Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 4

Modul 5

1. ARY MITHA ANGGRAINY (855720077)


2. CICI MEI LANI (855719603)
3. ERMITIA NOVITASARI (855719674)
4. RIZKI MUYONO PUTRI (855720006)
Modul 5
Kegiatan Belajar 1 :
Pendekatan Pembelajaran IPS
di Sekolah Dasar
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berfungsi sebagai
ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dan sikap
rasional tentang gejala-gejala sosial serta kemampuan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di
masa lampau dan kini. Karakteristik pembelajaran IPS di SD
secara umum merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar
partisipasi sosial yang artinya pusat perhatian utama
pembelajaran IPS SD adalah pengembangan diri peserta didik
sebagai aktor sosial yang cerdas. Ada beberapa hal yang perlu
diulas kembali, yaitu:

1. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Russeffendi (1980), pendekatan pembelajaran adalah
jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu
disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan
induktif atau deduktif.
2. Strategi Pembelajaran
Menurut Soedajadi (1999: 101) strategi pembelajaran
adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang
bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi
pembelajaran yang diharapkan. Faktor yang menentukan
warna atau strategi tersebut, yaitu:
a. Pemilihan materi pelajaran
b. Penyajian materi pelajaran
c. Cara menyajikan materi pelajaran
d. Sasaran penerima materi pelajaran (Kosasih Djahiri, 1985
: 132)

3. Metode Pembelajaran
Menurut Ruseffendi (1980), metode pembelajaran adalah
cara mengajar guru secara umum yang dapat diterapkan
pada semua mata pelajaran.
4. Teknik Pembelajaran
adalah penerapan secara khusus suatu metode
pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan
dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran
serta kesiapan peserta didik (Ruseffendi, 1980).

5. Model Pembelajaran
adalah suatu disain yang menggambarkan proses rincian
dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan
peserta didik berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada diri peserta didik (Didang: 2005). Lebih
lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi atau metode tertentu, yaitu:
a. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya.
b. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu tercapai.
 
Setelah kita memahami perbedaan definisi antara
pendekatan, strategi, metode, teknik dan model
pembelajaran. Menurut Banks (1997) pendekatan yang
khas dalam IPS adalah Social Science Inquiry atau
penelitian ilmu sosial. Berikut adalah beberapa karakteristik
pendekatan tersebut (Banks, 1977: 41-70)
A. TUJUAN
Tujuan utama pendekatan penelitian sosial adalah membangun
teori atau secara umum membangun pengetahuan. Untuk
membangun pengetahuan atau teori diperlukan fakta konsep dan
generalisasi. Oleh karena itu, tujuan pendekatan penelitian sosial
di SD adalah memperkenalkan dan melatih anak cara berpikir
ilmu sosial yang dibangun tentu saja belum sampai pada teori
pengetahuan sosial, tetapi berupa pengetahuan sosial dengan
kerangka keilmuan sederhana.

B. PROSES PENELITIAN
Bagi siswa SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk
mengenal gejala-gejala sosial dan perkembangan masyarakat
dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja ilmu sosial,
Barr, Barth, dan Shermis (1978) memberi label proses ini sebagai
pengajaran sosial sebagai ilmu sosial (social studies thought as
social science).
C. MODEL-MODEL PENELITIAN SOSIAL
Model dan bentuk penelitian sosial sebagai berikut:
Masalah Hipotesis Data Kesimpulan
 
1. Masalah
Masalah pada dasarnya muncul dari rasa ingin tahu terhadap
suatu gejala yang tertangkap pancaindra. Menurut Piaget dalam
Winataputra (1997) proses berpikir terjadi bila ada proses
asimilasi (kontak objek dengan pikiran) dan keterkaitan konsep-
konsep dalam pikiran dengan informasi tentang objek yang
disebut proses akomodasi. Oleh karena itu, sesuatu yang menjadi
masalah bagi seseorang belum tentu menjadi masalah bagi orang
lain. Dalam tahap masalah model tersebut di atas tugas guru
adalah menyajikan situasi yang mengandung masalah. Situasi
bermasalah ini dihadapkan kepada murid untuk diamati
selanjutnya dikaitkan dengan konsep yang ada dalam pikiran
murid.
2. Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa latin hypo dan thesis. Hypo artinya
setengah, thesis artinya kesimpulan. Jadi, hypothesis atau
diterjemahkan menjadi hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
kesimpulan yang masih sementara atau setengah benar dan
masih memerlukan pengujian dan pembuktian. Suatu hipotesis
dirumuskan berdasarkan asumsi (assumption), sedangkan yang
dimaksud asumsi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan unsur-unsur yang dipermasalahkan yang
diterima sebagai kebenaran tanpa bukti-bukti. Asumsi sering
disebut postulat (Banks,1977: 58). Apabila asumsinya berubah
hipotesis pun akan berubah. Hipotesis merupakan dasar
metodologis pengumpulan data. Agar data yang akan
dikumpulkan benar-benar sesuai dengan arah hipotesis, perlu
dilakukan batasan dan definisi istilah yang ada dalam rumusan
hipotesis tersebut.
3. Pengumpulan dan Analisis Data
Data berasal dari bahasa latin datum yang artinya satu informasi
petunjuk. Apabila data lebih dari satu disebut data. Jadi, datum
bersifat tunggal, sedangkan data bersifat jamak. Data diperlukan
untuk menguji hipotesis.
 
Data yang dikumpulkan dari sumber pertama disebut data primer.
Apabila data tersebut dikumpulkan dari sumber data pengamatan
orang lain disebut data sekunder. Data primer dinilai lebih
terpercaya daripada data sekunder karena masih relatif murni
belum banyak tercampur dengan pemikiran.
 
Untuk mendapatkan data yang terpercaya diperlukan instrumen
atau alat pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang
memadai. Instrumen yang baik adalah alat yang dapat mengukur
apa yang seharusnya diukur dan ini dikenal sebagai valid atau
shahih.
4. Kesimpulan
Kesimpulan adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan
kebenarannya. Teori merupakan bentuk pengetahuan yang paling
tinggi dan merupakan isi pokok ilmu pengetahuan. Model
penelitian sosial merupakan salah satu kecenderungan dalam
pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses inkuiri (inquiry
orientation) yang memiliki karakteristik yakni:
- menitikberatkan pada proses berpikir yang berkaitan dengan
pemecahan masalah,
- melibatkan murid dalam proses belajar,
- merupakan alternatif lain yang bersifat inovatif yang lebih maju
daripada penyampai informasi secara ekspositori,
Kecenderungan lain dalam pendekatan kognitif adalah
pendekatan konseptual (conceptual Approach). Jarolimek (1971)
menyebutnya sebagai idea cantered program atau program
pembelajaran yang berorientasi pada ide atau gagasan (konsep,
generalisasi, konstruk, ide dasar, ide pokok, atau pengertian
umum).
D. KONSEP
Konsep adalah suatu kata atau pernyataan abstrak yang berguna
untuk mengelompokkan benda, ide atau peristiwa (Banks, 1977 :
85). Menurut Bruner (1966) proses pembentukan konsep atau
proses konseptualisasi pada dasarnya merupakan proses
mengelompokkan dan memberi nama konsep serta merumuskan
pengertian konsep itu. Apabila dilihat dari sifatnya, ada beberapa
jenis konsep, yaitu:

1. Konsep teramati (observed concept)


adalah konsep yang contohnya dapat ditangkap pancaindra,
misalnya manusia, jalan raya, manis, merdu.

2. Konsep tersimpul (inferred concept)


adalah konsep yang contohnya harusnya disimpulkan dari
beberapa hasil pengamatan atau beberapa peristiwa sebagai
indikator, misalnya sopan, makmur, adat.
3. Konsep relasional (relational concept)
adalah konsep yang melibatkan jarak dan atau waktu, misalnya
abad, dasawarsa, isobar.

4. Konsep ideal (idealtype concept)


adalah konsep tersimpul yang lebih abstrak dan merupakan
konsep yang memerlukan pengumpulan indikator yang lebih luas,
misalnya keadilan, patriotik, takwa.

E. GENERALISASI
Banks (1977 : 97) merumuskan bahwa generalisasi adalah
pernyataan mengenai keterkaitan dua konsep atau lebih.
Contohnya perilaku guru di muka kelas merupakan produk
interaktif antara kompetensi mengajar guru dengan lingkungan
belajar.
Apabila dianalisis, generalisasi tersebut terdapat 3 konsep, dapat
digambarkan sebagai berikut

Secara umum generalisasi dapat digolongkan menjadi tiga aras


(level), yaitu:
1. Generalisasi aras tinggi, berlaku secara universal, artinya
pernyataan itu berlaku dimana saja, kapan saja, dan bagi siapa
saja.
2. Generalisasi aras sedang, berlaku terbatas pada suatu wilayah
budaya atau kurun waktu tertentu.
3. Generalisasi aras rendah, berlaku lebih terbatas lagi pada
lingkup yang lebih sempit. (Banks, 1977 : 99-100)
F. TEORI/KONSTRUK
Teori atau konstruk merupakan bentuk pengetahuan tertinggi
yang dapat digunakan untuk menerangkan dan
memperkirakan perilaku manusia (Banks, 1977 : 103).
Teori dibangun oleh generalisasi aras tinggi yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Melukiskan hubungan antarkonsep atau variabel yang
didefinisikan secara jernih.
2. Mengandung sistem deduksi yang secara logis ajeg atau
tetap.
3. Merupakan sumber dari hipotesis yang sudah diuji
kebenarannya.
Modul 5
Kegiatan Belajar 2 :
Pendekatan Sosial, Personal, dan
Perilaku dalam Pembelajaran IPS
SD
A. Emosi : “Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan,
nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”.
 
B. Nilai dan Sikap
Modul 5
-Nilai : “Suatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan
sistem kepercayaanKegiatan
seseorang,Belajar 1:
mengenai bagaimana seseorang
seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak
Pendekatan Pembelajaran IPS
sesuatu dicapai”.
di Sekolah Dasar
-Sikap : “Suatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang
terbentuk melalui pengalaman yang memancarkan arah atau
pengarah yang dinamis terhadap respon atau tanggapan individu
terhadap objek atau situasi yang dihadapinya".
C. PerilakuSosial
1. Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap
Tujuan: Menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui
ceramah, peragaan dan Tanya jawab
Langkah-langkah:
- Guru memilih suatu nilai yang bisa diterima semua siswa
- Guru menyiapkan bahan peragaan
- Guru menyajikan konsep nilai
- Menguasai peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai yang telah
dikaji dalam kehidupan sehari-hari
-Pada kesempatan selanjutnya, guru meminta laporan penerapan
nilai
2. Pendekatan analitik keteladanan
Tujuan: Menerapkan nilai/sikap melalui analisis sampel
keteladanan dalam masyarakat dalam berbagai bidang, di
berbagai tempat dan dalam berbagai era/kurun waktu, dan
memotivasi peseta didik untuk mengadaptasi keteladanan itu.
Langkah-langkah:
-  Guru memilih sample keteladanan dalam berbagai bidang
-  Guru membaca dan menyediakan sumber informasi
-  Guru menyajikan pertanyaan mengapa
-  Secara kelompok peserta didik mencari jawaban
-  Guru memimpin diskusi
-  Bersama peserta didik, guru mengidentifikas iciri-ciri keteladanan
-  Bersama peserta didik, guru memilih ciri yang akan diterapkan
- Guru menugaskan peserta didik untuk mencoba menerapkan ciri-ciri
keteladanan yang dipilih
- Pada kesempatan berikutnya, guru meminta kesan-kesan penerapan
ciri keteladanan itu dari setiap peserta didik
3.  Pndekatan kajian nilai
Tujuan: Menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan
mendasar
Langkah-langkah (Hunt and Metcalf’s Decision):
- Membahas apa hakikat dari objek peristiwa atau kebijaksanaan yang
dinilai
-  Membahas konsekuensi penerapan kriteria
-  Menguji keberlakuan kriteria
-  Memberi justifikasi kriteria
4. Pendekatan integratif konsep dan nilai
Tujuan: Menangkap nilai yang melekat pada atau merupakan implikasi dan
suatu konsep melalui kajian akademis
Langkah-langkah:
-  Guru menerapkan suatu konsep
-  Guru bersama peserta didik membahas sebab dan akibat
-  Memusatkan perhatian pada sebab dan akibat
-  Mengangkat isu nilai/sikap/moril
-  Membahas secara analitis
-  Memusatkan perhatian pada faktor
-  Memberi penguasaan

 
ADA PERTANYAAN ???
TER IM A KA S IH

Anda mungkin juga menyukai