Anda di halaman 1dari 35

TUGAS SOSIOLOGI

PERBEDAAN,KESETARAAN,DAN
HARMONISASI SOSIAL
OLEH :
• Ana Dyah Ayu Rosiani (06)
• Ananda Aprilia Alifia M. (07)
• Anisa Diah Oktaviani (08)
• Annisa Nurul Jannah (09)
• Aprilia Isnaini Wulandari (10)

XI-IPS 2
Perbedaan, Kesetaraan Dan Harmoni
Sosial
• Di dalam masyarakat, memang ada perbedaan atau ketidaksamaan sosial.
Ketidaksamaan sosial terdiri dari ketidaksamaan sosial horizontal dan
ketidaksamaan sosial vertikal. Ketidaksamaan sosial horizontal adalah perbedaan
antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukan adanya tingkatan lebih
tinggi atau lebih rendah (disebut juga, differensiasi sosial). Sementara itu,
ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antar individu atau kelompok
yang menunjukan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi (disebut juga,
stratifikasi sosial). Dalam interaksi sosial antarindividu yang berbeda tersebut,
prinsip kesetaraan perlu diterapkan. Dengan prinsip ini, harmoni sosial dapat
tercipta. Harmoni sosial merupakan kondisi dimana individu hidup sejalan dan
serasi dan setiap anggota masyarakat dapat menjalani secara baik sesuai kodrat
dan posisi sosialnya.
•  
A. Struktur Sosial
Pengertian dan Ciri Struktur Sosial
Abdul Syani melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Didalam tatanan sosial tersebut terkandung hubungan timbal balik
antara status dan peranan (dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial
tertentu). Status dan peranan tersebut menunjuk pada suatu keteraturan perilaku
yang dapat membentuk suatu masyarakat. Dengan demikian, secara sederhana dapat
kita katakan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur
sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-
kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.
Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role). Ralf
Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban,
sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.
• Wiliam Kornblum menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu
dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan
antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Soerjono Soekanto melihat
struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan
antara peranan-peranan sosial. Abdul Syani melihat struktur sosial sebagai sebuah
tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Didalam tatanan sosial tersebut
terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan (dengan batas-batas
perangkat unsur-unsur sosial tertentu). Status dan peranan tersebut menunjuk pada
suatu keteraturan perilaku yang dapat membentuk suatu masyarakat. Dengan
demikian, secara sederhana dapat kita katakan bahwa struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah
sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan
sosial. Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran
(role). Ralf Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan
kewajiban, sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.
• Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial 
• Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas
sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai
dan pelaturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi
sebagai dasar untuk menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat. 
• Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara
horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara
vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan lapisan sosial. Dalam banyak literature, struktur sosial horizontal
disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut
stratifikasi sosial.
B. Diferensiasi Sosial
• Pengertian Diferensiasi Sosial
Salah satu bentuk struktur sosial adalah diferensiasi sosial. Menurut kamus sosiologi diferensiasi
sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang
bisaanya sama atau sejenis. Pengertian sama disini menunjuk pada klasifikasi masyarakat secara
horizontal, mendatar atau sejajar.
Dalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan horizontal yang didasarkan pada
perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan dan agama disebut dengan istilah kemajemukan sosial.
Pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.
Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan :
1. Berdasarkan ciri fisik
2. Berdasarkan ciri sosial
3. Berdasarkan ciri budaya
Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
Beberapa bentuk diferensiasi sosial diantaranya adalah diferensiasi ras, diferensiasi suku bangsa,
diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi profesi, dan diferensiasi jenis kelamin.
1. Berdasarkan ciri fisik
Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk
rahang. Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
2. Berdasarkan ciri sosial
Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan perbedaan cara
pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk dalam kategori ini adalah
perbedaan peran, prestise dan kekuasaan. Contohnya pola perilaku guru akan
berbeda dengan pola perilaku tentara.
3. Berdasarkan ciri budaya
Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-
nilai yang dianutnya, seperti religi, system kekeluargaan, keuletan, dan
ketangguhan. Hasilnya dapat dilihat dari pakaian, adat istiadat, Bahasa, kesenian,
arsitektur dan agama.
• Beberapa bentuk diferensiasi sosialBentuk-bentuk
diantaranya
Diferensiasi Sosial
  adalah diferensiasi ras, diferensiasi suku
bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi profesi, dan diferensiasi jenis
kelamin.
• Diferensiasi Ras 
• Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Menurut Ralf
Linton secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras utama :
• Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri fisik kulit warna kuning sampai sawo matang, rambut lurus,
bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi
dua yaitu, Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari subras Tionghoa (Taiwan,
Jepang, Vietnam) dan subras melayu (Malaysia, Indonesia, dan Filipina). Mongoloid Indian
terdiri dari orang-orang Indian di Amerika.
• Ras Negroid memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal, dan kelopak mata
lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis, dan
Hontentot-Boysesman.
• Ras kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang
kemerah-merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus.
Dibagi menjadi lima subras, yaitu Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid, dan India.
• Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-
macam subras, yaitu :
• Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya
• Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tonum di
Sulawesi
• Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru
• Melayu terdiri atas :
• Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
• Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar, Jawa, dan
Sunda.
Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut.
 

• Kondisi geografis dan iklim


• Faktor makanan
• Faktor perkawinan (amalgamasi)
• Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Suku bangsa merupakan hasil dari system kekerabatan yang lebih luas. Masyarakat dalam system
kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang
yang sama. Jumlah suku bangsa di Indonesia saat ini sulit diperkirakan. Menurut C. Van Vollen
Houven jumlah suku bangsa di Indonesia adalah 316, sedangkan menurut Prof. Dr. Konetjaraningrat
ada sekitar 119. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budaya,
yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa dan kesenian.
 
• Diferensiasi Klan
 Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended
family). Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan
atas dasar garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan ayah
(patrilineal).
• Diferensiasi Agam
• Diferensiasi Jenis Kelamin 
• Diferensiasi Profesi
C. Stratifikasi Sosial

Perwujudan pelapisan didalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial. Kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi
(upper class), kelas sosial menengah (middle class), dan kelas sosial rendah (lower class). Kelas sosial tinggi bisaanya
diisi oleh para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah bisaanya meliputi kaum intelektual,
seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial rendah bisaanya
merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat, seperti buruh, petani gurem dan pedagang kecil. Pengelompokan
semacam itu terdapat dalam segala bidang kehidupan.
Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial
Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat, menurut Wila Huky adalah
sebagai berikut :
1. Perbedaan ras dan budaya.
2. Pembagian tugas yang terspesialisasi.
3. Kelangkaan.
Dasar Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat
Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang dihargai lebih.
1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)
Stratifikasi social menurut ahli.

• Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang


yang termasuk dalam suatu system sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan
hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise. Pitirim A.
Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau
masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
• Perwujudan pelapisan didalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial.
Kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah
(middle class), dan kelas sosial rendah (lower class). Kelas sosial tinggi bisaanya
diisi oleh para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah
bisaanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha
kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial rendah bisaanya
merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat, seperti buruh, petani gurem dan
pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat dalam segala bidang
kehidupan
Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial
• Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang
terjadi dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau
kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat,
dan harta benda. Dalam perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja
dibentuk sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.
• Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam
masyarakat, menurut Wila Huky adalah sebagai berikut :
• Perbedaan ras dan budaya.
• Pembagian tugas yang terspesialisasi.
• Kelangkaan.
• Dasar Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat
Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:
1. Stratifikasi sosial tertutup
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Fungsi Stratifikasi Sosial
1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif
2. Menjadi system pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan
3. Kriteria system pertentangan dan persaingan
4. Penentu lambing-lambang (symbol status) atau kedudukan
5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki system sosial yang sama
dalam masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:
 

• Stratifikasi sosial tertutup


Adalah bentuk stratifikasi yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan mobilitas
vertical. Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini bersifat diskriminatif, contohnya system
kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat feudal. 
• Stratifikasi Sosial Terbuka
Bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar. Maksudnya, setiap anggota strata
dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertical maupun horizontal. Walaupun
kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat, kemungkinan untuk berpindah
strata slalu ada. Contoh doctor, pengusaha atau guru 
• Stratifikasi Sosial Campuran
merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Missal seseorang yang
memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta.
Fungsi Stratifikasi Sosial
Distribusi hak-hak istimewa yang objektif
• Menjadi system pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan
• Kriteria system pertentangan dan persaingan
• Penentu lambing-lambang (symbol status) atau kedudukan
• Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
• Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki system sosial yang sama dalam masyarakat
• Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita lihat dari segi ekonomi, sosial dan politik  
Ekonomi 
• Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta.
• Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya
• Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan
• Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin
Sosial
Merupakan sistem penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai status seseorang dalam masyarakat diukur dari
prestise atau gengsi. Contohnya, orang lebih memilih menjadi pegawai meski gajinya kecil daripada jadi tukang. Pelapisan
secara sosial dapat pula dilihat dari pembagian kasta di Bali.
 
Politik
•  Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar
wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat
yang memiliki wewenang atau kuasa umunya ditempatkan pada lapisan
masyarakat atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif dan
legislative. Pembagian jenis ini terlihat pula pada hierarki militer.
• Sistem Stratifikasi yang Ada di Indonesia 
Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian
Pembagian kelas berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi masyarakat
pertanian di Pulau Jawa.
• Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah
(cikal bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan
tempat tinggal dan lahan pertanian. Bisaanya mereka menjadi sesepuh atau
golongan yang dituakan. Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau orang
kaya, tetapi bukan keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah dan kaya
karena keuletan dan kemampuan lainnya. Kelompok yang kedua disebut kuli
kenceng. Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah
sedikit dan hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri (kuli kendo).
Golongan yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak memiliki tanah,
namun bekerja disektor pertanian.
• Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feudal
Pola dasar masyarakat feudal :
• Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati dan
dihormati oleh rakyatnya
• Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal) dan
lapisan dibawahnya, yakni rakyatnya
• Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal
merupakan tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup
menghamba dan selalu dalam posisi dibawah
• Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feudal
memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
• Masyarakat feudal cenderung memiliki system stratifikasi tertutup
• Lapisan Sosial Pada Masyarakat Feudal Surakarta dan Yogyakarta
• Lapisan Sosial Masyarakat Feudal di Aceh
• Lapisan Sosial Masyarakat Feodal di Sulawesi Selatan
- Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda
- sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
- Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern
• Berdasarkan Kriteria Profesi 
• Berdasarkan Kriteria Ekonomi 
• Konsekuensi Stratifikasi Sosial
• Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu membayar sekolah yang
mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan
seperti ini akan mempengaruhi gaya hidup (life style).
– Pakaian : model pakaian dan perlengkapan busana
– Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis kendaraan dan perabot rumah tangganya.
– Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
– Makanan : Selera dan jenis makanan
– Gelar, Pangkat, atau Jabatan
– Hobi dan Kegemaran
D.Kesetaraan
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.
1. Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukumm
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama
Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :
a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua peserta
mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang kehidupan yang
setara
E. Harmoni Sosial
• Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib,
teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh
harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi
dengan tujuan masyarakatnya.
• Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas.
Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata
solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok
yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.
F. Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural

• Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus
diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial.
Dinamika Masyarakat Indonesia
Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukan bahwa potensi konflik
antar kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar. Konflik tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik
2. Perbedaan pendirian atau sikap
3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis
4. Benturan kepentingan (politik, ekonomi dan kekuasaan)
5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem dan
kemapanan
• Mewujudkan Masyarakat Multikultural
Secara sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas beragam
kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan
bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan
budaya. Mereka hidup bersama dalam wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan dengan
masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan), tetapi juga kesederajatan
antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada sistem norma dan budaya yang
lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain. Semua
perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan merupakan jantung dari multikulturalisme.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural
Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang pesatnya pemikiran
multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan demokratisasi. Namun demikian, idealism masyarakat
multikultural dalam kenyataannya menemui banyak hambatan, diantaranya :
1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik
2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap asli
6. Pandangan negative penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara mengenai kebudayaan penduduk
asli
• Manfaat masyarakat multicultural
a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya
yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap
toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya capital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu
orang atau kelompok saja
• Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang multikultural, negara
yang kaya akan keberagaman suku bangsa di dalamnya. Yang mana Setiap suku bangsa
mempunyai keunikan sendiri sendiri, berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut
sangatlah luas cakupannya. Mencakup perbedaan agama, ras, suku, adat istiadat, bahasa,
dan sebagainya. Indonesia adalah negara yang beragam, termasuk didalamnya adalah
keragaman akan kebudayaan. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia , ragam berarti
macam atau jenis. Ada tiga macam yang mengambarkan masyarakat yang majemuk yaitu
masyarakat Plural, masyarakat Heterogen, dan masyarakat multukultural. yaitu,
mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu ( many). Heterogen yaitu,
menunjukkan bahwa keberadanya yang lebih dari satu berbeda-beda , bermacam-macam
dan bahkan tidak dapat disamakan.multikultural, inti dari multikulturalisme adalah
kesediaan menerima kelompok lain secara sama tanpa memperdulikan perbedaan budaya,
etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa
dengan adanya perbedaan itu manusia adalah sama dan secara di ruang publik,
menekankan pengakuan dan penghargaan pada perbedaan
Ketidaksamaan sosial yang terdapat di masyarakat dapat dikaji menjadi dua bagian yaitu:
 

• Ketidaksamaan sosial horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok


yang tidak menunjukan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah.
Ketidaksamaan sosial horizontal disebut juga dengan differensiasi sosial.
Ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antar individu atau kelompok
yang menunjukan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi. Ketidaksamaan
sosial vertical disebut juga dengan stratifikasi sosial. Menurut nasikun dalam
bukunya sistem sosial Indonesia (2006) menyatakan bahwa masyarakat majemuk
merupakan suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda diantara
berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya sehingga para anggota
masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu
keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang
memilii dasar-dasar untuk memahami satu sama lain
Dengan cara lain yang lebih jelas, pierre L. Van den Berghe menyebutkan beberapa
karakteristik dari sifat-sifat suatu masyarakat majemuk , yaitu sebagai berikut:
• Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang seringkali memiliki
subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
• Memiliki struktur sosial yang terbagi bagi ke dalam lembaga lembaga yang bersifat
nonkomplementer.
• Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lain.
• Dalam menghadapi fenomena keberagaman pada masyarakat tersebut, maka
sangatlah diperlukan adanya suatu penerapan konsep terkait dengan kesetaraan
untuk menyetarakan perbedaan tersebut. Konsep kesetaraan disini adalah pandangan
masyarakat yang menerangkan bahwa setiap manusia dilahirkan setara, meskipun
dengan keragaman identitas yang disandang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki
hak-hak dasar yang sama antara satu individu dengan individu lainnya. Hak dasar ini
disebut juga dengan hak asasi manusia.
• Dengan adanya pemahaman masyarakat mengenai hak-hak dasar yang dimiliki oleh
setiap individu, maka diharapkan dapat menciptakan harmoni sosial dalam
masyarakat.
• Prinsip-prinsip kesataraan perlu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, seperti dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Kemajemukan dalam masyarakat sangat rentan terhadap perpecahan jika prinsip
kesetaraan tak diterapkan dalam masyarakat tersebut. Perlakuan diskriminatif
terhadap kelompok tertentu merupakan salah satu bentuk tak diterakapkannya
prinsip kesetaraan dalam suatu masyarakat.
• Upaya untuk menghindari adanya perpecahan di masyarakat yang diakibatkan
adanya keberagaman dapat ditempuh melalui pembangunan yang merata di semua
lapisan masyarakat. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya sebatas pada
pembangunan fisik seperti infrastruktur yang tersedia di Indonesia saja, melainkan
juga menyentuh aspek keselarasan, keserasian dan keseimbangan dengan kehidupan
sesama masyarakatnya.
Pembangunan juga dilaksanakan dan diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat,
sehingga nantinya akan terwujud harmonisasi dan kesejahteraan bersama.
Kesetaraan memandang individu sebagai manusia dengan derajat yang sama satu
sama lain. Prinsip kesetaraan meniadakan hirearki atau jenjang sosial yang dimiliki
oleh seseorang baik berupa ras, suku bangsa, kebangsawanan ataupun kekayaan dan
kekuasaan. Masalah keberagaman yang terjadi di Indonesia pada dasarnya
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan suku bangsa, bahasa, status
sosial dan mata pencaharian. Adapun sesuatu yang sesuai dengan keinginan
masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut
sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Dengan demikian maka harmoni
sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan
masyarakatnya.
• Harmoni sosial disini juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara
etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas
menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan
pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.
• Perbedaan memang wajar dalam kehidupan sosial di masyarakat. Terlebih pada masyarakat
Indonesia. Perbedaan dan keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah
penghalang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat tersebut.
Penerapan prinsip-prinsip keseteraan merupakan salah satu jalan untuk menciptakan
keharmonisan. Hal ini disebabkan karena dalam prinsip setiap orang mendapat perlakuan
dan diperlakukan sama tanpa pandang bulu.Sebagai anggota masyarakat, kamu wajib
menjaga keharmonisan dalam lingkungan masyarakat. Beberapa sikap yang dapat dilakukan
untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, antara lain:
 Adanya kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat.
 Menghargai berbagai macam karakteristik masyarakat.
 Bersikap ramah dengan orang lain
 Selalu berfikir positif.
• We wanna to learn (2x)
• We want it learning sosio
• We all can a learn (2x)
• Can be granted with shool in Giki
• Differences equality social harmony
• Hey..this ischapter three
• Lalala
• I am so happy
• Larning sosio

Anda mungkin juga menyukai