Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan pada Anak

dengan Pneumonia
Resi Putri Naulia
Definisi

Pneumonia adalah Inflamasi


atau infeksi parenkim paru
terutama pada bronchiolus
dan alveoli (Ball & Bindler,
2003)

Pneumonia adalah
peradangan pada prankim
paru (Nursalam, 2005)

2
Penyebab

○ Bakteri Organisme yg paling umum


○ RSV (Respiratory syncytial
○ Virus atau virus)
mycoplasma ○ Virus parainfluenza
○ Adenovirus
○ pneumococcus

3
4
Bakteri . virus

Patofisiologi Traktus respiratori


atas

“ Traktus respiratori bawah


melalui aliran darah

Kuman patogen menginvasi dg


Mekanisme pertahanan: reflek batuk, mengeluarkan toksin
rambut mukosa, pagositosis oleh
makrofag alveolus, reaksi peradangan
dan respn imun Toksin merusak mekanisme
pertahanan

Toksin merusak daya tahan


Perbandinga ventilasi Akumulasi debris dan
tubuh di bag. Membran
dan perfusi tidak normal eksudat di jalan nafas
mukosa paru
5
Retraksi substernal, Ronchi, Wheezing
subcostal dan (mengi), rale
intercostal
Manifestasi Klinis
Peningkatan Suhu tubuh

Cyanosis central

Cyanosis perifer

6
Pemeriksaan Diagnostik
Pulse Oximetry Pemeriksaan sel darah putih
Menunjukkan saturasi oksigen Biasanya meningkat pd pneumonia
tampak menurun/normal yg disebabkan bakteri

Rontgen Kultur sputum


Pada bayi dan anak yg masih muda Untuk menentukan kuman
tampak ada infiltrasi dan penyebab
konsolidasi paru

Laju Endap Darah Elektrolit


Meningkat Sodium dan Klorida mungkin
rendah
7
Pneumonia Berdasarkan MTBS
Pneumonia Ringan

Diagnosis Tata Laksana


Pada pneumonia ringan apabila pada a. Anak di rawat jalan
diagnosis ditemukan: b. Beri antibiotik: kotrimoksasol (4mg TMP/kg
BB/kali) 2 x sehari selama 3 hr /amoxilin (25
a. Disamping batuk atau kesulitan mg/kgBB/kali) 2x sehari selama 3 hr
bernafas, hanya terapat nafas cepat saja.
c. Tindak lanjut: anjurkan ibu utk memberi
Nafas cepat:
makan anak, nasehati ibu untuk membawa
○ Umur 2 bln-11 bln: ≥50x/menit kembali anaknya setelah 2 hr atau lebih
cepat jika keadaan anak memburuk/bila
○ Umur 1 th-5 th: ≥40x/menit
anak tidak bisa munum/menyusu. Ketika
b. Pastikan anak tidak mempunyai tanda- anak kembali, jika pernafasannya membaik,
tanda pneumonia berat demam berkurang, nafsu makan membaik
maka lanjutkan pengobatan sampai 3 hr
8
Pneumonia Berdasarkan MTBS
Pneumonia Berat
Diagnosis
Selain itu didapatkan pula tanda-tanda berikut
Pada pneumonia berat apabila ditemukan
Nafas cepat:
batuk dan atau kesulitan bernafas
ditambah minimal salah satu manifestasi ○ Umur <2 bln: ≥60x/menit
klinik di bawah ini: ○ Umur 2 bln-11 bln: ≥50x/menit
a. Kepala terangguk-angguk ○ Umur 1-5 th : ≥40x/menit
b. Pernapasan cuping hidung Suara merintih (grunting) pada bayi muda
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke Pada auskultasi terdapat; crackles (ronki), suara
dalam pernafasan menurun, suara pernafasan
d. Foto dada: pneumonia (infiltrat luas, bronchial
konsolidasi dll)b. Pastikan anak tidak
mempunyai tanda-tanda pneumonia
berat 9
Pneumonia Berdasarkan MTBS
Pneumonia Berat
Dalam keadaan sangat berat dapat
ditemukan
○ Tidak dapat menyusu atau
minum/makan atau memuntahkan
semuanya
○ Kejang. Letargi atau tidak sadar
○ Sianosis dan distress pernafasan
berat

10
Pneumonia Berdasarkan MTBS
Pneumonia Berat
Tata Laksana Pada pneumonia berat maka anak harus dirawat dirumah sakit
a. Terapi Antibiotik
- Beri ampisilin/amoksilin (25-50 ml/kgBB IV atau IM setiap 8 jam), dan harus dipantau dalam 24 jam
selama 72 jam pertama. Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan 5 hari. Selanjutnya
terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksilin oral (15 mg.kgBB/kali tiga kali sehari).
- Bila kondisi klinis anak memburuk sebelum 48 jam atau terdapat kondisi yang berat (tidak dapat
menyusu atau minum/makan atau memuntahkan semuanya, kejang, letargi atau tidak sadar, sianosis,
distress pernafasan berat), maka ditambah kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam)
- Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen dan pengobatan kombinasi
ampisilin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
- Sebagai alternatif, beri septriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV sekali sehari ).
- Bila anak tidak membaik dalam 48 jam, maka bila memungkinkan buat foto dada. –
- Apabila diduga pneumonia stafilokokal, maka ganti antibiotic dengan gentamisin (7.5 mg/kgBB IM satu
kali sehari) dan kloksasilin (50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam). Bila keadaan anak membaik
lanjutkan kloksasilin secara oral 4 kali/hari sampai secara keseluruhan mancapai 3 minggu atau
klindamisin secara oral selama 2 minggu.
11
Pneumonia Berdasarkan MTBS
Pneumonia Berat
Tata Laksana Pada pneumonia berat maka anak harus dirawat dirumah sakit
b. Terapi Oksigen
- Berikan oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat.
- Bila tersedia pulse oxymetri, gunakan panduan sebagai panduan untuk terapi
oksigen (berikan pada anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia
oksigen yang cukup). Lakukan ujicoba tanpa oksigen setiap harinya pada anak
yang stabil. Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap stabil > 90%.
Pemberian oksigen setelah saat ini tidak berguna.
- Gunakan nasal prongs, kateter nasal, atau kateter nasofaringeal. Penggunaan
nasal prongs adalah metode untuk menghantarkan oksigen pada bayi muda.
Masker wajah atau masker kepala tidak direkomendasikan. Oksigen harus
tersedia secara terus-menerus setiap waktu.
12
Prioritas Keperawatan

○ Menjaga/ ○ Mencegah ○ Mendukung ○ Memberikan


mengembalika komplikasi Proses informasi ttg proses
n fungsi penyembuhan penyakit/rognosisi
respirasi dan treatment

13
Rencana Asuhan Keperawatan
Bersihan Jalan Nafas tidak efektif b.d inflamasi tracheobronchial

Tujuan : jalan napas bersih Intervensi


dan efektif setelah …… hari
○ Mengkaji jumlah/kedalaman pernafasan dan pergerakan dada
perawatan, dengan kriteria
○ Auskultasi paru-paru, catat area yg menurun/tidak adanya
○ Tidak ada sesak
aliran udara serta catat adanya suara napas tambahan
○ Suara nafas normal
○ Elevasi kepala, sering ubah posisi
(vesikuler)
○ Bantu pasien melakukan latihan napas dalam
○ Tidak ada sianosis
○ Ajarkan pasien batuk efektif
○ Tidak ada batuk
○ Lakukan suction atas indikasi
○ Frekuensi napas normal
○ Kolaborasi: pemberian nebulizer dan obat-obatan
14
Rencana Asuhan Keperawatan
Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolar kapiler

Intervensi
Tujuan : pertukaran gas
dapat teratasi setelah …… ○ Observasi warna kulit, membrane mukosa dna kuku serta
hari perawatan, dengan catta adanya sianosis perifer(kuku) dan sianosis pusat
kriteria (circumoral)
○ Keluhan dipsnea ○ Kaji status mental
berkurang ○ Monitor denyut jantung
○ Denyut nadi normal dan ○ Monitor suhu tubuh
regular’hasil AGD
○ Tinggikan posisi kepala, napas dalam dan batuk efektif
normal
○ Kolaborasi terapi oksigen
○ Monitro ABGs , pulse oximetry 15
Rencana Asuhan Keperawatan
Risiko tinggi penyebaran infeksi b.d tidak adekuatknya mekanisme peratahanan
tubuh primer
Intervensi
Tujuan : infeksi tidak terjadi
selama perawtan dengan ○ Monitor tanda tanda vital
kriteria : ○ Demonstrasikan teknik cuci tangan yg benar
○ Tidak munculnya tanda- ○ Ubah posisi dan fasilitasi jalan napas yg baik
tanda infeksi sekunder
○ Batasi pengunjung atas indikasi
○ Pasien dapat
○ Lakukan isolasi sesuai dengan kebutuhan individual
mendemonstrasikan
kegiatan untuk ○ Anjurkan untuk istirahat
menghindari infeksi

16
Rencana Asuhan Keperawatan
Intoleransi aktivitas b.d tidak seimbangnya persediaan dan kebutuhan
oksigen/kelemahan umum
Intervensi
Tujuan : aktivitas dapat
terpenuhi selama ○ Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas
perawatan dengan kriteria : ○ Berikan lingkungan yg nyaman dan batasi pengunjung
○ Kekuatan otot ○ Jelaskan pentingnya istirahat
meningkat dan tidak
○ Bantu pasien berada pada posisi nyaman
ada perasaan kelelahan
○ Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan self care
○ Tidak ada sesak
○ Denyut nadi normal
○ Tidak muncul sianosis

17
Terima kasih

18

Anda mungkin juga menyukai