KEBIJAKAN
STRUCTURE
MODAL
FAISYAL QURASIYIN
INTRODUCTION
Resiko yang terkait dengan Struktur Modal adalah Stand Alone Risk yang
terdiri dari;
1. Resiko Bisnis (Business Risk)
Resiko yang terkandung dalam suatu asset apabila perusahaan tidak
menggunakan utang (unlevered);
2. Resiko Finansial (Financial Risk)
Resiko yang muncul karena perusahaan dana dengan beban tetap atau
resiko yang muncul karena adanya penggunaan utang (leverage);
RESIKO BISNIS
Resiko Bisnis merupakan suatu fungsi dari ketidakpastian yang inheren pada proyeksi
return perusahaan di masa mendatang atas modal yang telah diinvestasikan (ROIC =
Return On Invested Capital);
NOPAT atau EBIT ( 1 – T)
Formula ROIC = ------------------------------------------
Capital
Jadi, bila tidak ada Utang maka pembayaran bunganya = 0, sehingga modal seluruhnya
merupakan modal sendiri (Equity), dengan demikian ROOIC = ROE
Laba Bersih
ROIC = ----------------------------
Total Ekuitas
RESIKO BISNIS
Oleh karena itu, Resiko Bisnis dari perusahaan yang tidak menggunakan Utang dapat diukur
dengan menggunakan deviasi standar ROE (
Deviasi Standar ROE mengukur variabilitas ROE perusahaan dari nilai ROE yang
diproyeksikan;
Besar kecilnya resiko bisnis dipengaruhi:
1.
Ketidakpastian Permintaan;
2. Variabilitas Harga Jual Output;
3. Variabilitas Biaya Input;
4. Kemampuan Menyesuaikan Harga Jual Output dengan Adanya Perubahan
Biaya Input;
5. Kemampuan untuk Mengembangkan Produk Baru;
6. Tingkat Oprating Leverage;
RESIKO FINANSIAL
Resiko Finansial =
EXAMPLE
Dengan adanya biaya operasi tetap maka perubahan penjualan akan mengakibatkan
perubahan yang lebih besar pada EBIT perusahaan;
Suatu perusahaan dikatakan memiliki degree of operating leverage (DOL) yang tinggi
apabila persentase biaya tetap terhadap hiaya total adalah tinggi, dengan asumsi factor
lainnya tetap;
Persentase Perubahan pada EBIT ▲ EBIT / EBIT Q (P – VC/unit)
DOL Rp = ------------------------------------------------------------------ = -------------------------- = ----------------------------
Persentase Perubahan pada Penjualan ▲Q/Q Q (P – VC/unit) - F
EXAMPLE
ini saham biasa yang beredar 200.000 lembar. Saham biasa dapat dijual Rp4.000,-
per
lembar, sehingga apabila perusahaan memilih pendanaan dengan modal sendiri,
maka
perusahaan harus mengeluarkan saham biasa baru sebanyak 100.000 lembar.
PENGARUH BERBAGAI ALTERNATIF PENDANAAN TERHADAP LABA DAN
EPS
DFL DENGAN MENGGUNAKAN HUTANG
■ Dari contoh di atas, maka DFL dengan menggunakan alternatif
pendanaan hutang pada EBIT Rp216.000.000 adalah:
■ DFL sebesar 1,29 artinya apabila EBIT berubah 10% (baik naik atau
turun),
maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS akan berubah 1,29 x 10% =
12,9%.
DFL MENGGUNAKAN SAHAM PREFEREN
■ DFL sebesar 1,00 artinya apabila EBIT berubah 1% (baik naik atau
turun),
maka laba setelah pajak(EAT) atau EPS-nya akan berubah 1,00 x 10% =
10%.
FINANCIAL LEVERAGE
■ Efek yang menguntungkan dari leverage keuangan disebut “Trading In Equity”. Leverage
keuangan itu merugikan (Unfavorable leverage) apabila perusahaan tidak dapat
memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap
yang harus dibayar;
■ Nilai leverage keuangan positif atau negatif dinilai berdasarkan pengaruh leverage yang
dimiliki terhadap pendapatan per lembar saham (EPS). Artinya bagaimana pengaruh
alternatif pendanaan yang akan dipilih terhadap pendapatan per lembar saham;
■ Alternatif kombinasi pendanaan tersebut misalnya alternatif pendanaan hutang obligasi
dengan saham biasa, obligasi dengan saham preferen, obligasi dengan saham biasa atau
saham preferen dengan saham biasa.
FINANCIAL LEVERAGE
■ Untuk menentukan titik indifferen atau titik impas EBIT – EPS di antara