Anda di halaman 1dari 22

Sejarah Perkembangan

Nama Kelompok:
Agusta Fauzi (20031114)
Masyithoah Restu Ibunda (20031152)
Putri Ayu Lestari (20031094)
Sella Jamatul Kirana (20031101)

Dosen Pengampu:
Dr. Heffi Alberida, M.Si.
01 02
Leuwenhoek dan
Penemuan Mikroba
Mikroskop

03
Pembuktian
04
Pembuktian Teori
Ketidakbenaran Biogenesis
Teori Abiogenesis
1 Penemuan
Mikroba
Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa
yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu.
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul
kurang lebih 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik
kompleks di lautan, atau mungkin dari gumpalan awan yang
sangat besar yang menggelilingi bumi.
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme
mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu
kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba
berukuran sekitar seperseribu millimeter (1 mikrometer) atau
bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5
mikrometer. Karena mikroba hanya bisa dilihat dengan
mikroskop. Mikroorganisma diduga merupakan nenek moyang
dari semua makhluk hidup.
Awal mula munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada waktu
ilmuwan telah membuktikan bahwa mikroorganisma berasal dari mikroorganisma
sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan
menunjukkan bahwa mikroorganisma bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan
penyebab proses fermentasi buah anggur menjadi anggur dapat berubah. Ilmuwan juga
menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini
merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisma bagi
kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Selama awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisma mampu
menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis
senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan ‘biochemical diversity’ atau
keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisma. Disamping itu, yang
penting lainnya adalah bahwa mekanisma perubahan kimia oleh mikroorganisma sangat
mirip dengan yang terjadi pada organisma tingkat tinggi. Konsep ini dikenal dengan ‘unity
in biochemistry’ yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisma adalah sama
dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru
menunjukan bahwa informasi genetik pada semua organisma dari mikroba hingga manusia
adalah DNA.
Karena sifatnya yang sederhana dan perkembangbiakan yang sangat
cepat serta adanya berbagai variasi metabilma, maka mikroba digunakan
sebagai model penelitian di bidang genetika.
Mikroorganisma juga muncul sebagai sumber produk dan proses
yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan
melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi
(gasohol). Strain-strain baru dari mikroorganisma yang dihasilkan melalui
proses rekayasa genetika dapat menghasilkan bahan yang penting bagi
kesehatan manusia seperti insulin. Sebelumnya hanya insulin yang
diekstrak dari pankreas lembu yang dapat menerimanya. Sekarang, insulin
manusia dapat diproduksi dalam jumlah yang tak terhingga oleh bakteri
yang telah direkayasa.
Mikroorganisma juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk
membersihkan lingkungan, misal: dari tumpikan minyak di lautan atau
dari herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan
mikroorganima mempunyai kemampuan untuk
mendekomposisi/menguraikan senyawa kompleks. Kemampuan
mikroorganisma yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan
cabang baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan
bioteknologi. Mikroorganisma seperti bakteri, algae, protozoa dan virus
yang merupakan organisma yang sering tidak terlihat. Beberapa
diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.
Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak
diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer.
Beberapa diantaranya digunakan dalam menghasilkan (manufacture)
substansi yang penting di bidang kesehatan maupun industri makanan.
2
Leuwenhoek
dan
Mikroskop
Antony van Leuwenhoek (1632 – 1723)
sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang
profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai
‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa
menggunakan kaca pembesar untuk
mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya
ia bukan orang pertama dalam penggunaan
mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang
besar terhadap alam semesta menjadikannya
salah seorang penemu mikrobiologi.
Leuwenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana
untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia
tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang
tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi
dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang
sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati
benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini
dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di
lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang
mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti
hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal
Society.
Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674
ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang
dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari
300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu
diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang
dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia
sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya
melahirkan ilmu mikrobiologi.
Penemuan Leuwenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari
mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu
mengatakan animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau
hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang
mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui
proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea.
Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari
animalcules sebelumnya seperti halnya organisme tingkat tinggi.
Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak
berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan
dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan
berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu
lebih dari 100 tahun.
3
Pembuktian
Ketidakbenaran
Teori Abiogenesis
Franscesco Redi (1626-1697) dengan hasil
eksperimennya membuktikan bahwa ulat yang
terdapat pada daging busuk adalah larva yang
berasal dari telur lalat, bukan berasal dari benda
mati (teori Generatio Spontanea). Bagaimana
dengan asal usul mikroorganisme yang hanya
dapat dilihat dengan mikroskop?
Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) melakukan eksperimen
dengan cara memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisme
yang ada, kemudian menempatkannya dalam toples terbuka. Berdasarkan
pengamatannya ditemukan adanya koloni pada permukaan daging tersebut,
sehingga disimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi secara spontan dari
daging.
Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani (1729 – 1799) merebus kaldu
daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang
disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisma
dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis.
Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah
udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi
langsung dengan udara.
Setelah hampir 100 tahun percobaan Needham berlangsung dan tidak ada kepastian
kebenaran di antara kedua eksperimen tersebut, muncullah dua peneliti yang mencoba
memecahkan kontroversi tentang peran udara tersebut. Pada tahun 1836, Franz
Schulze melakukan eksperimen dengan cara melewatkan larutan asam kuat ke dalam
tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Pada tahun 1837, Theodore
Schwann melakukan eksperimen dengan cara mengalirkan udara melalui pipa panas ke
dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya
mikroorganisme sebab mikroorganisme telah mati oleh adanya asam kuat maupun panas,
tetapi para pendukung teori Generatio Spontanea berpendapat bahwa adanya asam kuat
dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan
mikroorganisme. Akhirnya pada tahun 1954 muncul peneliti yang menyelesaikan
perdebatan tersebut, dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi
kaldu yang telah dipanaskan. Kemudian ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang
pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka, dengan demikian
mikroorganisme akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Hasilnya, tidak ditemukan
mikroorganisme dalam kaldu daging tersebut, hal ini membuktikan bahwa
teori Generatio Spontanea adalah salah.
4
Pembuktian Teori
Biogenesis
Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis Louis
Pasteur (1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada
mikroorganisma. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba
dalam industri anggur dana pembuatan alkohol. Salah satu pendukung
teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah
Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada tahun 1859 ia banyak
mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak
dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur.
Pasteur sebagai ilmuwan, untuk memastikan pendapatnya, melakukan
serangkaian eksperimen. Salah satu eksperimen Pasteur yaitu
menggunakan bejana leher panjang yang dibengkokkan dan dikenal
dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan.
Pada kondisi tersebut udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa
leher angsa tetapi di daerah kaldu tidak ditemukan adanya
mikroorganisme. Hasil analisis menunjukkan bahwa mikroorganisme
beserta debu akan mengendap pada bagian tabung yang
berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu. Pasteur melalui
eksperimen yang sama, membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes
dan Alpen. Hasil pengamatan menemukan bahwa mikroorganisme
terbawa debu oleh udara, sehingga Pasteur menyimpulkan bahwa semakin
bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang terjadi.
Salah satu argumen klasik untuk menentang teori Biogenesis adalah panas
yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan dianggap dapat merusak
energi vital, karena tanpa adanya vital force tersebut mikroorganisme tidak
dapat muncul serta spontan. John Tyndall merespon argumen tersebut dengan
mengatakan bahwa udara dapat mudah dibebaskan dari mikroorganisme
melalui serangkaian percobaan yaitu meletakkan tabung reaksi berisi kaldu
steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui
pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral.
Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang
berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tetap tidak ditemukan adanya
mikroorganisme. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya
konsep biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada
peran mikroorganisme dalam pembuatan anggur dan mikroorganisme yang
menyebabkan penyakit. 

Anda mungkin juga menyukai