Anda di halaman 1dari 164

DASAR-DASAR HUBUNGAN INDUSTRIAL

Disusun oleh: Yosminaldi, SH. MM


(Mahasiswa Doktoral MSDM UNJ Jakarta)

Special untuk:
PT. KALBIO GLOBAL MEDIKA
22 Pebruari 2020
Hotel Ayola Cikarang

yosminaldi@ejip.co.id
yosminaldi@gmail.com

08121021965
CURRICULUM VITAE (RINGKAS)

Name : YOSMINALDI, SH.MM (Candidate Doctor in HRM)


Date of Birth/Place : 16 January 1965/Padang
Address : Vila Mahkota Pesona Blok B1 No.3
Jatiasih Bekasi West – Java
Phone : (021) 8271429
Mobile : 08121021965
E-mail : yosminaldi@gmail.com & yosminaldi@ejip.co.id

Current Position : Senior Manager HR & GA in PT. East Jakarta Industrial Park (EJIP)
Work Service : Since 1990 until now in HR Area (28 years) at several companies
Education : S1 in Law (Univ. Andalas Padang, S2 in HRM (Univ. Mercu Buana Jkt) & Student of
S3 – Doctoral in MHRM (Univ. Negeri Jakarta)
Social Activities : 1. Vice Chairman KADIN Kab. Bekasi
2. Vice Chairman Forum Investor Bekasi (FIB)
3. Chairman of Forum Komunikasi HR EJIP (FK-HR EJIP)
4. Chairman of Asosiasi Praktisi HR Indonesia (ASPHRI)
5. Chairman of Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Dengan Industri (FKLPI)
Bekasi
6. Member of FKLPI Pusat (Under Kemnaker RI)
7. Lecture at STEBI Global Mulia Bekasi, Polteknaker RI & STMIK Cikarang
8. Instructor/Trainer at BBPLK Cevest Bekasi & BBPLK Bandung
9. Trainer of Leadership, Industrial Relations, PMS & HRM

Yours truly,
YOSMINALDI, SH. MM (Candidate Doctor)
08.30 – 08.35 WIB : Pembukaan
RUNDOWN
08.35 – 08.45 WIB : Sambutan & Ucapan Terima Kasih Dari Manajemen PT. AMI
08.45 – 09.00 WIB : Sambutan Dari Manajemen PT. Kalbio Global Medika

09.00 – 10.00 WIB : SESI I (PERTAMA)


- Pengertian Hubungan Industrial
- Konsep dan Prinsip Dasar Hubungan Industrial
- Sarana Pendukung Hubungan Industrial
- Para Pihak dalam Hubungan Industrial (Pekerja/Serikat Pekerja, Pemerintah & Pengusaha
- Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit dan LKS Tripartit

10.00 – 10.30 WIB : Coffee Break

10.30 – 12.00 WIB : SESI II (KEDUA)


- Alasan-alasan bergabungnya Buruh ke Serikat Pekerja/Serikat Buruh
- Hubungan Kerja
- Perjanjian Kerja
- Peraturan Perusahaan (PP)
- Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

12.00 – 13.00 WIB : ISHOMA

13.00 – 15.00 WIB : SESI III (KETIGA)


- Teknik Komunikasi & Negosiasi Untuk Menciptakan Hubungan Industrial Yang Harmonis

15.00 – 15.30 WIB : Coffee Break

15.30 – 16.30 WIB : SESI IV (KEEMPAT)


- Lingkungan Kerja & Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
- Dampak kecelakaan kerja

16.30 – 16.45 WIB : PENUTUPAN


SESI I
(PERTAMA)
Pengertian Hubungan Industrial
• Payaman J. Simanjuntak (2009):
• “Hubungan semua pihak yang terkait atau berkepentingan atas
proses produksi barang atau jasa di suatu perusahaan”
• Pihak yang berkepentingan dalam setiap perusahaan
(Stakeholders):
• Pengusaha atau pemegang saham yang sehari-hari diwakili oleh
pihak manajemen
• Para pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh
• Supplier atau perusahaan pemasok
• Konsumen atau para pengguna produk/jasa
• Perusahaan Pengguna
• Masyarakat sekitar
• Pemerintah
Pengertian Hubungan Industrial
• Undang-Undang No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan:
• “Suatu sistem hubungan yang terbentuk
antara para pelaku dalam proses produksi
barang dan atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja atau buruh, dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
Pengertian Hubungan Industrial
• Kesimpulan:
• “Hubungan industrial adalah hubungan
yang dijalin antara pekerja, pihak yang
mempekerjakannya (pengusaha), dan
pemerintah. Tidak hanya identik dengan
manajemen yang menjalankan fungsinya
untuk mengatur pekerjanya saja.
Hubungan industrial juga berkaitan dengan
fenomena baik itu didalam dan diluar
tempat kerja”
Konsep Dasar Hubungan Industrial
• Hubungan industrial adalah
hubungan semua pihak
yang terkait atau
berkepentingan atas proses
produksi barang atau jasa di
suatu perusahaan.
Konsep Dasar Hubungan Industrial
• Pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap
perusahaan (Stakeholders):
• Pengusaha atau pemegang saham yang sehari-hari
diwakili oleh pihak manajemen
• Para pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat
buruh
• Supplier atau perusahaan pemasok
• Konsumen atau para pengguna produk/jasa
• Perusahaan Pengguna
• Masyarakat sekitar
• Pemerintah
Konsep Dasar Hubungan Industrial
• Disamping para stakeholders tersebut, para
pelaku hubungan industrial juga
melibatkan:
• Para konsultan hubungan industrial
dan/atau pengacara
• Para Arbitrator, konsiliator, mediator, dan
akademisi
• Hakim-Hakim Pengadilan hubungan
industrial
Prinsip Dasar Hubungan Industrial
• Prinsip hubungan industrial
didasarkan pada persamaan
kepentingan semua unsur
atas keberhasilan dan
keberlangsungan
perusahaan.
Prinsip Dasar Hubungan Industrial
• Dengan demikian, hubungan industrial
mengandung prinsip-prinsip berikut ini:

• Pengusaha dan pekerja, demikian


Pemerintah dan masyarakat pada
umumnya, sama-sama mempunyai
kepentingan atas keberhasilan dan
keberlangsungan perusahaan.
Prinsip Dasar Hubungan Industrial

•Perusahaan
merupakan sumber
penghasilan bagi
banyak orang.
Prinsip Dasar Hubungan Industrial
• Pengusaha dan pekerja
mempunyai hubungan
fungsional dan masing-
masing mempunyai fungsi
yang berbeda dalam
pembagian kerja atau
pembagian tugas.
Prinsip Dasar Hubungan Industrial

•Pengusaha dan
pekerja merupakan
anggota keluarga
perusahaan.
Prinsip Dasar Hubungan Industrial
• Tujuan pembinaan hubungan
industrial adalah menciptakan
ketenangan berusahan dan
ketentraman bekerja supaya
dengan demikian dapat
meningkatkan produktivitas
perusahaan.
Prinsip Dasar Hubungan Industrial
• Peningkatan produktivitas
perusahaan harus dapat
meningkatkan kesejahteraan
bersama, yaitu kesejahteraan
pengusaha dan
kesejahteraan pekerja.
Sarana Pendukung Hubungan Industrial
• Payaman J. Simanjuntak (2009)
menyebutkan sarana-sarana pendukung
Hubungan industrial, sebagai berikut :
1. Serikat Pekerja/Buruh
2. Organisasi Pengusaha
3. Lembaga Kerjasama bipartit (LKS Bipartit)
4. Lembaga Kerjasama tripartit (LKS Tripartit)
5. Peraturan Perusahaan (PP)
6. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
7. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaaan RI
8. Lembaga penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial
Para Pihak dalam Hubungan Industrial
(Pekerja/Serikat Pekerja, Pengusaha &
Pemerintah)
Pemerintah:
• Menetapkan kebijakan
• Memberikan pelayanan
• Melaksanakan pengawasan
• Melakukan penindakan terhadap
pelanggar peraturan perundangan-
undangan

19 04/14/2021
Pekerja/Serikat Pekerja:
• Melaksanakan pekerjaan sesuai
kewajiban
• Menjaga ketertiban demi kelancaran
produksi
• Menyalurkan aspirasi secara baik &
demokratis

20 04/14/2021
Pengusaha:
• Menciptakan kemitraan
• Mengembangkan usaha
• Memperluas lapangan kerja
• Memberikan kesejahteraan pekerja
secara terbuka, demokratis &
berkeadilan

21 04/14/2021
Tujuan Hubungan Industrial:
“Mewujudkan Hubungan
Industrial yang Dinamis,
Harmonis, Kondusif &
Berkeadilan di Perusahaan”

22 04/14/2021
Unsur-unsur yang mendukung tercapainya
tujuan Hubungan Industrial:
• Hak & Kewajiban terjamin & terlaksana
dengan baik
• Perselisihan bisa diselesaikan secara
internal/bipartit
• Mogok kerja atau lock out tdk perlu terjadi,
jika perselisihan bisa diselesaikan secara
bipartit dengan baik

23 04/14/2021
Sarana-Sarana Hubungan Industrial

1) Lembaga Kerjasama Bipartit


(LKS Bipartit):
Lembaga/Badan yang
dibentuk oleh Pengusaha &
Pekerja ditingkat Unit Usaha/
Perusahaan

24 04/14/2021
Perusahaan yang mempunyai
karyawan minimal 50 (lima
puluh) orang, wajib membentuk
LKS Bipartit.
Pengurus dan Anggota LKS
Bipartit, gabungan perwakilan
Pengusaha dan Pekerja.
25 04/14/2021
LKS Bipartit berfungsi sebagai
FORUM KOMUNIKASI, KONSULTASI &
MUSYAWARAH dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan
ketenagakerjaan di perusahaan untuk
kepentingan bersama.

26 04/14/2021
2) Lembaga Kerjasama Tripartit:
Lembaga yang beranggotakan
perwakilan Pemerintah,
Pengusaha & Pekerja.

27 04/14/2021
Fungsi LKS Tripatit adalah sebagai
forum komunikasi, konsultasi
dengan tugas utama menyatukan
konsepsi, sikap dan rencana
dalam menghadapi masalah
ketenagakerjaan, baik untuk saat
sekarang, maupun masa
mendatang.
28 04/14/2021
3) Organisasi Pekerja/Serikat Pekerja:
Suatu organisasi yang didirikan
secara demokratis, dari, oleh dan
untuk Pekerja, yang berbentuk
Serikat Pekerja, Gabungan Serikat
Pekerja, Federasi Serikat Pekerja,
atau Non Federasi.

29 04/14/2021
4) Organisasi Pengusaha:
Organisasi Pengusaha yang resmi
mengurus ketenagakerjaan adalah
Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO).

30 04/14/2021
5) Lembaga keluh-kesah &
penyelesaian perselisihan hubungan
industrial:
• Mekanisme keluh-kesah karyawan,
seharusnya dibuat di setiap
perusahaan, agar permasalan kecil
bisa segera terselesaikan.

31 04/14/2021
Mekanisme keluh-kesah dan
penyelesaian perselisihan
hubungan industrial, harus diatur
jelas pada Perjanjian Kerja (PK),
Peraturan Perusahaan (PP) atau
Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

32 04/14/2021
6) Peraturan Perusahaan:
Suatu Peraturan yang dibuat
secara tertulis oleh Perusahaan,
yang memuat ketentuan2 tentang
syarat-syarat kerja dan tata-tertib
perusahaan.

33 04/14/2021
7) Perjanjian Kerja Bersama (PKB):
Perjanjian yang disusun oleh
Pengusaha dan Serikat Pekerja yang
telah terdaftar, yang dilaksanakan
secara musyawarah untuk mencapai
mufakat.

34 04/14/2021
8) Perjanjian Kerja Khusus:
Perjanjian, dimana pihak yang satu
mengikatkan diri untuk bekerja pada
pihak yang lain atau majikan selama
waktu tertentu sesuai Perjanjian
Kerja Khusus tersebut.

35 04/14/2021
TANYA - JAWAB

36 04/14/2021
37 04/14/2021
SESI II
(KEDUA)
Alasan-alasan menjadi anggota
Serikat Pekerja
Banyak sekali keuntungan
menjadi anggota Serikat Pekerja,
terlebih jika Serikat Pekerja
perusahaan sudah berafiliasi ke
Federasi Serikat Pekerja dan
Konfederasi Serikat Pekerja.

39 04/14/2021
Sebagai contoh, anggota Serikat
Pekerja akan mendapatkan
program-program training
peningkatan kemampuan kerja
dan kemampuan diri:
• Training negotiation skill
• Training pembuatan Perjanjian
Kerja Bersama, dll.
40 04/14/2021
Selain itu, anggota Serikat
Pekerja juga akan mendapat
Bantuan Hukum saat tertimpa
masalah dengan perusahaan yang
berkaitan dengan hukum dan
pemenuhan hak-hak sebagai
karyawan.

41 04/14/2021
Hubungan Kerja
 Hubungan kerja (Soepomo, 1987 : 1) ialah :
 Suatu hubungan antara seorang buruh/pekerja
dengan seorang majikan/pengusaha, dimana
hubungan kerja itu sendiri terjadi setelah
adanya perjanjian kerja antara kedua belah
pihak. Mereka terkait dalam suatu perjanjian,
di satu pihak pekerja/buruh bersedia bekerja
dengan menerima upah dan pengusaha
mempekerjakan pekerja/buruh dengan
memberi upah.
42 04/14/2021
Hubungan Kerja
 Husni dalam Asikin (1993:51) berpendapat
bahwa hubungan kerja ialah :
 Hubungan antara buruh dan majikan setelah
adanya perjanjian kerja, yaitu suatu perjanjian
di mana pihak buruh mengikatkan dirinya pada
pihak majikan untuk bekerja dengan
mendapatkan upah dan majikan menyatakan
kesanggupannya untuk mempekerjakan si
buruh dengan membayar upah.

43 04/14/2021
Unsur-2 Hubungan Kerja
Ada 3 (tiga) unsur penting
dalam hubungan kerja:
1) Adanya Pekerjaan
2) Adanya Perintah
3) Adanya Upah
44 04/14/2021
Hubungan Kerja Menurut UU 13
Tahun 2003
Hubungan kerja adalah
hubungan antara Pengusaha
dengan Pekerja/Buruh
berdasarkan Perjanjian Kerja, yg
mempunyai unsur pekerjaan,
upah dan perintah (Pasal 1 angka
15 UU No.13 / 2003).
45 04/14/2021
Unsur Perjanjian Kerja Yang
Mendasari Hubungan Kerja
Adanya pekerjaan (arbeid)
Di bawah perintah
Adanya upah
Dalam waktu yg ditentukan (dpt
tanpa batas maupun waktu
tertentu)
46 04/14/2021
Subjek Dalam Hubungan Kerja
Pengusaha
Pekerja/Buruh
Perluasannya :
Perkumpulan Pengusaha/Organisasi
Pengusaha
Perkumpulan buruh/Organisasi
Pekerja
47 04/14/2021
Pengertian Pekerja/Buruh
Adalah setiap orang yg
bekerja dgn menerima
upah atau imbalan dalam
bentuk lain (Pasal 1 angka 3
UU No.13 /2003)

48 04/14/2021
Pengertian Pengusaha
Orang perseorangan, persekutuan
atau badan hukum yg menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri.
Orang perseorangan, persekutuan
atau badan hukum yg secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan
bukan miliknya.

49 04/14/2021
Pengertian Pengusaha
Orang perseorangan, persekutuan
atau badan hukum yg berada di
Indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dlm huruf
a dan b yg berkedudukan di luar
wil. Indonesia (Pasal 1 angka 5 UU
No.13 /2003)

50 04/14/2021
Pemberi Kerja
Pemberi kerja adalah orang
perseorangan, pengusaha, badan
hukum atau badan-badan lainnya
yg mempekerjakan tenaga kerja
dgn membayar upah atau
imbalan dlm bentuk lain (Pasal 1
angka 4 UU No. 13/2003)
51 04/14/2021
Pengertian Perusahaan
Setiap bentuk usaha yg berbadan
hukum atau tdk, milik orang
perseorangan, milik persekutuan
atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yg
mempekerjakan Pekerja/Buruh dgn
membayar upah atau imbalan dlm
bentuk lain
52 04/14/2021
Pengertian Perusahaan
Usaha-usaha sosial dan usaha-
usaha lain yg mempunyai
pengurus dan mempekerjakan
orang lain dgn membayar upah
atau imbalan dlm bentuk lain
(Pasal 1 angka 6 UU No.13
/2003)
53 04/14/2021
Kewajiban Para Pihak Dalam
Hubungan Kerja
Pada dasarnya hubungan
kerja merupakan hubungan
yang mengatur/memuat hak
dan kewajiban antara
pekerja/buruh dan
pengusaha.
54 04/14/2021
Kewajiban Para Pihak Dalam
Hubungan Kerja
 Hak dan kewajiban masing-masing
pihak, haruslah seimbang.
 Oleh sebab itu, hakikat “hak
Pekerja/Buruh merupakan
Kewajiban Pengusaha”, dan
sebaliknya, “hak Pengusaha ,
merupakan kewajiban
Pekerja/Buruh”
55 04/14/2021
Kewajiban Pekerja/Buruh

 Melaksanakan tugas/pekerjaan
sesuai yang diperjanjikan dengan
sebaik-baiknya (Pasal 1603 KUH
Perdata)
 Melaksanakan pekerjaannya sendiri,
tidak dapat digantikan oleh orang
lain tanpa izin dari pengusaha (Pasal
1603 a KUH Perdata)
56 04/14/2021
Kewajiban Pekerja/Buruh

 Mentaati peraturan dalam


melaksanakan pekerjaan (Pasal 1603
b KUH Perdata)
 Mentaati peraturan tata tertib dan
tata cara yang berlaku di
rumah/tempat majikan bila pekerja
tinggal di sana (Pasal 1603 c KUH
Perdata)
57 04/14/2021
Kewajiban Pekerja/Buruh

Melaksanakan tugas dan segala


kewajibannya secara layak (Pasal
1603 d KUH Perdata)
Membayar ganti rugi atau denda
(Pasal 1601 w KUH Perdata)

58 04/14/2021
Kewajiban Pengusaha
Membayar upah kepada pekerja
(Pasal 1602 KUH Perdata)
Mengatur pekerjaan dan tempat
kerja (Pasal 1602 u, v, w, dan y
KUH Perdata)
Memberikan cuti/libur (Pasal
1602 v KUH Perdata)
59 04/14/2021
Kewajiban Pengusaha

Mengurus perawatan /
pengobatan pekerja (Pasal
1602 x KUH Perdata)
Memberikan surat
keterangan (Pasal 1602 z KUH
Perdata)
60 04/14/2021
Perjanjian Kerja
 Perjanjian kerja adalah perjanjian antara
pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja.
 Perjanjian tersebut memuat syarat-syarat
kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

61 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Kontrak kerja dapat berupa lisan
atau tulisan, dan didasari oleh
kesepakatan bersama.
Perjanjian kerja dapat memiliki
jangka waktu tertentu (PKWT)
atau jangka waktu tidak tertentu
(PKWTT).
62 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Syarat dalam Perjanjian Kerja:
Kedua belah pihak harus cakap
dalam melakukan perbuatan
hukum.
Harus ada pekerjaan yang
diperjanjikan.

63 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Pekerjaan yang diperjanjikan tidak
bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
Apabila tidak memenuhi semua
persyaratan tersebut, maka perjanjian
kerja dianggap tidak sah dan batal
demi hukum.
64 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja harus memuat informasi sebagai
berikut:
nama perusahaan,
alamat perusahaan,
jenis usaha,
Nama pekerja/buruh,
jenis kelamin,
umur,
alamat pekerja/buruh,
65
04/14/2021
Perjanjian Kerja
 jabatan atau jenis pekerjaan
 tempat pekerjaan
 besarnya upah
 cara pembayaran upah
 syarat-syarat kerja yang memuat hak dan
kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh
 mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian
kerja
 tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat
 tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
66 04/14/2021
Perjanjian Kerja
 Perjanjian kerja dibuat rangkap 2 (dua), yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta
pekerja/buruh dan pengusaha masing masing
mendapat 1 (satu) salinan perjanjian kerja.

 Ini dapat ditarik dan/atau diubah dengan


kesepakatan bersama, oleh karena itu,
perjanjian kerja harus diberitahukan kepada
kantor dinas tenaga kerja yang ada di lokasi
terdekat.
67 04/14/2021
Perjanjian Kerja
 Bila perjanjian kerja dibuat secara lisan, maka
pengusaha wajib membuat surat
pengangkatan bagi pekerja/buruh yang
bersangkutan.
 Surat pengangkatan yang dimaksud sekurang
kurangnya memuat keterangan: nama dan
alamat pekerja/buruh; tanggal mulai bekerja;
jenis pekerjaan yang dilakukan pekerja/buruh;
dan besarnya upah yang diterima oleh
pekerja/buruh.
68 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Tetapi, jika pengusaha tidak
mengeluarkan surat
perjanjian untuk pekerja,
status pekerja berubah
menjadi pekerja permanen
menurut hukum.
69 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja hanya dapat
dilakukan dalam maksimal 2 (dua)
tahun, dapat diperpanjang kembali
untuk 1 (satu) tahun berikutnya, dan
juga dapat diperpanjang
(pembaharuan) untuk 1 (satu) kali
dengan jangka waktu maksimal 2
(dua) tahun.
70 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Jadi, kontrak kerja maksimum harus
5 tahun. Jika, perusahaan
menerapkan kontrak berkali-kali
selama periode tersebut, maka
pekerja kontrak dinyatakan menjadi
pekerja tetap oleh hukum. (Pasal 59
ayat 7, UU 13/2003)

71 04/14/2021
Perjanjian Kerja
 Pada tahun 2014, pasal 59 UU 13/2003, telah
Ditinjau Secara Hukum oleh Mahkamah
Konstitusi Indonesia pada No 7/2014.
 Panel Hakim Konstitusi menyatakan, bahwa
“jika perusahaan menerapkan kontrak untuk
beberapa kali selama periode tersebut, maka
pekerja kontrak dinyatakan menjadi pekerja
tetap oleh hukum, berdasarkan catatan
pemeriksaan dari pengawas tenaga kerja.

72 04/14/2021
Perjanjian Kerja
Catatan pemeriksaan tersebut dapat
diminta untuk disetujui melalui
Pengadilan Daerah ”.

Sumber: Pasal 1, 50-55 dan 63 UU


Ketenagakerjaan (UU No. 13/2003)

73 04/14/2021
PERATURAN
PERUSAHAAN
(PP)
74 04/14/2021
Apa itu PERATURAN PERUSAHAAN?
Pasal 1 angka 24 UU No. 13 Tahun 2003:

“Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang


dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata-tertib
perusahaan”
Siapa yang menyusun PERATURAN
PERUSAHAAN?
Pasal 109 UU No. 13 Tahun 2003:

“Peraturan Perusahaan disusun oleh dan


menjadi tanggungjawab dari pengusaha
yang bersangkutan”
Bagaimana Pengusaha menyusun
PERATURAN PERUSAHAAN?
Pasal 110 UU No. 13 Tahun 2003:

“Memperhatikan saran dan pertimbangan dari


wakil pekerja/buruh atau wakil serikat
pekerja/buruh di perusahaan yang
bersangkutan”.
Apa syarat wajib Peraturan Perusahaan?
Pasal 108 UU No. 13 Tahun 2003:

“Pengusaha yang mempekerjakan


pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang, WAJIB membuat Peraturan
Perusahaan, setelah disahkan oleh Menteri
atau Pejabat yang ditunjuk”
Apa isi dari Peraturan Perusahaan?
Pasal 111 (1) UU No. 13 Tahun 2003:

Peraturan Perusahaan sekurang-kurangnya memuat:


- Hak & kewajiban Pengusaha
- Hak & kewajiban Pekerja
- Syarat kerja
- Tata-tertib perusahaan
- Jangka waktu berlakunya PP
Berapa lama berlakunya Peraturan
Perusahaan?
Pasal 111 (3) UU No. 13 Tahun 2003:

“Masa berlaku PP paling lama 2 (dua) tahun


dan wajib diperbaharui setelah habis masa
berlakunya”
Mengapa Peraturan Perusahaan diperlukan?

1. Sebagai pedoman Pengusaha dan Pekerja dalam


melaksanakan hubungan kerja, terkait hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
2. Supaya tercipta ketenangan dan ketenteraman
kerja dalam proses produksi barang dan jasa,
sehingga nantinya akan meningkatkan
produktifitas kerja bagi setiap Pekerja.
PERJANJIAN
KERJA BERSAMA
(PKB)
82 04/14/2021
Apa itu PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)?

Pasal 1 angka 21 UU No. 13 Tahun 2003:

“Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang mrupakan hasil


perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat
pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang
bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak”
Siapa yang menyusun PERJANJIAN
KERJA BERSAMA (PKB)?
Pasal 116 UU No. 13 Tahun 2003:

1. Disusun oleh serikat pekerja/buruh yang telah terdaftar di


instansi ketenagakerjaan dengan pengusaha/beberapa
pengusaha.
2. Penyusunan dilakukan secara musyawarah.
3. Harus dibuat secara tertulis
Bagaimana jika musyawarah penyusunan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tidak
mencapai kesepakatan?

Pasal 117 UU No. 13 Tahun 2003:

“Jika musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka


penyelesaiannya dilakukan melalui prosedur penyelesaian
hubungan industrial”
Berapa Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dibuat pada sebuah
perusahaan?

Pasal 118 UU No. 13 Tahun 2003:

“Hanya 1 (satu) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berlaku


bagi seluruh pekerja/buruh di perusahaan”
Bagaimana jika dalam satu perusahaan hanya ada satu serikat
pekerja/buruh?

Pasal 119 UU No. 13 Tahun 2003:


1. Jika hanya ada 1 (satu) SP, berhak mewakili pekerja/buruh dalam perundingan
pembuatan PKB dengan pengusaha, bila jumlah anggota lebih dari 50%.
2. Jika hanya ada 1 (satu) SP, namun jumlah anggota kurang dari 50%, maka harus
didukung oleh lebih daro 50% pekerja/buruh.
3. Jika dukungan tidak tercapai, maka setelah jeda 6 bulan, SP bisa mengajukan
kembali kepada pengusaha.
Bagaimana jika dalam satu perusahaan ada beberapa serikat
pekerja/buruh?

Pasal 120 UU No. 13 Tahun 2003:


1. Jika ada lebih dari 1 (satu) SP, maka yang berhak mewakili pekerja/buruh dalam
perundingan pembuatan PKB dengan pengusaha adalah SP yang jumlah
keanggotaannya lebih dari 50% total pekerja/buruh.
2. Jika jumlah keanggotaan SP tersebut kurang dari 50% total pekerja/buruh, maka
harus berkoalisasi dengan SP lainnya untuk mencapai dukungan lebih dari 50%
total pekerja/buruh.
3. Jika koalisasi masih kurang 50% dukungan, maka setiap SP mengajukan
perwakilan secara proporsional.
Bagaimana jika dalam satu perusahaan ada
beberapa serikat pekerja/buruh?

Pasal 120 UU No. 13 Tahun 2003:


1. Jika ada lebih dari 1 (satu) SP, maka yang berhak mewakili pekerja/buruh dalam
perundingan pembuatan PKB dengan pengusaha adalah SP yang jumlah
keanggotaannya lebih dari 50% total pekerja/buruh.
2. Jika jumlah keanggotaan SP tersebut kurang dari 50% total pekerja/buruh, maka
harus berkoalisasi dengan SP lainnya untuk mencapai dukungan lebih dari 50%
total pekerja/buruh.
3. Jika koalisasi masih kurang 50% dukungan, maka setiap SP mengajukan
perwakilan secara proporsional.
Berapa lama masa berlakunya PKB?

Pasal 123 UU No. 13 Tahun 2003:


1. Masa berlaku PKB paling lama 2 (dua) tahun.
2. PKB tersebut bisa diperpanjang masa berlakunya untuk 1 (satu) tahun
berdasarkan kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan SP.
3. Perundingan pembuatan PKB berikutnya, dapat dimulai paling cepat 3 (tiga)
bulan sebelum berakhirnya PKB.
4. Jika tidak mencapai kesepakatan, maka PKB yang sedang berlaku tetap berlaku
untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Apa kewajiban Pengusaha, Serikat Pekerja/Buruh dan
Pekerja/Buruh atas Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ?

Pasal 126 UU No. 13 Tahun 2003:


1. Wajib melaksanakan seluruh isi PKB.
2. Wajib memberitahukan seluruh isi PKB kepada seluruh
Pekerja/Buruh.
3. Harus mencetak dan membagikan naskah PKB kepada
seluruh Pekerja/Buruh atas biaya perusahaan.
Contoh daftar isi PERATURAN PERUSAHAAN (PP)/PKB

 DAFTAR ISI

 BAB I KETENTUAN UMUM


 Pasal 1 Definisi

 BAB II RUANG LINGKUP
 Pasal 2 Tujuan Peraturan Perusahaan/PKB
 Pasal 3 Manajer Sumber Daya Manusia
Contoh daftar isi PERATURAN PERUSAHAAN (PP)/PKB

 BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN DAN KARYAWAN


 Pasal 4 Hak dan Kewajiban Perusahaan
 Pasal 5 Hak dan Kewajiban Karyawan
 Pasal 6 Larangan Bagi Karyawan

 BAB IV HUBUNGAN KERJA
 Pasal 7 Penerimaan Karyawan
 Pasal 8 Masa Percobaan
 Pasal 9 Penempatan Karyawan
 Pasal 10 Pemindahan Karyawan
 Pasal 11 Evaluasi Kerja
Contoh daftar isi PERATURAN PERUSAHAAN (PP)/PKB

 BAB V WAKTU KERJA


 Pasal 12 Jadwal Waktu Kerja
 Pasal 13 Waktu Kerja Lembur
 Pasal 14 Waktu Istirahat Kerja
 Pasal 15 Waktu Istirahat Kerja Karena Sakit
 Pasal 16 Waktu Istirahat Kerja Karyawan Perempuan Yang
Melahirkan
 Pasal 17 Waktu Istirahat Kerja Karyawan Perempuan Yang
Keguguran
 Pasal 18 Waktu Istirahat Kerja Karyawan Perempuan Dalam
Masa Haid
Contoh daftar isi PERATURAN PERUSAHAAN (PP)/PKB

 BAB VI WAKTU LIBUR KERJA, WAKTU CUTI KERJA DAN


IZIN MENINGGALKAN JADWAL WAKTU KERJA
 Pasal 19 Waktu Libur Kerja
 Pasal 20 Waktu Cuti Kerja Tahunan
 Pasal 21 Cuti Panjang
 Pasal 22 Izin Meninggalkan Jadwal Waktu Kerja
 Pasal 23 Meninggalkan Jadwal Waktu Kerja Tanpa Izin
Contoh daftar isi PERATURAN PERUSAHAAN (PP)/PKB

 BAB VII GAJI KARYAWAN


 Pasal 24 Sistem Penggajian
 Pasal 25 Komponen Gaji
 Pasal 26 Tunjangan Perjalanan Dinas
 Pasal 27 Upah Lembur
 Pasal 28 Pembayaran Gaji Dalam Keadaan Tertentu

 BAB VIII FASILITAS KESEJAHTERAAN
 Pasal 29 Program Kesejahteraan Karyawan
 Pasal 30 Bantuan Pengobatan
 Pasal 31 Bantuan Melahirkan
 Pasal 32 Bantuan Kaca Mata
 Pasal 33 Bantuan Perkawinan
 Pasal 34 Bantuan Kematian
 Pasal 35 Tunjangan Hari Raya Keagamaan
 Pasal 36 Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Contoh daftar isi PERATURAN PERUSAHAAN (PP)/PKB

 BAB IX BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA


 Pasal 37 Ketentuan Umum
 Pasal 38 Berakhirnya Hubungan Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia
 Pasal 39 Pengunduran Diri Karyawan
 Pasal 40 Pemutusan Hubungan Kerja
 Pasal 41 Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Penggantian Hak
dan Uang Pisah

 BAB X TATA TERTIB PERUSAHAAN DAN SANKSI
 Pasal 42 Peringatan Dan Sanksi

 BAB XI PENUTUP
 Pasal 43 Pengesahan Menteri
TANYA - JAWAB

98 04/14/2021
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC

99 04/14/2021
SESI III
(KETIGA)
TEKNIK KOMUNIKASI &
NEGOSIASI UNTUK
MENCIPTAKAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
YANG HARMONIS
KERANGKA MATERI
KOMUNIKASI & NEGOSIASI
KOMUNIKASI PERSOALAN ANTARA SERIKAT
 PENGERTIAN KOMUNIKASI
 FUNGSI KOMUNIKASI
PEKERJA DENGAN PERUSAHAAN
ANALISA DIRI KEDUA PIHAK
 KENAPA HARUS KOMUNIKASI
66 KEKUATAN MANUSIA
 TEKNIK KOMUNIKASI

NEGOSIASI
NEGOSIASI MEMBENTUK KESEPAKATAN
 PENGERTIAN NEGOSIASI TENTANG KEWAJIBAN DAN HAK
 FUNGSI NEGOSIASI ANTARA SERIKAT PEKERJA DAN
 KENAPA HARUS NEGOSIASI PERUSAHAAN SECARA BERKEADILAN
 TEKNIK NEGOSIASI
 TAHAPAN NEGOSIASI MEMPENGARUHI PENDAPAT ORANG LAIN
 MEMULAI NEGOSIASI MEYAKINKAN ORANG LAIN
HASIL AKHIR NEGOSIASI
KOMUNIKASI

 PENGERTIAN KOMUNIKASI  KENAPA HARUS BERKOMUNIKASI

 FUNGSI KOMUNIKASI  TEKNIK KOMUNIKASI


PENGERTIAN KOMUNIKASI

James A.F.Stoner Liliweri Roger & D. Lawrence Kincaid

• TAHAPAN DUA INDIVIDU


• LANGKAH LANGKAH • PERALIHAN SUATU PESAN
MAUPUN LEBIH MEMBUAT
ANTARA INDIVIDU DARI SATU SUMBER
DAN MELAKSANAKAN
MELALUI UPAYA MEMBERI MENUJU PENERIMA
PERGANTIAN INFORMASI
PEMAHAMAN DAN SUPAYA MUDAH
SATU DENGAN YANG
MAKSUD LEWAT DIMENGERTI
LAIN, SEHINGGA MUNCUL
PEMINDAHAN PESAN SALING PENGERTIAN
YANG BERSIFAT
MENDALAM

PENGERTIAN KOMUNIKASI SECARA UMUM ADALAH TAHAPAN


PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN DIANTARA DUA PIHAK MAUPUN
LEBIH BERUPA PESAN YANG EFEKTIF SUPAYA DAPAT DIMENGERTI
DENGAN MUDAH
FUNGSI KOMUNIKASI
UNTUK
MENYAMPAIKAN UNTUK PENGONTROL UNTUK MOTIVASI
INFORMASI

• KOMUNIKASI • MENGONTROL • KOMUNIKASI


MEMBERIKAN SEBUAH TINGKAH LAKU MEMBERIKAN HAL
INFORMASI YANG ORANG LAIN MAUPUN HAL YANG BERSIFAT
DIBUTUHKAN DARI ANGGOTA LEWAT DORONGAN LEWAT
MASING-MASING SEBAGIAN CARA PENJELASAN YANG
INDIVIDU MAUPUN YANG MESTI DITAATI DISAMPAIKAN OLEH
KELOMPOK TERKAIT OLEH MASING PARA MOTIVATOR
MENENTUKAN DAN MASING PIHAK
MEMILIH KEPUTUSAN
KENAPA HARUS BERKOMUNIKASI

DIPAHAMI OLEH MENGENAL DISETUJUI ORANG MENGGERAKKA


ORANG LAIN ORANG LAIN LAIN N ORANG
LAIN

• MENJELASKAN • KOMUNIKASI • ADALAH • MEMBUAT


PESAN UTAMA MEMBUAT KITA METODE ORANG LAIN
MEMAHAMI BERGERAK
DENGAN BAGAIMANA
PIKIRAN ORANG SESUAI DENGAN
GAMBLANG DAN LAIN AGAR IDE KITA
SELENGKAP DAPAT DITERIMA KEMAUAN KITA
MUNGKIN ORANG LAIN
TEKNIK KOMUNIKASI

FORUM DISKUSI PERBANYAK


MINTA MAAF
BUKAN MENDENGAR DAN
TERLEBIH DULU
BERDEBAT/RUSUH CATAT

KATAKAN SETUJU BIARKAN LAWAN


RAMAH DAN
BAHWA LAWAN BANYAK
SENYUM
BICARA BAIK BERBICARA

PUJI LAWAN
BERSIMPATI PADA
BICARA JIKA
LAWAN BICARA
PERLU
NEGOSIASI
NEGOSIASI

 PENGERTIAN NEGOSIASI  FUNGSI NEGOSIASI

 TAHAPAN PERSIAPAN NEGOISASI  KENAPA HARUS NEGOSIASI

 MEMULAI NEGOSIASI  TEKNIK BERNEGOSIASI


PENGERTIAN NEGOSIASI (1)

KOMUNIKASI DUA PIHAK ATAU PROSES PERTUKARAN PROSES UNTUK MENCAPAI


LEBIH. DIRANCANG UNTUK “KEPENTINGAN” ANTARA DUA KESEPAKATAN DENGAN
MENGHASILKAN KESEPAKATAN PIHAK ATAU LEBIH, DI MANA MEMPERKECIL PERBEDAAN
ATAS SUATU HAL YANG MASING-MASING PIHAK SERTA MENGEMBANGKAN
MENJADI KEPENTINGAN BERUPAYA UNTUK PERSAMAAN GUNA MERAIH
BERSAMA DAN KEPENTINGAN MENYEPAKATI SUATU TINGKAT TUJUAN BERSAMA YANG SALING
YANG DIPERTENTANGKAN TERTENTU SESUAI DENGAN MENGUNTUNGKAN
DIANTARA MEREKA KEPENTINGAN MASING-MASING
PENGERTIAN NEGOSIASI (2)

NEGOSIASI NEGOSIASI MEMILIKI NEGOSIASI


MELIBATKAN POTENSI KONFLIK SEBAIKNYA DIMULAI
DISKUSI, BUJUKAN, MULAI DARI AWAL DENGAN HAL-HAL
DAN KOMPROMI, SAMPAI AKHIR UMUM YANG PASTI
UNTUK MENCAPAI PEMBICARAAN DISEPAKATI OLEH
KESEPAKATAN KEDUA BELAH PIHAK
FUNGSI NEGOSIASI

MENYAMAKA MENYATUKAN MEMBUAT WIN WIN


N KESEPAKATA SOLUTIO
PANDANGAN KEPENTINGA N N
MENYAMAKAN
N KESEPAKATAN YANG
MENYATUKAN
BAGAIMANA KEDUA MEMBENTUK MEMENUHI SEMUA
KEPENTINGAN
BELAH PIHAK KESEPAKATAN YANG PIHAK MERUPAKAN
BERBAGAI PIHAK
MEMANDANG SEBUAH DIANGGAP SEBUAH WIN-WIN
DALAM SATU WADAH
PERMASALAHAN MEMENUHI SOLUTION SEHINGGA
SEHINGGA
YANG SAMA KEPENTINGAN KEDUA DIJALANKAN DENGAN
KEPENTINGANNYA
SEHINGGA TIDAK BELAH PIHAK KESADARAN SEMUA
TERPENUHI
ADA KONFLIK PIHAK
KENAPA HARUS NEGOSIASI

TIDAK ADA CARA LAIN


ADA KONFLIK DAN SETIAP
UNTUK MENYELESAIKAN TIDAK PUNYA WEWENANG
PIHAK TIDAK DAPAT
MASALAH ATAU UNTUK MEMAKSAKAN HASIL
MEMUTUSKAN SECARA
MENDAPATKAN SESUATU YANG DIINGIKAN
SEPIHAK
YANG DI INGIKAN

PERWAKILAN SALAH SATU


PIHAK MEMILIKI OTORITAS
TERBATAS

ADA PENGARUH DARI PIHAK SALAH SATU ATAU KEDUA PERSETUJUAN DAN
LAIN UNTUK MENCAPAI BELAH PIHAK INGIN KESEPAKATAN BUKAN HASIL
KEINGINAN MERUGIKAN YANG LAIN YANG DIINGINKAN
TEKNIK BERNEGOSIASI

HINDARI PENGGUNAAN KATA PERKENALKAN IDE ATAU GAGASAR


TIDAK SELAMA NEGOSIASI BERBAGAI SUDUT PANDANG DAN
BERLANGSUNG CARA

4 TEKNIK NEGOSIASI

BUAT SUASANA TETAP MENGARAH


KUNCI LAWAN BICARA DENGAN
PADA PEMECAHAN MASALAH
FAKTA DAN DATA YANG AKURAT
BERSAMA
TEKNIK NEGOSIASI

TEKNIK
 TEKNIK MENGULUR
MENGULUR TEKNIK MENGALAH
DAN MENARIK UNTUK MENANG
DAN MENARIK
DIBUTUHKAN
DIBUTUHKAN KEMAMPUAN
KEMAMPUAN DAN
DAN KESUNGGUHAN
KESUNGGUHAN DIRI DIARAHKAN PADA
DIRI
UNTUK
UNTUK MENDENGARKAN SITUASI WIN-WIN
MENDENGARKAN
PANDANGAN ORANG LAIN SOLUTION
PANDANGAN ORANG
LAIN
TAHAP PERSIAPAN NEGOSIASI

MENGUKUR DIRI SENDIRI


MENGUKUR PIHAK LAIN
SASARAN YANG INGIN
DICAPAI MENGUKUR SITUASI
PERKIRAAN ANGGOTA TIM
STRATEGI MENGARAHKAN PIHAK LAIN
NEGOSIASI PERKIRAAN WAKTU
IDENTIFIKASI SIAPA NEGOSIASI DAN
MENENTUKAN KOMPOSISI PEMBUAT KEPUTUSAN PENGULANGANNY
TIM
MELIHAT KEPENTINGAN A
YANG INGIN DIPUTUSKAN PERKIRAAN ASPEK YANG
PIHAK LAIN AKAN BERKEMBANG SEPERTI
HUKUM DAN POLITIK
PERKIRAAN DAMPAK
BERUNTUN NEGOSIASI
MEMULAI NEGOSIASI

MENYENANGKA
N
MULAI PEMBICARAAN
DENGAN DASAR IDE
YANG SAMA
TEGA
SIKAP
S
DALAM
SENYUM DAN NEGOSIA TEGUH
JANGAN EMOSI SI PENDIRIA
N
JABAT TANGAN
BERJABAT TANGAN
DENGAN SINGKAT
LEBIH DAHULU
DAN TEGAS
PERSOALAN ANTARA SERIKAT PEKERJA
DENGAN PERUSAHAAN

 ANALISA DIRI KEDUA PIHAK

 66 KEKUATAN MANUSIA
ANALISA DIRI KEDUA PIHAK

Didalam
Ada (kekuatan-kekuatan)
Diluar
Ada (kelemahan-
kelemahan) Ada (peluang-peluang)
Ada (ancaman-
ancaman)
ANALISA DIRI KEDUA PIHAK
1. Kejujuran 23. Kecantikan 45. Kesucian
2. Ketaatan 24. Kesetiaan 46. Ketegasan
3. Kesabaran 25. Keimanan 47. Kebijakan
4. Kerajinan 26. Ketangguahan 48. Kemandirian
5. Ketekunan 27. Kelincahan 49. Ketajaman
6. Ketelitian 28. Keteraturan 50. Ketulusan
7. Kesungguhan 29. Kerapihan 51. Keikhlasan
8. Kemampuan 30. Kebersihan 52. Ketenangan
9. Keterampilan 31. Kesopanan 53. Ketenaran
10. Kesetiakawanan 32. Keahlian 54. Keinginan
11. Kewiraswastaan 33. Kearifan 55. Kemauan
12. Kepandaian 34. Keterbukaan 56. Ketanggapan
13. Kecerdikan 35. Keberanian 57. Keberuntungan
14. Kelihaian 36. Keadilan 58. Kemajuan
15. Ketaqwaan 37. Keteguhan 59. Kewanitaan
16. Kepemimpinan 38. Keperkasaan 60. Kebersamaan
17. Keibuan 39. Kejantanan 61. Kekeluargaan
18. Ketangkasan 40. Kematangan 62. Kedewasaan
19. Kecekatan 41. Kebijakan 63. Kegotongroyongan
20. Ketahanan 42. Kepeloporan 64. Kebenaran
21. Kecepatan 43. Kepengikutan 65. Kewirausahaan
22. Kekuatan 44. Kecerdasan 66. Keramahtamaan
(Sumber: Prof. Dr. Buchori Zainun, MPA)
NEGOSIASI MEMBENTUK KESEPAKATAN
TENTANG KEWAJIBAN DAN HAK ANTARA SERIKAT
PEKERJA DAN PERUSAHAAN SECARA
BERKEADILAN

 MEMPENGARUHI

PENDAPAT ORANG LAIN

 MEYAKINKAN ORANG

LAIN

 HASIL AKHIR NEGOSIASI


MEMPENGARUHI PENDAPAT
ORANG LAIN
BERIKAN RASA HORMAT ANDA DAN TIM KEPADA PIHAK LAIN
DENGAN PUJIAN YANG TULUS

JIKA MENUNJUKKAN KESALAHAN-KESALAHAN ORANG, LAKUKAN


DENGAN CARA TIDAK LANGSUNG

BERBICARALAH TENTANG KESALAHAN-KESALAHAN SENDIRI, SEBELUM


MENGECAM ORANG LAIN

SAMPAIKAN PERINTAH DALAM BENTUK USUL

USAHAKAN JANGAN MENYINGGUNG PERASAAN ORANG/PIHAK LAIN


MEMPENGARUHI PENDAPAT
ORANG LAIN

BERIKAN PENGHARGAAN TERHADAP PERBAIKAN-PERBAIKAN


YANG BAGAIMANAPUN KECILNYA

HARGAI REPUTASI PIHAK LAIN DAN DORONGAN UNTUK


MEMPERTAHANKANNYA

SELALU TUMBUHKAN SEMANGAT KEPADA PIHAK LAIN

USAHAKANLAH, SUPAYA PIHAK LAIN SENANG MELAKUKAN APA YANG


ANDA INGINKAN
MEYAKINKAN PIHAK LAIN

JANGAN MENGEMBANGKAN SIKAP BERTENGKAR

HORMATI PENDAPAT-PENDAPAT PIHAK LAIN. JANGAN PERNAH MENYALAHKAN


PIHAK LAIN

JIKA PIHAK ANDA YANG MELAKUKAN KESALAHAN, JANGAN SEGAN-


SEGAN UNTUK MEMINTA MAAF

MULAILAH DENGAN CARA YANG RAMAH-TAMAH

COBALAH SEGERA MERUBAH ORANG DALAM SUASANA SEMANGAT


“YA-YA”
MEYAKINKAN PIHAK LAIN

AJAK PIHAK LAIN UNTUK BERARGUMEN YANG KUAT

BERSIKAP EMPATIK (PENUH TENGGANG RASA) TERHADAP IDE-IDE DAN


PENDAPAT-PENDAPAT PIHAK LAIN

JELASKAN GAGASAN ANDA DENGAN CARA SESEDERHANA MUNGKIN, SEHINGGA


MUDAH DIFAHAMI

SELAMI PERASAAN-PERASAAN MEREKA YANG MULIA DAN BAGUS-BAGUS


MEYAKINKAN PIHAK LAIN

BERILAH KESEMPATAN PIHAK LAIN UNTUK BERBICARA

BIARKAN PIHAK LAIN MENGIRA, BAHWA GAGASAN ITU


DATANG DARI DIA

COBALAH MELIHAT MELALUI KACAMATA PIHAK LAIN


HASIL AKHIR NEGOSIASI

MENYATUKAN SEMUA PIHAK MENYELESAIKA HUBUNGAN


PENDAPAT BERSEPAKAT N MASALAH KERJA
SAMA
PIHAK YANG
BERBAGAI
SELURUH PIHAK PERBEDAAN BERBEDA
PENDAPAT YANG
YANG PANDANGAN PANDANGAN
BERBEDA DAPAT
BERNEGOSIASI SEBELUMNYA MENJADI BEKERJA
DISATUKAN
SEPAKAT MENJADI HILANG SAMA KARENA
MENJADI
TENTANG KARENA TELAH MEMILIKI
KEPENTINGAN
SEBUAH ADANYA SALING PANDANGAN
BERSAMA DAN
MASALAH PENGERTIAN DAN CITA-CITA
VISI BERSAMA
YANG SAMA
130 04/14/2021
SESI IV
(KEEMPAT)
Lingkungan Kerja &
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
(K3)
132 04/14/2021
133 04/14/2021
134 04/14/2021
Dampak
Kecelakaan
Kerja
156 04/14/2021

Anda mungkin juga menyukai