Anda di halaman 1dari 77

Tujuan

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa


diharapkan beroleh pengetahuan, pemecahan,
dan penerapan perihal belajar dan
pembelajaran bahasa Indonesia.
Dekripsi Isi Dalam perkuliahan ini dibahas
tentang konsep pembelajaran dalam ranah
Psikologi, pengertian belajar dan belajar
bahasa, jenis-jenis belajar, teori belajar,
prinsip-prinsip belajar, faktor yang
mempengaruhi belajar, perkembangan belajar
bahasa, serta pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran bahasa
Pendekatan Pembelajaran Pendekatan :
Saintifik Metode : Diskusi, brainstorming,
dan survei lapangan Tugas : Laporan hasil
survei Media : LCD, dan multimedia 5.
Evaluasi a. Kehadiran dan partisipasi di kelas
b. Tugas c. UTS d. UAS
Materi Perkuliahan

1) Tujuan mata kuliah 2) Ruang lingkup mata kuliah 3) Kebijakan pelaksanaan perkuliahan 4)
Kebijakan penilaian hasil belajar 5) Tugas yang harus diselesaikan 6) Buku sumber rujukan yang
digunakan 7) Hal-hal lain yang penting dalam perkuliahan
Pertemuan III Membahas : 1) Pengertian Belajar 2) Pengertian Belajar Bahasa Pertemuan IV
Membahas: Jenis-jenis Belajar Pertemuan V Membahas : 1) Teori Belajar 2) Teori Belajar Bahasa
Pertemuan VI Membahas : 1) Prinsip-prinsip Belajar 2) Prinsip-prinsip Belajar Bahasa Pertemuan
VII Membahas : Teori Belajar Humanistik Pertemuan VIII Ujian Tengah Semester (UTS) Pertemuan
VII Membahas : Teori Belajar Humanistik Pertemuan VIII Ujian Tengah Semester (UTS) Pertemuan
XI Membahas : Pendekatan Pembelajaran Bahasa 1) Pendekatan Komunikatif 2) Pendekatan
Kontekstual 3) Pendekatan Teks 4) Pendekatan Saintifik 5) PendekatanIntegratif Pertemuan XII
Membahas : Metode Pembelajaran Bahasa 1) Metode Pemecahan Masalah 2) Metode Inkuiri 3)
Metode Proyek 4) Metode Saintifik Pertemuan XIII Membahas : Teknik Pembelajaran Bahasa 1)
Teknik Diskusi 2) Teknik Trade Place 3) Teknik Role Play 4) Teknik Brainstorming 5) Teknik
Pengamatan Pertemuan XIV Membahas : Survei Pembelajaran Bahasa di Sekolah Pertemuan XV
Membahas : Laporan Hasil Survei Pembelajaran Bahasa di Sekolah Pertemuan XVI Ujian Akhir
Semester (UAS)
Buku Sumber/rujukan/bahan

1. Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


2. Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
3. Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher.
4. Eggen, P. danKauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan
Berpikir. Terjemahan Satrio Wahono. Jakarta: PT Indeks.
5. Huda, N. (1999). Language Learning and Teaching. Malang: Universitas Negeri Malang Publisher.
6. Jasmine, J. (2007). Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk: Implementasi Multiple Intelligences.
Terjemahan Purwanto. Bandung: Nuansa.
7. Jhonson, E.B. (2002). Contextual Teaching and Learning. Terjemahan Ibnu Setiawan. Bandung: Mizan Media
Utama.
8. Lado, R. (1979). Language Teaching: A Scientific Approach. New Delhi: Tata McGraw Hill Publishing.
9. Lang, H.R. dan Evans, D.N. (2006). Models, Strategies, and Methods For Effective Teaching. Boston: Pearson
Education Inc.
10. Pranowo. (1996). Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
11. Richards, J.C. (2001). Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

12. Sagala S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


13. Sardiman A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
14. Smith, M.K. (2009). Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Terjemahan Abdul QodirShaleh. Yogyakarta: Mirza
Media Pustaka.
15. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta; Kencana Prenada Group.
16. Uno, H.B. (2009). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta:
Bumi Aksara
Konsep Pembelajaran dalam Ranah Psikologi
1) Perilaku 2) Kognitif 3) Kreativitas 4)
motivasi
belajar

Belajar  kegiatan individu memperoleh


pengetahuan, perilaku dan keterampilan
dengan cara mengolah bahan belajar

(Dimyati dan Mudjiono, 2006:6)


Sanjaya (2010:112),

“Belajar adalah proses mental yang terjadi


dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan
munculnya perubahan tingkah laku.”
Djamarah, Syaiful dan Zain (2006:11),

“belajar adalah proses perubahan perilaku


berkat pengalaman dan latihan.”
BELAJAR

Proses perubahan tingkah laku seseorang


setelah berinteraksi dengan lingkungannya,
dalam hal ini adalah lingkungan kelas pada
saat proses pembelajaran, yang akan
menambah pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap.
Sardiman (2001:26-29)

tujuan belajar

Untuk mendapatkan pengetahuan


Pembentukan sikap
Penanaman keterampilan
Untuk mendapatkan pengetahuan

Pengetahuan dan kemempuan berpikir merupakan


bagian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata
lain tidak dapat mengembangkan kemampuan
berpikir tanpa bahan pengetahuan. Jadi, dengan
adanya bahan pengetahuan, maka seseorang dapat
mempergunakan kemampuan berpikir di dalam
proses belajar, sehingga pengetahuan yang didapat
semakin bertambah
Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak


didik tidak akan terlepas dari penanaman nilai-
nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya sekedar
mengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik
yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada
anak didiknya. Maka akan tumbuh kesadaran dan
kemauannya untuk mempraktekkan segala
sesuatu yang sudah dipelajarinya
 Penanaman keterampilan

Belajar memerlukan latihan-latihan yang


akan menambah keterampilan dalam diri
siswa, baik itu keterampilan jasmani maupun
keterampilan rohani
Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa


menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan.
(Syaiful, 2003:61)
Hamalik (2007:77)

Pembelajaran adalah suatu system artinya suatu keseluruhan


yang terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi antara
satu dengan lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun komponen-komponen tersebut meliputi tujuan
pendidikan dan pengajaran, peserta didik dan siswa, tenaga
kependidikan khususnya guru, perencanaan pengajaran, strategi
pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran.
Pembelajaran  kegiatan guru
secara terprogram dalam desain
instruk-sional, untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan
sumber belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006:17)
Coney (dalam Sagala, 2005:61)

Pembelajaran sebagai suatu proses dimana


lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respon terhadap
situasi tertentu
Pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh guru yang telah diprogram
dalam rangka membelajarkan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum
yang berlaku.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut
untuk menciptakan suasana belajar yang
kondusif agar siswa dapat belajar secara aktif
Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain (2006:41),
dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa
komponen pembelajaran yang meliputi:

tujuan
bahan pelajaran
kegiatan pembelajaran
metode
alat
sumber pelajaran
evaluasi
Tujuan

Suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu


kegiatan.
Tujuan memiliki jenjang dari yang luas dan umum sampai
kepada yang sempit/khusus.
Adanya tujuan yang tepat mempermudah pemilihan
materi pelajaran dan pembuatan alat evaluasi.
Adanya tujuan yang tepat dan yang diketahui siswa,
memberi arah yang jelas dalam belajarnya.
(Suryosubroto, 2009:102)
Bahan Pelajaran

Substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar


mengajar.
Bahan pelajaran menurut Arikunto (dalam Djamarah, Syaiful
dan Zain, 2006:43) : merupakan unsur inti yang ada di dalam
kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran
itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan
yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah
sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Tanpa
bahan pelajaran proses pembelajaran tidak akan berjalan
Kegiatan Pembelajaran

Menurut Kusnandar (2007:252), kegiatan pembelajaran adalah


bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran akan menentukan sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam sebuah
interaksi dengan bahan pelajaran sebagai medianya.
Dalam interaksi tersebut siswa lebih aktif bukan guru, guru hanya
sebagai motivator dan fasilitator
Metode

Metode merupakan komponen pembelajaran


yang banyak menentukan keberhasilan
pengajaran. Guru harus dapat memilih,
mengkombinasikan serta mempraktekkan
berbagai cara penyampaian bahan yang
disesuaikan dengan situasi
Alat
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
Alat mempunyai fungsi yaitu sebagai
perlengkapan, sebagai pembantu
mempermudah usaha pencapaian tujuan, dan
alat sebagai tujuan
Sumber Pelajaran
Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat dimana
pengajaran terdapat atau sumber belajar
seseorang. Sedangkan sumber belajar
menurut Mulyasa (2009:159), adalah segala
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan
belajar, sehingga diperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan yang diperlukan
Evaluasi
Evaluasi menurut Davies (dalam Dimyati dan
Mudjiono, 2006:190), adalah proses
sederhana dalam memberikan/menetapkan
nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan,
keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek,
dan masih banyak yang lain. Hasil dari
evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik
dalam meningkatkan kualitas mengajar
maupun kuantitas belajar siswa
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Perbedaan belajar dan pembelajaran:
Belajar – Proses individu-Perubahan
Belajar: Proses yang dilakukan individu dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi ngerti
(mengalami perubahan).
Pembelajaran- Tindak mengajar- Kesadaran belajar.
Pembelajaran : Tindak mengajar untuk menarik siswa
memahami materi/inovation agar peserta didik mau
belajar
Hakekat belajar dan pembelajaran:
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman belajar bukan
suatu hasil melainkan proses.
Belajar adalah memperoleh pengetahuan
latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara
otomatis. Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan
Belajar:    –    Proses mental dan emosional.

=> Penyebab perubahan pengetahuan dan


perilaku.
=>Mengalami sendiri, tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain.
=>Perubahan bersifat relatif permanen.
=>Perubahan akibat reaksi dan bukan karena
kematangan
Belajar bagaikan air mengalir disebuah
sungai, mengalir, dinamis, penuh resiko,
menggairahkan. Kesalahan, kreativitas,
potensi, dan ketakjuban mengisi tempat itu.
Pengertian belajar berdasarkan pandangan-
pandangan:

Psikologis Klasik

Belajar adalah proses pengembangan dan latihan jiwa.

Pakar pendukung psikologis klasik : J.J. Rosseou dan


Pestalzzi, Jhon Locke
Psikologis Daya

belajar adalah melatih daya-daya agar dapat


berfungsi dengan baik
Mental State

Belajar adalah memperoleh pengetahuan


melalui alat indera yang disampaikan dalam
bentuk perangsang-perangsang dari luar
Behavioristik

Belajar adalah membentuk hubungan stimulus respon


dengan latihan-latihan.

Pakar pendukung behavioristik :Edward Lee Thorndike,


J.B Watson, Carck Hull, Edwin Guithrie, B.F Skinner,
Albert Bandura, Ivan Petrovich Pavlov, Robert Gagne.
Psikologis Kognitif

Belajar adalah proses-proses pusat otak atas


struktur kognitif (fakta) dalam bentuk
pemahaman dan pemecahan masalah.
Pakar pendukung psikologis kognitif: Bruner,
Piaget, David P.Ausubel
Gestal

Belajar adalah akibat interaksi antara individu dengan


lingkungan berdasarkan keseluruhan dan pemahaman.

Pakar pendukung pandangan psikologis gestalt: Max


Wertheimer Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler
Dua pandangan tentang belajar:
1.Belajar dianggap sama dengan menghafal.
Karakteristik:
a. Belajar berarti menambah sejumlah pengetahuan
Belajar berarti mengembangkan kemampuan
intelektual.
Belajar adalah hasil bukan proses.
2. Belajar dianggap sebagai proses perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman
dan latihan
Karakteristik:b. Belajar adalah aktivitas
yang dirancang dan bertujuan.
Tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku
secara utuh.
c.Belajar bukan hanya sebagai hasil, akan
tetapi juga sebagai proses pemecahan
masalah
Pembelajaran :

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang


tersusun meliputi unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan
pembelajaran
Pembelajaran:

*Student oriented, (siswa bukan obyek, tetapi subyek


belajar) Bukan diukur sejauhmana siswa menguasai
materi, tetapi sejauhmana siswa beremansipasi terhadap
proses belajar.
*Berlangsung dimana saja.
*Mencapai TUJUAN TERTENTU, yaitu bukan hanya
kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik
Proses pembelajaran:

-Interaktif ( bersikap aktif).


-Inspiratif.
-Menyenangkan
-Menantang
-Memotivasi
Mengajar:

Mengajar bagaikan “tukang bersih sungai” agar air


dapat mengalir bebas hambatan
Mengangkat sampah, kotoran lain
Mengeruk lumpur, pasir
Memindahkan batu, kayu

Ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran,


cinta, sukacita, improvisasi, pengendalian diri
memenuhi pekerjaan itu
Kurikulum 2013:

Perubahan yang mempengaruhi pola pikir: proses


1.Pembelajaran disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
2.Lintasan yang berbeda untuk proses pembentukan tiap
kompetensi
3.Pembelajaran melalui pendekatan scientific:
– Mengamati
– Menanya
– Mencoba
– Menalar
– Mengkomunikasikan (berlaku untuk semua mapel/tema).
Model Pembelajaran:

–Discovery learning (Sebagai proses


pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak
disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri).
–Project based learning (metode pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi (pendapat), sintesis
(kesatuan), dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar).

-Collaborative learning (pembelajaran
dilakukan dengan kelompok)
Perubahan pola pikir kurikulum 2013:

Guru dan Buku Teks bukan satu-satunya sumber belajar.(bisa


berdasarkan pengalaman).
Kelas bukan satu-satunya tempat belajar.
Belajar dapat dari lingkungan sekitar .
Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu.
Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering
bertanya.
Menekankan pentingnya kolaborasi Guru dan siswa adalah
rekan belajar.
Proses nomer satu, hasil nomer dua.
Teaching (mengajar) – Tutoring (les)
Standar kompetensi lulusan (SKL
KURIKULUM 2013)
1.SIKAP/AFEKTIF (Krathwohl) :
-Pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya
diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya
-Menerima + Menjalankan + Menghargai +
Menghayati + Mengamalkan
Taksonomi Domain Afektif (Krathwohl)
Mengenai perasaan,
Emosi,
Psikologis (kurang nyata dalam sesuatu mata pelajaran)
Perasaan murid yang suka, atau benci akan sesuatu mata
pelajaran amat penting dalam pengajaran guru.
Guru harus memupuk perasaan suka dan minat dikalangan
murid dalam mata pelajaran yang diajarnya.
Perasaan afektif seperti suka dan minat adalah lebih kekal dan
mendalam kesannya daripada kebolehan kognitif.
Domain afektif ini meliputi berbagai perasaan yang menuju ke
peringkat yang paling tinggi, yaitu perwatakan
Instrumental input
Kognitif/knowledge
psikomotorik/skill
apektif/atitude

Raw inputproses pembeljaranout putoutcomes, impact, dampak

environmental input
Teknik Pembelajaran Bahasa

menekankan pada pemberian latihan-latihan untuk memperoleh dan


meningkatkan keterampilan berbahasa yang telah dimiliki.
Penerapan teknik pembelajaran ini menekankan kegiatan dan
kreativitas siswa.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar
yang telah disusun dan bergantung pada kemampuan guru dalam
mencari siasat agar pembelajaran berjalan lancar dan berhasil maksimal.
Dalam menentukan teknik pembelajaran ini,guru perlu
mempertimbangkan situasi kelas,lingkungan, kondisi siswa, sifat-
sifat siswa, dan kondisi lainnya (pedagogi)
Teknik Pembelajaran Menyimak

Dengar-ulang ucap

Pembelajaran menyimak dengan teknik ini


dilakukan dengan memperdengarkan model
ucapan kepada siswa dan siswa
menirukan pengucapannya
Dengar-tulis

Teknik dengar-tulis juga disebut dengan


dikte.

Dikte ini menurut Burhan Nurgiantoro (2010:


417) dapat juga berperan sebagai alat 
penilaian menulis disamping sebagai teknik
pembelajaran menyimak
Dalam pembelajaran, siswa diminta untuk mendengarkan penggunaan bahasa kemudian
diminta menuliskan apa yang telah didengarkan.

empat tipe dikte

dikte penuh
dikte sebagian
dikte dengan gangguan
dikte komposisi
dikte penuh

siswa diminta untuk menuliskan semua


ujaran yang diperdengarkan kepadanya.
dikte sebagian

siswa diminta untukmenuliskan kata yang dapat 


melengkapi kalimat atau paragraph, atau wacana yang
tidak diperdengarkan secara penuh. Jika dalam wacana
tulis disebut dengan wacana rumpang. Pada wacana
tulis teknik ini disebut dengan colze test. Siswa diminta
mengisi kata ke-n dari sebuah wacana yang
disediakan, bias kata kelima, keenam atau yang lain
dikte dengan gangguan

dilakukan dengan memperdengarkan wacana


lisan diikuti dengan gangguan seperti
penyimakan sebenarnya yang sering ada
gangguan dari lingkungan. Siswa diminta untuk
menuliskan semua ujaran yang diperdengarkan.
dikte komposisi

meminta siswa untuk mendengarkan


seluruh wacana lisan yang panjang baik
berupa cerita, uraian, penjelasan kemudian
siswa menuliskan kembali dengan
menggunakan kalimat sendiri
Dengar-kerjakan

Pembelajaran menyimak dengan teknik ini, siswa diminta


mendengarkan perintah berupa kalimat, petunjuk kemudian
mengerjakan sesuai perintah atau petunjuk.

Misalnya petunjuk mengerjakan soal, petunjuk


mengoperasikan tape recorder 
Dengar-terka

Pembelajaran menyimak dengan teknik


ini,siswa diminta mendengarkan
pendeskripsian sesuatu benda, objek, atau
konsep kemudian siswa menerka objek atau
benda atau konsep yang dimaksud
Menemukan benda/konsep

Penggunaan teknik ini dilakukan dengan cara guru mengumpulkan


benda-benda dalam suatu tempat tertentu. Guru mendeskripsikan
benda yang dimaksud kemudian siswa mengambil bendanya. Atau
benda dapat diganti dengan nama konsep tertentu dalam bidang
tertentu juga. Guru mendefinisikan atau menyebut ciri-ciri suatu
konsep kemudian siswa mengambil tulisan tentang konsep dimaksud.

Misalnya guru menyebut cirri-ciri (1) kalimat yang subjeknya


melakukan pekerjaan; (2) predikatnya diikuti objek. Siswa
mengambil sebuah tulisan dari beberapa konsep yang tersedia yaitu
kalimat aktif transitif.
rus diikuti oleh
Siman bilang

kriteriatertentu.
Teknik pembelajaran ini sering disebut dengan permainan bahasa yang bertujuan
untuk melatih kemampuan menyimak siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan
teknik ini mula-mula siswa dibagi dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok
mempersiapkan delapan perintah yang harus diikuti oleh kelompok lawan dengan

a aktivitasmenggerakkan
kriteria tertentu.
Misalnya perintah berupa aktivitas menggerakkan anggota tubuh, terdiri atas 5-8
kata dalam sebuah kalimat, perintah merupakan gerakan yang sopan. Setelah
perintah disusun permainan dimulai dengan setiap siswa dalam satu kelompok
menjadi juri untuk satu siswa pada kelompok lawan.Jika gerakan benar skornya 1

as 5-8 katadalam sebuah


dan jika salah skornya 0. Skor perolehan untuk satu gerakan tergantung jumlah
siswa, jika jumlah siswa dalam satu kelompok 10,sedang yang melakukan gerakan
benar untuk satu perintah 6 maka skornya 6. Skor tersebut dijumlah sesuai jumlah
perintahnya. Kelompok pemenang adalah kelompok yang jumlah skornya terbanyak .

akan gerakanyang sopan.


Bisik berantai

Teknik pembelajaran ini dilakukan dengan kelas dibagi dalam dua kelompok.
Setiap kelompok menyiapkan kalimat-kalimat yang akan dsibisikkan oleh setiap
anggota kelompok lawan. Kalimat yang dibuat harus memenuhi criteria tertentu
misalnya dalam sebuah kalimat terdapat diftong, suku kata berpola kompleks,
memiliki fungsi SPOK. Setelah kalimat selesai disusun diberitahukan kepada
guru untuk dilihat sudah memenuhi kriteria tersebut atau belum. Jika sudah
memenuhi, permainan dimulai dengan setiap siswa pertama membisikkan
kalimat kepada siswa kedua, siswa kedua membisikkannya kepada siswa ketiga
dan seterusnya sampai siswa terakhir. Semua kalimat yang dibuat dibisikkan dan
siswa kedua sampai terakhir menuliskan kalimat yang didengarnya pada kertas.
Pemberian skor dilakukan pada setiap siswa dalam satu kelompok dengan
membandingkannya dengan kalimat yang dibisikkan oleh siswa pertama. Jika
satu kelompok 8 siswa,kalimat yang ditulis sesuai dengan yang dibisikkan siswa
pertama 5, berarti skornya 5
Melanjutkankan cerita

Kelas dapat dibagi dalam kelompok atau jugatidak.


Kelas membuat kesepakatan tentang cerita yangakan
disampaikan kepada teman oleh anggota kelas
secara estafet. Kesepakatan itu misalnya tentang
tema. Kemudian guru memanggil seorang siswa
untuk memulai bercerita di depan kelas dan
dilanjutkan oleh siswa kedua, ketiga dan seterusnya
sampai cerita berakhir.
Merangkum

Teknik ini dilaksanakan dengan cara siswa


mendengarkan wacana lisan, dapat berupa
ceramah, kotbah, dialog, talk show setelah selesai
membuat rangkuman secara tertulis dari yang
didengarkan
Menjawab pertanyaan

Pembelajaran menyimak dengan teknik ini dilaksanakan dengan


cara siswa diminta untuk mendengarkan sebuah rekaman
wacana, kemudian diminta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan guru. Guru menunjuk siswa yang
diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut. Perlu diingat
bahwa pertanyaan hendaknya bervariasi tentang kata tanya yang
digunakan maupun variasi jenis pertanyaannya pada 
domain kognitif, afektif, atau psikomotorik. Jawaban pertanyaan
siswa dapat tertulis dan dapat juga disampaikan secara lisan
secara bergantian.
Permainan telepon/bertelepon

Dengan teknik ini, siswa dituntut


untukmendengarkan pembicaraan dari tempat
lain dengan media telepon. Kemudian
memberikan respon yang sesuai dengan
pembicaraan lewat telepon tersebut.
Kegiatan ini dapat dilanjutkan
denganmenuliskan/menyampaikan secara lisan
tentang pembicaraan yang telah dilakukannya.
Teknik Pembelajaran Membaca

Baca-terka

Pembelajaran membaca dengan


menggunakan teknik ini dimulai dari kegiatan
membaca teks yang berisi deskripsi, ilustrasi,
paparan dari sesuatu. Kemudian siswa
menerka sesuatu yang dimaksud
Mempraktikkan petunjuk

Kegiatan mempraktikkan petunjuk sering kita hadapi


sehari-hari. Misalnya dalam petunjuk minum obat,
mengoperasikan alat rumah tangga seperti mesin cuci,
blender, mixer , kipas angin dan sebagainya.
Termasuk di dalamnya juga petunjuk cara memasak
makanan, membuat kerajinan, merangkai bunga. Dari
hal ini dapat dilihat bahwa membaca petunjuk
mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari.
Scanning (membaca sepintas/membaca memindai)

Membaca sepintas dilakukan untuk


menemukan suatu informasi yang sudah 
ditentukan sebelumnya secara cepat. Membaca cepat walaupun dilakukan
secara cepat harus teliti dan penuh kesiapan menangkap informasi. 
Pelaksanaan pembelajaran membaca sepintas ini dapat dilakukan dengan
tahapan(1) menugasi anak membaca untuk menemukan informasi pukul
berapa kereta api argo tiba distasiun Balapan pada bacaan;
(2) membaca sepintas
untuk menemukan letak informasi yang dibutuhkan
pada bacaan; (3) membaca untuk menemukan
informasi yang mungkin 
tidak saja harafiah tetapi juga yang besifat tersirat.
Skimming (membaca sekilas)

Membaca sekilas adalah tipe membaca dengan cara menjelajah bahan bacaan
secara cepat agar dapat memetik ide-ide utama. Seorang pembaca sekilas yang
terampil dapat memetik ide-ide pokok dengan cepat dengan cara mengumpulkan 
kata-kata,frasa-frasa, dan kalimat-kalimat inti.
Sub judul-sub judul memang sangat berguna bagi pembaca sekilas karena dalam
subjudul telah terangkum bagian-bagian selanjutnya sehingga kecepatan membaca
kian meningkat untuk memeriksa isi yang telah ditandai. Pembaca sekilas dapat
melakukan hal-hal berikut dengan alasannya: (1) menemukan sepenggal informasi
khusus dalam paragraph, kutipan, atau acuan, (2) memetik secara cepat ide pokok
dan butir penting dalam bacaan, (3) memeriksa apakah bagian tertentu diloncati atau
harus dipetik karena penting, (4) memanfaatkan waktu setepat mungkin.
Pembaca sekilas biasanya mempunyai tujuan untuk menemukan sesuatu atau untuk
memperoleh kesan umum dalam bacaan.
Melengkapi wacana/paragraf rumpang.

Melengkapi wacana rumpang merupakan salah


satu teknik dalam menguji kemampuan siswa
dalam memahami wacana tersebut. Caranya,
sebuah wacana atau paragraph dihilangkan kata
 ke-n untuk diisi siswa dengan kata yang tepat.
Kalimat pertama merupakan kalimat yang utuh
Menceritakan kembali

Menceritakan kembali bacaan merupakan


indikator bahwa siswa mampu menguasai bacaan.Apabi
la siswa mampu memahami kata kunci, kalimat topik,
struktur bacaan dan menjawab pertanyaan siapa, apa, di
mana, bilamana, mengapa, dan bagaimana dia telah
memahami bacaan tersebut. Untuk itu, siswa diminta
dapat memahami hal-hal tersebut agar dapat
menceritakan kembali isi bacaan
Memparafrasekan

Puisi merupakan salah satu tipe bacaan yang


harus dipahami dan ditafsirkan maknanya. Sebagai
indikator bahwa siswa telah memahami puisi
adalah dapat memparafrasekannya secara tepat.
Dalam hal ini guru dapat membantu memberikan
penjelasan dan informasi yang memudahkan siswa
dalam memparafrasekan puisi
SQ3R

Teknik SQ3R (survey, question, read, recite,and review )

merupakan salah satu teknik membaca untk studi. Untuk memahami wacana
dibutuhkan langkah-langkah ini agar pemahaman siswa secara mendalam
terhadap teks bacaan terpercaya.
Pada langkah survey, siswa melakukan kegiatan membaca secara sekilas
bacaan untuk mendapatkan gambaranumum isi bacaan. 
Pada langkah question siswa menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan isi
bacaan. 
Pada langkah read, siswa membaca secara paragraph demi paragraf untuk
mendapatkan pemahaman terhadap isi bacaan secara mendalam.
Pada langkah recite, siswa menceritakan kembali isi
bacaan, dan pada review siswa mengkaji ulang isi bacaan dengan
memberikan umpan balik terhadap penceritaan kembali
Melanjutkan cerita

Siswa diminta untuk melanjutkan bacaan yang


disajikan belum selesai.
Apabila siswa dapat menyelesaikan cerita secara
lengkap maka siswa telah memahami cerita
(bacaan) dengan baik

Anda mungkin juga menyukai