Anda di halaman 1dari 10

File-7, Topik :

Pengukuran Penyakit
Keparahan epidemi penyakit tumbuhan baru dapat dimengerti
jika epidemi tersebut dapat diukur
 Pengukuran penyakit tumbuhan memakai istilah Large (1953)
Fitopatometri ( phytopathometry ), baru dapat dilakukan
apabila penyakit dapat dikuantifikasi
Sasaran utama pengukuran adalah menduga parameter penyakit
terutama intensitas penyakit sedemikian tepat dan akurat
sehingga penyimpangan diusahakan seminimum mungkin
Intensitas penyakit dapat diguga secara langsung maupun tidak
langsung, umumnya menggunakan skala ratio, interval dan
ordinal
 Obyek yang diukur :
- gejala penyakit pada tumbuhan
- jumlah tumbuhan yang mati akibat interaksi antara
tumbuhan dan patogen
- Interaksi berbagai faktor penyebab penyakit akan
menghasilkan gejala pada bagian tumbuhan berupa
lesion atau kematian tumbuhan
- Gejala lesion berbentuk bercak daun, hawar,
antraknos, bisul, karat, yang terdapat pada daun, bunga,
batang, akar dsb
Populasi gejala lesio dapat tumbuh dan berkembang
dengn 2 cara :
1. Ukuran lesio bertambah
2, Apabila lesio primer menghasilkan lesio sekunder
(daughter lesion )

- Pada perkembangan ini kuantitas lesio akan bertambah


menurut waktu dan ruang
  
Parameter Penyakit
 Adalah karakteristik populasi penyakit yang ukurannya sulit diketahui, sehingga harus diduga
besarnya.
 Pengukuran penyakit adalah menduga besarnya parameter penyakit sedemikian tepat dan teliti

Jenis Parameter :
1. Insidensi Penyakit (Terjadinya atau Luas Penyakit ( the incidence of the diseases) yaitu
jumlah atau bagian unit tumbuhan yang sakit ( jumlah atau bagian tumbuhan : daun, batang
dan buah yang memperlihatkan gejala )

Jumlah inang yang memperlihatkan gejala sakit dibandingkan dengan jumlah keseluruhan yang
diamati
 
2. Severitas Penyakit ( the severity of the disease) yaitu

bagian daerah atau jumlah jaringan tumbuhan yang sakit


 Umumnya digunakan untuk penyakit dengan gejala lokal

- Diukur dengan menjumlahkan luas atau isi atau berat


individu (becak, busuk atau bentuk gejala lain ) yang
terdapat pada daun, buah , bunga, cabang atau bagian
tumbuhan lainnya kemudian dibandingkan dengn jumlah
luas atau isi atau berat keseluruhan bagian yang diamati
X atau
 
3.Prevalensi Penyakit

 Luas areal tumbuhan yang sakit


 Gabungan dua variabel yaitu luas areal tumbuhan sakit dan
intensitas penyakit ( dapat berupa insidensi ataupun severitas
penyakit )

X = ( 100)
X = prevalensi penyakit
Ai = luas areal tumbuhan sakit pada sub areal ke-i1 pada areal
yang diamati
A = Luas keseluruhan areal yang diamati
 
4. Indeks Penyakit ( IP )

Satuan pengamatan, yaitu hasil perbanyakan insidensi


penyakit dengan severitas penyakit

IPD = I
I = Insidensi penyakit sindrom mati mendadak
S = Severitas menggunakan skala 0 sampai 9
5. Kehilangan Hasil ( Yield loss ) yang disebabkan oleh
penyakit yaitu bagian hasil yang tidak dapat dipanen
karena kerusakan penyakit secara langsung atau mencegah
tumbuhan untuk berproduksi.
- Kehilangan hasil selalu berkorelasi positif dengan
kerugian ekonomi ( Economic loss ) akibat penyakit
- Kerugian ekonomi terjadi apabila penerimaan
ekonomi tanaman menurun, baik karena penurunan hasil
atau karena biaya pengendalian yang dilakukan untuk
menurunkan kerusakan tanaman
 Mengukur terjadinya penyakit
- relatif cepat dan mudah dan pengukuran tersebut merupakan
cara yang sering digunakan dalam mempelajari epidemiologi
- mengukur penyebaran penyakit pada satu kebun, areal,
daerah, atau negeri
- Penyakit Gosong,busuk leher ( neck blast), busuk coklat, layu
faskuler terjadinya penyakit mempunyai hubungan dengan
berat penyakit dan kehilangan hasil
-Penyakit becak daun, luka akar dan karat tumbuhan yang
dihitung sebagai tumbuhan sakit adalah tumbuhan yang
memperlihatkan luka tunggal ataupun ratusan luka

Anda mungkin juga menyukai