Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Subjektif
Identitas
HPHT : 25-04-2020
TP : 02-02-2021
Riwayat Pernikahan: Usia pertama kali menikah 32 tahun, menikah 1
kali, menikah sah lamanya 1 tahun.
Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Anak Usia Persalinan
Anak Usia Jenis BB/PB Keadaan Kehamilan Jenis Penolong Tempat Nifas
ke (th) Kelamin Persalinan
1 Hamil ini
Riwayat KB: Pasien mengatakan tidak pernah berKB dan rencana setelah
melahirkan memakai KB IUD.
Riwayat Psikososial dan Budaya
1. Pengetahuan ibu tentang tekanan darah normal pada ibu hamil: ibu
belum mengetahui bahwa tekanan darah ibu tidak normal untuk
kehamilan ibu
2. Persiapan persalinan: ibu mengatakan sudah mempersiapkan persiapan
persalinan seperti penolong persalinan, akan bersalin dimana,
transportasi, biaya persalinan perlengkapan ibu dan bayi, serta calon
pendonor darah.
3. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilannya: ibu dan keluarga
sangat senang dengan kehamilan ini.
4. Kekhawatiran Khusus: ibu mengatakan khawatir akan kondisi bayinya
5. Pengambil keputusan: suami
2. Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital :
TD: 180/120 mmHg Nadi : 94 x/menit
RR: 17 x/menit Suhu : 36,5 ℃
TB: 163 cm BB : 97 kg
Lila : 26 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Pusing
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, kebersihan baik,
pandangan mata tidak kabur.
Abdomen : Terdapat linea nigra, strie lividae, tidak ada nyeri ulu
hati.
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada kondiloma
akuminata/matalata, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini maupun
kelenjar skene, pengeluaran pervagina bloodslym dan air ketuban jernih.
Ektremitas : Kedua tangan dan kedua kaki oedema, tidak ada
varises, reflek patella +/+.
Pemeriksaan Khusus
Palpasi
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bagian agak bulat, lunak dan tidak
melenting (bokong janin).
Leopold II : Kanan teraba bagian keras, panjang dan ada tahanan
seperti papan (punggung janin). Kiri teraba bagian kecil-kecil dan terdapat
ruang kosong (ekstremitas janin).
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan melenting (kepala) dan
tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : Sebagian kecil bagian terbawah janin sudah masuk pintu
atas panggul (divergen). Penurunan bagian terendah (perlimaan) : 4/5 bagian.
Auskultasi: DJJ 140 x/menit, kuat, dan regular.
Pemeriksaan Dalam: VT pembukaan 3 cm, efficement 50%, ketuban (+),
preskep, kepala hodge I.
Kontraksi : 3 x 35 detik dalam 10 menit.
Pemeriksaan Laboratorium
Trombosit : 288.000/mm3 Ureum : 12 mg/dl
Creatinin : 0,78 mg/dl SGOT : 25 U/L
SGPT : 13 U/L Rapid covid : Non Reaktif
Protein urine : +2
Subjektif
Dalam keluhan utama ibu mengatakan pusing kepala, tekanan darah tinggi sejak 1
bulan yang lalu, bengkak di kaki dan tangan, perut kenceng-kenceng, dan sudah
mengeluarkan air ketuban. Hal ini sesuai dengan teori bahwa keluhan yang
dirasakan pada pasien dengan PEB adalah: (1) Adanya bengkak pada kaki, tangan
dan wajah walaupun sudah istirahat; (2) Pusing yang berkunang-kunang muncul
secara mendadak; (3) Ibu mengatakan nyeri epigastrium. (Muslihatun, W.N, 2010)
Objektif
Pada data objektif ditemukan data Tekanan Darah : 180/120 mmHg; Ektremitas:
Kedua tangan dan kedua kaki oedema, tidak ada varises, reflek patella +/+; Hasil
protein urine: +2. Hal ini sesuai dengan teori bahwa tanda-tanda pasien dengan
PEB adalah: Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan lebih dari 20
minggu; Tes celup urine menunjukkan protein uria ≥ 2+ atau pemeriksaan protein
kuantitatif menunjukkan hasil lebih dari 5 g/24 jam
Analisa Data
Penulisan diagnose sesuai dengan teori yaitu GIP0000 uk 38 – 39 minggu, tunggal,
hidup, intrauterine, letak kepala, pro SC a/i PEB.
Penatalaksanaan
MgSO4 40% 4 gram intravena pelan, dilanjutkan MgSO4 40% dosis 1 gram/ jam/
syringe pump. Magnesium sulfat (MgSO4) adalah obat pilihan untuk mencegah
kejang pada PE. WHO menganggap bahwa MgSO4 aman dan hemat biaya dalam
profilaksis kejang dan dalam pengobatan PE parah dan eklamsia. Karena tingkat
konsentrasi magnesium serum terapeutik belum stabil, tingkat MgSO4 dalam darah
dipantau oleh pengawasan rutin terhadap tanda dan gejala toksisitas magnesium,
yang meliputi hilangnya refleks patela, penglihatan kabur, kantuk, bicara cadel,
kelumpuhan otot , dan depresi pernapasan. Ini adalah metode yang agak kasar
untuk mengontrol dosis MgSO4, obat dengan batas terapeutik yang sempit, dengan
dosis yang terlalu rendah meningkatkan risiko kejang, sementara dosis yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan toksisitas pada ibu / janin. Oleh karena itu,
data farmakokinetik (PK) dan farmakodinamik (PD) adalah kunci untuk
menetapkan rezim dosis yang dioptimalkan untuk obat ini. (WHO)
Infus RL 500 cc/ 24 jam. Pengelolaan cairan pada preeclampsia bertujuan untuk
mencegah terjadinya edema paru dan oliguria.
Nifedipin 3 x 10 mg. Dalam jurnal yang berjudul Comparison Of Intravenous
Hydralazine Versus Oral Nifedipine For Control Of Blood Pressure In Severe
Preeclampsia oleh Sadia Zulfiqar et al tahun 2018, dinyatakan bahwa Obat yang
digunakan untuk mengontrol tekanan darah adalah nifedipine. Nifedipine adalah
penghambat saluran kalsium yang bekerja pada otot polos arteriol, onset kerja
yang cepat dan menginduksi vasodilatasi dengan menghalangi masuknya kalsium
ke dalam sel.
Methyldopa 2 x 250 mg. Metildopa adalah obat yang paling umum
digunakan untuk hipertensi yang diinduksi kehamilan tetapi
membutuhkan waktu lebih lama untuk bertindak. Tujuan utama
pengobatan antihipertensi pada hipertensi yang diinduksi kehamilan
ringan sampai sedang adalah untuk mencegah atau mengobati
hipertensi berat (umumnya didefinisikan sebagai tekanan darah ≥160
/ 110 mm Hg) dan komplikasi yang terkait serta untuk
memperpanjang kehamilan selama mungkin. Gangguan hipertensi
tampaknya mempersulit sekitar 10% kehamilan dan merupakan
penyebab penting morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.
Siapkan SC + IUD. Terminasi dengan operasi SC merupakan pilihan
yang tepat karena kondisi ibu mengalami peningkatan tekanan
darah.