Anda di halaman 1dari 22

Peran dan Fungsi

Konselor
Oleh :
Aisyah Rahmawati (19410139)
Izzatul Haq Dwi Sutisno (19410069)
01
Peran dan fungsi
konselor
Konselor Sebagai Konselor
Peran Fungsi
a. Untuk mencapai sasaran intrapersonal a. Asessment
dan interpersonal b. Evaluasi
b. Mengatasi devisit pribadi dan kesulitan c. Diagnosis
perkembangan d. Rujukan
c. Membuat keputusan dan memikirkan e. Wawancara individual
rencana tindakan untuk perubahan dan f. Wawancara kelompok
pertumbuhan
d. Meningkatkan kesejahteraan dan
kesehatan
Konselor Sebagai Konsultan
Peran Fungsi
a. Agar mampu bekerjasama dengan orang a. Asessment
lain yang mempengaruhi kesehatan b. Memimpin kelompok pelatihan
mental klien c. Rujukan
d. Membuat skedul
e. Interpretasi tes
Konselor Sebagai Agen Pengubah
Peran Fungsi
a. Mempunyai dampak/pengaruh atas a. Analisis sistem
lingkungan untuk meningkatkan b. Testing’
berfungsinya klien (asumsi keseluruhan c. Evaluasi
lingkungan dimana klien harus berfungsi d. Perencanaan program
mempunyai dampak pada kesehatan mental) e. Hubungan masyarakat
f. Konsultasi
g. Advokasi klien
h. Aksi politik
i. Networking
Konselor Sebagai Prefensi Primer
1. Sebagai agen prefensi primer, konselor sebagai agen prefensi primer, konselor
memiliki peran untuk mencegah memiliki fungsi sebagai berikut:
kesulitan dalam perkembangan dan 1. Mengajar kelompok edukasi orangtua
koping sebelum terjadi penekanan pada: 2. Memimpin kelompok pelatihan, misalnya
strategi pendidikan dan pelatihan keterampilan interpersonal
sebagai sarana untuk memperoleh 3. Merencanakan panduan untuk pembutan
keterampilan koping yang meningkatkan keputusan pribadi dan keterampilan
fungsi intrerpersonal. pemecahan masalah
Konselor Sebagai Manager
1. Sebagai manager, konselor memiliki sebagai manager konselor memiliki fungsi
peran untuk mengelola program sebagai berikut:
pelayanan multifaset yang berharap 1. Membuat skedul
dapat memenuhi berbagai macam 2. Testing
ekspektasi peran seperti yang sudah 3. Riset
dideskripsikan sebelumnya ke fungsi 4. Perencanaan
administratif. 5. Asesment kebutuhan
6. Mengembangkan survey atau keusioner
7. Mengelola tempat
8. Menyusun, menyimpan data, dan material.
02
Kepakaran
Konselor
Konselor Sebagai Konselor

Lebih banyak waktunya untuk konseling daripada untuk kegiatan lainnya. Seperti yang tertera
pada 28 gugus dalam standarisasi untuk kerja professional konselor, antara lain:
a. Mengorganisasikan program bimbingan dan konseling.
b. Menyusun program bimbingan dan konseling.
c. Mengungkapkan masalah klien.
d. Menyelenggarakan konseling perorangan.
e. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling perorangan.
Konselor Sebagai Konsultan
Memberikan layanan konsultasi secara individual maupun kelompok. Serta menyelengarakan
konsultasi untuk para guru, administrator dan orang tua siswa.

Konselor Sebagai agen pengubah


Konselor dapat menjadi agen pembaharuan sebab konselor ahli dalam masalah belajar, dan
sekaligus mampu mengkomunikasikan ilmunya kepada orang lain. Ia memahami perubahan
sosial, oleh karenanya mampu menjadi inovator di tempat ia bekerja.
Konselor Sebagai prevensi primer
Konselor sebagai prevensi primer berarti sebagai pencegahan utama. Konselor sebagai agen
pencegahan utama untuk mencegah perkembangan yang salah atau mengulang kembali
kesalahan. Pencegahan ini dapat dilakukan melalui program-program yang antisipatif,
minimal kegiatan-kegiatan program yang bersifat prefentive.

Konselor Sebagai Manager


Sebagai manager, koselor mengurusi tentang hal-hal yang bersifat administratif. Dalam hal ini
konselor harus sanggup menangani berbagai segi program pelayanan. Untuk itu, seorang
konselor juga membutuhkan pengetahuan dan keahlian tentang perencanaan program,
penilaian kebutuhan, strategi evaluasi program, penetapan tujuan, pembiayaan,dan pembuatan
keputusan.
03
Masalah-Masalah
yang Dihadapi
Konselor
berikut merupakan beberapa permasalahan yang
terjadi ketika konselor mengalami kebosanan
● Konselor akan mengambil jarak dengan klien. Apabila
klien merasakan hal ini, maka klien akan merasa tidak
diterima oleh konseor dan dapat menghambat
keberhasilan konseling
● Konselor akan mengambil cara negatif untuk mengatasi
kebosanannya seperti tidak mendengarkan klien dengan
sepenuh hati, dll
● Kebosanan ini meyebabkan konselor kehilangan
informasi tentang klien
Menurut Cavanagh (Lesmana, 2005; Lubis, 2011) untuk
menghadapi permasalah semacam ini dapat menggunakan
beberapa cara sebagai berikut

a. Ketika konselor bosan, konselor dapat b.Bila klien merasa bosan karena
langsung mengatakannya pada klien dan sikap konselor misalnya konselor
memberikannya alasan. Seperti “maaf, bersikap kaku, terlalu banyak
sepertinya saya sedang tidak bisa berbicara, dll. Konselor harus
konsentrasi hari ini” sehingga klien bisa menyadari hal ini dan mengambil
lebih mengerti dan tidak merasa tindakan dengan cepat agar
diabaikan. Ketika konselor menghadapi suasana konseling kembali
klien yang membosankan, konselor dpat kondusif
melakukan perubahan pada konseling
2. Hostilitas
Hostilitas merupakan perasaan
memusuhi, atau tidak ramah terhadap
seseorang. Dalam kegiatan konseling,
biasanya ada beberapa klien menunjukan
sikap hostilitasnya pada konselor.
Penyebab Hostilitas

Untuk menutupi ketakutan Konselor dianggap sebagai


01 yang mendalam 02 simbol dari konflik internal
atau eksternal klien.

Adanya tekanan yang intens yang


Berasal dari Frustrated 04 berasal dari dirinya atau diri klien
03 needs sendiri.

Konselor yang mungkin melihat sisi negatif dari


05 klien dan cara konselor berkomunikasi dirasa
kurang membantu klien. .
3. Kesalahan-
kesalahan konselor
seorang konselor juga bisa melakukan kesalahan-
kesalahan kecil dalam pelaksaan kegiatan
konselingnya. Contohnya kesalahan dalam melakukan
kesalahan dalam pengukuran atau tidak dapat
memahami pendekatan apa yang tepat untuk klien.
Ketika melakukan kesalahan, sebaiknya konselor
mengakuinya, bertanggung jawab dan belajar dari
kesalahan tersebut.
4. Manipulasi
Manipulasi merupakan tindakan negatif yang dapat
dilakukan oleh klien dan juga konselor sendiri.
terkadang klien dan konselor sama-sama tidak
menyadari bahwa ia sedang melakukan tindakan
manipulasi
Menurut Lesmana, alasan
Tujuan klien memanipulasi konselor melakukan
konselor (Lubis, 2011): manupulasi ialah

a. Konselor bosan dan jengkel sehingga mengatakan


a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada klien bahwa ia telah mengalami kemajuan
b. Untuk menetralisir ancaman, dan perlu istirahat dari konseling
b. Konselor membutuhkan kehangatan dan kasih
sayang sehingga ia berusaha membangun hubungan
tersebut dengan klien atas dalih klien perlu belajar
dan mempraktikannya pada konselor
c. Konselor mempunyai anggapan bahwa agama
bertentangan dengan kesehatan psikologis sehingga
membawa klien menjauhi keyakinan agamanya.
5. Burnout
Burnout merupakan suasana dimana seseorang
mengalami ketidaksemangatan dalam bekerja atau
berprestasi. Biasanya hal ini disebut dengan stress
kerja
Faktor Penyebab Burnout

Fasilitas Kerja Karakteristik Klien

Keterlibatan Emosional
Lingkungan kerja dengan Klien
Thanks
Do you have any questions?

CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai