Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN DENGAN

PENURUNAN FUNGSI GINJAL

Kelompok 3 KMB III


• Nama kelompok : 11. Ina aminah
1. Ahmad fauzi 12. Irot khoirot
2. Aldina Nur shofa 13. Namira firnanda
3. Anwar fuad 14. Nofita fajar
4. Apria selvi
15. Melani
5. Arif henriawan
16. Resti nurlatifah
6. Diana L
7. Dimas
17. Rezmi alpiani
8. Firdani yusrival 18. Rini indriani
9. Halimatus sadiah 19. Sifa saefani
10. Irot khoirot 20. Serli
Sistem perkemihan

Sistem perkemihan
merupakan sistem
pengeluaran zat-zat
metabolisme tubuh yang
tidak berguna bagi lagi bagi
tubuh yang harus
dikeluarkan ( eliminasi )
dari dalam tubuh karena
dapat menjadi racun.
Gangguan saluran kemih

Gangguan saluran kemih


adalah gangguan dari
kandung kemih atau uretra .,
ginjal, uretra , kandung
kemih adalah organ – organ
yang menyusun saluran
kemih . fungsi utama dari
saluran ini adalah untuk
membuang air dan sisa
metabolisme dan
mengeluarkannya sebagai
urin.
GAGAL GINJAL
Gagal ginjal adalah Suatu syndroma klinis akibat kerusakan metabolik
atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yg
nyata dan cepat disertai terjadinya azotemia

1.Gagal ginjal akut

2. Gagal ginjal kronik


Gagal Ginjal Akut

hilangnya fungsi ginjal


secara mendadak dan
hampir lengkap akibat
kegagalan sirkulasi
renal dan disfungsi
tubular dan glomerular
Etiologi

Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :


1. Kondisi Pra Renal (hipoperfusi ginjal)
2. Kondisi Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal) ; kerusakan
glumerulus atau tubulus ginjal yang dapat disebabkan
( trauma,luka bakar, syok pasca bedah, glumerulunefritis)
3. Kondisi pascaRenal (obstruksi aliran urin) ; obstruksi muara
pesika urinaria, obstruksi ureter bilateral oleh obstruksi batu
saluran kemih, bekuan darah atau sumabatan dari tumor
PATOFISIOLOGI

 Periode awal ; awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya


oliguria.
 Periode Oliguri ; volume urin kurang dari 400 ml/24 jam,gejala uremik
muncul,Hiperkalemia
 Periode Diuresis ; menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap,
disertai tanda perbaikan glumerulus, Tanda uremik mungkin masih ada,
sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan.
 Periode penyembuhan; perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 -
12 bulan,Nilai laboratorium akan kembali normal,Namun terjadi
penurunan GFR permanen 1% - 3%
Perjalanan klinis

 stadium Oliguria
 stadium Diuresis
 stadium Pemulihan

Pemeriksaan Lab

1. Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, proteiuniria derajat


tinggi (3-4+) sangat menunjukan kerusakan glomerulus.
2. Darah : PH Asidosis metabolik (kurang dari 7,2) , Hb, Sel Darah
Merah , BUN/Kreatinin
Pemeriksaan
penunjang

• Pemeriksaan radiologi
• EKG mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan
elektrolit dan asam/basa
Jika pemeriksaan tersebut tidak dapat menunjukkan penyebab
dari gagal ginjal akut, maka dilakukan biopsi (pengambilan
jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis)
PENATALAKSANAAN

1. Mempertahankan keseimbangan cairan


2. Penanganan hiperkalemia
3. Menurunkan laju metabolisme
4. Pertimbangan nutrisional
Asuhan Keperawatan Teoritis Gagal Ginjal Akut

Pengkajian
 Anamnesa
 Keluhan Utama
 Riwayat Kesehatan ; sekarang,dahulu, keluarga.
 Pola kebutuhan
Diagnosa keperawatan

1. Defisit volume cairan b/d fase diuresis dari gagal ginjal akut
2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penurunan Ph pada cairan
serebrospinal
3. Resiko tinggi aritmia b.d gangguan konduksi elektrikal skunder dari
hiper kalemia.
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan
cairan, ketidakseimbangan elektrolit, efek uremik pada otot jantung
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
vomitus, nausea.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, keletihan.
Intervensi Dx 1

1. Monitor setatus cairan (turgor kulit membran mukosa dan urine output)
2. Auskultasi TD dan timbang berat badan
3. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur
4. Program untuk dialisis
5. Pertahan pemberian cairan intravena

Intervensi DX 2
6. kaji faktor penyebab asidosis metabolik
7. monitor ketat TTV
8. istirahatkan klien dengan posisi fowler
9. ukur intake dan output
10. berikan cairan ringer laktat secara intravena 
DX 3
1. kaji faktor penyebab dari keadaan individu dan faktor-faktor hiperkalemi
2. beri diet rendah kalium
3. memonitor TTV tiap 4 jam
4. memonitor ketat kadar kalium darah dan EKG
5. memonitor klien yang terjadi hipokalemi
6. memonitor klien yang mendapat infus cepat yanng mengandung kallium
DX 4
7. Auskultasi bunyi jantung dan paru. Adanya takikardia frekuensi jantung tidak
teratur.
8. Kaji adanya hipertensi :Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem
aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal).
9. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)
10. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
DX 5

1. Observasi status klien dan keefektifan diet


2. Berikan dorongan hygiene oral yang baik sebelum dan setelah makan.
3. Berikan makanan Rendah garam
4. Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering
5. Kolaborasi pemberian obat anti emetic.

DX 6
6. Kaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL
7. Kaji tingkat kelelahan
8. Identifikasi factor stess/psikologis yang dapat memperberat.
9. Ciptakan lingkungan tengan dan periode istirahat tanpa gangguan
10. Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan.
11. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium darah.
Gagal ginjal kronik

merupakan kegagalan fungsi ginjal


(unit nefron) yang berlangsung
pelahan-lahan karena penyebab
berlangsung lama dan menetap yang
mengakibatkan penumpukan sisa
metabolit (toksik uremik) sehingga
ginjal tidak dapat memenuhi
kebutuhan biasa lagi dan
menimbulkan gejala sakit (Hudak &
Gallo, 1996).
klasifikasi

• 100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal berkurang.


• 75-26 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal kronik.
• 25-5 ml/mnt, disebut gagal ginjal kronik.
etiologi

1. Hipertensi
2. Nefropati gout / nefropati urat gangguan pada fungsi ginjal
3. Diabetes mellitus
4. Gangguan metabolik
5. SLE yang menyebabkan nefropati SLE.
6. Riwayat batu yang menyebabkan penyakit ginjal glomerular.
7. Riwayat edema yang mengarah ke penyakit ginjal glomerular.
8. penyakit ginjal dalam keluarga (yang diduga mengarah ke penyakit
ginjal genetik) / herediter
9. infeksi, penyakit hipersensitif
10. penyakit peradangan, lesi obstruksi pada traktus urinarius
11. nefropatik toksik dan neoropati obstruksi
patofisiologi

3 stadium :
1. Stadium I (Penurunan cadangan ginjal).
2. Stadium II (Insufisiensi ginjal) ;fungsi ginjal 15-20%
kadar BUN baru mulai meningkat melebihi kadar normal
,nokturia, dan poliuria.
3. Stadium III (Uremi gagal ginjal) ; Fungsi ginjal
kurang dari 10 %, GFR 10%, mual, muntah, nafsu makan
berkurang, sesak nafas, pusing atau sakit kepala, air kemih
berkurang, kurang tidur, kejang – kejang dan akhirnya
terjadi penurunan kesadaran sampai koma.
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan adalah memperlambat kerusakan nefron
lebih lanjut, terutama dengan retriksi protein dan obat-obat anti
hipertensi.
1.Terapy ; mengoreksi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
2. terapi berupa dialysis atau tranplantasi ginjaL
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. URIN
2. DARAH
3. KUB Foto : Menunjukkan ukuran
Ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya obstruksi
(batu).
4. Elektrokardiografi (ECG)
5. Ultrasonografi (USG)
Asuhan keperawatan teoritis gagal ginjal kronik

Pengkajian
 Anamnesa
 Keluhan Utama
 Riwayat Kesehatan ; sekarang,dahulu, keluarga.
 Pola kebutuhan
Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d fase diuresis dari gagal ginjal akut
2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penurunan Ph pada
cairan serebrospinal
3. Resiko tinggi aritmia b.d gangguan konduksi elektrikal
skunder dari hiper kalemia.
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
kelebihan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, efek uremik
pada otot jantung
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, vomitus, nausea.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik,
keletihan.
Intervensi DX 1

1. Monitor setatus cairan (turgor kulit membran mukosa dan urine output)
2. Auskultasi TD dan timbang berat badan
3. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur
4. Program untuk dialisis
5. Pertahan pemberian cairan intravena

Intervensi DX 2
1. kaji faktor penyebab asidosis metabolik
2. monitor ketat TTV
3. istirahatkan klien dengan posisi fowler
4. ukur intake dan output
5. berikan cairan ringer laktat secara intravena
INTERVENSI DX 3
1.kaji faktor penyebab dari keadaan individu dan
faktor-faktor hiperkalemi
2. beri diet rendah kalium
3. memonitor TTV tiap 4 jam
4. memonitor ketat kadar kalium darah dan EKG
5. memonitor klien yang terjadi hipokalemi

INTERVENSI DX 4
1. Auskultasi bunyi jantung dan paru.
2. Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
3. Kaji adanya hipertensi
4. Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-
angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
5. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)
INTERVENSI DX 5
1. Observasi status klien dan keefektifan diet.
2. Berikan dorongan hygiene oral yang baik
sebelum dan setelah makan.
3. Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi
sering.
4. Kolaborasi pemberian obat anti emetic.
5. Berikan makanan Rendah garam.

INTERVENSI DX 6
1. Kaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL
2. Kaji tingkat kelelahan. 
3. Identifikasi factor stess/psikologis yang dapat memperberat. 
4. Ciptakan lingkungan tengan dan periode istirahat tanpa gangguan.
yang diperlukan.
5. Bantu aktifitas perawatan diri  

Anda mungkin juga menyukai