Anda di halaman 1dari 14

Osteomalasia

Kelompok 4
1. Az Sajdah Mujahadah-204840104
2. Ismeliaoctari-204840113
3. Nadilla Puspita-204840119
4. Rahmah Hikmatul Islah-204840127
5. Sefty Riani-204840131
6. Shafira Ananda-204840132
7. Sulastri Widarsih-204840134
8. Wianda Savitri Rahim-204840137
Definisi Osteomalasia
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik
oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang
anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia
berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah
dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa
pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). (Smeltzer. 2001: 2339)
Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan
mendasar pada penyakti ini adalah gangguan mineralisasi tulang, disertai
meningkatnya osteoid yang tidak mengalami mineralisasi. (Robins, 2007)
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh
gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah
lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak. Penyakit ini mirip
dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada
lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang
dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.
Etiologi Osteomalacia
Umumnya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi tulang terutama kekurangan vitamin D.
Ada berbagai kasus osteomalacia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme mineral, antara
lain :
 
a) Adanya malnutrisi
Kekurangan vitamin D yang berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek, terutama akibat
kemiskinan, makanan kurang matang dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan
salah satu faktor. Paling sering terjadi dimana vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan juga
kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.
b) Faktor resiko berkaitan dengan penyakit patologis.
Penyakit-penyakit patologik yang dapat memicu terjadinya osteomalacia meliputi gagal ginjal kronik
sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi
akan terhambat. Penyakit hati karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase
mineralisasi tidak terjadi. terapi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin fenobarbital), dan gastrektomi.
Osteomalacia dalam hal ini terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi kalsium ataupun kehilangan
kalsium yang berlebihan dari tubuh.
Anatomi Fisiologi Tulang
Anatomi system skeletal ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam
kategori tulang panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan tulang tak teratur. Bentuk dan
kontriksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya. Tulang
tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal .tulang terdiri atas batang tulang
(diafisis) yang terdiri dari kortikal. Ujung tulang panjang yang disebut epifisis dan
terutama tersusun oleh tulang canselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan
merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak – anak. Ujung tulang panjang di
tutup oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk
menyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek terdiri dari tulang canselus ditutupi
selapis tulang kompak. Tulang pipih merupakan tempat penting untuk hematopoesis ,dan
sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang
calselus diantara 2 tulang kompak. Tulang tak tetratur mempunyai bentuk yang unik
,sesuai dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur
sama dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit mineral ,sel –
selnya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas. Osteoblas
berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang .matrik
tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan proteiglikan .matrik
merupakan kerangka dimana garam – garan mineral anorganik ditimbun .
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang
dan terletak dalam osteon . Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam
penghancuran , resobsi dan remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional
mikroskopis tulang dewasa .di tengah osteon terdapat kapiler .di keliling kapiler
tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella .di dalam lamella terdapat
osteosit yang memperoleh nutrisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli
yang halus
Patofisiologi Osteomalacia
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya menyebabkan
gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk osteomalasia adalah kesalahan
diet, malabsobrsi, gastrectomi, GGK, terapi anticonvilsan jangka lama (phenyton, phenorbar
bital) dan insufisiensi vitamin D (diet sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering
di golongkan dalam hal kekurangan kalsium) terutama terjadi gangguan fungsi tetapi faktor dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi
dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya
kesalahan diet serta kekurangan sinar matahari.
Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang merangsang
pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid meningkatkan penguraian tulang
dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjadi
tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang
membungkus saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang.
Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu absorbsi
kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsium dan
fosfat dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak
dapat dimasukkan ke tempat kalsifikasi tulang, sehingga mengakibatkan kegagalan
mineralisasi, terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.
Manifestasi Klinis Osteomalacia
Osteomalasia dapat menimbulkan sejumlah gejala, terutama adalah
semakin melemahnya tulang sehingga risiko patah tulang semakin besar.
Secara umum terdapat sepuluh tanda klinis utama dari osteomalsia yaitu sebagai
berikut:
1. Lemahnya tulang.
2. Nyeri tulang.
3. Nyeri tulang pelvis.
4. Nyeri tulang panjang.
5. Nyeri tulang belakang.
6. Kelemahan otot.
7. Hipokalsemia.
8. Tulang vertebra mengalami tekanan.
9. Pendataran pelvis.
10. Fraktur, baik secara jumlah dan mudahnya patah tulang
Pathway
Osteomalacia
Pemeriksaan Penunjang Osteomalacia

1. Pemeriksaan Diagnostik
Foto Rontgen, pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang
secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah
tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pada radiogram,
osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang, terutama
pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang
rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi
kreatinin dan kalsium urine rendah serta biopsi tulang yang
menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medik
• Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D
200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan
1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.
• Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
• Jika pengidap masalah tulang ini juga memiliki gangguan ginjal, dokter akan
meresepkan vitamin D khusus, seperti calsitriol Sementara untuk meredakan
rasa nyeri dan tidak nyaman pada tulang, dokter akan meresepkan obat
antinyeri, contohnya acetaminophen atau ibuprofen .
• Alfacalcidol merupakan metabolit aktif dari vitamin D yang berperan penting
dalam pengaturan keseimbangan kalsium dan metabolisme tulang.
Dosis Alfacalcidol
Dosis Dewasa
Obat alfacalcidol digunakan pada pasien dewasa dengan dosis sebagai berikut
Di samping menggunakan obat-obatan, beberapa pengobatan osteomalasia lain, yakni:
• Menggunakan korset penyangga untuk mengurangi risiko atau mencegah terjadinya kelainan pada
tulang.
• Menjalani prosedur pembedahan untuk memperbaiki kelainan tulang akibat osteomalasia jika
sudah terjadi.

Penatalaksanan non medik


• Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur
kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen
kalsium sangatlah disarankan.
• Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti
ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam
tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada
pukul 16 -­17.

Pencegahan
Asupan makanan yang tinggi dari produk yang difortifikasi dengan vitamin D dan terkena sinar
matahari dapat mencegah osteomalacia yang disebabkan karena defisiensi vitamin D pada orang
dewasa.
Komplikasi Osteomalacia

Pada anak-anak jika penyakit ini tidak segera diobati maka


pertumbuhannya akan terhalang, anak jadi lambat untuk duduk,
merangkak dan berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan
membengkokan lutut, tulang serta persendian lainya sehingga
menyebabkan kaki O (genu varum), dada busung (pigeon chest)
dan lutut bengkok ke dalam (genu valgum). Pada orang dewasa
kelemahan tulang menimbulkan resiko fraktur. Os vertebrata yang
melunak akan tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan
berkurang tingginya atau cebol. Trunkus yang memendek,
sehingga mengubah bentuk toraks disebut kifosis dimana terlihat
bungkuk dan skoliosis.
Sumber Referensi
diakses melalui internet :
link

https://www.klikdokter.com/penyakit/osteomalasia

https://www.alodokter.com/calcitriol

https://idnmedis.com/alfacalcidol

https://hellosehat.com/muskuloskeletal/tulang-sendi-lainnya/osteomalasia/

Anda mungkin juga menyukai