Anda di halaman 1dari 114

MATEMATIKA DISKRIT

SISTEM KOMBINASI

Larissa Navia Rani, S.Kom, M.Kom


Apa itu Matematika Diskrit…?
Apa itu Matematika Diskrit…?

Matematika diskrit : cabang matematika yang


mengkaji objek-objek diskrit.
Diskrit….?
Benda disebut diskrit jika:
 terdiri dari sejumlah berhingga elemen yang berbeda
 elemen-elemennya tidak bersambungan (unconnected).

Contoh: himpunan bilangan bulat (integer)


Lanjutan......
• Data diskrit dalam matematika diskrit itu dinyatakan
dalam bentuk data yang satuannya selalu bulat dan
dalam bilangan asli tidak bisa dalam bentuk pecahan,
• karena tergolong dalam bilangan asli, contoh : manusia,
pohon, rumah, gedung dll.
• hal ini karena objek tersebut untuk penyebutannya harus
dinyatakan dengan bilangan asli.
• Misalkan : manusia  (kepala, tangan, kaki, telinga...)
• Tangan bukan manusia melainkan bagian tubuh
manusia
Lawan kata diskrit : kontinyu atau menerus
(continuous).

Dalam Matematika dikenal fungsi diskrit dan fungsi


kontinyu
Perbedaan Diskrit dengan Kontinyu

Diskrit: Objek yang terdiri dari sejumlah bilangan


berhingga, elemen yang berbeda atau
elemen-elemen yang tidak bersambung
atau berhubungan.
Contohnya : himpunan bilangan bulat (integer).

Kontinyu: Objek yang terdiri dari sejumlah bilangan


tak berhingga, tak berbatas atau elemen-
elemen yang bersambungan.
Contohnya : himpunan bilangan riil (real).
Lanjutan....

Fungsi diskrit digambarkan sebagai kumpulan titik-titik.

Sedangkan

Fungsi kontinyu digambarkan sebagai kurva.


Contoh kasus yang hanya dapat diselesaikan
dengan Matematika Diskrit:
1. Berapa banyak kemungkinan jumlah password yang
dapat dibuat dari 8 karakter?
2. Bagaimana menentukan lintasan terpendek dari
satu kota A ke kota B?
3. Diberikan dua buah algoritma yang berbeda untuk
menyelesaikan sebuah persoalan, bagaimana
menentukan algoritma mana yang terbaik?
4. Bagaimana rangkaian logika untuk membuat peraga
digital yang disusun oleh 7 buah batang (bar)?

9
Contoh kasus yang hanya dapat diselesaikan dengan
Matematika Diskrit:

5. “Makanan murah tidak enak”, “makanan


enak tidak murah”. Apakah kedua
pernyataan tersebut menyatakan hal yang
sama?

6. Dapatkah kita melalui semua jalan di


sebuah kompleks perubahan tepat hanya
sekali dan kembali lagi ke tempat semula?
Jadi,,,, Matematika Diskrit…?
• Matematika diskrit merupakan ilmu yang paling dasar
dalam bidang teknik informatika, sistem informasi dan
komputer.
• Komputer digital bekerja secara diskrit dimana
Informasi yang disimpan dan dimanipulasi oleh
komputer adalah dalam bentuk diskrit.
• Matematika diskrit memberikan landasan matematis
untuk kuliah-kuliah lain di sistem informasi.
 algoritma, struktur data, basis data, jaringan
komputer, keamanan komputer, sistem operasi, teknik
kompilasi, dsb.
Matematika Diskrit

Dasar – dasar Logika

Larissa Navia Rani, M.Kom


UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
Apakah Logika itu…?
1. Secara etimologis , istilah logika berasal dari kata “logos”,
yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau ilmu
pengetahuan.
2. Logika matematika adalah Ilmu yang mempelajari
tentang cara berpikir yang logis/masuk akal
3. Logika matematika adalah ilmu yang digunakan untuk
menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan atau
penarikan kesimpulan berdasarkan aturan-aturan dasar
yang berlaku.

Larissa Navia Rani, M.Kom


Manfaat Belajar
Logika…?
• Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, metodis dan analistis.
• Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan
objektif.
• Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir
secara tajam dan mandiri.
• Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis.
• Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-
kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan.
• Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
Manfaat Khusus
• Membuat progaram (if…then)
• Database
• Cara kerja komputer (exp : Bil. Biner)
• Teknik kompilasi
PowerPoint picture page
1. Pernyataan
Pernyataan adalah adalah suatu kalimat yang bernilai
benar saja atau salah saja. Dengan kata lain, tidak
sekaligus kedua-duanya.

Benar atau salahnya sebuah pernyataan disebut nilai


kebenaran pernyataan itu.

Pernyataan disebut juga kalimat tertutup.

Kalimat terbuka bukan pernyataan


Kalimat Terbuka
Adalah suatu kalimat yang nilai kebenarannya (benar
atau salah) belum dapat ditentukan. Salah satu ciri dari
suatu kalimat terbuka adalah adanya peubah/variabel.
Tetapi apabila variabel diganti nilai tertentu akan
menjadi suatu pernyataan.
Contoh: 2x + 3 = 11 (kalimat terbuka)
Y – 3 < 4 (kalimat terbuka)
Perhatikan contoh!!
Jika x diganti 3, diperoleh “2(3) + 3 = 11”, merupakan pernyataan salah.
Jika x diganti 4, diperoleh “2(4) + 3 = 11”, merupakan pernyataan benar.

Nilai x = 4 disebut penyelesaian dari kalimat terbuka itu.


Kesimpulan Kalimat Terbuka…
1. Kalimat terbuka dapat diubah menjadi pernyataan dengan cara
mengganti peubah pada himpunan semestanya.
2. Penyelesaian kalimat terbuka adalah nilai pengganti pada
himpunan semesta yang mengubah kalimat terbuka menjadi
pernyataan yang benar.
3. Himpunan penyelesaian kalimat terbuka adalah suatu
himpunan dengan anggota-anggota merupakan penyelesaian
dari terbuka itu.
Contoh:
1. Himpunan penyelesaian persamaan x + 3 = 8 (x peubah pada
himpunan bilangan real R) adalah HP = {5}.
2. Himpunan penyelesaian persamaan x2 – 5x + 6 = 0 (x
peubah pada himpunan bilangan real R) adalah HP = {2,3}.
Tentukan mana yang merupakan
pernyataan dan yang bukan pernyataan

1. 5 adalah bilangan prima.


2. 14 merupakan bilangan kelipatan 5
3. Siapakah yang tidak mengerjakan PR ?
4. Berapa umurmu ?
5. Bersihkan tempat tidurmu !
6. 2 adalah bilangan prima yang genap
7. Sejuk benar udara di sini !
8. Mudah-mudahan terkabul cita-citamu.
9. x + 3 > 9
10. Jarak antara kota M dengan Padang Kurang dari 50 Km
Pernyataan

Lambang pernyataan:
p, q, r , dst. (huruf kecil)
Nilai kebenaran pernyataan :
B (benar)
S (salah)
Contoh :
p : 5 adalah bilangan prima. (B)
q : 14 merupakan bilangan kelipatan 5. (S)
2. Ingkaran (negasi)
dari suatu pernyataan

Adalah pernyataan yang menyangkal


atau mengingkari pernyataan awal

Lambang : “  “ atau “ - “

dibaca : tidak benar / bukan / tidak


Ingkaran dari suatu
pernyataan

Ingkaran suatu pernyatan menyatakan kebalikan dari


pernyataan itu sendiri berarti nilai kebenarannya adalah
terbalik

Jika p bernilai benar, maka ~p bernilai Tabel Kebenaran


salah
p ~p
Jika p bernilai salah, maka ~p bernilai B S
benar.
S B
CONTOH
Tentukanlah negasi dari pernyataan berikut ini
1. p : 2 + 5 = 7
p : 2 + 5  7 (dibaca) 2 + 5 tidak sama dengan 7
(atau dibaca) Tidak benar bahwa 2 + 5 = 7

2. q : Semua pelajar berbaju putih


q : Tidak semua pelajar berbaju putih
q : Beberapa pelajar tidak berbaju putih
q : Ada pelajar yang tidak berbaju putih

3. r : Fauzia memakai kaca mata


r : Tidak benar bahwa Fauzia memakai kaca mata
r : Fauzia tidak memakai kaca mata
3. Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk terdiri dari satu atau lebih
pernyataan sederhana (tunggal) yang
dihubungkan dengan kata hubung kalimat
(connective) tertentu. Dalam bahasa Indonesia
kita sering menggunakan kata-kata “tidak”,
“dan”, “atau”, “jika. . . maka. . .”, “jika dan
hanya jika”
Pernyataan Majemuk

Kebenaran Suatu Pernyataan


Majemuk

Negasi Suatu Pernyataan majemuk


Kebenaran Suatu Pernyataan
Majemuk

- Konjungsi
- Disjungsi
- Implikasi

- Biimplikasi
Konjungsi
Adalah pernyataan majemuk yang
menggunakan kata hubung “dan”, “and”.
Notasinya :
“”. Tabel kebenaran
p q konjungsi

Dibaca: p dan
q

“ Suatu konjungsi bernilai benar hanya bila ke dua


pernyataan tunggalnya bernilai benar ”
Analisa contoh di bawah ini…!!!
Contoh :
1. Jika r : Padang adalah ibukota Indonesia (S), dan
s : 36 adalah bilangan kuadrat (B).
r  s : Padang adalah ibukota Indonesia dan 36
adalah bilangan kuadrat (S)

2. Jika a : Bunga mawar berbau harum (B), dan


b : Bunga matahari berwarna biru (S)
a  b : Bunga mawar berbau harum dan bunga
matahari berwarna biru (S)

3. Jika p : 2 + 3 < 6 (B), dan


q : Sang Saka bendera RI (B)
p∧q : 2 + 3 < 6 dan Sang Saka bendera RI (B)
Disjungsi

Adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata


hubung “atau”.

Dalam Logika Matematika, dibedakan dua macam disjungsi


yaitu :
•Disjungsi Inklusif (or) (dengan notasi ”  ”)
•Disjungsi Eksklusif (xor) (dengan notasi ”  ”).

Apa beda Disjungsi Inklusif dan Disjungsi Ekslusif…..?


Analisa contoh di bawah ini…!!!

Inclusive or
“atau” berarti “p atau q atau keduanya”
Contoh:
“Tenaga IT yang dibutuhkan menguasai Bahasa C++
atau Java”.

Exclusive or (xor)
“atau” berarti “p atau q tetapi bukan keduanya”.
Contoh:
“Ia lahir di Bandung atau di Padang”.
Definisi
• Suatu disjungsi inklusif bernilai benar
bila sekurang-kurangnya salah satu
pernyataan tunggalnya benar.

• Suatu disjungsi eksklusif bernilai benar


bila salah satu (dan tidak kedua-duanya)
dari pernyataan tunggalnya benar.
Tentukan jenis disjungsi pernyataan di
bawah ini…!!!

“Pada Pukul 9 malam nanti, saya akan menonton


televisi atau tidur”.

“Orang yang boleh memilih dalam pemilu adalah


WNI yang berumur di atas 17 tahun atau sudah
menikah”.
Tabel Kebenaran Disjungsi

Tabel kebenaran Disjungsi


(Disjungsi Inklusif)

Tabel kebenaran Disjungsi


Khusus (Disjungsi Ekslusif)
MENGKOMBINASIKAN PROPOSISI
(PERNYATAAN) DENGAN
OPERATOR LOGIKA
Diketahui proposisi-proposisi berikut:

p : Hari ini hujan


q : Murid-murid diliburkan dari sekolah

p  q : Hari ini hujan dan murid-murid diliburkan dari


sekolah

p  q : Hari ini hujan atau murid-murid diliburkan dari


sekolah

p : Tidak benar hari ini hujan


(atau: Hari ini tidak hujan)
Diketahui proposisi-proposisi berikut:

p : Hari ini hujan


q : Hari ini dingin

q  p : …………..?

 p   q : …………..?

 (p) : …………..?
Diketahui proposisi-proposisi berikut:

p : Komputer itu mahal


q : Komputer itu memiliki kualitas yang bagus
 
Nyatakan dalam bentuk simbolik:
•Komputer itu mahal dan memiliki kualitas yang bagus
•komputer itu mahal tapi tidak memiliki kualitas yang
bagus
•komputer itu tidak mahal maupun kualitas yang bagus
•Tidak benar bahwa komputer itu murah atau tidak
memiliki kualitas yang bagus
•komputer itu mahal, atau murah dan memiliki kualitas
yang bagus
•Tidak benar bahwa komputer itu murah maupun
memiliki kualitas yang bagus
Implikasi

Adalah pernyataan majemuk yang


menggunakan kata hubung
Notasinya: “jika.., maka…”.

pq Tabel kebenaran implikasi:

p q pq
Dibaca: Jika p, maka q
B B B
“Proposisi P” disebut premis atau
B S S
kondisi atau anteseden
S B B
“Proposisi q” disebut konklusi atau
akibat. S S B
Implikasi

Adalah pernyataan majemuk yang


menggunakan kata hubung
Notasinya: “jika.., maka…”.

pq Tabel kebenaran implikasi:

p q pq
Dibaca: Jika p, maka q
B B B
p  q ekuivalen dengan  p  q B S S
S B B
Buktikan dengan tabel
kebenaran S S B
Penjelasan tabel kebenaran “implikasi” dengan
contoh…

Dosen: “Jika nilai ujian akhir anda 80 atau lebih,


maka anda akan mendapat nilai A untuk kuliah
ini”.
 
Apakah dosen anda mengatakan kebenaran atau
dia berbohong? Tinjau empat kasus berikut ini:

x : …..?
Cara-cara mengekspresikan implikasi p  q:

a) Jika p, maka q
b) Jika p, q
c) p mengakibatkan q
d) q jika p
e) p hanya jika q
f) p syarat cukup agar q
g) q syarat perlu untuk p
h) q bilamana p
Contoh Implikasi dalam kehidupan…

 Untuk menyatakan suatu syarat:


“Jika kamu tidak membeli karcis, maka kamu
tidak akan diperbolehkan masuk”.

 Untuk menyatakan suatu hubungan sebab


akibat:
” Jika kehujanan, maka Tono pasti sakit”.

 Untuk menyatakan suatu tanda:


”Jika bel berbunyi, maka mahasiswa masuk ke
dalam ruang kuliah”.
Ubahlah c sampai h pada contoh di bawah ke dalam
bentuk proposisi “jika p maka q”

a) Jika hari hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.


b) Jika tekanan gas diperbesar, mobil melaju kencang.
c) Es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan
air laut naik.
d) Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan.
e) Ahmad bisa mengambil matakuliah Teori Bahasa
Formal hanya jika ia sudah lulus matakuliah
Matematika Diskrit.
f) Syarat cukup agar pom bensin meledak adalah
percikan api dari rokok.
g) Syarat perlu bagi Indonesia agar ikut Piala Dunia
adalah dengan mengontrak pemain asing kenamaan.
c sampai h pada contoh diubah ke dalam bentuk
proposisi “jika p maka q”

c) Jika es mencair di kutub, maka permukaan air laut naik.


d) Jika orang itu diberi ongkos jalan, maka ia mau berangkat.
e) Jika Ahmad mengambil matakuliah Teori Bahasa Formal, maka ia sudah lulus
matakuliah Matematika Diskrit.
f) Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “Percikan api dari rokok adalah syarat
cukup untuk membuat pom bensin meledak” atau “Jika api memercik dari rokok
maka pom bensin meledak”
g) Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “Mengontrak pemain asing kenamaan
adalah syarat perlu untuk Indonesia agar ikut Piala Dunia” atau “Jika Indonesia
ikut Piala Dunia maka Indonesia mengontrak pemain asing kenamaan”.
h) Jika hutan-hutan ditebangi, maka banjir bandang terjadi.
Hubungan Implikasi, Invers, Konvers dan Kontraposisi

INVERS
~p ~q

IMPLIKASI KONTRAPOSISI
pq
pq ~q  ~p

NEGASI
IMPLIKASI KONVERS
pq qp

Implikasi ekuivalen dengan kontraposisi, sedangkan konvers ekuivalen


dengan invers, buktikan dengan tabel kebenaran….!!!! Bagaimana dengan
ingkaran masing-masing pernyataanya….?
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi
dari pernyataan implikasi di bawah ini

“Jika Hafid naik kelas maka ia mendapat hadiah ”

Konvers : Jika Hafid dapat hadiah maka Hafid naik kelas


Invers : Jika Hafid tidak naik kelas maka Hafid tidak dapat hadiah
Kontraposisi : Jika Hafid tidak dapat hadiah maka Hafid tidak naik kelas
Analisa soal ini dan coba jawab….

Dua pedagang barang kelontong mengeluarkan moto jitu


untuk menarik pembeli. Pedagang pertama mengumbar
moto “Barang bagus tidak murah” sedangkan pedagang
kedua mempunyai moto “Barang murah tidak bagus”.
Apakah kedua moto pedagang tersebut menyatakan hal yang
sama?
Buktikan dengan tabel kebenaran…!
Biimplikasi

Adalah pernyataan majemuk yang


Notasinya: menggunakan kata hubung
“jika.., dan hanya jika…”.
pq Tabel kebenaran biimplikasi:
Dibaca: Jika p, dan hanya jika q p q pq
Biimplikasi ekuivalen dengan B B B
“Jika p maka q dan jika q maka p” B S S
Lambang : (p  q)  (q  p) S B S
Buktikan dengan tabel kebenaran S S B
Analisa contoh di bawah ini untuk
pemahaman Biimplikasi
“Jika hari ini hujan maka jalan raya basah”  bukan
biimplikasi

Dengan

“Jika orang masih hidup maka jantungnya berdetak” 


biimplikasi
Contoh lain penggunaan Biimplikasi

• Air membeku jika dan hanya jika suhu air


dibawah 0° C
• Dua garis tidak berpotongan jika dan hanya jika
dua garis sejajar
• Segitiga ABC samasisi jika dan hanya jika sudut A
= sudut B = sudut C = 60°
Pernyataan
Majemuk
Bersusun
Pernyataan Majemuk Bersusun

Dibentuk oleh lebih dari dua pernyataan tunggal, lebih dari dua
pernyataan majemuk
Contoh
• ( p   q )
•( p  q )  ( p  q )
• p  ( q  r )
•[ p  (q  r )]  [ p  ( q   r )]
Jika p dan q bernilai benar (B)
r dan s bernilai salah (S)
Tentukan nilai kebenaran pernyataan berikut ini…!

•p  (q  r)

•(p  q  r)   [( p  q )  ( r  s )]

•[ ( p  q )   r]  [(( p  q )   r)  s]
Menentukan Nilai Kebenaran
Pernyataan Majemuk Bersusun dengan Tabel
kebenaran

Langkah-langkah membuat tabel kebenaran, yang memuat n buah


pernyataan tunggal adalah sebagai berikut:

1.Isilah kolom pertama dengan huruf B sebanyak 2^(n-1) buah, mulai


dari baris pertama berurut ke bawah. Kemudian, diikuti dengan huruf S
sebanyak berturut-turut pula ke bawah.
2.Isilah kolom kedua mulai dari baris pertama dengan huruf B sebanyak
2^(n-2) berturut-turut, diikuti dengan huruf S sebanyak pula. Untuk
baris setelahnya yang masih kosong diisi dengan pola huruf B dan S
yang telahada sebelumnya, sampai semua baris terisi.
3.Isilah kolom ketiga mulai baris pertama dengan huruf B sebanyak
2^(n-3) buah, dilanjutkan dengan huruf S sebanyak pula. Demikian
seterusnya untuk baris-baris setelahnya, diisi sama dengan pola B dan S
yang telah ada sebelumnya.
Buatlah tabel kebenaran untuk kalimat dalam bentuk
simbol logika di bawah ini

1. (p  q)

p q p q p  q  (p  q)

B B S S S B

B S S B B S

S B B S B S

S S B B B S
Buatlah tabel kebenaran untuk kalimat dalam bentuk
simbol logika di bawah ini
2. ( p  q )  ( p  q )

p q pq pq (p  q)  (p  q)

B B B B B

B S B S S

S B B B B

S S S B S
Buatlah tabel kebenaran untuk kalimat dalam bentuk
simbol logika di bawah ini
3. p  ( q  r )

p q r p r q  r p  ( q  r )
B B B S S S S
B B S S B B B
B S B S S S S
B S S S B S S
S B B B S S B
S B S B B B B
S S B B S S B
S S S B B S B
Buatlah tabel kebenaran untuk kalimat dalam bentuk
simbol logika di bawah ini
4.[ p  (q  r )]  [ p  ( q   r )]

[ p  (q  r )] 
p q r p q r qr p  (q  r) (q  r) p(q  r)
[ p  ( q   r )]

B B B S S S B B S B B

B B S S S B S S S B S

B S B S B S S S S B S

B S S S B B S S B B S

S B B B S S B B S S S

S B S B S B B B S S S

S S B B B S S B S S S

S S S B B B S B B B B
Tautologi, Kontradiksi dan Kontigensi

 Tautologi adalah suatu bentuk pernyataan yang selalu bernilai


benar (B), tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-
masing pernyataan penyusunnya.
contoh : (p  q)  q

 Kontradiksi adalah suatu bentuk pernyataan yang selalu bernilai


salah (S), tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-
masing pernyataan penyusunnya.
contoh : (p  q)   (p  q) , (p   p) ,  (p   p)

 Kontigensi adalah pernyataan yang bukan tautologi maupun


kontradiksi
 Contoh :  (p   q)
tabel kebenaran untuk membuktikan kalau dua proposisi
majemuk yang ekivalen di-bikondisionalkan, maka
hasilnya adalah tautologi

p q ≡ (p  q)  (q  p)
(p  q)  (q  (p q)  ((p  q)  (q 
p q pq pq qp
p) p))

B B B B B B B

B S S S B S B

S B S B S S B

Terbukti….
S S B B B B B
tabel kebenaran untuk membuktikan kalau dua proposisi
majemuk yang ekivalen di-bikondisionalkan, maka
hasilnya adalah tautologi

~ (p  q) ≡ ~ p  ~ q

p q ~p ~q pq ~ (p  q) ~ p~ q ~ (p  q)  (~ p  ~ q)

B B S S B S S B

B S S B S B B B

S B B S S B B B

S S B B S B B B
Terbukti….
Penarikan
Kesimpulan
(INFERENSI)
Pemahaman tentang “argumen”

Istilah yang harus dipahami sebelum melakukan penarikan


kesimpulan yakni :
Premis
Pernyataan yang menjadi asumsi dari penyimpulan

Konklusi
Pernyataan yang menjadi kesimpulan akhir dari suatu
penariman kesimpulan

Argumen
Penarikan kesimpulan dari serangkaian premis
Pemahaman tentang “argumen”

Contoh penulisan suatu argumen :


p1
p2 Premis
pn
q Konklusi
 
p1, p2, …, pn disebut premis, dan q disebut konklusi,
tanda “” dibaca “jadi” atau “oleh karena itu”
 
Pemahaman tentang “argumen”

Contoh penulisan suatu argumen :

p : Semua manusia adalah makhluk hidup


q : Rika adalah manusia
 r : Rika adalah makhluk hidup
 
Argumen ada yang sahih (valid) dan palsu (invalid).
Argumen Valid dan Invalid

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGECEK APAKAH ARGUMEN


MERUPAKAN PERNYATAAN YANG VALID
1.Tentukan premis dan konklusi pernyataan.
2.Buat tabel yang menunjukan nilai kebenaran untuk semua premis dan
konklusi.
3.Carilah baris kritis, yaitu baris di mana semua premis bernilai benar
(B).
4.Dalam baris kritis tersebut, jika semua nilai konklusi benar, maka
argumen itu valid. Jika di antara baris kritis tersebut ada baris dengan
nilai konklusi yang salah, maka argumen adalah invalid.
Pemahaman tentang “argumen”
Contoh :
Tentukan apakah argumen di bawah ini valid atau invalid.
1.p  (q  r)
~r

pq

2.p  (q  ~ r)
q  (p  r)

pr
Ada 2 premis p  (q  r) dan ~ r
sedangkan konklusinya adalah p  q
Berikut tabel kebenarannya….

Baris
p q r q  r p  (q  r) r pq
ke
1 B B B B B S B
2 B B S B B B B
3 B S B B B S B
4 B S S S B B B
5 S B B B B S B
6 S B S B B B B
7 S S B B B S S
8 S S S S S B S
Baris kritis adalah baris 2, 4, 6 (baris semua premis bernilai
benar (B)…. lihat yang diberi arsiran…!)

Pada baris-baris tersebut , konklusinya juga bernilai benar


(B)

Dengan demikian argumen


p  (q  r)
~r
pq
Adalah argumen yang valid
Ada 2 premis p  (q  ~ r) dan q  (p  r)
sedangkan konklusinya adalah p  r
Berikut tabel kebenarannya….

Baris
p q r ~ r q ~ r p  r p  (q  ~ r) q  (p  r) p  r
ke
1 B B B S B B B B B
2 B B S B B S B S S
3 B S B S S B S B B
4 B S S B B S B B S
5 S B B S B S B S B
6 S B S B B S B S B
7 S S B S S S B B B
8 S S S B B S B B B
Baris kritis adalah baris 1, 4, 7, 8 (baris semua premis
bernilai benar (B)…. lihat yang diberi arsiran…!)

Pada baris ke-4 (baris kritis) nilai konklusinya adalah


salah (S)

Dengan demikian argumen


p  (q  ~ r)
q  (p  r)
pr
Adalah argumen yang Invalid
Aturan Penarikan Kesimpulan
(Metode – metode Inferensi)
Beberapa metode inferensi, yaitu teknik untuk menurunkan
kesimpulan (konklusi) berdasarkan premis yang ada, tanpa
harus menggunakan tabel kebenaran
1. MODUS PONEN
pq
Kaidah aturan di atas p
berdasarkan tautologi
(p  (p  q))  q q

Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap


20 habis dibagi 2

 20 adalah bilangan genap


74
2. MODUS TOLLENS
Kaidah aturan di atas pq
berdasarkan tautologi ~q
(~ q  (p  q))  ~ p
~p

Jika n bilangan ganjil, maka n2 bernilai ganjil


n2 bernilai genap

 n bukan bilangan ganjil 75


3. SILOGISME DISJUNGSI
pq pq
~p ~q
atau
q p
Kaidah aturan di atas berdasarkan tautologi
(~ p  (p  q))  q
atau
(~ q  (p  q))  p
CONTOH SILOGISME DISJUNGSI

Kerusakan terjadi pada busi atau platina pq


Tidak ada kerusakan pada busi ~p

 Kerusakan terjadi pada platina q


Ia belajar matematika diskrit atau bahasa inggris pq
Ia tidak belajar belajar bahasa inggris
~q
 Ia belajar matematika diskrit p
77
Bahan kuliah
Matematika Diskrit

Teori Dasar
Himpunan

Program Studi Sistem Informasi


UPI-YPTK
78
Definisi
• Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang
berbeda.

• Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur,


atau anggota.

• Kelas matdis adalah contoh sebuah himpunan, di


dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa. Tiap
mahasiswa berbeda satu sama lain.

79
• Satu set huruf (besar dan kecil)

80
Cara Penyajian Himpunan
1. Enumerasi
Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci.

Contoh 1.
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.
- C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.

81
Keanggotaan
x  A : x merupakan anggota himpunan A;
x  A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
  
• Contoh 2. Misalkan:
A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
maka
3A
{a, b, c}  R
cR
{}  K
{}  R

82
Contoh 3. Bila P1 = {a, b},
P2 = { {a, b} },
P3 = {{{a, b}}},
maka
a  P1
a  P2
P1  P2
P1  P3
P2  P3

83
2. Simbol-simbol Baku

P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }


N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks

Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan


U.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah
himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.

84
3. Notasi Pembentuk Himpunan

Notasi: { x  syarat yang harus dipenuhi oleh x }

Contoh 4.
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif kecil dari 5
A = { x | x bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau A = { x | x  P, x < 5 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}

(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah


IF2151}

85
4. Diagram Venn

Contoh 5.
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8},
A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.

Diagram Venn: U A B
7

1 2 8
5 4
3 6

86
Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau A 
 
Contoh 6.
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima lebih kecil dari 20 },
atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka B = 8
(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T = 5
(iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3

87
Himpunan kosong (null set)
 Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null
set).
 Notasi :  atau {}

Contoh 7.
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A) = 0

 himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}


 himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}}
 {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu
himpunan kosong.

88
Himpunan Bagian (Subset)
 Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan
B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen dari B.
 Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
 Notasi: A  B

 Diagram Venn:
U

B
A

89
Contoh 8.
(i) { 1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3}  {1, 2, 3}
(iii) N  Z  R  C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x , y  0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y < 4, x  0 dan y  0 }, maka B  A.

TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal


sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A  A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A
(   A).
(c) Jika A  B dan B  C, maka A  C
90
  A dan A  A, maka  dan A disebut himpunan
bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan
A.

Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan  adalah


improper subset dari A.

91
 A  B berbeda dengan A  B
(i) A  B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi
A  B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper
subset) dari B.
Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset
dari {1, 2, 3}

(ii) A  B : digunakan untuk menyatakan bahwa A


adalah himpunan bagian (subset) dari B yang
memungkinkan A = B.
92
• Latihan
Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {1, 2, 3, 4, 5}. Tentukan
semua kemungkinan himpunan C sedemikian
sehingga A  C dan C  B, yaitu A adalah proper
subset dari C dan C adalah proper subset dari B.

93
Jawaban:
C harus mengandung semua elemen A = {1, 2, 3} dan
sekurang-kurangnya satu elemen dari B.

Dengan demikian, C = {1, 2, 3, 4} atau


C = {1, 2, 3, 5}.

C tidak boleh memuat 4 dan 5 sekaligus karena C adalah


proper subset dari B.

94
Himpunan yang Sama

 A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan


elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan
elemen A.
 A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B
adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian,
maka A  B.

 Notasi : A = B  A  B dan B  A

95
Contoh 9.
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A  B

Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma


berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C

96
Himpunan yang Ekivalen

 Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B


jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan
tersebut sama.

 Notasi : A ~ B  A = B

Contoh 10.
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka
A ~ B sebab A = B = 4

97
Himpunan Saling Lepas

 Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya


tidak memiliki elemen yang sama.

 Notasi : A // B

 Diagram Venn:
U

A B

Contoh 11.
Jika A = { x | x  P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
98
Himpunan Kuasa
 Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan
yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A,
termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.

 Notasi : P(A) atau 2A

 Jika A = m, maka P(A) = 2m.

Contoh 12.
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}

Contoh 13.
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, dan
himpunan kuasa dari himpunan {} adalah P({}) = {, {}}. 99
Operasi Terhadap Himpunan
1. Irisan (intersection)

 Notasi : A  B = { x  x  A dan x  B }

Contoh 14.
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A  B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A  B = . Artinya: A // B

100
2. Gabungan (union)

 Notasi : A  B = { x  x  A atau x  B }

Contoh 15.
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A  B =
{ 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A   = A
101
3. Komplemen (complement)

 Notasi : A = { x  x  U, x  A }

Contoh 16.
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4,5, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2  P, x < 9 }, maka A = { 1, 3, 5, 7, 9 }102
Contoh 17. Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu

(i) “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor
dari luar negeri”  (E  A)  (E  B) atau E  (A  B)

(ii) “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990
yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta”  A  C  D

103
4. Selisih(difference)

Notasi:A–B={x xAdanxB}=AB

C on toh18.
(i) JikaA={1, 2,3, ..., 10}danB={2, 4, 6, 8, 10}, m akaA–B
={1, 3, 5, 7, 9}danB–A=
(ii) {1, 3, 5}–{1, 2, 3}={5}, tetapi{1, 2, 3}–{1, 3, 5}={2}

104
5. Beda Setangkup (Symmetric Difference)

 Notasi: A  B = (A  B) – (A  B) = (A – B)  (B – A)

Contoh 19.
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A  B = { 3, 4, 5, 6 }

105
Contoh 20. Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai
UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian
di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
(i) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P  Q
(ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P  Q
(iii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P  Q)

106
TEOREMA 2. Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
(a) A  B = B  A (hukum komutatif)
(b) (A  B )  C = A  (B  C ) (hukum asosiatif)

107
6. Perkalian Kartesian (cartesian product)

 Notasi: A  B = {(a, b)  a  A dan b  B }

Contoh 20.
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A  B = himpunan semua titik di bidang datar

108
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka:
A  B = A . B.
2. (a, b)  (b, a).
3. A  B  B  A dengan syarat A atau B tidak kosong.

Pada Contoh 20(i) di atas, C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b },


D  C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) }
C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
D  C  C  D.

4. Jika A =  atau B = , maka A  B = B  A = 

109
Contoh 21. Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n =
nasi goreng, m = mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es
dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat
disusun dari kedua himpunan di atas?

Jawab:
A  B = AB = 4  3 = 12 kombinasi dan minuman,
yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d),
(m, c), (m, t), (m, d)}.

110
Contoh 21. Daftarkan semua anggota himpunan berikut:
(a) P() (b)   P() (c) {} P() (d) P(P({3}))

Penyelesaian:
(a) P() = {}
(b)   P() =  (ket: jika A =  atau B =  maka A  B = )
(c) {} P() = {} {} = {(,))
(d) P(P({3})) = P({ , {3} }) = {, {}, {{3}}, {, {3}} }

111
Latihan

Misalkan A adalah himpunan. Periksalah apakah setiap


pernyataan di bawah ini benar atau salah dan jika salah,
bagaimana seharusnya:
(a) A  P ( A)  P ( A)
(b) { A}  P ( A)  P ( A)
(c) A  P ( A)  A
(d) { A}  P ( A)
(e) A  P( A)

112
Jawaban:
(a) A  P ( A)  P( A)  salah, seharusnya A  P( A)  
(b) { A}  P ( A)  P( A)  benar
(c) A  P( A)  A  benar
(d) { A}  P ( A)  salah, seharusnya { A}  P( A)
(e) A  P ( A)  ) salah, seharusnya A P( A)

113
Sebuah survei terhadap 500 mhs jurusan komputer
menemukan  bahwa  
285 mahir bp. Java, 195 mahir vb.net ,  115 mahir php,
45 mahir java dan vb.net ,  70 mahir java dan php ,  50 suka
vb.net dan php,  dan 50 tidak  mahir bp apapun.

(a) Berapa mhs yang mahir ketiga bp tersebut?


(b)   Berapa  orang yang mahir tepat  satu  di antara tiga  bp
tersebut?

Universitas Putra Indonesia (YPTK)


Padang

Anda mungkin juga menyukai