Anda di halaman 1dari 44

KEJANG DEMAM

Oleh:Steven Hilmi
Alif Ainudin
IDENTITAS
Nama : An.NN
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 Tahun 1 bulan
Alamat : Kab. G
BB : 13,5 Kg

Tanggal MRS : 3 November2016


Tanggal Pemeriksaan : 4 November2016

2
ANAMNESA

Keluhan Utama :
Kejang (+)

3
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan demam sejak 6 hari yang lalu (28/10)
pernah di bawa ke puskesmas pada awal sakit karena
demam batuk pilek, di beri Colvin, setelah itu pasien
membaik pada tgal 29/10. Tapi demam naik lagi pada
tgal 1-2/11 menurut ibu pasien demam batuk pilek dan
jantungnya berdebar debar.
Tanggal 3/11 pasien di bawa ke puskesmas, waktu
perjalanan ke puskesmas mengalami kejang-kejang
selama 5menit kejangnya berulang sebanyak 3kali
dengan interval waktu tiap kejang 10menit, bentuk
kejangnya tonik gigi menggigit dan mata hitamnya
4
mengarah ke atas. Selama kejang pasien tidak sadar, dan
setelah kejang pasien sempat sadar
Sampai di pukesmas di beri diazepam rektal dan sanmol, d
rujuk ke RSUD Ibnu Sina, ada demam menggigil, nyeri
kepala, batuk berdahak sering, pilek , mual muntah 1x waktu
batuk, BAB 1x warna kuning kehijauan lembek, BAK
normal gk ada nyeri perut, lidah tidak kotor

5
Tanggal 4/11’16 pagi hari jam 10.00 suhu pasien 38,3 derajat
celcius Oleh perawat diinjeksi Antikejang(As.Valproat), dan
diberi syrup penurun panas sanmol panasnya sempat turun 36
derajat celcius, sore jam 17.00 ada panas 38-39 derajat cecius
pasien diinjeksi Asam valproat. Malam hari suhu turun 36,3
derajat cecius bibirnya menggigil, pasien sempat muntah jam
17.00.

6
Riwayat Penyakit Dahulu
Waktu umur 2 bulan sempat panas 38 derajat celcius
kemudian diberi sirup penurun panas parasetamol di
puskesmas.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu ada riwayat kejang umur 4 tahun kejang 1 kali durasi 5
menit MRS selama 5 hari tidak pernah kambuh lagi
Alergi obat(-),alergi makanan(-)

7
Riwayat Tumbuh Kembang
BLR: 3250 g
Persalinan secara seksio cesaria.

Riwayat Alergi
Obat (-)
Makanan ( -).

Riwayat Pengobatan
Sirup parasetamol saat panas umur2 bulan, umur 2
tahun dipuskesmas di beri sanmol

8
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Pengukuran Tanda Vital
Suhu : 38,4 0C
Nadi : 131 x/menit
RR : 30 x/menit
Kepala: Mata : dBN
hidung: Hiperemi(-), edema(-), hidung buntu(+)
mukosa mulut dan tonsil: hiperemi edema(-)
telinga : serumen(+) kuning
a/i/c/d = -/-/-/-
Leher: kaku kuduk(-),pembesaran KGB(-)
9
Thorax : Inspeksi : Bentuk simetris, Retraksi (-).
Palpasi : Fremitus suara Simetris
Perkusi : Sonor pada semua regio pulmo
Auskultasi : Vesikuler pulsenya terlihat dari luar, Rh (-/-) ; Wh
(-/-)

10
Abdomen : Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising Usus meningkat (+)
Perkusi : Meteorismus (+)
Palpasi : Soefl,
: Lien,hepar tidak teraba

Ekstremitas : Akral hangat(+) Edema (-), kaku pada tangan dan kaki
(-)

Pemeriksaan Neurologis
Kaku kuduk (-)
Brudzinski tanda tanda pipi, tanda leher, tanda symphisis pubis, tanda
kontra lateral(-)
11
Kerniq(-)
Laseque(-)
DIAGNOSIS BANDING
 Meningitis
 Kejang demam sederhana
 Epilepsi

12
KEJANG DEMAM KOMPLEK ?
 Kejang >15 menit
 Kejang diawali demam(>38 derajat suhu rektal) akibat suatu proses ekstrakranial
 Kejang terjadi lebih dari satu kali dalam satu kejadian demam
 Kejang berulang dalam 24 jam
 Ada kelainan neurologis sebelumnya atau di keluarga ada riwayat kejang
 Kejang fokal atau parsial satu sisi
 Atau kejang fokal atau parsial menjadi umum
 Kejang disertai penurunan kesadaran
 Kaku kuduk (-)
 Tanda brudzinski dan kernig(-)
 Proses infeksi ekstrakranial
 Menggigil
 Pusing
 Muntah
 Batuk
 Pilek
 Diare
13
 Dapat diturunkan secara gen
KEJAN DEMAM SEDERHANA?
 Kejang < 15 menit(-)
 Kejang diawali demam >38 derajat celcius suhu rektal
akibat suatu proses ekstrakranial(+)
 Kejang tanpa berulang dalam 24 jam(-)

 Ada kelainan neurologis sebelumnya atau dikeluarga ada


riwayat kejang(+)
 Kejang tipe umum tonik atau klonik(-)

 Kejang tidak disertai penurunan kesadaran(-)

 Proses infeksi ekstranial(+)

14
MENINGITIS
 Sakit kepala(+)
 Ubun-ubun membonjol(-)

 Muntah(+)

 Ptosis(-)

 Kelumpuhan n VI(-)

 Anisokor(-)

 Bradikardi dengan hipertensi(-)

 Apneu(-)

 Papil edema(-)

15
EPILEPSI
 Kejang tanpa provokasi(-)
 Tipe kejang bervariasi(-)

 Kejang berulang >24 jam(-)

 Dapat diturunkan secara gen(+)

 Ada gangguan kesadaran(+)

16
DIAGNOSIS KERJA
Dari pemeriksaan yang di lakukan anak tersebut di
diagnosa kerja Kejang demam kompleks

17
PLANNING
Planning diagnosis
Lab darah , GDA
Foto X-ray kepala,CT scan, atau MRI jagrang sekali dikerjakan, tidak
rutin, dan hanya atas indikasi:
-Kelainan neurologis fokal yang menetap(hemiparesis)
-Paresis N. VI
- Papil edema

Planning Terapi
Inj. Asering 1000 cc/24 jam
Inj. Antrain 3 x 150 mg K/P
Inj. Diazepam 5-7 IV K/P
As.Valproat syr 2 x 2 ml diminum 1 tahun (2 x ½ cth)
Loading phenytoin 200 mg dalam PZ 100 cc selama ½ jam,
18
maintenance 3 x 20 mg IV (kalau kejang di ruangan)
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

HB 11,5 g% Lk: 13,0 - 17 g%, Pr: 11,4 - 15,1 g%

LEUKOSIT 12.900 4.500 – 11.000

TROMBOSIT 322.000 /uL 150.000 – 450.000 /uL

GDA 97 <200

MCV 87 80 - 94

MCH 29 26 - 32

MCHC 33 32 - 36

19
FOLLOW UP
Tgl/ Jam S O A P

04/11/16 demam (+) KU : Baik Kejang Inj.Asering 1000


07.00 Menggigil(+) Kes : CM demam cc/24 jam
Takikardia(+) TTV : kompleks Inj.Antrain 3x150
Kejang(-) S : 38,4 0C mg K/P
Inj. Diazepam 5-7
Pteiae(-) N : 131 x/mnt
IV K/P
Pusing(+) RR : 30 x/mnt As.Valproat syr 2x2
batuk(+) T: 90/80 mmHg ml diminum satu
Pilek(+) tahun (2x1/2 cth)
Diare(-) Loading phenytoin
Suara serak (+) K/L: A/I/C/D 200 mg dalam PZ
Hiperemi mukosa -/-/-/- 100 cc selama ½
mulut(-) Thorax: Pulse jam, maintenance
Telinga serumen terlihat dari luar 3x20 mg IV(kalau
kuning(+) Abdomen: kejang diruangan)
Kejang fokal(-) Soefl
Makan: normal Ekstremitas:
Minum : normal CRT< 2dtk
20
BAB: 1-2 kali sehari Akral hangat
BAK: lancar
FOLLOW UP
Tgl/ Jam S O A P

05/11/16 Demam (-) KU : Baik Kejang Inj.Asering 1000


06.30 Kejang(-) Kes : CM demam cc/24 jam
Suara parau(+) TTV : kompleks Inj.Antrain 3x150
Batuk(+) S : 37,0 0C mg K/P
Inj. Diazepam 5-7
Pilek(+) N : 106 x/mnt
IV K/P
Pusing(+) RR : 28 x/mnt As.Valproat syr 2x2
Muntah(+) T: 110/70 ml diminum satu
Kaku(-) tahun (2x1/2 cth)
Makan: (+) Loading phenytoin
Minum : (+) K/L: A/I/C/D 200 mg dalam PZ
BAB: 1-2 kali sehari -/-/-/- 100 cc selama ½
BAK: lancar Leher: kaku(-) jam, maintenance
Thorax: dBN 3x20 mg IV(kalau
Abdomen: kejang diruangan)
dBN
Ekstremitas:
CRT< 2dtk
21
Akral hangat
TINJAUAN
PUSTAKA

22
 Kejang: Lepasan muatan listrik berlebihan dengan sinkron
sekelompok sel neuron di otak

 Klinis: ada gangguan fungsi otak

BEBERAPA KRITERIA KEJANG


 Kejang pada BBL : Kejang pada bayi 0-28 hari.
 Kejang lama : Kejang >30 menit
 Kejang berulang : Kejang >3 kali dalam 24 jam
 Status konvulsivus : Kejang >30 menit tanpa sadar
 Kejang Epilepsi : Kejang tanpa panas >2 kali

23
KEJANG DEMAM
Kejang disertai demam dapat disebabkan oleh
infeksi susunan saraf(meningitis,ensefalitis,atau
abses otak)N. kranialis abnormal atau mengalami
kelumpuhan,epilepsi yang belum terdiagnosis atau
kejang demam sederhana yaitu merupakan kejang
yang dicetuskan oleh demam yang sering
didapatkan pada anak berusia 6 bulan sampai 6
tahun

24
KEJANG DEMAM SEDERHANA
 Adalah kejang motorik umum mayor
 Berlangsung kurang dari 15 menit dan hanya
terjadi satu kali dalam kurun waktu 24 jam pada
anak yang normal secara neurologis maupun
perkembangan

25
KEJANG DEMAM KOMPLEKS
 Adalah tipe kejang fokal
 Lamanya kejang lebih dari 15 menit atau kejang
terjadi lebih dari satu kali dalam satu kejadian
kejang
 Anak memiliki riwayat gangguan neurologis
sebelumnya

26
ETIOLOGI
3 Faktor

Demam Usia Genetik

27
28
29
MEKANISME SELULER KEJANG
 Eksitasi:

-Ionik influx Ca dan Na


-Neurotransmiter: Aspartat dan glutamat

 Inhibisi:

-Ionik influx Cl, eflux K


-Neuro transmiter GABA

30
PATOFISIOLOGI
Peningkatan suhu tubuh

Resiko tinggi
gangguan kebutuhan Metabolisme basal
nutrisi meningkat

O2 ke otak menurun

Kejang demam

31
Seizure
 Aktivitas listrik abnormal yang terjadi mendadak dan
bersifat sementara diantara saraf saraf di otak yang tidak
dapat di kendalikan yang berakibat kerja dari otak
terganggu.
 Manifestasi klinik : peurunan kesadaran, gerakan tonik,
klonik , konvulsi dan fenomena psikologi lainnya.
Konvulsi
 Gerakan mendadak dan serentak otot otot yang tidak bisa
dikendalikan, biasanya bersifat menyeluruh.

Kesimpulannya :
Konvulsi hanyalah salah satu manifestasi klinis dari
seizure
32
KEJANG PARSIAL/FOKAL
Pelepasan listrik neuronal dari neuron
pada salah satu sisi hemisphere

Dibagi 2 tipe
-Sederhana dan kompleks
- Adanya gangguan kesadaran pada
kejang parsial kompleks

33
4 Gejala Klinis (motorik, sensorik, otonomik, dan psikis):
 Gejala motorik: Gerakan dan postur tubuh yang berubah- ubah

 Gejala sensorik: Meliputi 5 panca indra dan halusinasi

 Gejala Otonomik: Sensasi epigastrik(Khas pada mesial temporal lobe


epilepsi)

 Gejala Psikis : memori, afeksi, atau fenomena psikis kompleks


lainnya misalnya ilusi.

34
35
36
KEJANG MOTORIK UMUM MAYOR
 KEJANG TONIK-KLONIK

 KEJANG TONIK

 KEJANG KLONIK

37
DIAGNOSIS BANDING
Meningitis

Kejang demam sederhana

Epilepsi

38
39
PENATALAKSANAAN
1. Antipiretik
- Parasetamol: 10-15 mg/kg/kali,4-5 kali/hari
- Ibuprofen: 5-10 mg/kg/kali,3-4 kali/hari
2. Antikonvulsan
- Diazepam oral 0,3 mg/kg/8jam/rektal 0,5 mg /kg/8
jam. Pada saat demam > 38,5 derajat celcius

40
PENATALAKSANAAN
3. Pemberian obat rumatn
Asam Valproat: 15-40 mg/kghari dibagi dalam 2-3 dosis
Ctt: Lama pengobatan 1 tahun kemudian diberhentikan
bertahap selama 1-2 bulan.

41
PROGNOSIS
 Kemungkinan mengalami kematian karena kejang
tidak pernah dilaporkan
 Kemungkinan berulangnya kejang demam

Faktor resiko berulangnya kejang demam adalah


-Riwayat KD pada keluarga
-Usia <12 bulan
-Temperatur rendah saat kejang
-Cepatnya kejang setelah demam
Ctt:
Bila ada semua faktor diatas kemungkinan berulang
80%
Bila tidak terdapat faktor kemungkinan 10%-15% 42
PROGNOSIS
 Faktor resiko epilepsi:
1.Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas
sebelum KD pertama
2.KDK
3.Riwayat epilepsi pada ortu/saudara kandung
4.Tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumatan
pada KD
Ctt: Setiap faktor resik meningkatkan kemungkinan 4%

43
44

Anda mungkin juga menyukai