Anda di halaman 1dari 25

Reseptor

intraseluler / inti
NAMA KELOMPOK :

1. Alisa Nurmaya Hanifah (201808003)


2. Ana Rois Fata Bimala (201808005)
3. Anesty Dewi Ramadani (201808006)
4. Dwi Anggoro Krisnatama (201808017)
5. Priyanka Dinan A P (201808031)
6. Rhisma Dwi Wahyuni (201808034
 Berada di dalam sel (sitoplasma)
atau di nukleus aktivitasnya
berada di dalam inti, aktivitas
utama : regulasi transkripsi gen
 Ligan untuk reseptor ini umumnya
berbobot molekul kecil (< 1000
RESEPTOR dalton), bersifat lipofilik, mudah
INTRASELULER masuk ke dalam sel untuk mencapai
reseptornya

Contoh ligan : hormon


glukokortikoid, vitamin D, asam
retinoat, hormon tiroid, estrogen,
dll.
MEMILIKI DUA TEMPAT IKATAN

 Yang berikatan dengan hormon/ligan

 Yang berikatan dengan bagian spesifik DNA yang dapat


secara langsung mengaktifkan transkripsi gen yang
disebut hormon response element (HRE)
 GR diekspresikan di hampir setiap sel dalam tubuh dan
mengatur gen yang mengendalikan perkembangan,
metabolisme, dan respons imun. Karena gen reseptor
diekspresikan dalam beberapa bentuk, ia memiliki banyak
efek ( pleiotropik) yang berbeda di berbagai bagian tubuh.
 Kortikosteroid  Steroid yang disintesis dan dilepaskan
RESEPTOR oleh cortex adrenal. Ada 2 pada manusia yaitu :
GLUKOKORTIKOI 1. glukokortikoid utama adalah kortisol/
hidrokortison
D 2. mineralokortikoid utama adalah aldosteron
KORTISOL / HIDROKORTISON

 Pada kondisi normal : 10 –30 mg kortisol


dilepaskan perhari, dengan kecepatan yang
berubah dalam ritmik sirkadian  sekresi
paling tinggi pada pagi hari
 Berperan penting dalam respon adaptasi
tubuh terhadap kondisi stress spt : penyakit,
trauma, pembedahan, dll
Efek efek kortikostreroid

Efek terapi: Efek samping:


1. Anti inflamasi, dengan cara 1. meningkatkan konsentrasi
memicu sintesis lipocortin (suatu glukosa dan glikogen yang
inhibitor fosfolipase A2) berasal dari metabolisme asam
2. Imunosupressan, menekan lemak dan protein, risiko diabetes
sintesis berbagai sitokin dan 2. Memiliki efek katabolik pada
menekan jumlah eosinofil, jaringan ikat, otot, lemak, dan
basofil, limfosit; menghambat kulit, al. : efek osteoporosis,
fungsi makrofag dan leukosit menghambat pertumbuhan pada
3. Memicu pematangan paru pada anak-anak, atrofi jaringan
janin, meningkatkan produksi
surfaktan paru
EFEK SAMPING
Efek samping lokal
• Pemakaian kortikosteroid jangka
panjang atau potensi kuat menginduksi
atrofi kulit, striae, telangiektasi,
purpura, hipopigmentasi, akneiformis,
dermatitis perioral, hipertrikosis, dan
moonface

Efek samping sistemik


• Kortikosteroid berpotensi kuat dan
sangat kuat dapat diabsorbsi dan
menimbulkan efek sistemik,
diantaranya sindrom cushing, gangguan
metabolik misalnya hiperglikemi,
gangguan ginjal.
Obat-obat yang Beraksi Pada Reseptor
Steroid
Senyawa Steroid Sintetik = Obat-obat Kortikosteroid
Contoh :
1. Hidrokortison
2. Prednison
3. Prednisolon
4. Metilprednisolon
5. Deksametason
6. Triamsinolon
7. Betametason
8. Lidocain
Bagaimana Steroid Bekerja ?

Steroid (glukokortikoid,mineralokortikoid) bekerja dengan cara


berikatan dengan reseptornya → suatu reseptor Intraseluler →
meregulasi transkripsi gen → mRNA → protein tertentu →
mempengaruhi fungsi sel tertentu.
Reseptor steroid jika sedang tidak berikatan dgn ligan → bisa terdapat
di dalam nukleus atau berada di luar nukleus berikatan dengan suatu
protein chaperon (pengantar), yaitu heat shock proteins (hsps)
RESEPTOR ESTROGEN
 Reseptor estrogen merupakan salah satu anggota
reseptor inti yang memperantarai aksi hormone
estrogen didalam tubuh. estrogen bekerja meregulasi
pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel system
reproduksi baik pada wanita dan pria.
 Estrogen juga dapat meningkatkan kadar HDL dan
menurunkan kadar LDL, sehingga berpotensi
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Estrogen
juga berperan penting pada perkembangan otak,
penyakit autoimun, dan metabolisme tulang.
RESEPTOR ESTROGEN TERDIRI DARI 5 DOMAIN
YAITU :
 Ligand binding domain (LBD) atau disebut juga AF-2 dan AF-1 yang
berhubungan dengan growth factor, mempunyai beberapa asam amino yang
berbeda untuk mengikat ligan yang berbeda, domain ini juga banyak berikatan
dengan koregulator.
 DNA-binding domain (DBD) yang berikatan dengan estrogen respone element
(ERE) dan memiliki dua ikatan seng yang terlibat dalam ikatan reseptor dan
dimerisasi,
 Domain N-terminal, memiliki derajat variabilitas yang tinggi dan normalnya
terdiri dari domain transkripsi yang dapat berinteraksi langsung dengan faktor
perlengkapan transkripsional.
 Domain C-terminal, berperan pada kapasitas transaktivasi reseptor
Hinge region, mengandung nuclear localization sequence.
OBAT-OBAT YANG BERAKSI PADA RESEPTOR ESTROGEN

1. Ligan yang berikatan dengan reseptor estrogen dan berkompetisi dengan estrogen
untuk berikatan dgn reseptornya : SERM (Selective Estrogen Receptor Modulator)
2. ER pada jaringan berbeda memiliki struktur kimia yang berbeda -> SERM beraksi
secara berbeda pada ER yang terdapat pada lokasi yang berbeda -> dipayudara :
menghambat proliferasi sel, di uterus memicu proliferasi sel uterus -> efek samping !!
3. SERMs are used dependent on their pattern of action in various tissues:
 Clomifene is used in anovulation
 raloxifene is used for osteoporosis and is being studied as a breast cancer preventative
 amoxifen and toremifene are used for breast cancer
 ormeloxifene is used for contraception
 Lainnya : bazedoxifene, lasofoxifene
RESEPTOR PPAR

• Peroxisome adalah suatu organel dalam liver yang terlibat dalam


oksidasi asam lemak --> profilerasinya sipicu oleh suatu senyawa
--> golongan fibrat
• Reseptor ini dapat diaktifkna oleh ligan tersebut maka dari itu
disebut PPAR
• Terdiri dari 4 isotop yaitu
• Yang paling banyak diteliti --> terlibat dalam pengobatan diabetes
terutama diabetes pada pasuen yang obesitas (resisten terhadap
insulin)
RESEPTOR PPAR
• Milik keluarga super reseptor nuklir
• Dinyatakan berlimpah di jaringan adiposit
• Reseptor memainkan peran penting dalam diferensiasi sel lemak,
menginduksi ekspresi gen spesifik adiposit dan mempromosikan
pembentukan adiposit lipid dewasa
• PPAR merespon asam lemak endogen dan mengendalikan berbagai
gen target yang terlibat dalam homeostasis lipid
• PPAR ditujukan untuk memainkan peran kunci dalam respon
terhadap obat antidiabetes
• Berikatan dengan ligan --> membentuk
kompleks dengan protein kaperon
retinoid X receptor (RXR) -->
mengikat koativator --> mengikat
peroxisome proliferative response
element (PPRE) --> regulasi transkipsi
gen --> MRNA. --> sintesis protein
AKTIVASI PPAR tertentu --> efek biologis
• PPAR banyak dijumpai pada jaringan
lemak/adiposa, usus halus, dan sel
hematopoietik
AKTIVASINYA?
BAGAIMANA PPAR MEMODULASI SENSITIVITAS INSULIN?
MEKANISME POTENSIAL

• Salah satu gen target potensial adalah glukosa bergantung insulin


GLUT4 transporter
• Bukti terakumulasi untuk menunjukkan bahwa aktivasi PPARγ
dapat memengaruhi pensinyalan insulin di berbagai titik di jalur ini,
mis. melalui peningkatan regulasi sejumlah molekul termasuk
insulin substrat reseptor-1 dan -2 (IRS-1, IRS-2), subunit p85 dari
PI (3) K, dan CAP - yang semuanya diprediks akan meningkatkan
GLUT4 aktivitas
Turunkan pengaturan
ekspresi resistin -> yang
diturunkan dari adipocyte
sitokin,menyebabkan
resistensi insulin dan
MEKANISME LAIN ... intoleransi glukosa
APA ITU RESISTIN?
• hormon peptida baru yang dimiliki keluarga khusus
jaringan molekul seperti resistin awalnya dinamai
karena resistensi terhadap insulin.
• beberapa penelitian telah diterbitkan mendukung
konsep itu resistensi insulin dan obesitas sebenarnya
terkait dengan penurunan ekspresi resistin (Steppan,
et al, 2001)
• Ekspresi resistin diatur oleh berbagai agen dan
hormon, termasuk tiazolidinediones, insulin, alpha
necrosis factor tumor dan hormon pertumbuhan.
• Eksperimen pada manusia tidak menunjukkan
perbedaan pada resistin ekspresi antara diabetes
normal, resisten insulin atau tipe 2 sampel.
• Namun, beberapa studi genetik terbaru menunjukkan
hubungan antara resistin dan resistensi insulin dan
obesitas.
AGONIS PPAR ?
• Golongan thiazolidinediones : semula disintesis sebagai derivat clofibrat, tetapi ternyata
tanpa diduga memiliki efek meningkatkan sensitivitas insulin pada hewan uji -> new
class of antidiabetic agent
• Th 1995 : diketahui bahwa obat ini merupakan selective highaffinity ligands for PPARγ
• Golongan Thiazolidinediones: troglitazon, pioglitazon, siglitazon, englitazon,
rosiglitazon
• Note: Rosiglitazon dan Pioglitazon disetujui FDA th 1997 Troglitazon ditarik dari
market pada th 2000 karena dilaporkan menyebabkan idiosyncratic hepatocellular
injury
• Selain itu glitazon juga meningkatkan lipolisis VLDL Æ menurunkan tirgliserida dan
meningkatkan HDL Æ pilihan bagi penderita diabetes tipe 2 dgn obesitas dan
mengalami resistensi insulin
DAFTAR PUSTAKA

• Anonim. 2012. Kortikosteroid Topikal, Jenis Penggolongan dan Efek


Sampingnya. http://allergycliniconline.com/2012/06/04/kortikosteroid-topikal-
jenis-penggolongan-dan-efek-sampingnya/ Diakses tanggal 19 Desember 2015.
• file:///D:/
DATA/Downloads/CPD-Penggunaan%20Kortikosteroid%20Topikal%20yang%
20Tepat.pdf
• Fauci A, Dale D, Balow J. 1976. Glucocorticosteroid therapy: mechanism of
action and clinical considerations. Ann Intern Med, 84:304-315.
• http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_218329_tpjua.pdf
N I H
I A AS
E K K
TE
S MA RI
I
M
E R SE A K
T
KI A
A N SI
H
E
S

Anda mungkin juga menyukai