Paru : Jantung :
Gerak dada simetris, bentuk normal Bunyi jantung I/II mruni regular
Suara nafas vesikuler, Ronki (-), Wheezing (-), Grunting (-) Takikardi
Retraksi sela iga (+) Terdengar murmur sistolik tipe ejeksi grade 1-2/6 di ICS 2
LUSB dengan intensitas sangat lemah
Penyakit Jantung Bawaan Tipe Sianotik
Ductal Dependent
Penyakit jantung bawaan sianotik terjadi jika sebagian aliran darah balik sistemik
melintas dari jantung kanan ke kiri dan kembali ke seluruh tubuh tanpa melalui
paru terlebih dahulu (pirau kanan ke kiri). Sianosis yaitu tanda yang nampak
akibat pirau tersebut, terjadi bila sekitar 5 gram/100mL hemoglobin tereduksi
berada di aliran darah sistemik.
Gejala Klinis
- Cepat letih
- Gangguan tumbuh kembang
- Suhu badan tinggi dan sering batuk
- Ada gangguan atau sering berhenti saat menyusu ibunya untuk
bernapas
- Sianosis
Epidemologi
Kelainan ini ditemukan sekitar 8 dari tiap 1.000 kelahiran hidup, dengan
sepertiga diantaranya sebagai kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan
50% dari kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian.
Di Indonesia dengan populasi 220 juta penduduk dan angka kelahiran hidup
2,27%, diperkirakan terdapat sekitar 40.000 penderita PJB baru setiap tahun.
Total Anomalous Pulmonary Venous
Return (TAPVR)
Semua vena pulmonal gagal untuk terhubung dengan atrium kiri dan tersambung secara
abnormal ke bagian kanan jantung.
Manifestasi klinis :
- Pertumbuhan terhambat
- Takipnea dan dispnea
- Sianosis dan hepatomegali
Epidemologi
Prevalensi TGA pada penyakit jantung
congenital secara keseluruhan tergolong
jarang, dengan angka kurang dari 5% atau
sekitar 0,02 tiap 1000 kelahiran hidup.
Pemeriksaan Penunjang dan
Penatalaksanaan
1. EKG
2. Radiologi
3. Ekokardiografi
Medikamentosa NonMedikamentosa
1. Diuretik (Preload) 1. Atrial Baffle dengan Arterial Switch
2. ACE Inhibitor (Afterload) 2. Atrial Baffle dan Prosedur Rastelli
3. Infuse PGE1 3. Ballon Atrial Septostomy
Atresia Pulmonal
Suatu keadaan terdapatnya obstruksi anatomis jalan keluar ventrikel kanan yang
menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara ventrikel kanan dan kiri.
Letak obstruksi bisa di supravalvular (sesudah katup), valvular (katup),
subvalvular (sebelum katup).
Manifestasi klinis : Klasifikasi :
- Takikardi - Atresia ringan
- Takipnea - Atresia sedang-berat
Epidemologi
Kelainan ini merupakan ± 10% dari keseluruhan kelainan jantung yang
kebanyakan kelainannya adalah ringan, dan <1/3 dari seluruh penderita
memerlukan tindakan bedah. Pulmonal atresia dengan sekat ventrikel yang utuh
merupakan kelainan kongenital kedua yang paling sering dijumpai, bila disertai
dengan kelainan lain, merupakan 30%-50% dari seluruh penderita penyakit
jantung kongenital. Rasio laki-laki dan perempuan adalah 1:1
Pemeriksaan Penunjang dan
Penatalaksanaan
1. EKG 4. Katerisasi
2. Ekokardiografi 5. Angiografi
3. Radiologi
Mendikamentosa NonMedikamentosa
Prostaglandin (PGE1) 0,05-0,1 ug/kg/menit Valvulotoplasty dan Rastelli
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi yang paling sering terjadi pada kasus yang berat adalah gagal
jantung. Komplikasi lainnya adalah endokarditis, tetapi jarang terjadi pada anak-
anak.
Anak dengan atresia ringan dapat hidup normal dan menjalankan aktivitasnya
dengan baik, tetapi diperlukan pengawasan ketat terhadap kemungkinan adanya
progresivitas penyakit. Obstruksi yang makin berat dapat disebabkan oleh
hipertrofi jaringan otot subvalvular atau jaringan fibrosa sekunder.
Differensial Diagnosis
1. Single Ventricle (Singel V)
2. Persistent Truncus Arteriosus (Persistent TA)
3. Tetralogy Of Fallot
Definisi
Single Ventricle (Single V)
Secara hemodinamik ventrikel tunggal (Single Ventricle, Univentricular heart) mirip dengan VSD
besar. Darah dari atrium kanan bercampur dengan darah arteri dari atrium kiri di dalam ventrikel
sebelum ke aorta.
- Sianosis sejak lahir
Persistent Truncus Arteriosus (Persistent TA)