Anda di halaman 1dari 19

SARS

Severe Respiratory Acute Syndrome


Pendahuluan
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindroma
pernapasan akut infeksi saluran pernafasan bawah yang
ditandai dengan kumpulan gejala klinis demam di atas
38°C dengan satu atau lebih gangguan pernafasan
berupa batuk kering dan sesak nafas

kewaspadaan global terhadap penyakit SARS


 dimulai pada pertengahan Maret 2003
menyebar dari Cina daratan ke Hongkong
kemudian ke tempat lain di dunia dan
menimbulkan kepanikan
Definisi
Severe Respiratory Acute Syndrome

Menurut Chen & Rumende (2006); Poutanen


et al. (2003) SARS merupakan penyakit infeksi
saluran nafas akut berat pada jaringan paru-
paru yang disebabkan oleh virus corona
(Coronavirus) dengan sekumpulan gejala klinis
yang sangat berat
Etiologi
Sars virus
Ordo : Nidovirales
Familia : Coronaviridae
Genus : Coronavirus
 
• virus SARS stabil dalam feses dan urin
pada suhu ruang selama 1 – 2 hari.
• Efektivitas virus dapat dihilangkan
dengan desinfektan seperti aseton 10%,
formaldehid dan paraformaldehid,
kloroks 10%, etanol 75%, dan fenol 2%
pada suhu ruang dalam waktu 5 menit
Epidemiologi
SARS diduga berasal dari Propinsi
Guangdong di Cina daratan,
muncul dan menyerang manusia
sekitar bulan November 2002.
• April 2003: kejadian Luar Biasa (KLB)
terjadi di 6 wilayah yaitu: Kanada,
Cina Daratan (yang berasal dari
Guangdong kemudian menyebar ke
beberapa kota besar, Taiwan dan
Hongkong), Singapura dan Vietnam
 emergency travel recommendations
• Hongkong dijumpai 1.108 kasus
dengan 35 kematian  infeksi Cina
dan Hongkong hingga ke Vietnam
dan Kanada.
• tanggal 3 Mei 2003 telah ditemukan
sebanyak 6.234 kasus (probable
cases) dan 435 (6,97%) kematian di
30 negara
Epidemiologi
• Di Indonesia, 112 orang
memerisakan diri, ada 103 orang
dipastikan bukan menderita
SARS.
• Dari 9 orang tersebut diperoleh 7
kasus suspect SARS terdiri dari 3
wanita dan 4 pria yang berusia
antara 20 – 57 tahun dan 2 kasus
probable SARS.
• 5 orang kasus suspect pernah
berkunjung ke Singapura dan 2
orang pernah berkunjung ke RRC.
• Sebanyak 6 kasus suspect SARS
dirawat di RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso Jakarta dan 1 kasus di RSUP
Adam Malik Medan. Dari 2 kasus
probable SARS seorang dirawat di
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso dan
seorang dirawat di RSUP Adam
Malik Medan
Transmisi
Virus SARS

Direct contact

SARS-CoV yang utama adalah melalui kontak


langsung misalnya pada waktu merawat
penderita, tinggal satu rumah dengan penderita
atau kontak langsung dengan sekret/cairan
tubuh (mata, hidung, mulut) dari penderita
suspect atau probable.

Diduga berasal dari hewan  musang dan kelelawar


Fase Pertama Fase Kedua
• tepat setelah fase pertama selesai (setelah 10 hari).
• 10 hari pertama penyakit • DAD eksudatif menjadi DAD yang terorganisir.
• diffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif. • metaplasia sel epitel skuamosa bronchial, bertambahnya
• infiltrasi dari sel-sel inflamasi serta oedema ragam sel dan fibrosis pada dinding lumen alveolus.
dan pembentukan membran Halim • Adanya multinucleated giant cell dan dominasi pneumosit
tipe 2 dengan perbesaran nucleus dan nucleoli yang
eosinofilik
Klasifiasi
SARS menurut WHO (2003)

Kasus Suspect

a. Seseorang yang menderita sakit dengan gejala: Seseorang yang meninggal dunia sesudah tanggal 1
• Demam tinggi ( > 38ºC), dengan Nopember 2002 karena mengalami gagal nafas akut
• Disertai batuk, sesak nafas/kesulitan bernafas yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak
Dengan satu atau lebih keadaan berikut : dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebabnya.
• Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit mempunyai Pada 10 hari sebelum meninggal, orang tersebut
riwayat kontak erat dengan seseorang yang telah mengalami salah satu atau lebih kondisi dibawah ini,
didiagnosis sebagai penderita SARS. yaitu :
• Kontak erat adalah orang yang merawat, tinggal
• Kontak erat dengan seseorang yang telah
serumah atau berhubungan langsung dengan
didiagnosa suspect atau probable SARS.
cairan saluran pernafasan maupun atau jaringan
• Riwayat berkunjung ke tempat/negara yang
tubuh seseorang penderita SARS.
• Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit melakukan terkena wabah SARS.
perjalanan ke tempat terjangkit SARS. • Bertempat tinggal/pernah tinggal di
• Penduduk dari daerah terjangkit. tempat/negara yang terjangkit wabah SARS
Klasifiasi
SARS menurut WHO (2003)

Kasus Probable

• kasus suspect
• + gambaran foto toraks menunjukkan tanda-tanda pnumonia
atau respiratory distress syndrome
• seseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernafasan
yang tidak jelas penyebabnya, dan pada pemeriksaan otopsi
ditemukan tanda patologis berupa respiratory distress syndrome
yang tidak jelas penyebabnya.
Diagnosis
Severe Acute Respiratory Syndrome

Gejala prodromal Manifestasi Pernapasan Manifestasi Lain

• Masa inkubasi SARS 2-7 d • Batuk kering • Diare


• Demam > 38ºC • Sesak nafas • Dehidrasi
• Myalgia • Keluhan dirasa semain • Hipotensi
• Menggigil memberat  dapat • Takikardia
• Rasa kaku di tubuh muncul pneumothorax • Kejang dan disorientasi
• Batuk non produktif
• Nyeri kepala dan pusing
• Malaise
Diagnosis
Severe Acute Respiratory Syndrome

Uji serologi dan molekular Gambaran darah Gambaran Radiologi

• Deteksi antibody (ELISA/IFA)  • Leukosit menurun • Fase prodromal  normal


positif di hari ke-20 dan ke-10 • Dapat terjadi leukopenia atau • Adanya infiltrat gambaran
• RT PCR  mendeteksi materi trombositopenia pneumonia hingga
genetik virus  sering false negative • Peningkatan enzim konsolidasi
• Biakan jaringan  paling sensitive transaminase dan kreatinin
namun butuh ruang khusus fosfokinase
Tata laksana

Penderita SARS yang dirawat inap adalah :


Kapan • Suspek SARS dengan riwayat kontak langsung(+)
• Suspek SARS Dengan gejala klinis berat, yaitu :

pasien harus 1.
1.
2.
Sesak nafas dengan frekuensi nafas 30 kali/ menit
Nadi lebih dari 100 kali/ menit
Ada gangguan kesadaran

di rawat 3.
4.
Kondisi umum lemah
Indikasi rawat inap lain ditentukan oleh dokter
yang memeriksa penderita

inap?
Tata laksana
Kasus Suspect
Terapi suportif
Observasi 2 x 24 jam, perhatikan • Berikan masker bedah pada penderita.
• Keadaan umum • Alat proteksi perorangan (PAPP).
• Kesadaran • Catat tanda klinis, riwayat perjalanan, riwayat
kontak
• Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi
• Pemeriksaan fisik
nafas, suhu) • pemeriksaan foto thoraks dan darah tepi lengkap
• Pengobatan di rumah : simpotmatik, antibiotik bila
ada indikasi, vitamin dan makanan bergizi.
• Bila foto thoraks menunjjukan gambaran infiltrate
1 sisi atau 2 sisi paru dengan atau tanpa infiltrat
intersitial, lihat penatalaksanaan kasus probable.
• Antibiotik : amoksilin atau amoksilin + anti B
laktamase oral ditambah makrolid generasi baru
oral (roksitromisin, klaritromisin, azitromisin)
Tata laksana
Kasus Probable
Berat
Ringan/Sedang Antibiotik
Antibiotik Tidak ada faktor resiko infeksi pseudomonas
• Golongan beta laktam + anti beta laktamase (IV) • Sefalosporin generasi ke-3 (IV) non pseudomonas
ditambah makrolid generasi baru secara oral, ditambah makrolid generasi baru, atau
atau • Flourokuinon respirasi
• Sefalosporin generasi kedua atau ketiga (IV), Ada faktor resiko infeksi pseudomonas
atau • Sefalosporin anti pseudomonas (seftazidim,
• Flourokuinon respirasi (IV) : moxifloksasin, sefoperazon, sefipim)/karbapenem (IV) ditambah
levofloksasin, gatifloksasin. flourokuinolon anti pseudomonas (siprofloksasin)/
aminoglikosida ditambah makrolid generasi baru.
• Kortikosteroid : Hidrokortison (IV) 4 mg/KgBB
tiap 8 jam.
• Ribavirin : 1,2 gr oral tiap 8 jam atau 8mg/KgBB
IV tiap 8 jam.
Tata laksana

Apa indikasi • Tidak panas selama 48 jam


• Tidak batuk
pasien •

Leukosit dan trombosit kembali normal
CPK kembali normal

pulang? •

Uji fungsi hati kembali normal
Elektrolit (natrium) plasma kembali normal
• Perbaikan foto thoraks
Prognosis

• Dibandingkan dengan orang dewasa dan


remaja, SARS menampilkan gejala klinis yang
What should •
kurang agresif pada anak yang lebih muda.
SARS akan berprognosis lebih baik jika

we expect? diagnosis ditegakkan sedini mungkin, dan


dilakukan terapi yang tepat
Pengendalian

• Identifikasi dini kasus SARS, kontak dan kasus


tambahan
• Menetapkan besarnya masalah
• Identifikasi daerah dan populasi berisiko tinggi
• Mencegah transmisi di masyarakat
• Melaksanakan prosedur pengamanan unit pelayanan
(petugas dan pengunjung)
• Penetapan prosedur pengamanan keluarga dan
masyarakat
• Penyebaran informasi epidemiologi SARS
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai