http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Disusun oleh :
Kelompok 1
Wa Ode Sri Rahayu Fauzia B1C1 18 037
Alam Tri Saputra B1C1 18 038
This text can be replaced with yourB1C1
Ade Astri own text.
18 039
Ayu Ashari B1C1 18 040
Andi Arni B1C1 18 042
Alvianti Silvia Mahfud B1C1 18 043
Silma B1C1 18 045
DEFINISI STRUKTUR AFILIASI
Pada pengendalian tidak langsung, masalah utama yang dihadapi adalah penentuan pendapatan dan ekuitas dari
perusahaan afiliasi yang disesuaikan dengan dasar ekuitas. Sehingga prosedur konsolidasi yang digunakanakan sama, baik untuk
kepemilikan langsung maupun kepemilikan tidak langsung. Akan tetapi, mekanisme dalam proses konsolidasi yang akan
dilakukan mungkin menjadi lebih rumit karena terdapat beberapa perhitungan tambahan yang diperlukan untuk
mengkonsolidasikan operasi dari beberapa perusahaan.
Diasumsikan PT Pancasakti membeli 80 % saham PT Sinar pada tanggal 1 Januari 19X1 dan PT Sinar membeli 70 %
saham PT Tabir pada 1 Januari 19X2. Baik investasi PT Pancasakti pada PT Sinar, maupun investasi PT Sinar pada PT Tabir,
dilakukan pada nilai buku. Neraca saldo untuk ketiga perusahaan pada 1 Januari 19X2, setelah PT Sinar membeli 70 % saham PT
Tabir adalah sebagai berikut:
PT
PT Sinar PT Tabir
Pancasakti
Aktiva lain Rp400.000. Rp195.000. Rp190.000.
000 000 000
Investasi pada PT Sinar 200.000.00
- -
(80%) 0
Investasi pada PT Tabir
- 105.000.000 -
(70%)
Rp600.000. Rp300.000. Rp190.000.
000 000 000
Lanjutan....
Penghasilan terpisah (di luar penghasilan dari investasi) dan dividen dari
ketiga perusahaan itu untuk tahun 19X2 adalah sebagai berikut:
BUKU PT SINAR
Kas Rp14.000.000
Investasi pada PT Tabir Rp14.000.000
Untuk mencatat dividen yang diterima dari PT Tabir (Rp20.000.000 x 70%)
Investasi pada PT Tabir Rp28.000.000
Pendapatan dari PT Tabir Rp28.000.000
Untuk mencatat pendapatan dari PT Tabir Rp40.000.000 x 70%)
Laba bersih PT Sinar untuk tahun 19X2 adalah Rp78.000.000 (penghasilan Rp. 50.000.000 ditambah
pendapatan dari PT Tabir Rp28.000.000), dan saldo akun investasi pada PT Tabir pada 31 Desember 19X2 adalah
Rp119.000.000 (saldo awal Rp105.000.000 ditambah dengan bagian penghasilan Rp28,000,000, dikurangi dividen
Rp14.000.000).
Sedangkan jurnal yang dibua oleh PT Pancasakti untuk mencatat perubahan investasinya pada PT Sinar untuk 19X2
sebagai berikut:
BUKU PANCASAKTI
Kas Rp24.000.000
Investasi pada PT Sinar Rp24.000.000
Untuk mencatat dividen yang diterima dari PT Sinar (Rp30.000.000 x 80 %)
Investasi pada PT Sinar Rp62.400.000
Pendapatan dari PT Tabir Rp62.400.000
Untuk mencatat pendapatan dari PT Sinar (Rp78.000.000 x 80 %)
Laba bersih PT Pancasakti untuk tahun 19X2 adalah Rp162.000.000 (penghasilan Rp100.000.000 ditambah
penghasilan dari PT Sinar Rp62.400.000), dan saldo akun investasi pada PT Sinar pada 31 Desember 19X2 adalah
Rp238.400.000 (saldo awal Rp200.000.000 ditambah penghasilan Rp62.400.000 dikurangi dividen Rp24.000.000). Laba
bersih konsolidasi PT Pancasakti dan perusahaan anak untuk tahun 19X2 adalah Rp162.400.000, sama dengan laba bersih PT
Pancasakti yang dihitung dengan dasar ekuitas
KEPEMILIKAN TIDAK LANGSUNG-STRUKTUR AFILIASI TERKAIT
PT Putrajaya memiliki 70% kepemilikan pada PT Solihin Data yang relevan untuk inverasi PT Purajaya dan PT Solihin
dan 60% ke pemilikan pada PT Tanumiharja. Selain itu, PT diberikan dibawah ini:
Solihin mempunyai 20% kepemilikan pada PT Tanumiharja.
Investasi PT Investasi PT Investasi PT
Struktur afiliasi PT Putrajaya dan perusahaan anak diperagakan Putrajaya pada Putrajaya pada Solihin pada PT
dalam diagram berikut: PT Solihin (70%) PT Tanumiharja Tanumiharja
Diperoleh 1 (60%) Diperoleh 1 (20%) Diperoleh
Januari 19X3 Januari 19X4 1 Januari 19X1
Biaya Perolehan Rp178.000.000 Rp100.000.000 Rp20.000.000
PT Putrajaya Dikurangi Nilai buku
(168.000.000) (90.000.000) (20.000.000)
perolehan
70 60
Goodwill Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 -
% %
Saldo investasi, 31
Desember 19X5:
Biaya perolehan Rp 178.000.000 Rp100.000.000 Rp 20.000.000
PT Solihin PT Tanumiharja
20
Ditambah: Pembagian
% laba investasi sebelum
tahun 19X6 dikurangi 7.000.000 18.000.0000 16.000.000
dividen
Dikurangi: Amortisasi
goodwill 10% per- -
(1.000.000) (2.000.000)
tahun
Saldo,31 Desember
Rp184.000.000 Rp116.000.000 Rp36.000.000
19X5
Selama tahun 19X6, PT Putrajaya. FT Solihin, dan PT Tanumtharia laba dari hasil operasinya sebesar Rp70.000.000.
Rp35.000.000. dan Rp20.000.000 dan mengumumkan pembagian dividen masing-masing Rp40.000.000, Rp20.000.000. dan p10.000.000
Laba PT Putrajaya sebesar Rp70 000.000 termasuk keuntungan belum direalisasi sebesar Rp 10.000.000 berasal dari penjualan tanah
kepada PT Solihin selama tahan 19x6. Laba PT Solihin Rp35.000.000 termasuk laba belum direalisasi sebesar Rp5.000 000 dari hasil
penjualan persediaan Rp15.000.000 kepada PT Putrajaya selama tahun 19X6 dan masih tercantum dalam persedian PT Putrajaya 31
Desember 19x6. Dafrar untuk perhitungan laba bersih konsolidasi dan laba hak minoritas untuk afiliasi PT Putrajaya, PT Solihin, dan PT
Tanumiharja ditunjukkan dalam Peraga 4.
PT Putrajaya PT Solihin PT Tanumiharja
Laba masing-masing perusahaan
Rp 70.000.000 Rp35.000.000 Rp20.000.000
Dikurangi keuntungan belum direalisasi (10.000.000) (5.000.000) --
Laba yang direalisasi 60.000.000 30.000.000 20.000.000
Alokasi Pendapatan PT Tanumiharja:
--
20% pada PT solihin 4.000.000 (4.000.000)
60% pada PT Putrajaya 12.000.000 -- (12.000.000)
Alokasi pendapatan PT Solihin :
23.800.000 (23.800.000) --
70% pada PT Putrajaya
Saldo investasi per 31 Dcsember 19X6 pada buku PT Putrajaya adalah sebagai berikut:
Investasi pada Investasi pada
PT. Solihin-70% PT Tanumiharja - 60%
Saldo, 31 Desember 19x5 Rp184.000.000 Rp116.000.000
Ditambah: Pendapatan investasi 12.800.000 11.000.000
Dikurangi: Dividen -14.000.000 -6.000.000
Saldo, 31 Desember 19X6 Rp182.800.000 Rp121.000.000
KEPEMILIKAN TIMBAL BALIK SAHAM PERUSAHAAN INDUK YANG
DIMILIKI PERUSAHAAN ANAK
Apabila perusahaan afiliasi saling memiliki kepemilikan satu sama lain, maka timbullah mutual holding. Saham perusahaan induk
yang dimiliki oleh perusahaan anak, dari sudut pandang konsolidasi tidak termasuk saham yang beredar dan tidak boleh dilaporkan
sebagai saham yang beredar dalam neraca konsolidasi. Sebagai contoh, apabila PT Palapa memiliki 90% kepemilikan dalam PT
Sangkuriang dan PT Sangkuriang sebaliknya memiliki 10% kepemilikan dalam PT Palapa, maka 10% kepemilikan yang dipunyai PT
Sangkuriang tidak dihitung sebagai saham yang beredar untuk kepentingan konsolidasi. Begitu pula perlakuan untuk 90% kepemilikan
yang dimiliki oleh PT Palapa dalam PT Sangkuriang. Praktik konsolidasi mengharuskan dikeluarkannya kepemilikan sebesar 10% dan
90% tersebut dari laporan keuangan konsolidasi. Pertanyaannya bukan apakah 10% kepemilikan dalam PT Palapa harus dikeluarkan,
melainkan bagaimana mengeliminasikannya dalam proses konsolidasi. Metode eliminasinya tergantung pada metode akuntansi yang
digunakan dalam investasi.
25
Dua metode akuntansi 30
%untuk perusahaan induk yang sahamnya
% 15 35
% anak dapat digunakan, yaitu
dimiliki oleh perusahaan % pendekatan saham
dibeli kembali (treasury stock approach) dan pendekatan konvensional (conventional approach).
1. Pendekatan saham dibeli kembali, saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak dianggap sebagai saham dibeli
kembali entitas konsolidasi. Oleh karena itu, akun investasi dalam buku perusahaan anak tetap menggunakan dasar biaya perolehan
dan dikurangkan dari ekuitas pemegang saham dalam neraca konsolidasi.
2. Pendekatan konvensional, menggunakan dasar ekuitas untuk menghitung investasi perusahaan anak dalam saham perusahaan induk
dan mengeliminasi akun investasi perusahaan anak pada perusahaan induk dengan cara biasa. Meskipun kedua pendekatan tersebut
daat diterima, tetapi tidak menghasilkan laporan keuangan konsolidasi yang sama. Biasanya laba ditahan konsolidasi dan jumlah hak
minoritas berbeda dengan dua metode tersebut.
SAHAM PERUSAHAAN ANAK YANG DIMILIKI SECARA TIMBAL BALIK
Saham perusahaan induk yang dimiliki dalam 1. PT. Putera membeli 80% kepemilikan pada
struktur afiliasi bukanlah saham yang beredar PT. Satria tanggal 2 januari 19X5 sebesar
dan tidak boleh dilaporkan sebagai saham- Rp. 260.000.000 ketika modal saham PT.
saham yang beredar bik dalam laporan PT PUTERA Satria Rp.200.000.000 dan laba ditahan
keuangan perusahaan induk yang menggunakan Rp.100.000.000 (goodwill Rp.2.000.000)
metode akuntansi ekuitas maupun dalam 2. PT. Satria membeli 70% kepemilikan pada
laporan keuangan konsolidasi. Terdapat dua 80% PT. Uka tanggal 3 januari 19X6 sebesar
pendekatan umum yang digunakan untuk Rp.115.000.000 ketika modal PT. Uka
mengeliminasi pengaruh kepemilikan timbal terdiri dari modal saham Rp.100.000.000
PT SATRIA
balik saham perusahaan induk. dan laba ditahan Rp.50.000.000 (goodwill
1. Pendekatan saham dibeli kembali Rp.1.000.000)
2. Pendekatan konvensional. 70% 10% 3. PT. Uka memperoleh 10% kepemilikan
pada PT. Satria dengan harga
Contohnya : PT. Putera memiliki 80% Rp.40.000.000 pada 31 desember 19X6
kepemilikan langsung pada PT. Satria yang PT UKA ketika modal saham PT. Satria
mempunyai 70% kepemilikan pada PT. Uka Rp.200.000.000 dan laba ditahannya
dan PT. Uka memiliki kepemilikan 10% pada sebesar Rp.200.000.000 (tidak ada
PT. Satria. Maka terdapat 10% hak minoritas goodwill)
pada PT. Satria dam 30% hak minoritas pada
PT. Uka
1. Akuntansi Sebelum Hubungan Kepemilikan Timbal Balik
Diasumsukan bahwa aktiva bersih yang tercatat dalam hasil investasi adalah sama dengn nilai wajar pada saat pembelian dan jika
terdapat kelebihan biaya investasi atas aktiva bersih yang diperoleh akan dialokasikan sebagai goodwill yang diamortisasi selama 10 tahun.
Neraca saldo setelah penutupan PT. Putera, PT. Satria dan PT. Uka tanggal 31 desember 19X6 adalah sebagai berikut:
(2.000.000)
Rp. 336.000.000
2. Akuntansi Kepemilikan Timbal Balik Perusahaan Anak
Selama 19X7, laba dan dividen atas operasi terpisah ketiga perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
Total laba masing-masing dari ketiga perusahaan tersebut dialokasikan dengan pendekatan konvensional. Penyesuaian untuk amortisasi
goodwill diperlukan karena amortisasi goodwill tidak diperhitungkan dalam menentukan laba dari operasiterpisah tetapi harus dimasukkan
dalam perhitungan penentuan laba investasi dengan besar ekuitas.
a. Perhitungan Alokasi Laba adalah sebagai berikut:
S = Rp51.000.000+0,7(Rp40.000.000+0,1S)-
c. Total pendapatan perusahaan afiliasi dialokasikan pada:
Rp1.000.000=Rp78.000+0,07S
0,93S = Rp78.000.000 Laba bersih konsolidasi Rp177.097.000
S = Rp83.871.000 hak minoritas pada PT. Satria 8.387.000
U = Rp40.000.000+0,1(83.871.000)
hak minoritas pada PT. Uka 14.516.000
U = Rp48.387.000
P = Rp112.000.000+0,8(83.871.000)- Rp2.000.000 Total pendapatan terpisah dikurangi amortisasi Rp200.000.000
P = Rp177.097.000 goodwill
d. Perhitungan saldo Investasi, ikhtisar saldo investasi pada neraca 31 desember 19x7 sebagai berikut :
PT. Putera PT. Satria PT. Uka
(metode ekuitas) (metode ekuitas) (metode biaya perolehan)
Saldo investasi 31 Desember 19X6 Rp336.000.000 Rp135.000.000 Rp40.000.000
pendapatan investasi:
PT Putera 65.097.000 -
PT Satria 32.870.000 -
Penerimaan dividen : - -
PT Putera (24.000.000) -
PT Satria - (14.000.000)
Rp377.097.000 Rp153.871.000 Rp40.000.000
3. Kertas Kerja Konsolidasi – Metode ekuitas
Laporan keungan PT. Putera , PT. Satria dan PT. Uka masing masing disajikan pada tiga kolom pertama kertas kerja konsolidasi.
Ayat jurnal kertas kerja a,b dan c pada kertas kerja konsolidasi mengeliminasi pendapatan investasi dan saldo dividen
antarperusahaan, dan menyesuaikan akun investasi pada neraca awal periode. Ayat jurnal kertas kerja d mengeliminasi resiptokal
saldo ekuitas dan saldo investasi untuk PT. Uka, mencatat goodwill yang belum diamortisasi Rp.9.000.000 awal periode dari
investasi PT. Satria pada PT. Uka, dan memasukkan hak minoritas awl Rp.54.000.000 (perhitungan Rp.180.000.000 x 30%) pada
PT. Uka. Ayat jurnal e mengeliminasi resiptokal saldo ekuitas dan saldo investasi untuk PT. Satria (PT. Putera 80% dan PT. Uka
10%), mencatat goodwill yang belum diamortisasi awal periode dari investasi PT. Putera pada PT. Satria Rp.16.000.000 dan
memasukan hak minoritas pada PT. Satria Rp.40.000.000 (perhitungan Rp.400.000.000 x 10%). Meskipun terdapat dua investasi
pada buku PT. Satria dan dua ayat jurnal pemyesuaian harus dibuat, lebih baik membuat satu ayat jurnal untuk masing-msing
perusahaan, dalam hal ini PT. Satria, dibandingkan untuk tiap-tiap investasi. Ayat jurnal kertas kerja terakhir mencatat amortisasi
goodwill untuk tahun berjalan.
TERIMAKASIH