Anda di halaman 1dari 22

Hipertensi dalam

Kehamilan
Oleh :

Hj. Nurhaedah, S.ST., S.Kep.,


Ns., M.Kes
Definisi

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai


tekanan darah yang lebih tinggi dari atau sama dengan
140 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik) yang
dilakukan pada minimal dua kali pengukuran.
Pengukuran kedua dilakukan setelah 15 menit
pengukuran pertama dengan menggunakan lengan
yang sama
Faktor Risiko Hipertensi dalam
kehamilan
• Primigravida : 3 kali lipat
• Hiperplasentosis : perfusi uteroplasenta, aktivasi endotel,
vasospasme
• Umur : Usia ibu terlalu muda atau terlalu tua
• Riwayat keluarga : 7 kali lipat
• Penyakit ginjal : Aktivasi RAAS
• Obesitas : BMI > 30 kg/m2 risiko hampir 4,5 kali lipat
• Stress
Klasifikasi
1. Hipertensi kronik
a. Hipertensi primer
b. Hipertensi sekunder
c. White coat hypertension
2. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
3. Hipertensi gestasional
4. Preeklampsia–Eklampsia
ETIOLOGI DAN PATOFISOLOGI

1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Kehamilan normal Kehamilan dengan hipertensi

Invasi trofoblas ke Kegagalan invasi trofoblas ke


dalam lapisan otot dalam lapisan otot arteri
arteri spiralis spiralis

Remodeling arteri Kegagalan remodeling arteri


spiralis spiralis
2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel

Kehamilan dengan hipertensi

Kegagalan remodeling arteri spiralis

Plasenta mengalami iskemia dan hipoksia

Menghasilkan oksidan (terutama radikal hidroksil)

Kerusakan membran sel endotel

Disfungsi endotel, mengakibatkan :


 Menurunkan produksi prostasiklin
 Sekresi tromboksan
 Perubahan pada sel endotel kapilar
glomerulus
 Peningkatan produksi endotelin
 Peningkatan faktor koagulasi
3. Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin

Kehamilan normal Kehamilan dengan hipertensi

Sekresi human leukocyte Penurunan sekresi human leukocyte


antigen protein G (HLA-G) antigen protein G (HLA-G)

 Toleransi imunitas ibu Menghambat invasi trofoblas


terhadap hasil konsepsi
 Merangsang sekresi Kegagalan remodeling arteri
sitokin sehingga spiralis
mmpermudah invasi
trofoblas

4. Teori adaptasi kardiovaskular

Kehamilan normal Kehamilan dengan hipertensi

Pembuluh darah refrakter Penurunan daya refrakter


terhadap bahan pembuluh darah terhadap
vasopresor bahan vasopresor
5. Teori Genetik

Genotipe ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam


kehamilan. Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami
preeklamsia, 26% anak perempuannya akan mengalami preeklamsia
pula

6. Teori Defisiensi Gizi

Berdasarkan penelitian, konsumsi minyak ikan banyak mengandung


asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi
tromboksan. Defisiensi kalsium meningkatkan risiko terjadinya
preeklamsia/eklamsia
7. Teori Stimulasi Inflamasi

Kehamilan normal Kehamilan dengan hipertensi

Lepasnya debris trofoblas Lepasnya debris trofoblas


sebagai sisa-sisa proses sebagai sisa-sisa proses
apoptosis dan nekrotik apoptosis dan nekrotik
trofoblas trofoblas meningkat

Reaksi Inflamasi Peningkatan reaksi


Inflamasi (kekacauan
adaptasi dari proses
inflamasi intravascular
pada kehamilan)

Disfugsi sel endotel

(Prawirohardjo, 2010)
Manajemen Kehamilan Hypertensi Ringan Hypertensi Sedang Hypertensi Berat
Berdasarkan Derajat (150/100-159/109 (≥160/110 mmHg)
Hypertensi (140/90-149/99 mmHg) mmHg)
Tidak (hanya ke Tidak (hanya ke
Datang ke RS Ya
puskesmas) puskesmas)
Labetalol oral untuk Labetalol oral untuk
pengobatan pertama pengobatan pertama
Pengobatan Tidak untuk menjaga tekanan untuk menjaga tekanan
darah sistolik < 150 dan darah sistolik < 150 dan
diastolik 80-100 mmHg diastolik 80-100 mmHg
Tidak lebih dari 1 kali Setidaknya 2 kali
Pengukuran TD Setidaknya 4 kali sehari
seminggu seminggu
Sebaiknya setiap hari
Tes Proteinuria Setiap kali kunjungan Setiap kali kunjungan
atau dua kali seminggu
Uji fungsi ginjal,
elektrolit, pemeriksaan
darah lengkap, Disarankan setiap
transaminase, bilirubin. minggu melakukan Uji
Hanya pada kunjungan Tidak perlu melakukan fungsi ginjal, elektrolit,
Tes Darah
antenatal pemeriksaan tes darah pemeriksaan darah
lebih lanjut jika tidak lengkap, transaminase,
ditemukan adanya bilirubin.
proteinuria pada
kunjungan berikutnya
Terapi farmakologi lainnya yang dapat diberikan selain labetalol
adalah metildopa dan nifidipine. Pada wanita dengan usia
kehamilan kurang dari 32 minggu yang mengalami hipertensi
ringan atau risiko tinggi pre-eklamsia, dianjurkan untuk
mengukur tekanan darah dan tes urin setiap dua kali seminggu
serta tidak disarankan untuk dirawat inap di rumah sakit pada
wanita dengan hipertensi gestasional.

Nifedipin : 10-20 mg oral. Maksimum 120 mg dalam 24 jam


Metildopa : 2 x 25- - 500 mg per oral. Maksimum 2000 mg/hari
Dosis oral harian labetalol berkisar dari 200-2400 mg/hari dengan dosis
awal 2 x 100 mg. Dosis pemeliharaan biasanya 2 x 200-400 mg/hari. Akan
tetapi pada pasien dengan hipertensi berat, dosis dapat mencapai 1,2
hingga 2,4 gram/hari. IV 20 mg/jam
MgSO4 pada preeklampsia berat dan eklampsia

4 hingga 6 gram IV loading dose selama 15-20 menit


2 gram IV tambahan untuk kejang berulang

2 gram per jam IV hingga 24 jam post partum

Monitor:
Magnesium levels (therapeutic ranges 4 to 8 mg/dl)
Reflexes
Mental status
Respiratory status
Urine outputs
Eklampsia
 38% antepartum
 18% intrapartum
 44% postpartum

 Airway
 Breathing
 Circulation
 Magnesium sulfat pilihan antikonvulsan
Pencegahan
• Istirahat di rumah 4 jam/hari direkomendasikan untuk
pencegahan primer maupun sekunder preeklampsia
Level evidence I a, Rekomendasi A
• Pembatasan garam untuk mencegah preeklampsia dan
komplikasinya tidak direkomendasikan.
Level evidence I a, Rekomendasi A
• Aspirin dosis 75 mg atau kurang, cukup aman diberikan
pada kelompok risiko tinggi untuk menurunkan risiko
preeklampsia baik sebagai pencegahan primer atau
sekunder.
Level evidence I a, Rekomendasi A

Anda mungkin juga menyukai