Anda di halaman 1dari 32

TUBERKULOSIS

This Photo by Unknown author is licensed under CC BY.


Apa itu Tuberkulosis/TB?
• TB adalah suatu infeksi penyakit yang
bersifat kronis dan disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis
• Merupakan bakteri tahan asam (BTA) dan
memiliki bentuk basil
• Bakteri ini tidak hanya menyerang paru (TB
Pulmonal), namun dapat menyerang organ
lainnya (TB ekstrapulmonal)
Epidemiologi
Epidemiologi TB
WHO
Etiologi
Faktor Risiko
1. Memiliki kontak erat dengan orang dengan 
penyakit TB aktif yang infeksius
2. Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi
tuberculosis
3. Petugas kesehatan 
4. Anak usia <5 tahun dan lansia 
5. Perokok
6. Orang dengan HIV positif dan penyakit 
imunokompromais lain
7. Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan 
dalam jangka waktu panjang. 
8. Konsumsi alkohol tinggi 
Klasifikasi
• Berdasarkan Perjalanan Penyakit
• Berdasarkan Anatomis
• Berdasarkan Aktivitas Radiologis
• Berdasarkan Radiologis dari Luas
Lesi
• Berdasarkan Riwayat Pengobatan
Berdasarkan Tuberkulosis
Perjalanan Primer
Penyakit (Childhood)
(Patologis)
Tuberkulosis
Sekunder (Adult)
Berdasarkan Anatomis

• TB Pulmonal
• TB Ekstrapulmonal
Berdasarkan Aktivitas Radiologis

• TB Aktif (Koch Pulmonum)


• TB Non Aktif 
• TB Quiescent (Bentuk Aktif yang
mulai Sembuh)
Berdasarkan Radiologis dari Luas Lesi

• Tuberkulosis Lesi Minimal (Terdapat sebagian kecil infiltrat


non-kavitas pada satu atau kedua paru dengan jumlah tidak
lebih dari 1 lobus paru)
• Moderate Advanced TB ( Ada kavitas dengan diamter <
4cm, jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari
satu bagian paru, dan bila bayangan tampak kasar tidak
lebih dari 1/3 bagian 1 paru)
• Far Advanced TB ( Terdapat infiltrat dan kavitas yang
melebihi keadaan Moderate)
Menurut American Thoracic
Society
• Kategori 0 : Tidak pernah terpajan, tidak pernah terinfeksi,
riwayat kontak (-) dan tes tuberkulin (-)
• Kategori I : Terpajan TB, tetapi tidak terbukti ada infeksi,
dimana riwayat kontak (+), tes tuberkulin (-)
• Kategori II : Terpajan TB, tetapi tidak sakit, tes tuberkulin
(+), radiologis dan sputum (-)
• Kategori III : Terinfeksi TB dan Sakit
Berdasarkan Riwayat Pengobatan

• Kasus TB baru
• Kasus dengan Riwayat Pengobatan
• Kasus Rekurensi/Kambuh
• Kasus Pengobatan TB setelah Gagal
• Kasus TB yang Gagal Follow Up
• Kasus TB lainnya
Patofisiologi
dan Patogenesis
Gejala Klinis
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk berdahak
• Batuk berdahak bercampur darah
• Dapat disertai nyeri dada
• Sesak napas
• Malaise
• Penurunan BB
• Nafsu Makan menurun
• Menggigil
• Demam
• Keringat malam hari 
Diagnosa Kerja 
• Anamnesis
• Vital Sign + Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
Keluhan pasien datang dengan gejala dan tanda penyakit TB paru 

Anamnesis seperti batuk berdahak


≥2 minggu dan dapat disertai sedikitnya salah satu dari gejala berikut: 
• Lokal respiratorik: dapat bercampur darah atau batuk darah, sesak nafas, 
dan nyeri dada atau pleuritic chest pain (bila disertai peradangan pleura)
• Sistemik: nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat
malam tanpa kegiatan fisik, demam meriang, badan lemah dan  malaise. 
• Riwayat kontak 
• Riwayat pengobatan sebelumnya 
• Faktor risiko penurunan daya tahan tubuh (HIV,
DM, dan lain sebagainya) 
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi : 
• Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan 
• Bila lesi luas, dapat ditemukan bentuk dada yang tidak simetri
s
Palpasi: 
• Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan 
• Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus 
mengeras  atau melemah
Perkusi : 
• Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan 
• Bila ada kelainan tertentu, dapat terdengar perubahan suara 
perkusi seperti hipersonor pada pneumotoraks, atau pekak 
pada efusi pleura
Auskultasi : 
• Bila lesi minimal, tidak ditemukan kelainan 
• Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berikut: Ronki basah 
kasar  terutama di apeks paru, suara napas 
melemah atau mengeras, atau stridor. suara napas bronkhial/
amforik/ronkhi basah/suara napas  melemah di apeks 
Pemeriksaan
Penunjang
• Mikroskopis yaitu untuk
melihat BTA dengan
metode ziehl neelsen
( Pemeriksaan Sputum)
• Radiologi 
• Mantoux test
Radiologi TB ( Tuberkuloma, TB aktif, TB milier)
Diagnosa Banding
Metode DOTS
Penatalaksanaan
Nama obat ​ Dosis harian Dosis 2x/minggu Efek Samping​
​ (mg/kgBB/hari) ​ (mg/kgBB/hari) ​
​ ​

Isoniazide (H)​ 5 – 15 (300 mg) ​ 15 – 40 (900 mg) ​ Nyeri otot, kesemutan, rasa
​ ​ ​ terbakar​
Rifampisin (R)​ 10 – 20 (600 mg) ​ 10 – 20 (600 mg) ​ Mual, sakit perut, tidak nafsu
​ ​ ​ makan, urin berwarna merah​
Pirazinamid (Z)​ 15 – 30 (2 g) ​ 50 – 70 (4 g) ​ Nyeri sendi, demam, reaksi
​ ​ ​ kulit​
Etambutol (E)​ 15 – 25 (2,5 g) ​ 50 (2,5 g) ​ Gangguan penglihatan ​
​ ​ ​
Streptomisin (S)​ 15 – 40 (1 g)​ 25 – 40 (1,5 g)​ Gangguan keseimbangan dan
​ pendengaran, telinga
​ berdengung​
Regimen OAT
Memiliki 2 obat resimen utama
yaitu 
• Lini Pertama (Primer) yang terdiri dari isoniazid,
rifampicin, pyrazinamide, ethambutol dan
streptomycin
• Lini Kedua(Sekunder) yaitu rifabutin, ethionamide,
cyloserine, PASA, amikasin, klofazimin,
aminoglikosida (selain streptomycin dan quinolone),
dan lainnya
Dengan prinsip
Mencegah komplikasi lanjut atau kematian
Mencegah kambuh, munculnya resistensi obat dan
lingkungannya dari penularan
Komplikasi Komplikasi Dini 
• Pleuritis
Komplikasi Lanjut 
• TB Milier, Kavitas Paru
• Efusi pleura • Obstruksi Jalan Nafas
• Empiema (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
• Laringitis • Kerusakkan parenkim paru
• Poncet's arthropathy yang berat (Fibrosis paru,
Cor Pulmonal, Karsinoma
Paru, Amiloidosis, ARDS)
Edukasi dan
Pencegahan
• Menutup Mulut pada Waktu Batuk dan
Bersin

• Meludah pada Tempat Khusus yang Sudah


Diberi Disinfektan dan Tertutup

• Imunisasi BCG pada Bayi

• Mengusahakan Sinar Matahari dan Udara


Segar Masuk Secukupnya ke dalam Rumah

• Menjemur Bantal dan Kasur Terutama Pagi


Hari

• Memisahkan Barang yang Digunakan


Penderita

• Pemberian Makanan yang Bergizi Tinggi

• Pengadaan Ventilasi Rumah 


• Tergantung pada pengobatan dan tidakan yang tepat serta kepatuhan pasien
dalam terapi pengobatan dan kesehatan diri dengan lingkungannya maka
prognosisnya akan baik.
 Ad vitam  (hidup)            :  Dubia ad bonam
Prognosis  Ad sanam (sembuh)         :  Dubia ad bonam
 Ad fungsionam  (fungsi) :  Dubia ad bonam
• Tuberkulosis extra-pulmonary atau TB dengan resistensi obat anti TB
memiliki prognosis yang lebih buruk

Anda mungkin juga menyukai