Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO ATAU

BAHAYA PASIEN DI RUMAH SAKIT

Oleh :
 Agus Salim
 Risda Hidayanti
 Yoga Muhammad A
PENDAHULUAN

Identifikasi Risiko adalah usaha


mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera tuntutan atau kerugian
secara finansial. Identifikasi akan membantu
langkah-langkah yang akan diambil manajemen
terhadap risiko tersebut.
Risiko Bahaya
di Rumah
Sakit
RESIKO BAHAYA FISIK
1. Resiko Bahaya Mekanik
a. Benda-benda lancip, tajam dan panas dengan resiko bahaya
tertusuk, terpotong, tergores. Seperti tertusuk jarum suntik bekas
pasien.

b. Benda bergerak yang dapat membentur, seperti di rumah sakit


banyak digunakan kereta dorong untuk mengangkut pasien dan
barang logistik.

c. Resiko terjepit, tertimbun dan tenggelam. Hal yang perlu


diperhatikan terutama ruang perawatan anak dan perawatan jiwa

d. Resiko jatuh dari ketinggian yang sama, tepleset, tersandung.


Resiko ini terutama pada lantai yang miring.

e. Resiko jatuh dari ketinggian yang berbeda. Seperti pada ruang


perawatan anak dan jiwa yang terletak dilantai atas pastikan
jendela terpasang tralis, dan anal selalu dalam pengawasan.
2. Resiko Bahaya Radiasi

radiasi elektromagnetik atau partikel


yang mampu menghasilkan ion
langsung atau tidak langsung. Contoh
Bahaya Radiasi
di rumah sakit: di unit
Pengion
radiodiagnostik, radiotherapi dan
kedokteran nuklir.

Radiasi elektromagnetik dengan


energi yang tidak cukup untuk
Bahaya Radiasi Non
Pengion
ionisasi, misal radiasi infra
merah atau radiasi gelombang
mikro.
3. Risiko bahaya akibat kebisingan
4. Risiko bahaya akibat pencahayaan
5. Risiko bahaya listrik
6. Risiko bahaya akibat iklim kerja adalah berupa
suhu ruangan dan tingkat kelembapan.
7. Risiko bahaya akibat getaran
RESIKO BAHAYA BIOLOGI
1. Resiko dari kuman patogen dari pasien, seperti
infeksi nosokomial.
2. Resiko dari binatang, seperti tikus, kecoa, lalat
dan kucing.
RESIKO BAHAYA KIMIA
3. Disinfektan
4. Antiseptik
5. Detergen
6. Reagen
7. Gas medis
8. Obat-obat Sitotoksik
ENAM SAFETY
GOAL DI RUMAH
SAKIT
A. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Elemennya :
1. Pasien diidentifikasi
menggunakan dua
identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomor
kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi
sebelum pemberian obat,
darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi
sebelum mengambil darah
dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis.
B. PENINGKATAN KOMUNIKASI
YANG EKEFTIF
1. Perintah/hasil pemeriksaan lengkap dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah/hasil pemeriksaan lengkap dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima
perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi
oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi
lisan atau melalui telepon secara konsisten.
C. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

1. Kebijakan dan/atau
prosedur dikembangkan
Implementasi kebijakan
dan prosedur.
2. Elektrolit konsentrat tidak
berada di unit pelayanan
pasien
3. Elektrolit konsentrat yang
disimpan pada pasien
harus diberi label yang
jelas.
D. KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-
PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang


jelas dan dimengerti
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau
proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan
mencatat prosedur “sebelum insisi/time-out”
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung proses yang seragam
E. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN
1. Rumah sakit mengadopsi
atau mengadaptasi
pedoman hand hygiene
terbaru.
2. Rumah sakit menerapkan
program hand hygiene
yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau
prosedur dikembangkan
untuk mengarahkan
pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari
infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
F. PENGURANGAN RISIKO
PASIEN JATUH
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal
atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan
asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi
risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen
dianggap berisiko jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk
mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko
pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai