• TB Pulmonal
• TB Ekstrapulmonal
Berdasarkan Aktivitas Radiologis
• Kasus TB baru
• Kasus dengan Riwayat Pengobatan
• Kasus Rekurensi/Kambuh
• Kasus Pengobatan TB setelah Gagal
• Kasus TB yang Gagal Follow Up
• Kasus TB lainnya
Patofisiologi
dan Patogenesis
Gejala Klinis
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk berdahak
• Batuk berdahak bercampur darah
• Dapat disertai nyeri dada
• Sesak napas
• Malaise
• Penurunan BB
• Nafsu Makan menurun
• Menggigil
• Demam
• Keringat malam hari
Diagnosa Kerja
• Anamnesis
• Vital Sign + Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
Keluhan pasien datang dengan gejala dan tanda penyakit TB paru
Isoniazide (H) 5 – 15 (300 mg) 15 – 40 (900 mg) Nyeri otot, kesemutan, rasa
terbakar
Rifampisin (R) 10 – 20 (600 mg) 10 – 20 (600 mg) Mual, sakit perut, tidak nafsu
makan, urin berwarna merah
Pirazinamid (Z) 15 – 30 (2 g) 50 – 70 (4 g) Nyeri sendi, demam, reaksi
kulit
Etambutol (E) 15 – 25 (2,5 g) 50 (2,5 g) Gangguan penglihatan
Streptomisin (S) 15 – 40 (1 g) 25 – 40 (1,5 g) Gangguan keseimbangan dan
pendengaran, telinga
berdengung
Regimen OAT
Memiliki 2 obat resimen utama
yaitu
• Lini Pertama (Primer) yang terdiri dari isoniazid,
rifampicin, pyrazinamide, ethambutol dan
streptomycin
• Lini Kedua(Sekunder) yaitu rifabutin, ethionamide,
cyloserine, PASA, amikasin, klofazimin,
aminoglikosida (selain streptomycin dan quinolone),
dan lainnya
Dengan prinsip
Mencegah komplikasi lanjut atau kematian
Mencegah kambuh, munculnya resistensi obat dan
lingkungannya dari penularan
Komplikasi Komplikasi Dini
• Pleuritis
Komplikasi Lanjut
• TB Milier, Kavitas Paru
• Efusi pleura • Obstruksi Jalan Nafas
• Empiema (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
• Laringitis • Kerusakkan parenkim paru
• Poncet's arthropathy yang berat (Fibrosis paru,
Cor Pulmonal, Karsinoma
Paru, Amiloidosis, ARDS)
Edukasi dan
Pencegahan
• Menutup Mulut pada Waktu Batuk dan
Bersin