Kasus Etik 1
Kasus Etik 1
Steven Hilmi
16710205
Kasus
Ny.M seorang Ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai seorang anak
berumur 4 tahun, Ny.M. berpendidikan SMA dan suami Ny.M bekerja sebagai
PNS di suatu kantor kelurahan. Saat ini Ny.M dirawat di ruang kandungan
sejak 3 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.M positif menderita kanker
rahim grade III, dan dokter merencanakan untuk dilakukan operasi
pengangkatan kanker rahim. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk
persiapan operasi Ny.M. Menjelang dua hari operasi, Ny.M hanya diam dan
tampak cemas bingung dengan rencana operasi yang akan dijalaninya. Dokter
hanya menjelaskan bahwa Ny.M. harus dioperasi karena tidak ada tindakan
lain yang dapat dilakukan dan dokter memberitahu perawat kalau Ny.M. atau
keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan
dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya. Saat
menghadapi hal tersebut Ny.M.bertanya kepada perawat yang beberapa hal
yaitu: “apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”,”apakah
masih ada pengobatan yang lain selain operasi,dan”apakah operasi saya bisa
diundur dulu suster”.
Perawat menjawab Penyakit Ibu hanya bisa dengan
operasi, tidak ada jalan lain. Sehari sebelum operasi Ny.M
berunding dengan suaminya dan memutuskan menolak
operasi dengan alasan, Ny.M dan suami masih ingin
punya anak lagi.Dan setelah penolakan pasien tersebut
perawat datang ke kepala ruangan dan mengatakan Ny.M
menolak operasi.Kepala ruangan bertanya”kenapa tidak
dijelaskan”perawat menjawab “pesan dokter, saya tidak
boleh menjelaskan tentang operasi tersebut, disuruh
menunggu dokter”.kepala ruangan mengatakan”kalau
begitu buat surat pernyataan saja”dan kita sampaikan ke
dokter bedahnya.Dan tanpa penjelasan pasien pulang.
Beberapa hari kemudian Rumah Sakit mendapat surat
keluhan dari keluarga Ny.M ang berisi ketidakpuasan dari
pelayanan dimana Ny.M dirawat.
Beneficience
Kriteria Ada Tidak ada
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)
7.Pembatasan Goal-Based
3.Berterus terang √
4. Menghargai privasi. √
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat keputusan, termasuk, √
termasuk keluarga pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi. √
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama √
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanki) secara √
adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten √
14. Tidak memberi beban yang berat secara tidak merata tanpa alasan tepat/sah √
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dsb. √
Dilema Etik
BENEFICIENCE
Dokter sudah melakukan tugas dengan benar terhadap pasien ini, tetapi dokter juga
ingin mempertimbangkan nasib pasien yang sudah antri untuk dilakukan oprasi
NON-MALEFICIENCE
Dalam kasus ini tidak ada keadaan yang gawat ataupun darurat. Dokter sudah
melakukan tugasnya.
AUTONOMI
Pasien tidak dijelaskan mengenai keadaan bangsal bedah yang penuh, hanya
langsung disuruh pulang lalu tiga hari lagi kontrol ke poli dan kateter akan dilepas
di poli.
JUSTICE
Dokter tidak memperlakukan pasien dengan adil, harusnya dirawat sampai 5 hari
tetapi karena dokter ingin mengerjakan operasi lebih banyak pasien dalam satu
minggu maka lama perawatan dikurangi. Padalah operasi dari poli adalah elektif,
bukan cito. Harusnya tidak ada masalah jika menunggu sedikit lebih lama
Dilema etik :
▫ Beneficience
▫ Justice
Setelah dilakukan
Pasien laki laki
operasi,
umur 63th datang
diharapkan pasien
dgn dx BPH,
tidak ada
penyakit kronis
gangguan kencing
pasien berumur
63 tahun dan
seluruh keputusan Keadaan pasien
berada di tidak emergency
tangannya
PROFESIONALISM
Accountability :Dokter IGD memberikan penjelasan tentang
keadaan pasien dan agar pasien serta keluarga sabar
menunggu