Anda di halaman 1dari 27

Sistem Akuntansi Syariah

oleh:
1. Dwi Mustikaningrum (12030118140221)
2. Dimas Daffa S (12030118130270)
3. Gilbert Pane (12030118140130)
4. Mikhael C P (12030118130175)
5. Drialvin Arief (12030118130223)
6. Rafael Galih (12030118130136)
7. Oryza Sativa Pradana (12040116140093)
8. Yusrin Aprina Dahlan (12020217140040)
9. Ganapati Rasyid (12030118140214)
Konsep Memelihara Harta Kekayaan

Harta yang baik memenuhi dua kriteria yaitu diperoleh dengan


cara yang sah dan benar, serta digunakan untuk hal-hal baik
menurut Allah SWT.
Konsep Kepemilikan

Allah SWT adalah pemilik mutlak segala sesuatu yang ada di dunia ini (QS. Al-
Hadid:2).

Sedangkan manusia adalah wakil (khalifah) Allah SWT., dan di muka bumi ini
mereka diberi amanah untuk mengelola harta-harta titipan.

Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada kepemilikan
kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, bukan kepemilikan secara mutlak.

Jadi saat meninggal, semua kepemilikan didistribusikan kepada ahli warisnya sesuai ketentuan
Syariah.
Perolehan Harta

Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah muamalah (mengatur hubungan
manusia dengan manusia). Kaidah fikih dari muamalah adalah, semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang
diharamkan/dilarang dalam Al-Qur’an dan sunnah. (QS. Al-Baqarah:29, QS. Al-Jasiyah:13, dan HR. At-Tirmidzi dan
Ibnu Majah)

Harta dikatakan halal dan baik apabila niatnya Karena dalam agama Islam juga mengatur
benar, tujuannya benar dan cara atau sarana ekonomi, maka mereka pemeluk agama islam
untuk memperolehnya juga benar sesuai dalam bekerja, berbisnis, ataupun berinvestasi
dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam rangka mencari rezeki harus lewat
dalam Al-Qur’an dan sunah. bidang yang halal walaupun kurang
menguntungkan dibanding dengan yang
haram.

Untung dan rugi harus berorientasi dalam jangka panjang karena di akhirat akan di perhitungkan.
Anjuran Bekerja dan Berniaga

Islam menganjurkan manusia untuk bekerja dan menghindari kegiatan


meminta-minta dalam mencari harta kekayaan.

Menurut Rasulullah SAW, harta yang paling baik adalah harta yang
diperoleh dari hasil kerja atas perniagaan, sebagaimana diriwayatkan dalam
hadis-hadis.
Penggunaan dan Pendistribusian Harta

Islam mengatur setiap aspek kehidupan ekonomi penuh dengan pertimbangan moral, maka manusia tidak boleh
mengabaikan kebutuhannya di dunia namun juga harus cerdas dalam menggunakan hartanya untuk mencari pahala
akhirat. (QS. Al-Qasas:77)

Ketentuan syariah yang berkaitan dengan penggunaan harta seperti:

Tidak boros dan tidak kikir (dalam batas kewajaran). Membayar zakat sesuai ketentuan. Mengeluarkan
sebagian hartanya (zakat) untuk orang yang tidak mampu,
agar tercipta rasa keadilan sosial dan tolong-menolong.
Memberi infak dan sedekah. Allah Swt. mendorong manusia
agar peduli kepada sesama yang membutuhkan. Uang yang
diinfakkan adalah rezeki yang nyata bagi manusia karena Memberi pinjaman tanpa bunga (qardhul hasan).
terdapat imbalan yang dilipat gandakan Allah (di dunia dan di Tujuannya untuk mempermudah pihak yang menerima
pinjaman, tidak memberatkan sehingga dapat menggunakan
akhirat).
modal pinjaman itu untuk hal-hal produktif dan halal.

Meringankan kesulitan orang yang berhutang.


Akad/Kontrak/Transaksi

‘al-’aqd, jamaknya al’uqud, berarti ikatan atau mengikat


akad: pertalian antara penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang
dibenarkan oleh syariah, yang menimbulkan akibat hukum terhadap
objeknya.
Jenis Akad dalam Syariah

Kontrak

Profit (Tijarah) Non-Profit (Tabarru’)

Natural Certainty Natural Uncertainty


Pinjamkan Uang Pinjamkan Jasa Memberi Sesuatu
Contract Contract

Qaradh, Rahn, & Wakalah, Wadi’ah, & Waqaf &


Jual Beli Bagi Hasil
Hiwalah Kafalah hibah/shadaqah

Murabahah, Salam, Mudharabah,


Istisna, Ijarah & IMBT Musyarakah
Rukun dan Syarat Akad

● Pelaku

para pihak yang melakukan akad


● objek akad

sebuah konsekuensi yang harus ada dengan dilakukannya suatu transaksi tertentu. Objek jual
beli adalah barang dagangan, objek Mudharabah dan musyawarah adalah modal dan kerja,
objek sewa-menyewa adalah manfaat atas barang yang disewakan dan seterusnya.
● Ijab Qabul

kesepakatan dari para pelaku dan menunjukkan mereka saling rida. Tidak sah suatu transaksi
apabila ada salah satu pihak yang terpaksa melakukannya (QS 4:29).
Transaksi yang Dilarang

Setiap transaksi harus didasarkan kepada prinsip kerelaan antara kedua


belah pihak (an taradhim minum) dan tidak batil yaitu tidak ada pihak yang
menzalimi dan dizalimi (la tazhlimuna wa la tuzhlamun)
Hal yang Termasuk Transaksi yang Dilarang

Aktivitas investasi dan Perdagangan atau semua transaksi yang melibatkan barang dan
jasa yang diharamkan Allah seperti babi khamar atau minuman yang memabukkan,
narkoba, dan sebagainya.

Walaupun ada kesepakatan dan rela sama rela antara pelaku transaksi, namun tidak sah
jika atas objek transaksi tidak dapat diambil manfaat darinya karena dilarang oleh Allah.
Dengan barang yang dilarang Allah adalah haram karena tidak memenuhi rukun sahnya
suatu akad.
RIBA

Riba berasal dari bahasa Arab yang artinya tambahan, berkembang, meningkat, dan
membesar. Setiap penambahan yang diambil tanpa adanya penyeimbang atau pengganti
yang dibenarkan syariah adalah riba. Yang dimaksud penyeimbang atau pengganti adalah
seperti pada transaksi komersil yaitu jual-beli, sewa-menyewa, atau bagi hasil proyek.

Menurut para ahli fikih bunga tergolong riba. Bahkan MUI mengeluarkan fatwa nomor 1
tahun 2004 bahwa bunga yang dikenakan pada transaksi pinjaman dan utang piutang itu
hukumnya haram.
JENIS-JENIS RIBA

● Riba Nasi’ah

Muncul pada transaksi utang-piutang dan transaksi lain yang serupa, dimana pada saat salah satu
pihak harus membayar lebih besar dari apa yang didapatkannya atau pokok pinjamannya.
Kelebihan dari pokok itu dengan nama apapun (bunga, interest, bagi hasil) dengan dihitung
dengan cara apapun baik besar jumlahnya maupun kecil tetap tergolong riba.

● Riba Fadhl

Muncul pada transaksi pertukaran atau barter menggunakan barang ribawi (emas, perak, jenis
gandum, kurma, zabib/tepung, anggur kering, garam). Alasannya karena satuan ukur yang tidak
jelas yang dapat mengakibatkan kerugian di salah satu pihak. Cara yang dianjurkan para ahli
adalah menjual barang tersebut dahulu sehingga mendapatkan mata uang atau alat tukar yang
sesuai sehingga jelas transaksi nya.
PENGARUH RIBA KEPADA MANUSIA

Beberapa sebab yang menjadikan riba haram menurut Imam Razi:

1. Transaksi yang tidak adil karena mengakibatkan peminjam jatuh miskin karena di
eksploitasi. Yang dimaksud adalah mengambil harta orang lain tanpa adanya
imbalan. Hal ini dinilai hanya menguntungkan seglintir kelompok saja.
2. Riba dapat menghalangi orang untuk melakukan usaha dalam hidupnya. Karena riba
dapat menambah harta tanpa harus menanggung resiko dan tanpa adanya keahlian.
Padahal kemaslahatan dunia tidak akan terwujud tanpa adanya perdagangan,
ketrampilan, perusahaan, dan pembangunan.
3. Riba akan memutuskan hubungan baik antara masyarakat dalam bidang pinjam
meminjam.
PERBEDAAN RIBA DENGAN JUAL-BELI

NO JUAL-BELI RIBA

1. Dihalalkan Allah SWT Diharamkan Allah SWT

2. Harus ada pertukaran barang atau manfaat Tidak ada pertukaran barang dan
yang diberikan sehingga ada keuntungan keuntungan/manfaat hanya diperoleh
/manfaat yang diperoleh pembeli dan penjual penjual

3. Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban Tidak ada beban yang ditanggung oleh
yang ditanggung oleh penjual penjual.

4. Memiliki resiko untung/rugi, sehingga Tidak memiliki resiko sehingga tidak


diperlukan kerja/usaha, kesungguhan dan diperlukan kerja/usaha, kesungguhan
keahlian dan keahlian
PENIPUAN

Terjadi apabila salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain dan dapat terjadi
dalam empat hal, yakni kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan.

PERJUDIAN

Transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka menyerahkan uang atau harta kekayaan
lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu baik dengan kartu, adu ketangkasan atau media
lainnya.

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG KETIDAKPASTIAN

Gharar yang ketidakpastian dalam transaksi diakibatkan dari tidak terpenuhi ketentuan syariah karena
adanya pendzoliman atas salah satu pihak yang bertransaksi sehingga hal ini dilarang islam.
Penimbunan Barang/Ihtikar

•Penimbunan adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian


menyimpannya, sehingga barang tersebut berkurang di pasaran dan mengakibatkan
peningkatan harga.

•Penimbunan ini dapat menyebabkan kelangkaan dan meningkatkan harga yang


tinggi karena ketidakseimbangan antara supply & demand.
Monopoli

•Monopoli biasanya dilakukan dengan membuat entry barrier, untuk


menghambat produsen atau penjual masuk ke pasar agar ia menjadi pemain
tunggal di pasar dan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi.
Rekayasa Permintaan (Bai’ an Najsy)

•An Najsy termasuk dalam kategori penipuan, karena merekayasa permintaan, dimana
satu pihak berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang tinggi, agar calon
pembeli tertarik dan membeli barang tersebut dengan harga yang tinggi.
Suap

Suap dilarang menurut hukum agama Islam dan hukum negara karena akan berakibat
kepada sistem perekonomian dalam masyarakat. Selain itu, suap akan merusak tatanan
keadilan sosial dan kesetaraan perlakuan dalam jual beli.

QS. Al-Baqarah : 188 “... dan janganlah kamu menyuap dengan harta itu kepada
hakim…”
Penjual Bersyarat (Ta’alluq)

Ta’alluq terjadi apabila ada dua akad yang saling dikaitkan, dimana akad pertama
dikaitkan kepada akad kedua, sehingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun
akad yaitu objek akad.

contoh: A bersedia menjualan barang kepada B dengan syarat C dapat bertransaksi


dengan B / A
Pembelian Kembali oleh Penjual dari Pihak Pembeli (Bai’ al Inah)

Bai’ al Inah terjadi apabila seseorang membeli barang secara tidak tunai, dengan
kesepakatan akan menjualnya kembali kepada penjual pertama dengan harga lebih kecil
secara tunai.

transaksi ini ini dilarang karena transaksi ini dilakukan untuk mengelabuhi akad dengan
tujuan mendapatkan riba.
Jual Beli dengan cara Talaqqi al-Rukban

Jual beli ini terjadi apabila seorang pembeli membeli barang dari penjual dengan
keterangan bahwa penjual tidak mengetahui harga pasar barang tersebut, sehingga
pembeli mendapat keuntungan berlipat ganda.

Dalil ini didapatkan dari sabda Rasulullah SAW:

“Janganlah kamu mencegat kafilah/rombongan yang membawa barang dagangan dijalan, siapa
yang melakukan itu dan membeli darinya, maka jika pemilik barang tersebut tiba di pasar
(mengetahui harga), ia boleh berkhiyar”

Khiyar adalah hak penjual untuk memilih membatalkan atau tetap melanjutkan transaksi.
Prinsip Sistem Keuangan Syariah

1. Pelarangan riba
2. Pembagian risiko
3. Menganggap uang sebagai modal potensial
4. Larangan melakukan kegaiatan spekulatif
5. Kesucian kontrak
6. Aktivitas usaha harus sesuai syariah
Instrumen Keuangan Syariah

Akad investasi yang Akad jual beli / sewa Akad Lainnya.


merupakan jenis akad menyewa yang merupakan
tijarah dengan bentuk jenis akad tijarah dengan ● Sharf
uncertainty contract. bentuk certainty contract. ● Wadiah
● Qardhul Hasan
● Mudharabah ● Muharabah ● Al-Wakalah
● Musyarakah ● Salam ● Kafalah
● Sukuk ● Istishna ● Hiwalah
● Saham ● Ijarah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai