0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep penyesuaian diri peserta didik sekolah menengah yang meliputi pengertian, karakteristik, proses, aspek-aspek penyesuaian diri, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor fisiologis, psikologis, lingkungan, budaya dan agama.
Dokumen tersebut membahas konsep penyesuaian diri peserta didik sekolah menengah yang meliputi pengertian, karakteristik, proses, aspek-aspek penyesuaian diri, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor fisiologis, psikologis, lingkungan, budaya dan agama.
Dokumen tersebut membahas konsep penyesuaian diri peserta didik sekolah menengah yang meliputi pengertian, karakteristik, proses, aspek-aspek penyesuaian diri, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor fisiologis, psikologis, lingkungan, budaya dan agama.
A. PENGERTIAN PENYESUAIAN DIRI Penyesuaian diri (adaptasi) berasal dari teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri juga dapat diartikan sbb: a. Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau bisa “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani. b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan konformitas yang berarti menyesuaiakan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum. c. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat atau memenuhi persyaratan. d. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan dan kematangan emosional. B. KARAKTERISTIK PENYESUAIAN DIRI Dalam kenyataannya, tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri. Hal ini disebabkan karena adanya rintangan- rintangan yang dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan) atau mungkin dari luar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut, ada individu-individu yang mampu melakukan penyesuaian diri secara positif, tetapi ada pula yang melakukan penyesuaian diri secara tidak tepat . 1. PENYESUAIAN DIRI YANG POSITIF Individu yang tergolong mampu melakukan
penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
berikut: a. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan. b. Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah. c. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam
pengarahan diri. e. Mampu belajar dari pengalaman.
f. Bersikap realistik dan objektif.
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk berikut ini: a. Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung. b. Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan). c. Penyesuaian diri dengan trial and error. d. Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti). e. Penyesuaian diri dengan belajar. f. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri. g. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat. 2. PENYESUAIAN DIRI YANG SALAH Penyesuaian diri yang salah ditandai oleh sikap atau
tingkah laku yang serba salah, tidak terarah,
emosional, sikap yang tidak realistik dan membabi buta. Tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah,
yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi
melarikan diri. a. Reaksi Bertahan (defence reaction): individu berusaha untuk mempertahankan diri seolah-olah tidak sedang menghadapi kegagalan 1. Rasionalisasi, yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk membenarkan tindakan yang salah. 2. Represi, yaitu menekan perasaannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar. 3. Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. 4. Sour grapes (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan fakta atau kenyataan. b. Reaksi menyerang (agrgressive reaction): individu yang salah akan menunjukkan sikap menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya. 1. Selalu membenarkan diri,
2. Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi,
3. Merasa senang bila menganggu orang lain,
4. Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan,
5. Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka,
6. Bersikap menyerang dan merusak,
7. Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya,
8. Suka bersikap balas dendam,
9. Memerkosa hak orang lain,
10. Tindakannya suka serampangan.
c. Reaksi melarikan diri (escape reaction): individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik atau kegagalannya. 1. Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk angan-angan (seolah- olah sudah tercapai). 2. Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba. 3. Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak- kanakan 3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYESUAIAN DIRI a. Faktor Fisiologis; Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat dicapai dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Hal ini berarti kondisi jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan penyakit yang kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan diri, perasaan rendah diri, rasa ketergantungan, dan perasaan ingin dikasihani. b. Faktor Psikologis faktor-faktor yang mempengaruhi psikologis: 1. Faktor pengalaman, pengalaman mempunyai arti dalam penyesuaian diri, terutama pengalaman yang menyenangkan atau pengalaman traumatik (menyusahkan). 2. Faktor belajar, dalam proses penyesuaian diri, belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak fase- fase awal berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan. 3. Determinasi diri, kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya meskipun sebetulnya situasi tidak menguntungkan bagi dirinya. 4. Faktor konflik, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan dan penyesuaian diri. c. Faktor Perkembangan dan Kematangan Respons berkembang dari respons yang bersifat
instintif menjadi respons yang bersifat hasil belajar
dan pengalaman. Hubungan antara penyesuaian dan perkembangan
dapat berbeda-beda menurut jenis aspek
perkembangan dan kematangan yang dicapai. Kondisi-kondisi perkembangan dan kematangan
mempengaruhi setiap aspek kepribadian individu,
seperti emosional, sosial, moral, keagamaan, dan intelektual. d. Faktor Lingkungan 1. Pengaruh lingkungan keluarga
2. Pengaruh hubungan dengan orang tua
3. Hubungan saudara
4. Lingkungan masyarakat
5. Lingkungan sekolah e. Faktor Budaya dan Agama Lingkungan kultural tempat individu berada dan
berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian
dirinya. Misalnya, tata cara kehidupan di masjid atau tempat
ibadah akan mempengaruhi cara anak menempatkan
diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam
mengurangi konflik, frustasi, dan ketegangan lainnya.
Ajaran agama merupakan sumber nilai, norma,
kepercayaan, dan pola-pola tingkah laku yang akan
memberikan tuntunan arti, tujuan, dan kestabilan hidup anak-anak. C. PROSES PENYESUAIAN DIRI Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Penyesuaian diri bersifat suatu proses psikologis sepanjang hayat (life long pocess) dan manusia akan terus-menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Orang akan dikatakan sukses dalam melakukan penyesuaian diri jika ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau dapat diterima lingkungan tanpa merugikan dan menganggu orang lain. Beberapa faktor lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang sehat bagi remaja, sbb: 1. Lingkungan keluarga yang harmonis; seorang anak mempelajari dasar-dasar dari cara-cara bergaul dengan orang lain. Misal, figur orang tua, tokoh pemimpin atau tokoh idolanya. 2. Lingkungan teman sebaya; pengertian dan saran-saran dari teman-temannya akan membantu dirinya dalam menerima keadaan dirinya serta memahami orang lain. 3. Lingkungan sekolah; proses pendidikan merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai- nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan individu. D. ASPEK-ASPEK PENYESUAIAN DIRI 1. Penyesuaian Pribadi Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkunga sekitarnya. Keberhasilan penyesuaian diri pribadi ditandai oleh tidak adanya rasa benci, tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan, atau tidak percaya pada potensi dirinya. Kegagalan penyesuaian diri ditandai dengan oleh adanya goncangan dan emosi, kecemasan, ketidakpuasan, dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya jarak pemisah antara kemampuan individu an tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya. 2. Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan
sosial di tempat individu itu hidup dan berinteraksi
dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup
hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat
sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum. Dalam proses penyesuaian sosial, individu
berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang
berbeda-beda lalu berusaha mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.