KELOMPOK:
1.DELVIANA
2.SINTA CLAUDIA
2.Indikasi Janin
a.Gawat Janin
DJJ janin 160x/mnt
3.Indikasi Waktu
a.Kala II Memanjang
Tanda: pada primi peralinan kala II > 2 jam, pada multi > 1 jam
i penarikan
1.Pada fase acme (puncak) dari his
2.Bila belum berhasil pada tarikan pertama
j.melahirkan bayi
1. Kepala bayi dipegang biparietal, gerakan kebawah untuk melahirkan
bahu depan kemudian gerakan keatas untuk melahirkan bahu
belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi.
2.Bersihkan muka (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih, potong
tali pusat dan serahkan bayi pada petugas bagian anak
k. lahirkan plasenta
1.Suntikan oxitocin
2.Periksa kelengkapan plasenta
3.Masukan plasenta kedalam tempatnya
l. eksplorasi jalan lahir
1. Masukan speculum sim’s/L atas dan bawah pada vagina.
2. Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomy atau
robekan pada dinding vagina ditempat lain.
3. Ambil klemovum sebanyak 2 buah, lakukan penjepitan secara bergantian
kearah samping, searah jarum jam, perhatikan ada tidaknya robekan porsio.
m. penjahitan episiotomi
1. pasang penpang bokong (beri alas kain). Suntikan prokain 1% (yang telah
disiapkan dalam tabung suntik) pada sisi dalam luka episiotomi (otot,
jaringan, mukosa dan subkutis) bagian atas dan bawah.
2.Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianestesi dengan
pinset bergigi.
3.Masukan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain
penutup perut bawah dengan kocher.
4.Dimulai dari ujung luka episiotomi bagian dalam, jahit otot dan mukosa
secara jelujur bersimpul kearah luar kemudian tautkan kembali kulit
secara subkutikuler atau jelujur matras.
5.Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan hingga tampon
dapat dikeluarkan, kemudian kosongkan kandung kemih.
6.Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang
telah diberi larutan antiseptic.
7.Pasang kasa yang dibasahi dengan providon lodin pada tempat jahitan
episiotomi.
n.dekontaminasi
o.cuci tangan pasca tindakan
p.perawatan pasca tindakan
1. Periksa kembali tanda vital pasien, lakukan tindakan dan beri instruksi lanjut bila
diperlukan.
2.Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang
tersedia dalam status pasien.
3. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan
perawatan serta laporkan segara bila pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan-
perubahan yang harus diwaspadai.
B. DEFINISI EKSTRAKSI PORCEPS
Forceps digunakan untuk menolong persalinan bayi dengan presentasi verteks, dapat
digolongkan sebagai berikut, menurut tingkatan dan posisi kepala bayi pada jalan lahir pada
saat daun forceps dipasang.
Tindakan forceps rendah (forceps pintu bawah panggul) adalah tindakan pemasangan
forceps setelah kepala bayi mencapai dasar perineum, sutura sagitalis berada pada
diameter anteroposterior dan kepala bayi tampak diintroitus vagina.
Tindakan forceps tengah (midforseps) adalah tindakan pemasangan porceps sebelum
kriteria untuk porceps rendah dipenuhi, tetapi setelah engagement kepala bayi terjadi
EKSTRAKSI PORCEPS
(Menurut sumber dari buku Obstetri Williams)
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk
mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah
janin (kepala) dengan alat porceps
(Menurut sumber dari buku Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal)
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan
porceps yang dipasang pada kepalanya.
Tujuan Tindakan
1. Traksi yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan
2. Koreksi yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau
dikanan depan atau sekali-kali UUK melintang kiri dan kanan atau
UUK ki /ka belakang menjadi UUK depan ( dibawah symphisis pubis)
3. Kompresor yaitu untuk menambah moulage kepala
b.Jenis Tindakan Forceps
1.Forceps rendah
2.Forceps tengah
3.Forceps tinggi
INDIKASI:
1.Indikasi ibu
a.Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik band
sudah setinggi 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai
H III- H IV.
b.Adanya oedema pada vagina atau vulva. Adanya oedema pada jalan lahir
artinya partus sudah berlangsung lama.
c.Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia
berbau.
d.Eklamsi yang mengancam
e.Indikasi pinard, yaitu kepala sudah di H IV, pembukaan cervix lengkap,
ketuban sudah pecah atau 2jam mengedan janin belum lahir juga
f.Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, misal Ibu dengan
decompensasi kordis , ibu dengan Koch pulmonum berat, ibu dengan
anemi berat (Hb 6 gr % atau kurang), pre eklamsi berat, ibu dengan
asma broncial.
g.Partus tidak maju-maju
h.Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga.
2.Indikasi janin
a.Gawat janin
b.Tanda-tanda gawat janin antara lain :
c. - DJJ menjadi cepat takhikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
- DJJ menjadi lebih lambat bradikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
- Adanya mekonium (pada janin letak kepala).
d.Prolapsus funikulli, walaupun keadaan anak masih baik
Kontra Indikasi
1. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi
sehingga kepala sulit dipegang oleh forceps
2. Anencephalus
3. Adanya disproporsi cepalo pelvik
4. Kepala masih tinggi
5. Pembukaan belum lengkap
6. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel
7. Jika lingkaran kontraksi patologi bandl sudah setinggi pusat atau lebih
Komplikasi
1.Komplikasi langsung akibat aplikasi forceps
a.Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu
1.Perdarahan yang dapat disebabkan karena atonia uteri
2.Infeksi yang terjadi karena sudah terdapat sebelumnya
b.Komplikasi segera pada bayi
1.Asfiksia
2.Infeksi
3.Trauma
2.Komplikasi kemudian atau terlambat
Komplikasi pada ibu
1). Perdarahan yang disebabkan oleh plasenta rest, atonia uteri sekunderserta jahitan robekan jalan
lahir yang terlepas.
2). Infeksi
3). Penyebaran infeksi makin luas
4). Trauma jalan lahir yaitu terjadinya fistula vesiko vaginal, terjadinya fistula rekto vaginal dan
terjadinya fistula utero vaginal.
b. Komplikasi terlambat pada bayi dalam bentuk:
1). Trauma ekstraksi forceps dapat menyebabkan cacat karena aplikasi forceps
2). Infeksi yang berkembang menjadi sepsis yang dapat menyebabkan kematian serta encefalitis
sampai meningitis.
3). Gangguan susunan saraf pusat
4). Trauma langsung pada saraf pusat dapat menimbulkan gangguan intelektual.
5). Gangguan pendengaran dan keseimbangan.
SYARAT TINDAKAN EKSTRAKSI CUNAM:
1.Pasien dan keluarga sudah mengerti dan menyetujui tindakan ini
serta bersedia menandatangani "informed consent"
2.Tidak ada CPD-cephalo pelvic disproporsion sehingga janin
diperkirakan dapat lahir pervaginam.
3.Kepala sudah engage
EKSTRAKSI CUNAM
Cara Pemasangan Cunam ada dua:
1. Pemasangan sefalik (Cephalic forceps)
2. Instalasi pelvic (Pelvic forceps)