Zonasi:
 Skala Nasional  Pemerintah Pusat  Dibentuk Peraturan Pemerintah
 Skala Provinsi  Pemerintah Provinsi  Dibentuk Perda Provinsi
 Skala Kota/Kabupaten  Pemerintah Kota/Kabupaten  Dibentuk Perda Kota/Kab
 Perizinan:
 Nasional  Oleh Pemerintah Pusat
 Provinsi  Oleh Pemprov
 Kota/Kab  Oleh Pemkot / Pemkab
PENGENDALIAN RENCANA RINCI TATA
RUANG
 Insentif:
 Merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan
yang sejalan dengan rencana tata ruang
 Jenis Insentif:
 Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham
 Pembangunan serta pengadaan infrastruktur
 Kemudahan prosedur perizinan
 Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah
 Disinsentif:
 Merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang
 Jenis Disinsentif:
 Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang
 Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti
PENGENDALIAN RENCANA RINCI TATA
RUANG
 Sanksi:
 Tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi

Anda mungkin juga menyukai