Anda di halaman 1dari 13

PENENTUAN

HARGA
PELAYANAN
PUBLIK
DISUSUN OLEH :

OKTA NUR AGNI 2019SA114


RAHMA NURMALITA DEVI 2019SA121
RETNO AMALIA FRIDAYANTI 2019SA126
SANTI KURNIA RAHAYUNING TYAS 2019SA134
PENDAHULUAN
Salah satu tugas pokok pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat (Public Service). Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat
dibiayai melalui dua sumber yaitu :
1) Pajak,
2) Pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik
(Charging for Service ). Permasalahan yang muncul kemudian adalah apakah
suatu pelayanan publik lebih baik dibiayai melalui pajak atau dengan
pembebanan langsung kepada konsumen.

2
Jika pelayanan public dibiayai dengan pajak, maka setiap wajib pajak harus
membayar tanpa mempedulikan apakah dia menikmati secara langsung jasa public
tersebut atau tidak. Hal tersebut dikarenakan pajak merupakan iuran masyarakat kepada
negara yang tidak memiliki jasa timbal balik (kontraprestasi) individual yang secara
langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak. Jika pelayanan public dibiayai melalui
pembebanan langsung, maka yang membayar hanyalah mereka yang memanfaatkan
jasa pelayanan public tersebut, sedangkan yang tidak menggunakan tidak diwajibkan
untuk membayar.  Permasalahan yang kemudian muncul adalah apakah suatu pelayanan
public lebih baik dibiayai melalui pajak atau dengan pembebanan langsung kepada
konsumen.

3
PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIJUAL

■Dalam memberikan pelayanan public, pemerintahan dapat dibenarkan menarik tarif untuk pelayanan
tertentu baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan milik pemerintah. Beberapa pelayanan
public yang dapat dibebankan tarif pelayanan misalnya :

1.Penyediaan air bersih 7. Pendidikan

2.Transportasi public. 8. Jalan Tol

3. Jasa pos dan telekomunikasi. 9. Irigasi

4.Energy  dan listrik. 10. Jasa Pemadam Kebakaran

5.Perumahan rakyat. 11. Pelayanan Kesehatan

6.Fasilitas rekreasi (pariwisata). 12. Pengelolaan Sampah / Limbah


ARGUMEN TERHADAP TARIF PEMBEBANAN PELAYANAN

Dalam praktik, pembebanan langsung (direct charging) biasanya ditentukan karena alasan-alasan sebagai
berikut :
1.Suatu jasa, baik merupakan barang publik maupun barang privat, mungkin tidak dapat diberikan kepada setiap
orang, sehingga tidak adil bila biayanya dibebankan kepada semua masyarakat melalui pajak, sementara mereka
tidak menikmati jasa tersebut.
2.Suatu pelayanan mungkin membutuhkan sumber daya yang mahal atau langka sehingga konsumsi publik
harus didisiplinkan (hemat), misalnya pembebanan terhadap penggunaan air dan obat-obatan medis.
3.Terdapat variasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan dengan pilihan daripada kebutuhan,
misalnya penggunaan fasilitas rekreasi.
4.Suatu jasa mungkin digunakan untuk operasi komersial yang menguntukan dan untuk memenuhi kebutuhan
domestic secara individual maupun industrial, misalnya air, listrik, jasa pos dan telepon.
5.Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala permintaan publik atas suatu jasa apabila jenis
dan standar pelayanannya tidak dapat ditentukan secara tegas.
PRINSIP DAN PRAKTEK PEMBEBANAN
Prinsip dan praktek pembebanan sebagian barang dan jasa yang disediakan pemerintah
lebih sesuai dibiayai dengan pembebanan tarif. Semakin dekat suatu pelayanan terkait
dengan barang privat, semakin sesuai barang tersebut dikenai tarif. namun batasan
identifikasi barang privat dan public kadang sulit dan harus dilakukan dengan
dasar tiap pelayanan.
Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal seringkali sulit
dijumpai. Pelayanan gratis menyebabkan insentif rendah, sehingga terkadang kualitas
pelayanan menjadi sangat rendah. Misalnya pemberian pelayanan kesehatan gratis
biasanya kualitasnya kurang memuaskan.
Kesalahan penetapan tarif pelayanan publik merupakan penyebab utama defisit anggaran
di negara berkembang (devas, 1989), pelayanan gratis mengakibatkan insentif yang
rendah sehingga kualitas menjadi sangat rendah dan tidak memuaskan.
KEGUNAAN PEMBEBANAN DALAM PRAKTEK

Praktik pembebanan pelayanan publik berbeda-beda tiap negara, antara hjasa yang disediakan langsung
oleh pemerintah dan yang disediakan oleh perusahaan milik negara, dan antar pemerintah pusat dan
daerah. Charging for services merupakan alah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah tertentu.
Pemerintah memperoleh penerimaan dari beberapa sumber, antara lain :
1.      Pajak
2.      Pembebanan langsung pada masyarakat (Charging for services)
3.      Laba BUMN/BUMD
4.      Penjualan aset milik pemerintah
5.      Hutang
6.      Pembiayaan defisit anggaran (Mencetak Uang)
PENETAPAN HARGA PELAYANAN
Jika pemerintah tidak membebankan biaya pelayanan kepada konsumennya, maka pemerintah harus
memutuskan berapa beban yang pantas dan wajar atau dengan kata lain berapa harga pelayanan yang akan
ditetapkan? Aturan yang biasa dipakai adalah bahwa beban (Charge) dihitung sebesar total biaya untuk
menyediakan pelayanan tersebut (Full cost recovery). Akan tetapi untuk menghitung biaya total tersebut
terdapat beberapa kesulitan, karena :

1. Kita tidak tahu secara tepat berapa biaya total (full cost) untuk menyediakan suatu pelayanan.
2. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi.
3. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar.
4. Biaya apa saja yang harus diperhitungkan.
Penetapan harga pelayanan publik dengan menggunakan marginal cost pricing, setidaknya harus
memperhitungkan :
1.      Operasi biaya variabel (variable operating cost)
2.      Semi variable overhead cost seperti biaya modal atas aktiva yang digunakan untuk memberikan
pelayanan.
3.      Biaya penggantian atas aset modal yang digunakan dalan penyediaan pelayanan
4.      Biaya penambahan aset modal yang digunakan untuk memenuhi tambahan permintaan.
Akan tetapi, marginal cost pricing tidak memperhitungkan pure historic capital cost atau pure overhead cost,
yang tidak terkait sama sekali dengan penggunaan jasa. Contoh kasus klasik dari historical cost adalah seperti
jembatan penyebrangan. Marginal cost pricing menganjurkan tidak ada biaya yang ditarik atas jasa
penyebrangan karena marginal cost yang ada nol. Memungut biaya penyebrangan sehingga menimbulkan
kapasitas menganggur atas jembatan tersebut, ini akan mengurangi total economic benefit.
Sebaliknya, marginal cost untuk menyediakan rumah tidak sama dengan nol, karena sejak ditempati kapasitas
ruang yang sudah digunakan, sehingga marginal cost-nya sama dengan biaya untuk menyediakan rumah
pengganti dan biaya pemeliharaan.
PERMASALAHAN MARGINAL COST PRICING
Penggunaan marginal cost pricing memiliki beberapa permasalahan, antara lain :
1.Sulit untuk memperhitungkan secara tepat marginal cost untuk jasa tertentu, dalam praktik, kadang biaya rata-
rata (average cost) digunakan sebagai pengganti walau hal ini menyimpang dari syarat ekonomis dan efisiensi.
Juga terdapat masalah pengukuran dan pengumpulan data biaya yang membuat marginal cost sulit
diimplementasikan.
2. Apakah harga seharusnya didasarkan pada biaya marginal jangka pendek (short run MC) atau biaya marginal
jangka panjang (long run marginal cost). Dalam kasus penyediaan air, akan timbul suatu titik ketika marginal
consumer memerlukan pabrik baru. Tidak mungkin mengharapkan konsumen menanggung full cost sendirian.
3.Marginal cost pricing bukan berarti full cost recovery. Historic capital cost tidak mungkin dipulihkan,
demikian juga full operating cost. Ketika sumber daya yang terbatas, kegagalan untuk menutup biaya
menimbulkan adanya penghematan yang dikorbankan (opportunity loss) dalam pemakaian alternative sumber
daya tersebut. Kerugian tersebut harus diukur dengan efisiensi yang dikorbankan (efficiency loss) yang berasal
dari penaikan harga di atas marginal cost.

4.Konsep kewajaran
TAKSIRAN BIAYA
Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya adalah
mendasarkan pada usaha penaksiran biaya secara akurat. Hal ini melibatkan
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a.       Opportunity cost untuk staf, perlengkapan, dll.
b.      Opportunity cost of capital
c.       Accounting price untuk input ketika harga pasar tidak menunjukkan value to
society (opportunity cost)
d.      Pooling, ketika biaya berbeda-beda antara setiap individu
e.       Cadangan inflasi
KESIMPULAN
Penyediaan pelayanan publik dapat dibiayai melalui dua sumber, yaitu pajak dan
penbebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa public (charging
for services). Pembebanan tarif dilakukan karena alasan efisiensi ekonomi, untuk
memperoleh keuntungan dank arena adanya barang privat dan barang publik yang
perlu diatur penggunaannya secara proporsional dan memenuhi asas keadilan.
Pembebanan pelayanan publik merupakan salah satu sumber penerimaan bagi
pemerintah selain pajak, penjualan asset milik pemerintah, utang dan laba
BUMN/BUMD. Masalah utama dalam pembebanan pelayanan publik adalah
menentukan beberapa harga yang harus dibebankan. Aturan yang bias dipakai
adalah beban dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut.
Dalam menentukan harga pelayanan publik juga dianut konsep different cost for
different purpose yaitu membedakan cost untuk pelayanan yang berbeda. Masalah
lain adalah adanya hidden cost yang menyulitkan dalam mengetahui total cost.
Kesulitan untuk menghitung biaya total adalah karena sulit mengukur jumlah yang
dikonsumsi dan perbedaan jumlah biaya untuk melayani masing-masing orang.
Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan mayarakat untuk membayar dan
biaya apa saja yang diperhitungkan sehingga untuk memudahkan digunakan
konsep current cost operation, capital cost, dan marginal cost (biaya penambahan
kapasitas).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai